PENGERTIAN
Artritis rheumatoid (AR) adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik kronik dan progresif
dimana sendi merupakan target utama selainorgan lain, sehingga mengakibatkan kerusakan dan deformitas sendi,
bahkan disabilitas dan kematian. Walaupun etiologi yang sebenarnya belum dapat diketahui dengan pasti, ada
beberapa faktor yang diperkirakan berperan dalam timbulnya penyakit ini seperti kompleks histokompatibilitas utama
kelas II dan faktor infeksi seperti virus Epstein Barr (EBV).1
PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis 1,2
Radang sendi (merah, bengkak, nyeri) umumnya menyerang sendi-sendi kecil, lebih dari emapt sendi
(poliartikular) dan simetris.
Kaku pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam atau membaik dengan beraktivitas.
Terdapat gejala konstitusional seperti kelemahan, kelelahan, anoreksia, demam ringan.
Pemeriksaan Fisik
Dalam keadaan dini AR dapat bermanifestasi sebagai palindromic rheumatism yaitu timbulnya gejala monoartritis
yang hilang timbul antara 3-5 hari dan diselingi masa remisi sempurna sebelum bermanifestasi sebagai AR yang khas.
AR awal juga dapat bermanifestasi sebagai pauciarticular rheumatism yaitu gejala oligoartikuler yang melibatkan 4
persendian atau kurang. Kedua gambaran ini seringkali menyulitkan dalam menegakkan diagnosis AR dalam masa
dini.1
Pemeriksaan Penunjang2,3
Kriteria diagnosis diperiksakan pada pasien dengan keluhan sinovatis yang jelas (minimal satu sendi) dan keluhan
sinovitis tidak dijelaskan lebih baik dengan penyakit lain
Tambahkan seluruh skor pada kategori A-D, pasien dengan skor >6/10 diperlukan untuk dimasukkan dalam
klasifikasi pasien yang memiliki artritis rheumatoid.*
2 - 10 sendi besar 1
sendi besar 2
sendi besar
C. Protein fase akut (minimal 1 pemerik CRP normal dan ACPA negative 0
saan untuk dimasukkan dalam klasifi CRP abnormal atau LED abnormal 1
kasi)**
≥ 6 minggu 1
Keterangan :
* Walaupun skor pasien <6/10 tidak dianggap menderita artritis rheumatoid, akan tetapi status mereka dapat dinilai ulang dan kriteria dapat
dipenuhi secara kumulatif sepanjang waktu
**Keterlibatan sendi merujuk pada adanya pembengkakan atau rasa nyeri sendi pada pemeriksaan yang dikonfirmasi dengan gambaran sinovitis
pada pencitraan. Sendi interfalangeal distal, karpometakarpofalangeal pertama dan metatarsophalangeal pertama tidak dianggap bermakna.
Kategori sendi yang terlibat berdasarkan pada lokasi dan jumlah sendi yang terlibat
***Sendi besar merujuk pada bahu, siku, paha, lutut dan pergelangan kaki
****Sendi kecil merujuk pada sendi metakarpofalangeal, interfalangeal proksimal, metatrsofalangeal dua hingga lima, interfalangeal ibu jari,
pergelangan tangan dan sendi-sendi tidak spesifik seperti temperomandibular, akromioklavikular, sternoklavikular
*Nilai negatif merujuk pada nilai IU lebih kecil atau sama dengan nilai batas atas normal untuk laboratorium, positif lemah merujuk pada nilai IU
lebih tinggi dari nilai batas atas normal namun ≤ 3 kali batas atas nilai normal, positif kuat merujuk pada nilai IU > 3 kali batas atas nilai normal.
Apabila pemeriksaan faktor rheumatoid hanya terdiri dari positif dan negative, maka nilai positif dianggap sebagai positif lemah, ACPA = anti
citrulined protein antibody
***Durasi gejala adalah durasi pasien mengalami sinovitis yang dinilai secara klinis pada saat pemeriksaan
ACR juga menilai sensitivitas dan spesifitas baik dari pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang guna mengarah
pada diagnosis AR.
Artritis simetris 77 37
Faktor rheumatoid 59 93
Perubahan radiologis 22 98
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
Nonfarmakologis
Edukasi, proteksi sendi pada stadium akut, foto orthotic/splint (jika perlu), terapi spa, latihan fisik (dynamic
strength training) 30 menit setiap latihan 2 – 3 kali seminggu dengan intensitas sedang, suplemen minyak ikan,
suplemen asam lemak esensial.2,4
Farmakologis1,2,6
Disease modifying snit rheumatic drugs (DMARD)konvensional : MTX, hidroksiklorokuin atau klorokuin fosfat,
sulfasalazine, leflunomid, azatioprin, siklosporin
Agen biologic : infliksimab, etanersep, tocilizumab, golimumab, adalimumab
Glukokortikoid
OAINS : non selektif atau selektif COX – 2
Primidin, synthesis inhibitors Leflunomide Dosis : 20 mg/hari; jika tidak dapat mentoleransi 10 mg/hari
Alkylating agents Siklofosfamid Oral : 50 – 100 mg setiap hari lalu naikkan sampai maksimal
2,5 mg/kg/hari
Terapi Bedah
Dilakukan bila terdapat nyeri berat yang berhubungan dengan kerusakan sendi yang ekstensif, nyeri persisten
pada sivonitis yang terlokalisasi, keterbatasan gerak yang bermakna atau keterbatasan fungsi yang berat, kompresi
saraf dan adanya rupture tendon.1,2
KOMPLIKASI
Anemia, komplikasi kardiak, gangguan mata, pembentukan fistula, peningkatan infeksi, deformitas sendi tangan,
deformitas sendi lain, komplikasi pernapasan, nodul rheumatoid, vaskulitis, komplikasi pleuroparenkimal primer dan
sekunder, komplikasi akibat pengobatan.6
Osteoporosis lebih sering terjadi pada penderita AR yang berkaitan dengan aktivitas penyakit ARdan pemakaian
glukokortikoid, sehingga perlu terapi terhadap pencegahan osteoporosis dan patah tulang.
PROGNOSIS
Kriteria remisi pada asrtritis rheumatoid dapat menggunakan ACR/EULAR yaitu apabila pasien memenuhi
seluruh kriteria berikut:2
Sejumlah 10% pasien yang memenuhi kriteria AR akan mengalami remisi spontan dalam 6 bulan. Akan tetapi
kebanyakan pasien akan mengalami penyakit yang persisten dan progresif. Tingkat kematian pada AR dua kali lebih
besar dari populasi umum dengan penyakit jantung iskemik yang menjadi penyebab utama kematian terbanyak diikuti
dengan infeksi. Median harapan hidup lebih pendek dengan rata – rata 7 tahun untuk laki – laki dan 3 tahun untuk
perempuan dibandingkan populasi kontrol.1,2
UNIT TERKAIT
REFERENSI
1. Suarjana I. Artritis rheumatoid. In : Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata M, Setiati S, editors. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. 5thed. Jakarta : Pusat Informasi dan Penelitian Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2009:2495
– 513
2. Shah A, StClair E. Rheumatoid arthritis. In : Fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J,
Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18thed. United States of America : The McGraw-
Hill Companies, 2012:2738 – 52
3. Mercier Lonnie R. Rheumatoid Arthritis. In : Ferri : Ferri’s Clinical Advisor 2008. 10th ed. Mosby. 2008
4. Aletaha C, Neogi T, Silman A, Funovits J, Felson D, Bingham C, et all. 2010 rheumatoid artritis classification
criteria. Arthritis & Rheumatism. 2010:62(9):2569 – 81
5. Beers MH, Berkow R, editors. Crystal-Induced Conditions. In : The Merck Manual of Diagnosis and Therapy 17th
ed
6. USA : Merck Research Labiratories, 1999. p 460 – 4
7. Hellman D, Imboden J. Musculoskeletal and immunologic dosorders. In : McPhee S, Papadakis M, Rabow M,
editors
8. Current medical diagnosis and treatment 2011.50thed. California : TheMcGraw-Hill Education. 2010:779 – 840