Anda di halaman 1dari 41

GOUT ARTHRITIS

CLINICAL SCIENCE SESSION

Nama:
Daffa Akrama Yuda, S.Ked (G1A222027)
Pengampu:
Dr. iin Dwiyanti, Sp.PD, FINASIM
PENDAHULUAN
• Tahapan gout terdiri dari 4 fase yaitu tanpa
gejala, gout akut, interkritikal dan kronis
• Deposisi kristal monosodium urat pada jaringan
atau akibat supersaturasi asam urat di dalam
cairan ekstraseluler.
• Peradangan sendi akibat peningkatan kadar
asam urat dalam darah/hiperurisemia
DEFINISI
Suatu penyakit dan potensi ketidakmampuan
akibat radang sendi akibat penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh sehingga
menyebabkan nyeri sendi gejalanya biasanya
terdiri dari episodik berat dari nyeri inflamasi
satu sendi.
EPIDEMIOLOGI

AMERIKA 7.3 juta

NHANES: pada laki-laki


5,9% (6,1 juta), dan
perempuan 2,0% (2,2 juta)

INDONESIA 4.260

Usia di bawah 34 tahun


sebesar 32% dan di atas 34
tahun sebesar 68%
ETIOLOGI GA

Gout Primer
Penyebab kebanyakan belum diketahui
(idiopatik). Hal ini diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetik dan
faktor hormonal yang menyebabkan
gangguan metabolisme
ETIOLOGI GA

Gout Sekunder

Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu


kelainan yang menyebabkan peningkatan biosintesis de
novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi
ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang
menyebabkan sekresi menurun.
Faktor Resiko GA

Suku
Bangsa/Ras

Konsumsi Konsumsi
Penyakit
Alkohol Ikan Laut

Diet Tinggi
Obat-Obatan Jenis Kelamin
Purin
Tahap Asimptomatik
Tahap asimtomatik adalah tahap awal
tejadinya peningkatan kadar asam urat
yang tinggi di dalam darah
(hiperurisemia) tanpa adanya nyeri atau
keluhan lain.
Tahap 1 (Tahap GA Akut)

Pada 85-90% kasus, serangan berupa arthritis


monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang
biasa disebut podagra.

Serangan tiba-tiba biasanya pada pagi hari


tanpa gejala sebelum tidur.

Keluhan monoartikuler berupa nyeri, bengkak,


merah dan hangat, disertai keluhan sistemik
berupa demam, menggigil dan merasa lelah,
disertai lekositosis dan peningkatan endap
darah
Tahap 2 (Tahap Gout Interkritikal
Serangan akut
Gout
Pada tahap ini penderita
dalam keadaan sehat selama
rentang waktu Tertentu.
Serangan Sembuh dengan
Rentang waktu setiap berulang sendirinya
penderita berbeda-beda. Dari
rentang waktu 1- 10 tahun.
Namun rata-rata rentang
waktunya antara 1-2 tahun.
Lupa pernah
Tidak ada gejala
mengalami
serangan 1-2 tahun
Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)

Penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang


jarak antara serangan yang satu dengan serangan
Setelah melewati masa Gout berikutnya makin lama makin rapat (dalam 1 tahun > 2
Interkritikal selama bertahun- kali serangan)

tahun tanpa gejala, maka


penderita akan memasuki
lama serangan makin lama makin panjang,
tahap ini yang ditandai dengan
serangan artritis yang khas

sendi yang terserang makin banyak


Tahap 4 (tahap GA Kronik Tofaceous)

Tahap ini terjadi bila penderita telah


menderita sakit selama 10 tahun atau lebih.

Terbentuknya benjolan-benjolan disekitar


sendi yang sering meradang yang disebut
sebagai Thopi.

Thopi ini akan mengakibatkan kerusakan


pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila
ukuran thopi semakin besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi
Kriteria Diagnosis Gout Arthritis
Kriteria Klinis Kategori
Skor
Pola keterlibatan sendi/bursa selama episode simptomatik  Pergelangan kaki atau telapak kaki
1
(monoartikular atau oligoartikular tanpa
keterlibatan sendi MTP-1)  

 Sendi MTP-1 terlibat dalam episode  


simptomatik, dapat monoartikular maupun
2
oligoartikular
Karakteristik episode simptomatik  
• 1 karakteristik
 Eritema 1
 Tidak dapat menahan nyeri akibat sentuhan atau  
penekanan pada sendi yang terlibat  
• 2 karakteristik
2
 
 Kesulitan berjalan atau tidak dapat mempergunakan  
sendi yang terlibat  
• 3 karakteristik
3
 
Kriteria Diagnosis Gout Arthritis
Terdapat ≥ 2 tanda episode simptomatik tipikal    
dengan atau tanpa terapi

Nyeri < 24 jam


 1 episode tipikal 1

 Resolusi gejala ≤ 14 hari  Episode tipikal rekuren 2


 Resolusi komplit di antara episode  
simptomatik
Bukti klinis adanya tofus    
Nodul subkutan yang tampak seperti kapur di
bawah kulit yang transparan, seringkali dilapisi
   
jaringan vaskuler, lokasi tipikal: sendi, telinga,
• Ditemukan tofus 4
bursa olekranon, bantalan jari, tendon (contohnya
achilles)  
 
Kriteria Diagnosis Gout Arthritis
Laboratoris    
Asam urat serum dinilai dengan metode urikase  <4 mg/dL (<0.24 mmol/L) -4
Idealnya dilakukan saat pasien tidak sedang menerima
    
terapi penurun asam urat dan sudah > 4 minggu sejak
timbul episode simptomatik (atau selama fase  6−8 mg/dL (<0.36− <0.48 2 mmol/L) 2
interkritikal)
    
Analisis cairan sinovial pada sendi atau bursa yang
 8−<10 mg/dL (0.48− <0.60 3 mmol/L) 3
terlibat
 
 
 ≥10 mg/dL (≥0.60 mmol/L
4
 
 

 MSU negatif -2

 
Kriteria Diagnosis Gout Arthritis
Pencitraan    
Bukti pencitraan deposisi urat pada sendi  Terdapat tanda deposisi urat 4
atau bursa simptomatik: ditemukan double-
   
contour sign positif pada ultrasound atau
DECT menunjukkan adanya deposisi urat  Terdapat bukti kerusakan 4 sendi 4

Bukti pencitraan kerusakan sendi akibat  


gout: radiografi konvensional pada tangan
dan/atau kaki menunjukkan minimal 1 erosi

The maximum possible score in the final criteria is 23. A threshold score of 8 classifies an individual as
having gout.
KESIMPULAN
• Artritis gout merupakan suatu gangguan metabolik dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
dalam darah/hiperurisemia. Kadar asam urat dalam darah dipengaruhi oleh produksi dan ekskresi.
• Terdapat 4 stadium perkembangan klinis artritis gout yaitu hiperurisemia asimptomatik, artritis gout
akut, stadium interkritikal dan stadiumartritis gout kronis
• Pengobatan biasanya ditujukan pada gout stadium akut yaitudengan analgesi, NSAID,
kortikosteroid, urikosurik dengan tujuan untuk menurunkankadar asam urat yang tinggi.
• Sasaran terapi gout artritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam serum dibawah 6 mg/dL
Rekomendasi diagnosis:
1. Hiperurisemia tanpa gejala klinis ditandai dengan kadar asam urat serum > 6.8 mg/ dl.
2. Serangan artritis gout akut ditandai dengan nyeri hebat, nyeri sentuh/tekan, onset tiba-tiba,
disertai bengkak dengan atau tanpa eritema yang mencapai puncak dalam 6−12 jam pada satu
sendi (monoartritis akut). Manifestasi klinis gout yang tipikal, yaitu podagra berulang disertai
hiperurisemia.
3. Diagnosis defiinitif gout ditegakkan apabila ditemukan kristal MSU pada cairan sendi atau
aspirasi tofi.
4. Penemuan kristal MSU dari sendi yang tidak mengalami radang dapat menjadi diagnosis
definitif gout pada fase interkritikal.
5. Direkomendasikan pemeriksaan rutin kristal MSU terhadap semua sampel cairan sendi
bersumber dari sendi dengan inflamasi terutama pada kasus yang belum terdiagnosis.
Rekomendasi diagnosis:

6. Diagnosis gout akut, gout fase interkritikal, gout kronis dapat ditegakkan dengan kriteria
ACR/EULAR 2015.
7. Harus dilakukan evaluasi terhadap faktor risiko gout, penyakit komorbiditas termasuk
gambaran sindrom metabolik (obesitas, hiperglikemia, hiperlipidemia, hipertensi).
8. Gout dan artritis septik bisa merupakan kejadian koinsiden, sehingga pada saat dicurigai
terjadi artritis septik harus dilakukan pemeriksaan pengecatan Gram dan kultur cairan
sendi, walaupun telah didapatkan kristal MSU.
9. Kadar asam urat serum merupakan faktor risiko penting gout, namun nilai kadarnya
dalam serum tidak dapat memastikan maupun mengeksklusi adanya gout oleh karena
banyak orang mengalami hiperurisemia namun tidak menderita gout, disamping itu pada
serangan gout akut sangat mungkin terjadi saat kadar serum akan normal.
Rekomendasi diagnosis:

10. Ekskresi asam urat dari ginjal sebaiknya diukur kadarnya pada pasien gout
dengan kondisi khusus, terutama pada mereka yang memiliki riwayat
keluarga, gout onset muda yaitu usia <25 tahun atau yang memiliki riwayat
batu ginjal.
11. Pemeriksaan radiografi dapat memberikan gambaran tipikal pada gout
kronis dan sangat berguna untuk melakukan diagnosis banding. Namun,
tidak banyak manfaat untuk mengkonfirmasi diagnosis pada fase dini atau
gout akut.
DIAGNOSIS BANDING

Arthritis
Rematik Psoriasis

Calcium
Arthritis Septik Pyrophosphate
Deposition
Disease
(CPPD)
Tatalaksana GA
Tatalaksana GA

Sumber gambar: Park EH, Choi ST, Song JS. Current state and prospects of gout treatment in
Korea. Korean J Intern Med. 2022 Jul;37(4):719-731. doi: 10.3904/kjim.2022.036. Epub 2022
Jun 3. PMID: 35811361; PMCID: PMC9271716
Pasien gout ? Cek kadar asam urat serum

Bila >6mg/dl

Edukasi tentang penyalit gout, meliputi: Modifikasi gaya hidup, skrining,


penyakit komorbid, dan evaluasi obat yang dapat menyebabkan
hiperuresemia

Mulai terapi pencegahan dengan terapi penurun kadar serum urat: mulai
dengan allpurinol 100mg dititrasi perlahan hingga dosis maksimum,
perhatikan dosis pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal

Target tercapai? Tidak febuxostat

Ya
Tidak Target tercapai?

Lanjutkan
Ya
Pertimbangkan kombinasi
penghambat xanthine
oksidase dengan urikosurik Lanjutkan
Perbandingan allopurinol dengan febuxostat
Terapi GA Akut

Rekomendasi obat untuk serangan gout akut yang onsetnya <12 jam adalah kolkisin
dengan dosis awal 1 mg diikuti 1 jam kemudian 0.5 mg.

Terapi pilihan lain diantaranya OAINS, kortikosteroid oral dan/atau bila dibutuhkan aspirasi
sendi diikuti injeksi kortikosteroid. Kolkisin dan OAINS tidak boleh diberikan pada pasien
yang mengalami gangguan fungsi ginjal berat dan juga tidak boleh diberikan pada pasien
yang mendapat terapi penghambat P-glikoprotein dan/atau CYP3A4 seperti siklosporin atau
klaritromisin.
Pada kondisi akut kita dapat memberikan Topical ice sebagai
terapi adjuvant untuk pasien yang mengalami serangan akut.

Pemberian OAINS direkomendasikan diberikan pada serangan


akut pada pasien yang tidak memiliki gangguan fungsi ginjal.

Pada kondisi dimana pemberian OAINS tidak efektif,


ditoleransi dengan buruk, atau dikontraindikasikan kita dapat
memberikan glukokortikoid (intravena, Intramuskular, atau
intraartikular).
Indikasi Terapi Obat Penurun Asam Urat Serum

Pemberian obat penurun asam urat sangat direkomendasikan jika mengalami


hal dibawah ini :

1. Terdapat ≥ 1 tofus subkutan


2. Terdapat kerusakan sendi
3. Frekuensi serangan > 2 kali dalam 1 tahun
Pada kondisi serangan sudah dialami >1 kali namun frekuensinya < 2 kali
dalam setahun kita dapat mempertimbangkan pemberian obat penurun asam
urat.
Pilihan Awal Obat Penurun Kadar Asam Urat Serum
Allopurinol adalah obat pilihan pertama untuk memulai terapi pemberian obat penurun asam
urat, termasuk pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (CKD). CKD sedang ataupun berat CKD
stage ≥3.

Pemberian allopurinol atau febuxostat lebih direkomendasikan dibandingkan dengan pemberian


probenesid pada pasien CKD sedang atau berat CKD Stage ≥ 3.

Pemberian awal terapi allopurinol dan febuxostat dimulai dengan dosis rendah ≤ 100 mg/ hari. pada
pasien CKD (stage ≥ 3) pemberian allopurinol dan febuxostat disarankan dimulai dengan dosis yang
lebih rendah lagi febuxostat ≤ 40mg/hari dengan peningkatan dosis secara bertahap.
Rekomendasi pengelolaan GA fase interkritikal
dan GA kronis

Terapi pencegahan serangan gout Kadar asam urat serum harus


akut diberikan selama 6 bulan sejak dimonitor dan dijaga agar <6 mg/dL.
awal pemberian terapi penurun Pada pasien dengan gout berat
kadar asam urat, dengan kolkisin (terdapat tofi, artropati kronis, sering
0.5−1 mg/hari atau OAINS dosis terjadi serangan artritis gout) target
rendah pada pasien yang kadar asam urat serum diupayakan
mengalami intoleransi atau sampai <5 mg/dL untuk melarutkan
kontraindikasi kolkisin. kristal monosodium urat.
Rekomendasi pengelolaan GA fase interkritikal
dan GA kronis
Semua pilihan obat untuk Terapi penurun asam urat yang
menurunkan kadar serum asam dapat diberikan yaitu alopurinol
urat dimulai dengan dosis rendah
dan titrasi dosis meningkat sampai
(100-900 mg/hari), probenecid
tercapai kadar asam urat <6 mg/dL (1-2 g/hari), febuxostat (80-120
dan bertahan sepanjang hidup. mg/hari).

Gout kronis dengan tofi dan


kualitas hidup buruk, bila terapi
penurun kadar asam urat tidak
mencapai target dapat diberikan
kombinasi inhibitor xantin
oksidase dan obat urikosurik atau
diganti dengan peglotikase.
Terapi Non-Farmakologi

Perubahan Gaya
Latihan fisik
Hidup

Rekomendasi Disarankan untuk


Perubahan Gaya menghentikan
Hidup kebiasaan merokok
Komplikasi

1. Peningkatan asam urat di darah dan di cairan sendi pada umumnya disertai
dengan peningkatan kadar asam urat di ginjal, sehingga kemungkinan batu
asam urat dan gangguan ginjal harus dievaluasi pada pasien gout.
2. Gout yang rekuren dan kontrol kadar asam urat yang tidak baik dapat
menyebabkan timbulnya deformitas pada sendi.
3. Penyakit gout banyak dipengaruhi oleh pola diet yang tidak baik sehingga
pasien gout juga berisiko mengalami gangguan lain seperti dislipidemia
yang menimbulkan komplikasi gangguan kardiovaskuler
Komplikasi

Infeksi
Fraktur Sendi
Sekunder
Severe
Degenerative Batu Ginjal
Arthritis
Prognosis

1. Pasien arthritis gout akut jika ditata laksana dengan baik dan diteruskan
dengan pengaturan diet dan olahraga akan menimbulkan hasil yang optimal,
namun jika sudah terdapat deformitas sendi akan menimbulkan prognosis
yang buruk dan serangan gout yang berulang.
2. Pada umumnya gout disertai dengan penyakit penyerta lainnya yaitu
diabetes mellitus tipe 2, gangguan jantung ataupun hipertensi sehinga
prognosis penyakit ini juga dipengaruhi oleh penyakit komorbidnya
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. Wahyu Widyanto F. Artritis Gout Dan Perkembangannya. Saintika Med. 2017;10(2):145.
2. FitzGerald JD, Dalbeth N, Mikuls T, Brignardello-Petersen R, Guyatt G, Abeles AM, et al. 2020
American College of Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Arthritis Care Res.
2020;72(6):744–60.
3. Andri, Bintoro Y. Distribusi Faktor Hiperurisemia Terhadap Paisen Gout Artitis di Poliklinik
Penyakit Dalam Dan Radiologi RSUD Meuraxa Banda Aceh. Ilm Sains, Teknol Eknomi, Sos dan
Budaya. 2017;1(4):62–5.
4. Fauzi. Rheumatoid Arthritis. Fak Kedokt Univ Lampung. 2019;3:1–20.
5. Slyvia A, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 2 Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: EGC; 2015.
6. Jameson J, Fauci A, Kasper D, Hauser S, Longo D, Loscalzo J. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. New York NY: McGraw Hill Education; 2015.
7. Theodore RF. Gout: Risk Factors, Diagnosis and Treatment. Adventure Work Dly HSS physician.
2017;
8. Suntara DA. Hubungan antara aktifitas fisik dengan kadar asam urat. 2022;2(12):3805–12.
Daftar Pustaka
9. Afnuhazi R. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asam Urat Pada Lansia (45 – 70 Tahun). Hum
Care J. 2019;4(1):34.
10. P F. Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Pada Pasien Usia 20-70
Tahun Di Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok Periode Januari 2010-juni 2010. 2019;
11. Hastuti Vn, Murbawani Ea, Wijayanti Hs. Hubungan Asupan Protein Total Dan Protein Kedelai Terhadap Kadar
Asam Urat Dalam Darah Wanita Menopause. J Nutr Coll. 2018;7(2):54.
12. Chilappa Cs, Aronow Ws, Shapiro D, Sperber K, Patel U, Ash Jy. Gout And Hyperuricemia. Compr Ther. 2015;36:3–
13.
13. Hui M, Carr A, Cameron S, Davenport G, Doherty M, Forrester H, Et Al. The British Society For Rheumatology
Guideline For The Management Of Gout. Rheumatol (United Kingdom). 2017;56(7):e1–20.
14. Endah P. ANALISIS FAKTOR GAYA HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO KEJADIAN
GASTRITIS BERULANG Endah. Syntax Idea. 2020;2(5).
15. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Rekomendasi Pedoman Diagnosis Dan Pengelolaan Gout. 2018. 1–33 P.
16. Yamanaka H. Japanese Guideline For The Management Of Hyperuricemia And Gout: Second Edition. Nucleosides,
Nucleotides And Nucleic Acids. 2011;30(12):1018–29.

Anda mungkin juga menyukai