Anda di halaman 1dari 25

UVEITIS POSTERIOR

Oleh :

Fevi Ruhmana Sari : 1310070100134


Citra Dwi Tila : 1310070100199

Preseptor : dr. Hondrizal, Sp.M

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH SMF THT RSUD SOLOK


ANATOMI MATA
UVEITIS
Uveitis merupakan suatu peradangan
pada iris (iritis), corpus siliar (siklitis), dan
koroid (koroiditis).

UVEITIS
ANTERIOR
UVEITIS
INTERMEDIET
UVEITIS
POSTERIOR

PAN UVEITIS
Uveitis posterior adalah
proses peradangan pada
segmen posterior uvea yaitu
pada koroid (koroiditis)
EPIDEMIOLOGI
Dinegara berkembang seperti di india
sekitar 25% kebutaan disebabkan oleh
uveitis dan komplikasi seperti katarak
Dinegara maju dari 3% menjadi 10%
seperti eropa dan amerika serikat
Perbedaan nya disebabkan oleh kondisi
social ekonomi atau akses keperawatan
medis
Penderita umumnya pada usia 20 sampai
50 tahun.
ETIOLOGI
VIRUS : herpes zozter, herpes
simpleks, cytomegalovirus

BAKTERI : sifilis, tuberculosis,


brucellosis

FUNGI : kandidiasis, aspergilus,


cryptococcus

PARASIT : toksoplasma,
toksokora, onkoserkiasis
NON INFEKSI

AUTOIMUN
KEGANASAN
PENYEBAB LAIN
SLE, oftalmia (TIDAK
simpatika, sindrom
voght-koyanagi-harada Leukemia, malignant DIKETAHUI)
melanoma, lesi Sarcoidosis,
metaplastik
koroiditis
serpiginosa,
retinokoroidopati
PATOFISIOLOGI
Antigen luar Antigen dalam
(EKSOGEN) (ENDOGEN)

ALERGI,mekanisme hipersensitivitas

Radang iris dan badan silier

Rusaknya blood aqueous barrier

Protein, fibrin dan sel radang meningkat


dalam humor aqueous (flare)
Protein, fibrin dan Sel radang
menyebabkan sinekia
Protein, fibrin dan sel radang
menyebabkan oklusi pupil

Gangguan humor aquos glaukoma

Gangguan metabolisme lensa katarak


komplikata
Infeksi menyebar endoftalmitis dan
panoftalmitis
KLASIFIKASI
NON GRANULOMATOSA
jenis uveitis non granulomatosa
umumnya tidak dapat ditemukan organisme
pathogen dan berespon baik terhadap terapi
kortikosteroid

GRANULOMATOSA
pada umumnya mengikuti invasi mikroba
aktif ke jaringan oleh organisme penyebab
GEJALA KLINIS
Penurunan pengelihatan
(pengelihatan kabur)
Fotofobia
Nyeri
DIAGNOSA
ANAMNESA :
USIA PASIEN
dibawah umur 3 tahun : dapat disebakan oleh sindrom
masquerade seperti retinoblastoma atau leukemia sedangkan
penyebab infeksi mencakup toksoplasmosis kongenital,
toksokariasis dan infeksi perinatal oleh sifilis

Umur 4-15 tahun : penyebab tersering toksoplasmosis dan


toksokariasis

Umur 16-50 tahun : penyebab tersering adalah toksoplasmosis

Diatas umur 50 tahun


PEMERIKSAAN MATA
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan funduskopi, slit lamp, lup

Hipopion
Pembentukan granuloma
Floaters
Sinekia posterior
Toxoplasmosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ETIOLOGI
Mantoux test
Rontgen thorax
Pemeriksaan darah rutin
DIAGNOSA BANDING

Perdarahan
Neuritis optik Ablatio retina
vitreus
PENATALAKSANAAN

Konservatif :
kortikosteroid
Sesuai Etiologi

Tindakan :
vitrektomi
(bedah retina)
KOMPLIKASI

GLAUKOMA

KATARAK
PROGNOSA
Uveitis umumnya berulang, penting bagi
pasien untuk melakukan pemeriksaan berkala
dan cepat mewaspadai bila terjadi keluhan
pada matanya. Tetapi tergantung di mana
letak eksudat dan menyebabkan atropi.
Apabila mengenai daerah makula dapat
menyebabkan gangguan penglihatan yang
serius. Prognosis uveitis posterior lebih buruk
dibandingkan uveitis anterior karena
menurunkan tajam penglihatan dan kebutaan
apabila tidak ditatalaksana dengan baik.
KESIMPULAN
Uveitis posterior adalah proses peradangan pada
segmen posterior uvea yaitu pada koroid (koroiditis)
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
fungi, parasit dan non infeksi seperti autoimun,
keganasan dan penyebab lain yang tidak diketahui
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
sehingga dapat dilakukan terapi konservatif dan
tindakan bedah apabila diperlukan
Prognosis uveitis posterior lebih buruk
dibandingkan uveitis anterior karena menurunkan
tajam penglihatan dan kebutaan apabila tidak
ditatalaksana dengan segera.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai