Anda di halaman 1dari 22

Dr. Efyluk Garianto, M.

Kes
 Epidemic defined as the occurrence of more
cases of disease than expected in given area
or among a specific group of people over a
particular period of time.
 Epidemic defined as the occurrence of cases
of disease/illneses in excess of what is
normally expected in a community or region.
When describing an epidemic, the time
period, geographical region, and particular s
of population in which the cases occur must
be specified
 Pandemic is refers to a worldwide epidemics
 Endemic is defined as the habitual presence of
a disease within a given geographic area.
 Outbreak (synonim of epidemic) happens
when a disease occurs in greater numbers
than expected in a community or region, or
during a season.
Pasal 1
a. Wabah penyakit menular yang selanjutnya
disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi daripada keadaan lazim pd
wkt dan daerah ttt serta dpt menimbulkan
malapetaka.
b. Sumber penyakit adalah manusia, hewan,
tumbuhan dan benda-benda yang
mengandung dan /atau tercemar bibit
penyakit, serta yg dapat menimbulkan
wabah.
Pasal 3
Menteri menetapkan jenis-jenis penyakit
tertentu yg dapat menimbulkan wabah
Pasal 4
1) Menteri menetapkan daerah ttt dalam
wilayah Indonesia yg terjangkit wabah sbg
daerah wabah
2) Menteri mencabut penetapan daerah wabah
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
3) Tata cara pelaksanaan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan
ayat 2 diatur dgn peraturan pemerintah
Bab V Upaya Penanggulangan
Pasal 5
1. Upaya penganggulangan wabah meliputi:
a. Penyelidikan epidemiologis
b. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan,
dan isolasi penderita, termasiuk tindakan
karantina
c. pencegahan dan pengebalan
d. pemusnahan penyebab penyakit
e. penanganan jenazah akibat wabah
f. Penyuluhan kepada masyarakat
g. Upaya penanggulangan lainnya
Bab VII Ketentuan Pidana
Pasal 14

1. Barang siapa yg sengaja menghalangi pelaksanaan


penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini , diancam dengan pidana selama-
lamanya 1 tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
1000.000 (satu juta rupiah)
2. Barang siapa karena kealpaannya mengakibatkan wabah
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam)
bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 500.000
(lima ratus ribu rupiah)
3. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah kejahatan dan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) adalah pelanggaran
1. Kholera 10. Pertusis
2. Pes 11. Rabies
3. Demam Kuning 12. Malaria
4. Demam Bolak- 13. Influenza
balik 14. Hepatitis
5. Tifus Bercak wabah 15. Tifus Perut
6. DBD 16. Meningitis
7. Campak 17. Ensefalitis
8. Polio 18. Antraks
9. Difteri
Kejadian Luar Biasa (KLB)
 Adalah timbulnya atau meningkatnya
kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah
tertentu.
Wabah Harus meliputi:
1. Jumlah kasus yang besar
2. Daerah yang luas
3. Waktu yang lebih lama
4. Dampak yang ditimbulkan lebih berat
Batasan KLB meliputi arti yang luas:
1. Meliputi semua kejadian penyakit, dapat
suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun penyakit
non infeksi.
2. Tidak ada batasan yang dapat dipakai
secara umum untuk menentukan jumlah penderita
yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain
karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan
agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit
akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal,
pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan
keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit
tersebut sebelumnya.
3. Tidak ada batasan yang spesifik mengenai
luas daerah yang dapat dipakai untuk
menentukan KLB, apakah dusun, desa,
kecamatan, kabupaten atau meluas satu
propinsi dan negara. Luasnya daerah sangat
tergantung dari cara penularan penyakit
tersebut.
4. Waktu yang digunakan untuk menentukan
KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam
beberapa jam, beberapa hari atau minggu
atau beberapa bulan maupun tahun.
1. Timbulnya suatu penyakit/menular yg
sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian
terus menerus selama 3 kurun waktu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya
3. Peningkatan kejadian/kematian ≥ 2 x
dibandingkan dg periode sebelumnya
4. Jumlah penderita baru dl satu bulan
menunjukkan kenaikan ≥ 2 x bila
dibandingkan dg angka rata-rata per bulan
tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun
menunjukkan kenaikan ≥ 2 x dibandingkan
angka rata-rata per bulan dari tahun
sebelumnya
6. CFR suatu penyakit dl suatu kurun waktu
tertentu menunjukkkan kenaikan 50% atau
lebih dibanding CFR periode sebelumnya
7. Proporsional Rate penderita baru dr suatu
periode ttt menunjukkan kenaikan ≥ 2 x
dibandingkan periode yg sama dan kurun
waktu/tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus: Kholera,
DHF/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dr periode
sebelumnya (pd daerah endemis)
b. Terdapat satu/lebih penderita baru dimana
pd periode 4 minggu sebelumnya daerah
tsb dinyatakan bebas dari penyakit tsb
9. Beberapa penyakit yg dialami 1 atau lebih
penderita:
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida
Tujuan Umum:
 Mencegah meluasnya (penanggulangan).
 Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang
(pengendalian).
Tujuan khusus:
 Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi
penyebab penyakit .
 Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB
 Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan
 Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB
 Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau
daerah yang beresiko akan terjadi KLB (CDC, 1981;
Bres, 1986).
1. Persiapan penelitian lapangan.
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.
3. Memastikan Diagnosis Etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat.
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika
diperlukan).
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistimatis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.
11. Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus dengan
komplikasi.
12. Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi kesehatan setempat
dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
1. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit
menular disuatu Kecamatan menunjukkan
kenaikan 3 kali atau lebih selama tiga
minggu berturut-turut atau lebih.
2. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari
suatu penyakit menular di suatu Kecamatan,
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau
lebih, bila dibandingkan dengan angka
rata-rata sebulan dalam setahun
sebelumnya dari penyakit menular yang
sama di kecamatan tersebut itu.
3. Angka rata-rata bulanan selama satu tahun dari
penderita-penderita baru dari suatu penyakit
menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih, bila dibandingkan dengan angka
rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari
penyakit yang sama di Kecamatan yang sama pula
4. Case Fatality rate suatu penyakit menular tertentu
dalam satu bulan di suatu Kecamatan, menunjukkan
kenaikan 50 % atau lebih, bila dibandingkan CFR
penyakit yang sama dalam bulan yang lalu di
Kecamatan tersebut.
5. Proporsional rate penderita baru dari suatu penyakit
menular dalam waktu satu bulan, dibandingkan
dengan proportional rate penderita baru dari
penyakit menular yang sama selama periode waktu
yang sama dari tahun yang lalu

Anda mungkin juga menyukai