PENDAHULUAN
menjadi penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan tingginya angka
Indonesia pada tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di
gejala. Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi.
Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah,
1
Glomerulonefritis dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu bentuk yang
merata dan bentuk yang fokal. Pada bentuk yang merata perubahan tampak pada
semua lobulus daripada semua glomerulus, sedangkan pada bentuk fokal hanya
sebagian glomerulus yang terkena, dari pada glomerulus yang terkena itu hanya
tampak kelainan setempat (hanya satu atau beberapa lobulus yang terkena).2
perubahan struktur dan faal dari peradangan akut glomerulus pasca infeksi
Pada laporan kasus ini, akan dibahas tentang Glomerulonefritis Akut Post
yang dirawat di Ruang Anak RSUD Ulin Banjarmasin dari tanggal 04-
10Desember 2012.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
proteinuria secara mendadak, adanya sel darah merah pada urin, edema dan
infeksi grup beta hemolyticus Streptococcus. Gejala klnik muncul 1-2 minggu
pyoderma3,4
2. Epidemiologi
faringitis.4
3
GNA PS banyak terjadi pada negara-negara berkembang seperti
Afrika, India Barat, dan Timur Tengah, dipengaruhi oleh status nutrisi,
Mortalitas pada penderita GNA pada anak sangat jarang (<1%). Tidak
ada predileksi rasial. Pada laki-laki dua kali lebih sering daripada pada
wanita. GNA PS sering terjadi pada anak usia 2-12 tahun. 5% terjadi pada
3. Etiologi
pasca streptokocus timbul setelah infeksi saluran nafas ats, yang disebabkan
melekatkan diri pada asel epitel. Selain itu pada permukaan kuman juga
4
4. Kuman streptokokus
reaksi presipitin protein M atau reaksi aglutinin protein T dinding sel. Disebut
diketahui. 5
5
Gambar 1. Diagram skematik Streptococcus pyogenes
5. Patofisiologi
diperdebatkan5
membuat antibodi. Reaksi antigen antibodi ini terjadi dalam sirkulasi atau in
6
situ dalam glomerulus, menyebabkan reaksi inflamasi yang menimbulkan
antigen streptokokus.5
atau materi yang tidak intrinsik untuk glomerulus tetapi ada karena
noncollagenous dari sebuah 3 rantai kolagen tipe IV. Pada pasien dengan
7
imun, namun mekanisme interaksi antara antigen dan antibodi tidak
ukuran pore membrana basalis pada anak dan dewasa adalah 2-3 nm dan 4-
4,5 nm. Oleh karena itu GNA PS banyak terjadi pada anak-anak daripada
dewasa.8
NSAP ini ditemukan pada biosi ginjal pasien dengan GNA PS dan tidak
ditemukan pada bentuk lain GNA maupun demam rematik. NAP1r juga
ditemukan pada biopsi renal awal pasien GNA PS. Setelah NAP1r ini
8
berikatan dengan glomerulus dan menyebabkan pembentuk plasmin yang
ikatan ini membran basal glomerular menjadi rusak secara langsung. NAP1r
hipersensitifitas tipe lambat. Pertama, terjadi proliferasi pada endotel, hal ini
akibat infiltrasi leukosit PMN dan monosit dan makrofag merupakan sel
helper.8
bersifat superantigen. Hal ini menyebabkan aktivasi sel Tmasif dan pelepasan
superantigen.8
1. Klasifikasi
Klasifikasi Glomerulonefritis5
9
1. Kongenital atau Herediter
Sindrom Alport
Hematuria Familial
2. Didapat
Primer/idiopatik
Sekunder
a. Akibat Infeksi
subakut
malaria
uremik
10
c. Obat
Penisilamin, Captopril
d. Neoplasia
e. Lain-lain
6. Manifestasi Klinis
Anamnesis
atau pioderma.
1. Periode laten
a. Terdapat periode laten antara infeksi streptokokus dengan onset pertama kali
muncul gejala.
b. Pada umumnya, periode laten selama 1-2 minggu setelah infeksi tenggorok
c. Onset gejala dan tanda yang timbul bersamaan dengan faringitis biasanya
11
b. Urin gelap disebabkan hemolisis eritrosit yang telah masuk ke membran
3. Edema periorbital
a. Onset munculnya sembab pada wajah atau mata tiba-tiba. Biasanya tampak
jelas saat psaat bangun tidur dan bila pasien aktif akan tampak pada sore hari.
4. Gejala nonspesifik
a. Yaitu gejala secara umum penyakit seperti malaise, lemah, dan anoreksia,
Pemeriksaan Fisik
Adanya gross hematuri (urin yang berwarna seperti teh), dengan atau
tanpa edema (paling mudah terlihat edema periorbital atau mata tampak
sembab), pada kasus yang agak berat dapat timbul gangguan fungsi ginjal
biasanya berupa retensi natrium dan urin. Gejala lain yang muncul tidak
spesifik. Bila disertai dengan hipertensi, dapat timbul nyeri kepala. Demam
tidak selalu ada. Pada kasus berat (GN destruktif) dapat timbul proteinuria
masif (sindrom nefrotik), edema anasarka atau asites, dan berbagai gangguan
12
1. Sindrom Nefritis Akut
a. Gejala yang timbul adalah edema, hematuria, dan hipertensi dengan atau
2. Edema
a. Edema tampak pada 80-90% kasus dan 60% menjadi keluhan saat ke dokter.
dan urin menjadi terkonsentrasi. Adanya retensi natrium dan air ini
3. Hipertensi
a. Hipertensi muncul dalam 60-80% kasus dan biasanya pada orang yang lebih
besar.
meningkat.
neurologis.
4. Oliguria
13
a. Tampak pada 10-50% kasus, pada 15% output urin <200ml.
5. Hematuria
a. Disfungsi ventrikel kiri dengan atau tanpa hipertensi atau efusi perikardium
pulmonal.
Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
14
streptolisin O. Bila semua uji dilakukan uji serologis dilakukan, lebih daro
yang lain terhadap antigen streptokokus biasanya positif. Pada awal penyakit
dilakukan secara seri. Kenaikan titer 2-3 kali lipat berarti adanya infeksi.
CH50 dan konsentrasi serum C3. Penurunan C3 terjadi ada >90% anak
normal dalam 3 hari atau paling lama 30 hari setelah onset 8,11
15
GN mengalami perubahan cepat, dan penyembuhan tidak sempurna. Adanya
menurun.1,11
proteinuria muncul pada semua kasus. Pada sedimen urin terdapat eritrosit,
baik didapatkan pada urin pagi hari, terdapat 60-85% pada anak yang dirawat
di RS. Hematuria biasanya menghilang dalam waktu 3-6 bulan dan mungkin
normositik normokrom.5
b) Pemeriksaan Pencitraan5
c) Biopsi Ginjal
16
pada hari keempat perawatan di rumah sakit. Di bawah mikroskop cahaya
Dalam penilaian mikroskop elektron, ada berbentuk kubah atau api berbentuk
Indikasi Relatif1 :
b. Anuria
Indikasi Absolut1 :
17
7. Diagnosis
lainnya.13
8. Diagnosa Banding1
Sindrom Nefrotik
Nefropati IgA
Nefritis lupus
9. Penatalaksanaan
antibiotik yang sesuai merupakan indikasi bila infeksi tetap ada. Gangguan
diuretik atau obat antihipertensi. Pada kasus berat yang telah terjadi
Terapi Medis :
1. Pada fase akut batasi garam dan air, jika hipertensi dapat diberikan diuretik.
18
2. Untuk hipertensi yang tidak dapat dikontrol dengan diuretik. Biasanya
parenteral agen.
10. Prognosis
rumah sakit. Dan sebagian besar akan pulang dalam waktu 2-4 hari. Semakin
cepat tekanan darah berada dalam nilai normal dan diuresis telah kembali,
senbab dan secara bertahap tekanan darah menjadi normal kembali. Fungsi
ginjal membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal dalam waktu 3-4
minggu. Komplemen serum menjadi normal dalam waktu 6-8 minggu. Tetapi
19
Prognosis untuk Glomerulonefritis akut pasca Streptococcus adalah
25% dari1
a. 0-6 minggu setelah onset : hipertensi telah terkontrol, edema sudah perbaikan,
b. 8-10 minggu setelah onset : azotemia telah hilang, anemia telah terkoreksi,
c. 3,6,9 bulan setelah onset : Hematuria dan proteinuria telah menghilang sedikit
telah menghilang.
e. 2,5 dan 10 tahun setelah onset : urin telah normal, tekanan darah dan kada
20
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
1. Identitas penderita
Umur : 9 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : MAN
II. ANAMNESIS
(GNAPS)
21
Tanggal : 04 Desember 2012
mata. Selain diwajah tidak ada bengkak ditempat lain. Pasien juga
obat sirup (parasetamol,antacid, satu lagi tidak tahu) tapi tidak sembuh.
makan berkurang. BAK cokelat seperti warna coca cola (+) dan
22
Riwayat Antenatal :
suntikan TT, vitamin dan tambahan zat besi dari bidan. Selama hamil ibu
Riwayat Natal :
Penolong : Bidan
Riwayat Neonatal :
pada bibir, kuku dan badan anak. Tidak ada kuning pada badan anak.
6. Riwayat perkembangan :
Tiarap : 4 bulan
23
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
7. Riwayat imunisasi
BCG + -
Polio + + + + -
Hepatitis B + + + -
DPT + + + -
Campak + -
waktunya.
8. Makanan :
24
Umur 1-2 tahun : anak mendapat nasi lembek sesuai keinginan anak.
9. Riwayat Keluarga :
Ikhtisar keturunan
Ket : Laki-laki
Perempuan
Sakit
25
Susunan keluarga :
410 m2 dengan 2 kamar, 1 dapur, 2 wc, dan 1 ruang tamu. Ventilasi udara
dan cahaya cukup. Jarak rumah dengan tetangga + 1 meter. Keperluan mandi,
Kesadaran : Komposmentis
GCS : 456
26
2. Pengukuran
Suhu : 36,8 C
Respirasi : 28 kali/menit
Berat badan : 24 kg
Kelembaban : cukup
UUB : menutup
UUK : menutup
Lain-lain : -
Tebal/tipis : tebal
27
Lain-lain : tidak ada
Kornea : jernih/jernih
Serumen : minimal
28
Lidah : Bentuk : normal
Warna : kemerahan
Membran/pseudomembran : (-)
Membran/pseudomembran : (-)
5. Leher :
6. Toraks :
a. Dinding dada/paru :
29
Dispnea : tidak ada
Pernafasan : thorakoabdominal
Perkusi : sonor/sonor
b. Jantung :
Auskultasi :
Frekuensi : 90 x/menit
Lokasi : (-)
Punctummax :(-)
Penyebaran :(-)
7. Abdomen :
30
Lien : tidak teraba
8. Ekstremitas :
- Neurologis
Lengan Tungkai
Tanda
Kanan Kiri Kanan Kiri
Tanda
(-) (-) Tidak ada Tidak ada
meningeal
31
9. Susunan saraf :
dbn
(simetris)
vertigo (-)
32
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOGI
MCV,MCH,MCHC
HITUNG JENIS
33
- Monosit# 0,56 4,0-11,0 Ribu/ul
KIMIA
JANTUNG
HATI
URINALISA
BJ 1,010 1,005-1,030
pH 5,0 5,0-6,5
Keton - Negative
Protein-Albumin 2+ Negative
34
Nitrit Negative Negative
URINALISA (SEDIMEN)
Epithel 1+ 1+
URINALISA
BJ 1,020 1,005-1,030
pH 6,0 5,0-6,5
Protein-Albumin 2+ Negative
35
Bilirubin Negative Negative
URINALISA (SEDIMEN)
Epithel 1+ 1+
36
Hasil foto thoraks : normal
V.FOLLOW UP
Hari Perawatan
Pemeriksaan
Subyektif
Demam + - - - -
Sakit Perut + + - - -
Muntah - - - - -
Batuk - - - - -
Pilek - - - - -
Nyeri menelan - - - - -
Kencing keruh + + - - -
BAB - - - - -
Objekif
Tanda vital
HR (x/menit) 84 80 80 87 72
RR (x/menit) 24 28 28 22 24
37
T (oC) 36,8 36,3 36,1 36,3 36,2
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Sianosis - - - - -
Kepala
Bentuk mesosefa
Mesosefali Mesosefali Mesosefali Mesosefali
li
Mata Cekung - - - - -
Mulut
Thorax
Retraksi - - - - -
Cor
Bising - - - - -
Abdomen
Nyeri Tekan -
+ + - -
Suprapubik
38
Ekstremitas
Edema - - - - -
Parese - - - - -
PS PS PS
Planning
Venflon + + + + +
Po.captopril 312,5 mg + + + + +
Po.amoksisilin 3 400 +
+ + + +
mg
Subyektif
Demam - -
Sakit Perut - -
Muntah - -
39
Batuk - -
Pilek - -
Nyeri menelan - -
Kencing keruh - -
BAB - -
Objekif
Tanda vital
HR (x/menit) 84 80
RR (x/menit) 24 28
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Sianosis - -
Kepala
Mata Cekung - -
Mulut
40
Mukosa bibir basah + +
Thorax
Retraksi - -
Cor
Bising - -
Abdomen
Ekstremitas
Edema - -
Parese - -
Planning
Venflon + +
Inj.furosemid 125 mg + +
Po.captopril 312,5 mg + +
Po.amoksisilin 3 400 mg + +
R/ ASTO, C3 + +
41
V. RESUME
Umur : 9Tahun
Berat badan : 24 Kg
Uraian :
Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran : Komposmentis
GCS : 4-5-6
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36,8 oC
42
Mata : Edema palpebrae (+/+), konjungtiva anemis (+/+),
diameter 3mm/3 mm
VI. DIAGNOSIS
II. SN
malnutrition)
43
PB/U = 0<SD<1 = PB sesuai umur
VIII. PENATALAKSANAAN
Venflon
Inj. Furosemid 1 x 25 mg
Po.amoksisilin 3 x 400 mg
Po.captopril 3 x 12,5 mg
X. PROGNOSIS
XI. PENCEGAHAN
2. Jika anak demam sebaiknya dikompres, diberi minum yang banyak untuk
44
diharapkan selalu menyediakan antipiretik di rumah untuk
45
BAB IV
PEMBAHASAN
dan panjang 133 cm yang dirawat di ruang anak RSUD Ulin Banjarmasin dari
1. Anamnesa :
laten selama 1-2 minggu setelah faringitis dan dan 3-6 minggu
46
2. Pemeriksaan Fisik :
Pada teori:
hipertensi, dapat timbul nyeri kepala. Demam tidak selalu ada. Pada
120/90 mmHg, dan pasien juga mengeluh adanya nyeri kepala. Pasien
pada kelopak mata dan sleuruh wajah. BAK cokelat seperti warna coca
3. Pemeriksaan Penunjang
47
proteinuria ringan dapat muncul dalam beberapa tahun. Pada
merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai
48
dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta dikeluarkan
sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Selain
eritrosit yang lebih banyak dari normal yaitu 20-30 pada tanggal 04
49
(nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi
getah bening
50
Penyebab edema dibagi seperti pada bagan di bawah ini
Secara khusus edema pada anak biasanya terjadi akibat sindrom nefritik,
dengan KEP (Kurang Energi Protein) yang juga berhubungan dengan albumin.
edema.1
51
Pada pasien terjadi edema pada palpebra dan terasa bertambah pada pagi hari.
1.Anatomi palpebra tersusun oleh jaringan kulit yang tipis dan longgar
daerah orbita
ECF Hipertensi
meningkat
Diagnosa banding pada pasien ini adalah Sindrom Nefrotik dan Glomerulopati
IgA. Pada sindroma nefrotik edema yang terjadi generalisata juga, namun tidak
52
riwayat infeksi streptokokus. Pada glomerulopati IgA, klinis sangat mirip dengan
GNA PS, perbedaananya adalah infeksi terdapatnya periode laten antara infeksi
dan munculnya onset seperti edema maupun BAK yang keruh. Pada
glomerulopati IgA, infeksi dan timbulnya edema atau BAK keruh terjadi pada
Pada pasien ini, gejala yang ditemukan adanya hipertensi yang mencapai
120/90 di Unit Gawat Darurat dan pada follow up selanjutnya mencapai 110-
dengan dosis 3 x 12,5 mg, dan untuk mengurangi edema yang terjadi diberikan
infeksi pada faring diduga penyebabnya. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah
3 x 400 mg.
diastolik >95 persentil menurut umur dan jenis kelamin pada pengukuran tiga kali
Istilah Batasan
kelamin
53
pada pengukuran tiga kali berturut-turut
*Jika tekanan darah yang terbaca normal-tinggi untuk umur, tetapi anak
lebih tinggi atau massa otot berlebih untuk umurnya, maka anak ini
54
BAB V
PENUTUP
dirawat di Ruang Anak RSUD Ulin Banjarmasin sejak tanggal 04 desember 2012
IVFD RL 16 tpm, Inj. lasix 25 mg, dan Inj. Ceftriaxon 2x500 mg..serta diet
55
56