Anda di halaman 1dari 44

PEMERIKSAAN FISIK

SISTEM NEUROLOGI
Dwi Kusumaningsih

Pemeriksaan Tingkat
Kesadaran

Kesadaran menurut Glasgow Coma Scale


(GCS)
POIN
1
2

EYE
Tidak ada
respon
Buka mata
dengan
rangsang nyeri
Buka mata
dengan
rangsang suara
Buka mata
spontan

VERBAL
MOTORIC
Tidak ada respon Tidak ada
respon
Hy mengeluarkan Ekstensi
suara
(decerebrate)
( mengerang)
Membentuk kata Fleksi
bukan kalimat
(decorticate)
Buat kalimat tapi Menghindar dr
ada disorientasi
rangsang
nyeri
Orientasi baik
Melokalisir
nyeri

metode

Pemeriksaan Saraf Kranial

N. 1 (Saraf Olfaktorius)

Pemeriksaan bau

syarat : tidk ada hambatan, tidak ada


atropi, dan penderita sadar baik (GCS 456)
Bahan tidak iritatif , biasanya tembakau,
kopi, vanili, teh, jeruk.
Cara diperiksa masing2 hidung, penderita
disuruh tutup mata

N. II (Saraf Opticus)
Terdiri pemeriksaan:
Tajam penglihatan
Lapangan pandang
Pemeriksaan warna
Funduskopi

Tajam penglihatan

Menggunakan Snellen Eye chart (6 meter)


Menggunakan jari tangan (normal dapat
dilihat dlm jarak 60 meter), lambaian
tangan (normal : jarak 300 meter), cahaya
lampu (jarak tak terhingga), dan bila tidak
dapat melihat sama sekali berarti buta
total.

saraf opticus..
10

Lapangan penglihatan
Tes konfrontasi , normalnya untuk penglihatan atas
(superior ) : 60o , inferior : 75o, temporal : 100o, nasal : 60o.

11

saraf II
12

Pemeriksaan warna

menggunakan tes ishihara


menggunakan benang wol berwarna (ps
diminta untuk mengambil warna pada
kumpulan benang wol berwarna.

Pemeriksaan funduskopi

Mata yg tdk diperiksa di tutup dg tangan


penderita. Penderita diminta melihat jauh
ke depan. Tangan kiri pemeriksa melakukan
fiksasi dahi penderta, sdgkan ophtalmoskop
dipegang
tangan
kanan
dilakukan
penyinaran 15o dari nasal.

14

15

Papil normal

Hypertensive
retinopathy stg III

Saraf okulomotorius, troklearis


dan abdusens ( N. III, IV dan VI)
16

Pemeriksaan
diam
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan

kedudukan bola mata saat


gerakan bola mata
celah mata (ptosis)
pupil

Bentuk, lebar, dan perbedaan lebar


Reaksi cahaya langsung dan tidak langsung
Reaksi akomodasi dan konvergensi

gerakan bola mata


17

Saraf Trigeminus (N. V)


18

Sensorik

Distribusi perifer : saraf V-1, V-2, V-3


Distribusi segmental : onion shape

saraf V
19

Motorik

Merapatkan gigi ( otot masseter dan otot


temporalis bandingkan kanan dan kiri)
Buka mulut (otot pterygoideus eksernus)
bila parese deviasi ke sisi otot yg lesi
Menggerakkan rahang dari sisi ke sisi
melawan tahanan
Menggigit tongue spatel kayu dg gigi
geraham

saraf V
20

Refleks

Jaw, Masseter atau mandibular reflex


Reflek kornea
Sternutatory (nasal, sneeze) reflex

Saraf Fasialis (N. VII)


21

Pemeriksaan motorik otot- otot wajah


Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah

Pemeriksaan motorik otot- otot wajah


22

Pada kondisi diam :

dibandingkan apakah ada asimetri pada


lipatan dahi, sudut mata, lipatan nasolabial,
dan sudut mulut.

Pada kondisi bergerak :


mengangkat alis, amati gerakan alis dan
derajat kerutan dahi, menutup mata,
mengerutkan alis, mengembungkan pipi,
bersiul, tersenyuotot

23

24

Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah


25

Dengan cairan Bornstein : 4% glukosa utk


manis, 1% asam sitrat utk asam, 2.5%
sodium klorida utk rasa asin, dan 0.075%
quinine HCl utk pahit
Aplikator dicelupkan ke zat (gula) kemudian
di oleskan disatu sisi lidah kemudian
diratakan. Pasien akan mengidentifikasikan
rasa ini dalam kurang dari 10 detik. Diantara
tiap tes pasien diminta berkumur.

saraf Vestibulocochlearis (N. VIII)


26

Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan keseimbangan

Pemeriksaan Pendengaran
27

Untuk menilai adanya tuli konduksi atau


tuli persepsi
Dilakukan dgn :

Suara bisik
Arloji
Garputala :
Tes weber
Tes rinne
Tes schwabach

Tes
Weber

Tes Rinne

28

Pemeriksaan keseimbangan
29

Romberg test

30

Saraf Glossopharyngeus dan Saraf


Vagus
(N. IX dan X)

Inspeksi orofaring dalam keadaan


istirahat
Inspeksi orofaring dlm keadaan berfonasi
Refleks:

Refleks muntah

Sensorik pengecapan 1/3 bagian


belakang lidah
Suara (serak/parau)
Menelan

31

32

Saraf Accesorius (N. XI)


33

Pemeriksaan otot trapezius :

Penderita disuruh mengangkat bahu dan


pemeriksa menahannya

Pemeriksaan otot
sternokleidomastoideus:

Penderita memalingkan kepala ke arah


kanan utk memeriksa
strenokleidomastoideus kiri dengan tangan
penderita menahannya.

saraf XI
34

otot Trapezius

otot
sternokleidomastoideus

Saraf Hipoglossus (N. XII)


35

Pemeriksaan otot lidah dalam keadaan :


Diam :

Bila terdapat paresis sisi kiri, maka lidah


akan deviasi ke kanan yaitu ke sisi sehat

Bergerak :

Saat menjulurkan lidah, pd parese kiri maka


otot lidah akan deviasi ke kiri

36

Pemeriksaan Fungsi Luhur

Meliputi

Afasia
Aleksia
Apraksia
Agraphia
Akalkulia
Disorientasi kiri-kanan

afasia

Gangguan berbahasa yang disebabkan


oleh kerusakan otak
Diperiksa dengan 6 modalitas bahasa:

Bicara spontan
Pemahaman
Pengulangan
Penamaan
Membaca
menulis

Jenis afasia:

Afasia motorik
Afasia sensorik
Afasia global

Aleksia
Pasien

Apraksia

penderita tidak dapat menulis

Akalkulia

ketidakmampuan untuk melaksanakan gerakan


yang diperintahkan sedangkan melaksanakan
gerakan atas kemauan sendiri tidak mengalami
gangguan

Agrafia

tidak bisa membaca meskipun tidak buta huruf

penderita tidak dapat melakukan perhitungan


aritmia sederhana

Disorientasi kanan-kiri

penderita tidak mampu membedakan sisi kanan


dan kiri

Pemeriksaan Status
Mental

Status Mental

Penampilan: Gesture (sikap dan gerakan tubuh),


hubungan dengan pemeriksa, dsb
Mood dan afek: Depresi, gembira, marah dsb
Proses berpikir: Bloking, loncat gagasan (flight of
idea), dsb
Isi pikir: Cemas, phobia, delusi (waham), halusinasi,
dsb
Aktivitas motorik: Lambat, hiperaktivitas, agitasi, dsb
Fungsi kognitif: Perhatian dan konsentrasi, memori
(baru saja, tadi, dan yang lalu), hitungan,
pertimbangan

N : 2430

Anda mungkin juga menyukai