Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

TUMOR KOLON

Disusun Oleh :
Okky Piyanni
1261050141

Pembimbing :
dr. Mudianto, Sp.B
PENDAHULUAN
 Karsinoma kolorektal merupakan penyakit
ketiga terbanyak di dunia. Insiden kanker
kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100.000
penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5%
dari seluruh kasus kanker.

 Polip pada kolon berasal dari epitel mukosa dan


merupakan neoplasma jinak terbanyak di kolon
dan rectum. Diantara polip kolon ada yang
berpotensi ganas. Pada tahap lanjut, sebagian
besar karsinoma kolon mengalami ulserasi
menjadi tukak maligna.
TUMOR

 Neoplasma jinak  Neoplasma ganas


(benigna) (maligna)
ANATOMI COLON
NEOPLASMA JINAK COLON
 Polip berasal dari epitel mukosa dan merupakan
neoplasma jinak terbanyak di kolon dan rectum.
TIPE-TIPE POLIP
NEOPLASMA GANAS (CANCER) COLON

 Karsinoma kolon mulai berkembang di


mukosa dan tumbuh menembus dinding
dan meluas secara sirkuler kearah oral
dan aboral.
ETIOLOGI
Diet

Faktor
genetik

Tumor
Colon Merokok dan
Alkohol
Keterbatasan
Aktivitas dan
Obesitas

Obat-obatan
dan hormon
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Colok
Anamnesis
Dubur

Endoskopi CT Colonography
Enema Barium
TATALAKSANA
Stadium Terapi

Stadium 0  Eksisi lokal atau polipektomi sederhana


 Reseksi en-bloc segmental untuk lesi yang tidak memenuhi
(TisN0M0)
syarat eksisi lokal

Stadium I  Wide surgical resection dengan anastomosis tanpa


(T1-2N0M0) kemoterapi ajuvan

Stadium II  Wide surgical resection dengan anastomosis


 Terapi ajuvan setelah pembedahan pada pasien dengan
(T3N0M0, T4a-bN0 M0)
risiko tinggi

Stadium III  Wide surgical resection dengan anastomosis


(T apapun N1-2M0)  Terapi ajuvan setelah pembeda

Stadium IV  Reseksi tumor primer pada kasus kanker kolorektal dengan


(T apapun, N apapun metastasis yang dapat direseksi
 Kemoterapi sistemik pada kasus kanker kolorektal dengan
M1) metastasis yang tidak dapat direseksi dan tanpa gejala
TERAPI ENDOSKOPI
Terapi endoskopik dilakukan untuk polip kolorektal, yaitu lesi mukosa
kolorektal yang menonjol ke dalam lumen.

Panduan American College of Gastroenterology menyatakan bahwa:


• Polip kecil harus dibuang secara utuh.
• Jika jumlahnya banyak (lebih dari 20), harus dilakukan biopsi representatif.
• Polip pendukulata besar biasanya mudah dibuang dengan hot snare.
• Polip sesil besar mungkin membutuhkan piecemeal resection atau injeksi submukosal
untuk menaikkan mukosa dari tunika muskularis propria agar dapat dilakukan endoscopic
mucosa resection (EMR).
EKSISI LOKAL (POLIPEKTOMI SEDERHANA)
Eksisi lokal dilakukan baik untuk polip kolon
maupun polip rektum.
Polipektomi endoskopik harus dilakukan apabila
struktur morfologik polip memungkinkan.
Sebagian besar polip kolorektal dapat diterapi dengan
polipektomi endoskopik, baik dengan biopsy forceps
maupun snare polypectomy. Hampir semua polip
bertangkai dan sebagian polip sesil dapat dibuang
dengan electrocautery snare.
TERAPI BEDAH
Kolektomi
dan reseksi
KGB
regional
en-Bloc

Bedah
laparoskopi
k pada
kanker
kolorektal

Tindakan
bedah
untuk
kanker
metastatik
KOLEKTOMI DAN RESEKSI KGB REGIONAL EN-BLOC

Teknik ini diindikasikan untuk kanker kolon yang masih dapat direseksi
(resectable) dan tidak ada metastasis jauh.

Luas kolektomi sesuai lokasi tumor, jalan arteri yang berisi kelenjar
getah bening, serta kelenjar lainnya yang berasal dari pembuluh darah
yang ke arah tumor dengan batas sayatan yang bebas tumor (R0).

Bila ada kelenjar getah bening yang mencurigakan diluar jalan vena yang
terlibat sebaiknya direseksi.

Reseksi harus lengkap untuk mencegah adanya KGB positif yang


tertinggal (incomplete resection R1 dan R2).
KOLEKTOMI DAN RESEKSI KGB REGIONAL EN-BLOC

Reseksi KGB di area asal pembuluh harus diidentifikai


KGB untuk pemeriksaan patologis. KGH yang positif
harus secara klinis di luar lapangan reseksi yang
mengikut dianggap mencurigakan, harus dibiopsi atau
diangkat
i kaidah-
kaidah KGB positif yang tertinggal menunjukkan reseksi
sebagai inkomplit (R2)
berikut:

Minimal ada 12 KGB yang harus diperiksa untuk


menegakkan stadium N.
BEDAH LAPAROSKOPIK PADA KANKER KOLOREKTAL

Keuntungan bedah laparoskopik dalam


jangka pendek dibandingkan open colectomy :

• penurunan kehilangan darah intraoperatif,


• asupan oral yang lebih cepat
• rawat inap yang lebih singkat

Bedah laparoskopik sebaiknya hanya


dilakukan oleh ahli bedah yang
berpengalaman dalam melakukan teknik
tersebut.
TINDAKAN BEDAH UNTUK KANKER
METASTATIK

Pada KKR stadium 4 dengan


metastasis hati dan atau paru,
Tumor primer resektabel dan reseksi merupakan pilihan yang
terbaik dengan catatan tumor
metastasis resektabel primer masih dapat direseksi

Pada keadaan seperti ini, dapat


Tumor primer resektabel dan dilakukan reseksi tumor primer
dilanjutkan dengan kemoterapi
metastasis tidak resektabel untuk metastasisnya.

Kombinasi kemoterapi dan


Tumor primer tidak resektabel, pembedahan atau radiasi paliatif
merupakan penanganan standar
metasatasis tidak resektabel untuk pasien dengan KKR
metastasis. Pada kasus dengan
penyakit metastasis yang tidak
resektabel maka terapi pilihannya
adalah kemoterapi sistemik.
TERAPI SISTEMIK

Kemoterapi untuk kanker kolorektal dilakukan dengan


berbagai pertimbangan, antara lain:

•stadium penyakit,
•risiko kekambuhan
•performance status

Terapi ajuvan direkomendasikan untuk KKR stadium III dan


stadium II yang memiliki risiko tinggi.

Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien dengan WHO


performance status (PS) 0 atau 1. Selain itu, untuk memantau
efek samping, sebelum terapi perlu dilakukan pemeriksaan
darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin), serta elektrolit darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Desen, Wan., Japaries, Willie. Onkologi Klinis. Edisi 2.
FKUI. Jakarta. 2011.
2. Tambayong, J. Patofisiologi untuk keperawatan. Monica
Ester EGC. 2000. Jakarta: viii + 211 hlm.
3. Price Syilvia A., Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4. EGC. Jakarta. 1995.
4. R. Sjamsuhidayat, Jong. W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3
EGC. Jakarta. 2017.
5. Kementerian Kesehatan. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Kanker Kolorektal. Komite Penanggulangan
Kanker Nasional. 172 hlm.
6. American Joint Committee on Cancer. Colon and Rectum.
2006. 107—118 hlm.
7. Brunicardi FC, Andersen DK, Biliar TR, et al. Schwartz’s
Priciples of Surgery. Edisi 10. 2010. New York : McGraw-Hill
Education
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai