Anda di halaman 1dari 55

JOURNAL READING DAN CRITICAL APPRAISAL

RHINITIS ALERGI DAN KONJUNGTIVITIS


ALERGI PEDIATRIK

Pembimbing : Dr. dr. Fifin Luthfia Rahmi, MS, Sp.M(K)


DISUSUN OLEH
Ayu Anggraini K Sri Suteja Jayani
Nuraenny Ratna Bauw Rona Elfiza
Chandra Hermawan Andre Wiguna
Manapa Galang Bela Nusa
Adinda Ratna Puspita Sarah Dyaanggari Akip
Anastasia Piramitha A S
ABSTRAK
TUJUAN

Mengkaji hubungan antara konjungtivitis alergi (AC)


dan rhinitis alergi (AR) pada pediatric oftalmologi
dan klinik rawat jalan THT
METODE

892 peserta diikutsertakan dalam survei selama bulan Maret


2005 sampai Januari 2007
407 kasus konjungtivitis alergi ditempatkan di kelompok
klinik oftalmologi dan 485 kasus rhinitis alergi dari klinik THT
Gangguan komorbid, riwayat penyakit, tanda dan gejala
pasien dicatat
METODE

Alergi tipe 1 diuji pada 479 kasus dengan tes darah


antibody IgE spesifik
Eosinofil didapatkan pada kerokan konjungtiva
superfisial dari konjungtiva tarsal superior dan
kerokan permukaan mukosa meatus nasi media
pada 88 kasus kedua penyakit tersebut
HASIL
302 (74%), 374 (92%), 116 (29%) pada 407 kasus dengan
konjungtivitis alergi disertai eksim, rhinitis, dan asma;
334 (69%), 430 (89%), 145 (30%) pada 485 kasus dengan
rhinitis alergi disertai eksim, konjungtivitis, dan asma.
Prevalensi konjungtivitis alergi yang bersamaan dengan
rhinitis alergi dan rhinitis alergi yang bersamaan
konjungtivitis alergi tidak memiliki perbedaan yang
signifikan, begitu pula yang disertai eksim dan asma juga
tidak memiliki perbedaan yang signifikan
HASIL
Tingkat keparahan kedua gejala penyakit tersebut tidak sama, pada
pasien dengan konjungtivitis alergi musiman (SAC) dan konjungtivitis
alergi menahun (PAC), tanda-tanda klinis dari AR selalu lebih parah
dibandingkan dengan AC, hasilnya berbeda dengan kasus
keratokonjungtivitis vernal (VKC)
Eosinofil tampak pada 50 kasus (57%) kerokan konjungtiva dan
kerokan mukosa hidung 47 kasus (53%) memiliki hasil positif pada
kedua kerokan tersebut
Aeroallergens utama: debu tungau rumah, debu rumah dan jamur
Alergen makanan utama: ikan, kepiting dan udang
KESIMPULAN

Kedua kelainan tersebut terlihat lebih banyak


persamaan dibandingkan perbedaan
Disarankan konjungtivitis alergi harus
dipertimbangkan dalam panduan ke depannya
untuk mencegah perkembangan rhinitis dan asma
pada anak-anak
PENDAHULUAN
KONJUNGTIVITIS ALERGI

Sering terjadi pada anak-anak


Mayoritas bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri
Beberapa kasus dapat diterapi secara paripurna di
faskes primer
Beberapa kasus sulit dikontrol dan menyebabkan
komplikasi kronik efek sekunder pada kornea
mengancam penglihatan
RHINITIS ALERGI
Mempengaruhi kualitas hidup
Pasien datang dengan:
Bersin
Hidung berair
Kongesti hidung
Gejala Konjungtivitis
Mata gatal Alergi
Mata merah
Mata berair
Mukosa nasal dan konjungtiva yang serupa alergen yang
sama dapat terlibat dalam patogenesis konjungtivitis alergi
Efek
Efek rhinitis
konjungtivitis
alergi
alergi

BELUM DIEVALUASI
Diagnosis dini akan meningkatkan kualitas hidup

Penelitian

Menilai hubungan rhinitis alergi dan


konjungtivitis alergi pada klinik oftalmologi
pediatrik dan THT
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
SUBJEK
892 pasien dikumpulkan dalam survei (Maret 2005
Januari 2007)
Anak dengan konjungtivitis alergi atau rhinitis alergi
407 kasus konjungtivitis alergi dan 485 kasus rhinitis alergi
Rerata usia pasien 8,5 tahun (3 bulan hingga 17 tahun).
Rerata usia pada kelompok kasus mata 8,2 tahun dan
pada kelompok THT 8,7 tahun
582 (65%) pasien adalah laki-laki dan 310 (35%) pasien
adalah perempuan
DIAGNOSIS
Konjungtivitis alergi didiagnosis bila pasien memenuhi ciri
gejala dan tanda sesuai kriteria Buckley tahun 1998,
sedangkan rhinitis alergi didiagnosa sesuai kriteria ARIA
tahun 2001.
Hipersensitivitas dipertimbangkan sebagai ciri khas
konjungtivitis alergi maupun rhinitis alergi, membedakannya
dengan penyakit lain yang terkait imunitas.
Kriteria inklusi gejala berulang selama setidaknya 1 tahun.
Tiga kelompok kasus konjungtivitis : seasonal allergic
conjunctivitis, perennial allergic conjunctivitis dan vernal
keratoconjunctivitis
MANIFESTASI KLINIS

Konjungtivitis alergi ditandai dengan adanya gatal,


kemerahan, mata berair, dan fotofobia. Pemeriksaan
fisik injeksi konjungtiva, kemosis dan edema
pada daerah bulu mata.
Rhinitis alergi bersifat perenial dan intermiten
sesuai gejala, penggolongan berdasarkan
keparahan dan efek terhadap kualitas hidup pasien.
MANIFESTASI KLINIS

Rhinitis alergi musiman sekret hidung encer,


bersin berulang, gatal pada hidung, telinga dan
tenggorokan, kongesti nasal.
Rhinitis Alergi perenial gejala menetap dan
kongesti nasal lebih berat, post nasal drainage
METODE

Alergi tipe I diuji dengan antibodi IgE spesifik dalam


darah
Eosinofil dideteksi dalam usapan konjungtiva
superfisial dari konjungtiva tarsal superior dan
usapan permukaanmukosa dari meatus nasi media
Analisa data dengan uji Chi Square. P<0,05
signifikan secara statistik
HASIL
INFORMASI UMUM
Prevalensi dari konjungtivits alergi bersamaan dengan
rhinitis alergi dan rhinitis alergi yang bersamaan
dengan konjugtivitis alergi tidak memiliki perbedaan
secara statistik (x2=2.6, p>0,05).
Prevalensi dari konjungtivitis dan rhinitis alergi
bersamaan dengan eczema dan asthma tidak memiliki
perbedaan yang signifikan (x2=3,08; x2=0,21, p>0,05).
Informasi pada pasien dengan konjungitivitis alergi dan
rhinitis

Terdapat 352 kasus dengan PAC,


272 kasus dengan SAC dan 114
kasus dengan VKC

Tanda klinis dari AR selalu lebih


berat (x2=258,2, P<0,05) apabila
dibandingan dengan AC; tetapi
berbeda dengan pasien yang
didiagnosa VKC (x2=66,5, P<0,05)
HASIL TES ANTIBODI IgE
Sebanyak 536 (67%) dari 796 pasien anak dites dengan tes
antibodi IgE spesifik di dalam darah.
Total IgE positif adalah sebanyak 99,30% (531/535),
diperoleh 489 kasus berkaitan dengan aero-allergen dan 423
kasus berkaitan dengan food-allergen.
Tes IgE spesial positif adalah 450 (92%) kasus pada kasus
yang berkaitan dengan aero-allergen dan 237 (56%) kasus
pada kasus yang berkaitan dengan food-allergen.
Aero-allergen yang banyak ditemukan adalah kutu debu
rumah, debu rumah dan jamur, dan pada food-allergen adalah
ikan, kepiting dan udang.(tabel 2,3).
HASIL KEROKAN
Sejumlah 88 kasus (11%) dari 796 kasus yang diterima
(dan disetujui) untuk diambil kerokan konjungtiva
superfisial.
Kerokan mukosa diambil dari kunjungtiva tarsal
superior dan dari meatus nasi medial.
Eosinofil ditemukan pada 50 (57%) kerokan konjungtiva
dan 58 (66%) pada kerokan mukosa nasal (x2 = 1.5, P >
0.05) dan 47 kasus (53%) dengan hasil positif di kedua
kerokan.
DISKUSI
Alergi

Rhinitis alergi
Konjungtivitis
Penyelidikan alergi gejala nasal dan okular
Gejala okular rhinitis alergi musiman
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan asma
dan rhinitis >>
Satu saluran nafas, satu penyakit &
Rhinobronkhitis alergi
Rhinitis dan konjungtivitis terisolasi maupun
kombinasi sering menyertai asma dan penyakit
atopik lainnya
Satu penelitian
Rhinitis alergi
didiagnosis pada 92%
Prevalensi kombinasi anak-anak dengan Penelitian kami
konjungtivitis alergi konjungtivitis alergi.
dan rhinitis alergi Sebaliknya, 89% anak
sebesar 17,6%,, dengan konjungtivitis
mengindikasikan alergi didiagnosis
komorbiditas sekitar dengan rhinitis alergi
92%

Kormorbid asma lebih banyak


ditemukan pada rhinitis (92%)
dibandingkan konjungtivitis
(72%)

Malo
Asosiasi epidemiologi yang kuat

Rhinitis Konjungtivitis
Patofisiologi sama
Mukosa konjungtiva dan nasal lokasi umum untuk respon
alergi melibatkan permukaan tubuh yang terbuka
Respon ini melibatkan sensitivitas
berlebihan (baik yang didapat atau
bawaan) + alergen eksternal reaksi
hipersensitifitas.
Reaksi sensitivitas cepat tipe I terutama
sel mast dan basofil + dimediasi IgE

Tingkat IgE total tinggi diukur dalam


serum pasien dengan konjungtivitis alergi
dan rhinitis alergi
Kedua penyakit tersebut memiliki alergen
yang sama dalam penelitian ini
Alergen utama Tungau debu rumah, debu rumah dan
jamur, seperti banyak temuan penyakit alergi ini
sebelumnya
Alergen makanan yang utama ikan, kepiting dan udang
Penelitian sebelumnya telah mengabaikan untuk
mengungkapkan alergen makanan pada konjungtivitis dan
rhinitis alergi
Namun, data semacam ini masih bersifat jarang, terutama
data pada anak usia kurang dari 2 tahun.
Jadi, penelitian lebih lanjut masih perlu ditekankan pada
bagian ini
Sel-sel inflamasi eosinofil radang saluran
nafas bagian atas dan bawah
Hanya sebagian kecil pasien yang menjalani
pemeriksaan kerokan
Tingkat positif keberadaan eosinofil dalam kerokan
konjungtiva dan kerokan hidung tidak tinggi karena
akumulasi eosinofil pada konjungtiva dan mukosa
nasal yang lebih dalam
Namun, hasilnya masih bisa memverifikasi prosedur
inflamasi yang sama pada konjungtiva alergi seperti
pada mukosa hidung
Dua kondisi tersebut
karakter sama

Tingkat keparahan tidak


paralel
(ketika satu penyakit
muncul, penyakit lain
harus diperiksa dengan
sangat hati-
hatimendapat
perawatan bersamaan)
Karena semua penyakit alergi memiliki mediator
inflamasi yang umum mengobati apapun jenis
penyakit alergi memperbaiki kondisi komorbiditas
World Allergy Organization + World Health
Organization Pedoman pencegahan asma alergi
dan alergi
Merekomendasikan penanganan penyakit saluran
nafas bagian atas (seperti RA) mencegah
perkembangan asma
Satu penelitian mendukung penggunaan cuci
hidung dengan garam hipertonik pada pasien anak
dengan rhinokonjungtivitis alergi musiman Dapat
ditoleransi, murah dan efektif
Kortikosteroid intranasal (Intranasal corticosteroids)
sangat efektif untuk mengobati gejala nasal RA,
mungkin juga efektif untuk pengobatan gejala
ocular
Mekanisme penanganan intranasal pada gejala okular
tidak diketahui
Mekanisme potensial mencakup >> drainase sekresi
okular akibat << edema dan pembengkakan di sekitar
ujung bawah saluran nasolakrimal dan penurunan
aktivitas refleks neuron
Secara luas, tantangan alergen (allergen challenges)
pada satu sisi rongga hidung sekresi hidung pada
rongga kontralateral melalui refleks neurologis
Tantangan hidung gatal okular (90% pasien) dalam
satu penelitian gejala okular dapat diinduksi oleh
refleks nasal-okular
Dewasa Konjungtivitis
onset masa alergi
kanak kanak Mencegah pedoman
Kesamaan Rhinitis alergi dan
pola AKC Kerusakan mengobati Cegah
Konjungtivitis
peradangan epitel penyakit perkembangan
alergi
permukaan alergi anak rhinitis dan
okular lebih asma (t.u pada
parah anak)
CRITICAL APPRAISAL
JUDUL

Pediatric allergic conjunctivitis and allergic rhinitis

Judul tidak lebih dari 12 kata.


Judul cukup informatif dan menunjukkan masalah
yang diteliti yaitu hubungan antara konjungtivitis
alergi dan rhinitis alergi.
Judul tanpa singkatan.
PENULIS DAN INSTITUSI
Tong Qiao a,*, Yizhen Hu a,*, Zhinan Wang b
a Departmentof Ophthamology, the Union Hospital Affiliated to
Huazhong University of Science and Technology, Wuhan
430022, Hubei Province, China;
bDepartment of E.N.T, Wuhan Childrens Hospital, Wuhan
430016,Hubei Province, China.
Pada jurnal ini nama penulis pada artikel telah ditulis secara
benar yaitu tanpa mencantumkan gelar dari penulis.
Informasi mengenai penulis sudah tercantum, yaitu bidang
atau divisi dari penulis sudah disebutkan.
PENERBIT

Journal of Nanjing Medical University, 2008,


22(3):183-187

Received 20 February, 2008

Penerbit sudah dicantumkan, disebutkan secara


lengkap tahun dan bulan terbitan, volume, dan
halaman jurnal.
ABSTRAK
Abstrak terdiri dari 1 paragraf terstruktur.
Secara keseluruhan abstrak cukup informatif.
Setiap penulisan singkatan sudah diberi keterangan.
Abstrak cukup panjang, terdiri dari 312 kata (>250 kata).
Abstrak seharusnya mencakup komponen Introduction,
Method, Result, and Discussion. Namun pada jurnal ini,
abstrak terdiri dari Objective, Method, Result, and Conclusion.
Pada bagian abstrak sebaiknya pada bagian introduction dapat
ditambahkan bagian latar belakang dilakukan penelitian.
ABSTRAK
Ya Tidak cukup Tidak
data
Apakah hasil studi relevan terhadap tujuan penelitian ? +
Apakah tujuan penelitian dinyatakan dengan jelas ? +
Apakah telah dilakukan cukup studi klinis relevan yang +
terkait topic literatur ini?
Apakah bukti evidence dari studi klinis yang relevan
menunjang hasil penemuan klinis literatur ini ?
PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang


berisi alasan dilakukan penelitian dan bagian yang
menyatakan tujuan penelitian. Pendahuluan kurang
dari 1 halaman dan didukung pustaka yang relevan.
Pada pendahuluan telah disebutkan bahwa
konjungtivitis alergi dan rhinitis alergi merupakan
penyakit yang banyak dialami anak-anak, namun
tidak disebutkan epidemiologinya.
METODE
Jurnal sudah mencantumkan periode waktu (Maret 2005-
Januari 2007) dan tempat pelaksanaan penelitian (klinik
mata dan THT Wuhan Childrens Hospital).
Jurnal sudah menyebutkan jumlah subjek penelitian,
namun tidak menyebutkan perhitungan perkiraan besar
sampel beserta rumusnya.
Sudah disebutkan kriteria inklusi subjek, namun tidak
disebutkan kriteria eksklusi dan bagaimana metode yang
digunakan dalam pengambilan subjek penelitian.
METODE

Jurnal tidak menyebutkan design penelitian yang


dilakukan.
Jurnal menggambarkan pemeriksaan dan alur
pemeriksaan yang dilakukan, juga menjelaskan
dasar diagnosis untuk konjungtivitis alergi dan
rhinitis alergi pada penelitian ini.
Jurnal ini menyebutkan uji statistik yang digunakan
yaitu uji chi-square.
HASIL

Pada jurnal ini disebutkan jumlah subyek yang


diteliti
Pada jurnal tidak disertakan subyek yang dropout
dan alasannya
Hasil penelitian jurnal ini disampaikan dalam bentuk
narasi dan diperjelas dengan tabel serta diagram
batang.
HASIL
Hasil penelitian jurnal didahului dengan data
deskriptif tentang subyek yang diteliti, kemudian
diikuti analitik yang umum hingga terperinci
Semua outcome yang penting disebutkan dalam
hasil
Pada jurnal ini hasil sudah menjawab tujuan
penelitian yaitu untuk menilai hubungan antara
konjungtivitis alergi dan rhinitis alergi pada klinik
rawat jalan pediatric ophthalmology dan THT.
DISKUSI
Pada diskusi terdapat analisis makna temuan yang
dinyatakan dalam hasil.
Dalam diskusi dibahas sumber-sumber relevan terkait
dengan penelitian dan membandingkan dengan temuan
sebelumnya
DISKUSI

Pada diskusi dicantumkan keterbatasan penelitian


yaitu kurangnya data alergi makanan pada
konjungtivitis alergi dan rhinitis alergi
Terkait dengan keterbatasan studi, pada diskusi
sudah dibahas mengenai saran untuk penelitian
selanjutnya yaitu penelitian lebih lanjut pada anak
usia kurang dari 2 tahun
SIMPULAN
Simpulan sudah dicantumkan dalam diskusi paragraf
terakhir
Simpulan telah menjawab tujuan penelitian
Pada simpulan terdapat saran yang diperoleh dari hasil
penelitian dan relevansinya sebagai ilmu pengetahuan
dan manfaat untuk penelitian mendatang.
Pada penelitian ini penulis jurnal mengusulkan
penanganan konjungtivitis alergi sebagai tatalaksana
mendatang untuk mencegah perkembangan rhinitis alergi
dan asma, terutama pada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka pada jurnal menggunakan system


Vancouver.
Daftar pustaka pada jurnal sebagian ada yang
kurang update. Sebaiknya referensi yang digunakan
berjarak maksimal 5 tahun dari tahun dibuatnya
jurnal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai