Anda di halaman 1dari 18

Nervus Kranialis

dr. Kandhisa, Sp.S


RS POLRI JAKARTA
Nervus I (Olfaktorius)
• Syarat : Pasien sadar penuh dan kooperatif
• Tanyakan sebelum pemeriksaan : Riwayat cedera kepala, infeksi saluran
nafas, perokok dan apakah ada obstruksi di hidung (polip, massa, corpal,
dsb)
• Pemeriksaan :
 Bahan yang digunakan non iritatif (Kopi, teh, tembakau, pasta gigi, sabun)
 Kedua mata dipejamkan
 Tutup salah satu hidung pasien
 Hasil : Anosmia, Hiposmia, Kakosmia, Parosmia, Halusinasi penciuman
Nervus II (Optikus)
1. Visus (Normal 6/6)
 ../60 : Jarak 60m
 1/300 : Lambaian tangan
 1/~ : Light perception

2. Lapang pandang (Tes konfrontasi)


 Jarak 50cm, ketnggian sama
 tutup salah satu mata (bergantian)
 4 Kuadran : Sudut 45, 135, 225, 315

3. Tes Buta warna (Ischiara)


 Diberikan warna dasar : Merah, hijau, biru, kuning

4. Funduskopi (Oftalmoskop)
 Jarak 30cm
 Ruangan redup, dan sebaiknya menggunakan midriatil
 Tentukan Red refleks
 Penilaian papil : Bentuk, batas, warna, rasio a/v, perdarahan?, eksudat?
Gambaran Papil

Funduskopi Normal

Sumber :
Kolegium Neurologi
Indonesia, 2018
Nervus III, IV, VI
1. Pemeriksaan Pupil
 Diameter pupil 3-4mm ; Posisi ditengah, bulat, reguler, simetris
 Refleks pupil ; RCL dan RCTL
 Refleks Akomodasi-konfergensi ; Menatap jauh kedepan, diberikan benda dari jarak dekat
(konstriksi dan konvergen)

2. Gerakan bola mata


 Tutup salah satu mata dulu, kemudian kedua mata
 Diminta melirik mengikuti jari pemeriksa, membentuk huruf 'H'

3. Pemeriksaan kelopak mata (apakah ada ptosis)


 Menilai m.levator palpebra superior

4. Pemeriksaan Nistagmus
 Melirik ke salah satu sisi (sudut 30), dalam jangka waktu 6 detik
Cont'd

Otot Ekstraokuler Mata kiri Pemeriksaan Konvergensi

Sumber :
Kolegium Neurologi Indonesia, 2018
Nervus V
1. Motorik
 Inspeksi apakah ada deviasi ? (Buka dan tutup mulut)
 Pasien diminta menggigit kuat (Raba pd rahang bawah ka-ki)
 Membuka mulut dan gerakan rahang bawah ka-ki

2. Sensorik
 Cabang Oftalmik, Maksila, Mandibula
 Raba halus dengan kapas
 Nyeri dengan jarum/benda tajam

3. Refleks Kornea
 Pasien diminta melirik salah satu arah
 Sentuh dengan kapas di limbus kornea

4. Jaw jerk Refleks


 Ketuk dengan hammer area rahang bawah anterior (dagu), beralaskan jari pemeriksa
Cont'd

Pemeriksaan Refleks Kornea Refleks Rahang (Jaw jerk refleks)

Sumber :
Kolegium Neurologi Indonesia, 2018
Nervus VII (Fasialis)
• Fungsi : Motorik (ekspresi wajah), Sensorik (pengecapan 2/3 anterior),
Otonom (sekretorik parasimpatis kel.liur, lakrimal)
Pemeriksaan Motorik :
 Inspeksi : dahi, kelopak mata, sudut mata, sudut bibir, lipatan nasolabial
(simetris wajah, tonus otot, gerakan involunter)
 Pasien diminta : pejamkan mata kuat, angkat kedua alis, meringis,
menggembungkan pipi (bandingkan kanan dan kiri)
 Tanda UMN : lipatan dahi simetris, nasolabial tidak simetris. Karena otot
wajah atas mendapat persarafan bilateral, namun otot wajah bawah berasal
dari supranuklear kontralateral.
 Memeriksa hiperakusis ; loudness balance test dengan steteskop
Cont'd
• Pemeriksaan Sensorik
 Pengecapan 2/3 anterior ; 4% glukosa (manis), 1% asam sitrat (asam), NaCl 2,5%
(asin), 0,075% quinine HCl (pahit)
 Rasa pahit pada blkg lidah u/ memeriksa N.IX
 Lidah pasien dijulurkan saat pemeriksaan, dikeringkan. Kemudian dengan lidi kapas
cairan Bornstein diletakkan pada ujung, tepi dan belakang lidah

• Pemeriksaan Refleks
 Glabelar : Perkusi area supraorbita, diatas glabela menimbulkan kontraksi otot
diikuti menutupnya kedua mata
 Fenomena bell (bell sign) : Gerakan bola mata ke arah atas ketika bola mata
menutup
 Tanda Chovstek : Kontraksi otot ipsilateral wajah yang timbul krn ketukan wajah di
anterior telinga
Cont'd
• Pemeriksaan Otonom
 Tes Schrimer : Strip diletakan pd konjungtiva bawah selama 5 menit
(normal 10-30mm)
 Hasil : Hiposekresi dan Hipersekresi

Tes Schrimer Pemeriksaan Motorik nervus fasialis

Sumber :
Kolegium Neurologi Indonesia, 2018
N.VIII (Vestibulokoklear / Akustikus)
Pendengaran dan Keseimbangan
1. Pendengaran
 Menggunakan garputala
 Rinne : membandingkan hantaran bunyi melalui udara dengan tulang (Rinne + /
normal)
 Weber : meletakan garpu tala yang telah digetarkan pada vertex
 Swabach : membandingkan konduksi udara dan tulang pasien dengan pemeriksa
(dianggap normal)

2. Keseimbangan
 Tes Romberg dipertajam : Berdiri melangkah tumit didepan ibu jari, dengan kedua
tangan dilipat depan dada dan mata tertutup. Romberg + disebut ataksia. Jika jatuh
dengan mata tertutup lesi vestibular, jika jatuh dengan mata terbuka lesi serebelum.
Cont'd
 Stepping test : Pasien berjalan ditempat sebanyak 50 langkah,
dengan mata tertutup. Pemeriksa dibelakang atau samping pasien.
Abnormal jika deviasi lebih dari 30 derajat dan atau bergeser
>1meter.

 Tes Tunjuk (past pointing) : Ekstensikan lengan keatas,


menyentuhkan ujung jari telunjuknya ke ujung jari telunjuk
pemeriksa kemudian kembali ke posisi semula. Dilakukan berulang
dengan mata terbuka kemudian mata tertutup.
N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)

• N.IX sensasi perasa 1/3 posterior lidah (pahit)


• Inspeksi : Pasien diminta membuka mulut; lihat area palatum, faring,
uvula letak ditengah
• Gag refleks (muntah): menyentuh dinding faring dengan stik aplikator
• Pemeriksaan uvula: pasien diminta membuka mulut dan mengucapkan
'aah.. dan liat kontraksi uvula
• Hasil : Disfagia, disfonia, kesulitan menelan terutama menelan cairan,
stridor
N.XI (Aksesorius)

• Inspeksi : Posisi kepala, bahu, leher pasien (terjatuh kedepan / belakang)


• Menilai kekuatan m.sternokleidomastoideus dan m.trapezius
• Bandingkan kekuatan motorik kedua sisi
• Atrofi m.trapezius adanya penurunan kontur bahu dan skapula

Otot Trapezius Otot Sternokleidomastoideus

Sumber :
Kolegium Neurologi Indonesia, 2018
N.XII (Hipoglosus)

• Inspeksi : Bentuk dan evaluasi kekuatan lidah


• Perhatikan ada tidaknya atrofi papil, gerakan abnormal seperti
fasikulasi dan kelemahan
• Pasien diminta menjulurkan lidah (deviasi?)
• Pasien diminta menekan dinding dalam pipi dengan ujung lidahnya,
bandingkan kanan-kiri
• Lesi UMN : saat lidah dijulurkan, deviasi ke sisi wajah yg lemah
• Lesi LMN : atrofi papil, fasikulasi, tremor
• Keluhan : bicara pelo, gangguan artikulasi dlm bicara
Terima kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai