Nama:
Daffa Akrama Yuda, S.Ked (G1A222027)
Pengampu:
Dr. iin Dwiyanti, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUAN
• Tahapan gout terdiri dari 4 fase yaitu tanpa
gejala, gout akut, interkritikal dan kronis
• Deposisi kristal monosodium urat pada jaringan
atau akibat supersaturasi asam urat di dalam
cairan ekstraseluler.
• Peradangan sendi akibat peningkatan kadar
asam urat dalam darah/hiperurisemia
DEFINISI
Suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan
akibat radang sendi akibat penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh sehingga
menyebabkan nyeri sendi gejalanya biasanya
terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi
satu sendi.
EPIDEMIOLOGI
INDONESIA 4.260
Gout Primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui
(idiopatik). Hal ini diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetik dan
faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme
ETIOLOGI GA
Gout Sekunder
Suku
Bangsa/Ras
Konsumsi Konsumsi
Penyakit
Alkohol Ikan Laut
Diet Tinggi
Obat-Obatan Jenis Kelamin
Purin
Tahap Asimptomatik
Tahap asimtomatik adalah tahap awal
tejadinya peningkatan kadar asam urat
yang tinggi di dalam darah
(hiperurisemia) tanpa adanya nyeri atau
keluhan lain.
Tahap 1 (Tahap GA Akut)
MSU negatif -2
Kriteria Diagnosis Gout Arthritis
Pencitraan
Bukti pencitraan deposisi urat pada sendi Terdapat tanda deposisi urat 4
atau bursa simptomatik: ditemukan double-
contour sign positif pada ultrasound atau
DECT menunjukkan adanya deposisi urat Terdapat bukti kerusakan 4 sendi 4
The maximum possible score in the final criteria is 23. A threshold score of 8 classifies an individual as
having gout.
KESIMPULAN
• Artritis gout merupakan suatu gangguan metabolik dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
dalam darah/hiperurisemia. Kadar asam urat dalam darah dipengaruhi oleh produksi dan ekskresi.
• Terdapat 4 stadium perkembangan klinis artritis gout yaitu hiperurisemia asimptomatik, artritis gout
akut, stadium interkritikal dan stadiumartritis gout kronis
• Pengobatan biasanya ditujukan pada gout stadium akut yaitudengan analgesi, NSAID,
kortikosteroid, urikosurik dengan tujuan untuk menurunkankadar asam urat yang tinggi.
• Sasaran terapi gout artritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam serum dibawah 6 mg/dL
Rekomendasi diagnosis:
1. Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/ dl.
2. Serangan artritis gout akut ditandai dengan nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba,
disertai bengkak dengan atau tanpa eritema yang mencapai puncak dalam 6−12 jam pada satu
sendi (monoartritis akut). Manifestasi klinis gout yang tipikal, yaitu podagra berulang disertai
hiperurisemia.
3. Diagnosis defiinitif gout ditegakkan apabila ditemukan kristal MSU pada cairan sendi atau
aspirasi tofi.
4. Penemuan kristal MSU dari sendi yang tidak mengalami radang dapat menjadi diagnosis
definitif gout pada fase interkritikal.
5. Direkomendasikan pemeriksaan rutin kristal MSU terhadap semua sampel cairan sendi
bersumber dari sendi dengan inflamasi terutama pada kasus yang belum terdiagnosis.
Rekomendasi diagnosis:
6. Diagnosis gout akut, gout fase interkritikal, gout kronis dapat ditegakkan dengan kriteria
ACR/EULAR 2015.
7. Harus dilakukan evaluasi terhadap faktor risiko gout, penyakit komorbiditas termasuk
gambaran sindrom metabolik (obesitas, hiperglikemia, hiperlipidemia, hipertensi).
8. Gout dan artritis septik bisa merupakan kejadian koinsiden, sehingga pada saat dicurigai
terjadi artritis septik harus dilakukan pemeriksaan pengecatan Gram dan kultur cairan
sendi, walaupun telah didapatkan kristal MSU.
9. Kadar asam urat serum merupakan faktor risiko penting gout, namun nilai kadarnya
dalam serum tidak dapat memastikan maupun mengeksklusi adanya gout oleh karena
banyak orang mengalami hiperurisemia namun tidak menderita gout, disamping itu pada
serangan gout akut sangat mungkin terjadi saat kadar serum akan normal.
Rekomendasi diagnosis:
10. Ekskresi asam urat dari ginjal sebaiknya diukur kadarnya pada pasien gout
dengan kondisi khusus, terutama pada mereka yang memiliki riwayat
keluarga, gout onset muda yaitu usia <25 tahun atau yang memiliki riwayat
batu ginjal.
11. Pemeriksaan radiografi dapat memberikan gambaran tipikal pada gout
kronis dan sangat berguna untuk melakukan diagnosis banding. Namun,
tidak banyak manfaat untuk mengkonfirmasi diagnosis pada fase dini atau
gout akut.
DIAGNOSIS BANDING
Arthritis
Rematik Psoriasis
Calcium
Arthritis Septik Pyrophosphate
Deposition
Disease
(CPPD)
Tatalaksana GA
Tatalaksana GA
Sumber gambar: Park EH, Choi ST, Song JS. Current state and prospects of gout treatment in
Korea. Korean J Intern Med. 2022 Jul;37(4):719-731. doi: 10.3904/kjim.2022.036. Epub 2022
Jun 3. PMID: 35811361; PMCID: PMC9271716
Pasien gout ? Cek kadar asam urat serum
Bila >6mg/dl
Mulai terapi pencegahan dengan terapi penurun kadar serum urat: mulai
dengan allpurinol 100mg dititrasi perlahan hingga dosis maksimum,
perhatikan dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
Ya
Tidak Target tercapai?
Lanjutkan
Ya
Pertimbangkan kombinasi
penghambat xanthine
oksidase dengan urikosurik Lanjutkan
Perbandingan allopurinol dengan febuxostat
Terapi GA Akut
Rekomendasi obat untuk serangan gout akut yang onsetnya <12 jam adalah kolkisin
dengan dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg.
Terapi pilihan lain diantaranya OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi
sendi diikuti injeksi kortikosteroid. Kolkisin dan OAINS tidak boleh diberikan pada pasien
yang mengalami gangguan fungsi ginjal berat dan juga tidak boleh diberikan pada pasien
yang mendapat terapi penghambat P-glikoprotein dan/atau CYP3A4 seperti siklosporin atau
klaritromisin.
Pada kondisi akut kita dapat memberikan Topical ice sebagai
terapi adjuvant untuk pasien yang mengalami serangan akut.
Pemberian awal terapi allopurinol dan febuxostat dimulai dengan dosis rendah ≤ 100 mg/ hari. pada
pasien CKD (stage ≥ 3) pemberian allopurinol dan febuxostat disarankan dimulai dengan dosis yang
lebih rendah lagi febuxostat ≤ 40mg/hari dengan peningkatan dosis secara bertahap.
Rekomendasi pengelolaan GA fase interkritikal
dan GA kronis
Perubahan Gaya
Latihan fisik
Hidup
1. Peningkatan asam urat di darah dan di cairan sendi pada umumnya disertai
dengan peningkatan kadar asam urat di ginjal, sehingga kemungkinan batu
asam urat dan gangguan ginjal harus dievaluasi pada pasien gout.
2. Gout yang rekuren dan kontrol kadar asam urat yang tidak baik dapat
menyebabkan timbulnya deformitas pada sendi.
3. Penyakit gout banyak dipengaruhi oleh pola diet yang tidak baik sehingga
pasien gout juga berisiko mengalami gangguan lain seperti dislipidemia
yang menimbulkan komplikasi gangguan kardiovaskuler
Komplikasi
Infeksi
Fraktur Sendi
Sekunder
Severe
Degenerative Batu Ginjal
Arthritis
Prognosis
1. Pasien arthritis gout akut jika ditata laksana dengan baik dan diteruskan
dengan pengaturan diet dan olahraga akan menimbulkan hasil yang optimal,
namun jika sudah terdapat deformitas sendi akan menimbulkan prognosis
yang buruk dan serangan gout yang berulang.
2. Pada umumnya gout disertai dengan penyakit penyerta lainnya yaitu
diabetes mellitus tipe 2, gangguan jantung ataupun hipertensi sehinga
prognosis penyakit ini juga dipengaruhi oleh penyakit komorbidnya
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. Wahyu Widyanto F. Artritis Gout Dan Perkembangannya. Saintika Med. 2017;10(2):145.
2. FitzGerald JD, Dalbeth N, Mikuls T, Brignardello-Petersen R, Guyatt G, Abeles AM, et al. 2020
American College of Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Arthritis Care Res.
2020;72(6):744–60.
3. Andri, Bintoro Y. Distribusi Faktor Hiperurisemia Terhadap Paisen Gout Artitis di Poliklinik
Penyakit Dalam Dan Radiologi RSUD Meuraxa Banda Aceh. Ilm Sains, Teknol Eknomi, Sos dan
Budaya. 2017;1(4):62–5.
4. Fauzi. Rheumatoid Arthritis. Fak Kedokt Univ Lampung. 2019;3:1–20.
5. Slyvia A, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 2 Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC; 2015.
6. Jameson J, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longo D, Loscalzo J. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. New York NY: McGraw Hill Education; 2015.
7. Theodore RF. Gout: Risk Factors, Diagnosis and Treatment. Adventure Work Dly HSS physician.
2017;
8. Suntara DA. Hubungan antara aktifitas fisik dengan kadar asam urat. 2022;2(12):3805–12.
Daftar Pustaka
9. Afnuhazi R. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asam Urat Pada Lansia (45 – 70 Tahun). Hum
Care J. 2019;4(1):34.
10. P F. Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Pasien Usia 20-70
Tahun Di Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok Periode Januari 2010-juni 2010. 2019;
11. Hastuti Vn, Murbawani Ea, Wijayanti Hs. Hubungan Asupan Protein Total Dan Protein Kedelai Terhadap Kadar
Asam Urat Dalam Darah Wanita Menopause. J Nutr Coll. 2018;7(2):54.
12. Chilappa Cs, Aronow Ws, Shapiro D, Sperber K, Patel U, Ash Jy. Gout And Hyperuricemia. Compr Ther. 2015;36:3–
13.
13. Hui M, Carr A, Cameron S, Davenport G, Doherty M, Forrester H, Et Al. The British Society For Rheumatology
Guideline For The Management Of Gout. Rheumatol (United Kingdom). 2017;56(7):e1–20.
14. Endah P. ANALISIS FAKTOR GAYA HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO KEJADIAN
GASTRITIS BERULANG Endah. Syntax Idea. 2020;2(5).
15. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi Pedoman Diagnosis Dan Pengelolaan Gout. 2018. 1–33 P.
16. Yamanaka H. Japanese Guideline For The Management Of Hyperuricemia And Gout: Second Edition. Nucleosides,
Nucleotides And Nucleic Acids. 2011;30(12):1018–29.