Oleh
Cytha Dwi Puspita, S.Kep
2100141040003
B. Klasifikasi luka
Menurut Mansjoer (2007) dalam e-book Kaisati & Rosmalawati (2016), klasifikasi luka
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan sifat luka
a) Luka akut, merupakan luka yang sembuh sesuai dengan periode penyembuhan
luka normal, meliputi; luka akut pembedahan (insisi, eksisi dan skin graft), luka
akut bukan pembedahan (luka bakar), serta luka akut akibat faktor lain (abrasi,
laserasi, atau injuri pada lapisan kulit superfisial).
b) Luka kronis, merupakan yang memiliki proses penyembuhan lambat atau bahkan
mengalami kegagalan, meliputi; luka decubitus, luka diabetes serta luka tophi.
2. Berdasarkan kehilangan jaringan
a) Superfisial, kondisi kerusakan jaringan pada lapisan epidermis
b) Parsial (Partial-Thickness), kerusakan jaringan pada lapisan epidermis dan dermis
c) Penuh (Full-Thickness), kerusakan jaringan yang meliputi lapisan epidermis,
dermis, jaringan subkutan serta dapat berlanjut pada bagian otot, tendon dan
tulang.
3. Berdasarkan stadium
a) Stadium I, lapisan epidermis utuh namun terdapat eritema (perubahan warna)
b) Stadium II, kehilangan kulit superfisial dengan kerusakan kulit pada lapisan
epidermis dan dermis dengan gejala klinis meliputi nyeri, panas dan edema serta
terdapat eksudat sedikit hingga sedang
c) Stadium III, kehilangan jaringan telah mencapai subkutan dan terbentuk rongga
serta terdapat eksudat sedang hingga banyak
d) Stadium IV, hilangnya jaringan subkutan serta terbentuknya rongga (cavity) yang
telah melibatkan tendon dan/atau tulang serta terdapat eksudat sedang hingga
banyak
4. Berdasarkan mekanisme luka
e) Luka insisi, akibat teriris instrument tajam
f) Luka memar (contusio), akibat benturan dari suatu tekanan
g) Luka lecet/abrasi, akibat gesekan kulit dengan benda tumpul
h) Luka tusuk/punctum, akibat benda seperti peluru atau pisau yang masuk ke dalam
kulit
i) Luka gores/laserasi, akibat gesekan benda tajam
j) Luka tembus/penetrasi, luka yang menembus organ tubuh dalam
k) Luka bakar/combustion, akibat trauma panas, listrik, kimiawi, radiasi, dll.
D. Gejala klinis
Gejala klinis kerusakan integritas kulit menurut DPP PPNI (2017) sebagai berikut:
a) Gejala dan tanda mayor, meliputi kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit
b) Gejala dan tanda minor, meliputi nyeri, perdarahan, kemerahan dan hematoma
E. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien dengan kerusakan integritas kulit
menurut Ariningrum, et al. (2018) adalah sebagai berikut:
a) Pemeriksaan tanda vital
b) Penilaian adanya infeksi dengan gejala berupa demam, malaise, limfadenopati
regional, edema, eritema, rasa nyeri serta peningkatan suhu local
c) Penilaian kerusakan struktur di bawah luka (pengisian kapiler, perdarahan, status
motoric, sensorik, otot dan tendon)
d) Penilaian terhadap luka (benda asing di dalam luka, tingkat penyembuhan luka,
posisi luka, ukuran luka, bau, nyeri serta jaringan di sekeliling luka)
F. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien dengan gangguan integritas kulit menurut
Arininingrum, et al. (2018) meliputi pemeriksaan radiologi untuk menilai lokalisasi
cedera serta pemeriksaan laboratorium untuk menilai faktor komorbid yang dapat
memperlambat penyembuhan luka, tanda infeksi seperti leukositosis serta kultur untuk
mengetahui jenis bakteri pada luka.
G. Diagnosis/kriteria diagnosis
Menurut DPP PPNI (2017) kriteria diagnosis dalam terjadinya gangguan integritas kulit
meliputi penyakit penyerta dengan keterbatasan fisik, gagal jantung kongestive, diabetes
melitus maupun gout tophaceus (Dianati, 2015).
H. Penanganan medis
a) Mempertahankan keseimbangan homeostatis dengan pemberian cairan
b) Perawatan dan pembersihan luka dengan teknik aseptic yang meliputi proses
pencucian luka menggunakan cairan pencuci luka seperti Normal Saline, larutan
Ringer Lactat, Chlorohexidine Gluconate, Tap Water, dll dengan teknik swabbing
(usap) dan scrubing (gosok) yang sering dilakukan pada luka akut dan kronis untuk
melepaskan kotoran yang menempel pada luka, penyiraman dan irigasi untuk
mengangkat bakteri pada luka serta mencegah infeksi silang maupun teknik
perendaman untuk mengurangi nyeri saat pelepasan balutan luka.
c) Debridement untuk mengangkat jaringan yang mengalami kerusakan atau infeksi
d) Pembalutan luka
e) Penggunaan medikamentosa seperti antibiotic dan analgetic
f) Melakukan jadwal perubahan posisi pada luka kronik seperti luka dekubitus
I. Komplikasi
Komplikasi kerusakan integritas kulit menurut Kemenkes RI (2011) sebagai berikut:
a) Hematoma dan perdarahan (Hemorrhage)
b) Infeksi (Wound Sepsis) yang merupakan proses peradangan dalam 38 - 48 jam disertai
dengan peningkatan denyut nadi dan suhu tubuh, leukositosis, bengkak dan hangat
pada luka serta timbulnya nyeri yang hebat. Jenis infeksi yang dapat timbul meliputi;
cellulitis (infeksi bakteri pada jaringan), abses (infeksi bakteri terlokalisasi yang
ditandai dengan terkumpulnya pus), Lymphangitis (infeksi lanjutan dari cellulitis dan
abses menuju system limfatik)
c) Dehiscence (rusaknya luka bedah) dan eviscerasi (pengeluaran isi dari dalam luka)
d) Keloid (jaringan ikat yang tumbuh secara berlebihan)
2. Diagnosis keperawatan
a) Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0192)
b) Nyeri akut (D.0077) atau Nyeri Kronik (D.0078)
3. Rencana asuhan keperawatan
I. Pengkajian Keperawatan
A. Identitas
1. Identitas Pasien
a) Nama : Tn. D.W
b) Tanggal Lahir/Umur : 02-09-1967 / 54 Tahun
c) Jenis Kelamin : Laki-Laki
d) Agama : Kristen
e) Pendidikan : SLTP/Sederajat
f) Pekerjaan : Wiraswasta
g) Suku Bangsa : Minahasa
h) Status Perkawinan : Menikah
i) Golongan Darah :O
j) No. CM : 00765545
k) Tanggal Masuk : 26-08-2022
l) Tanggal Pengkajian : 29 Agustus 2022
m) Diagnosis Medis : Gout artrhitis tophaceous, CKD 5 HD
n) Alamat : Ranotongkor Jaga 2
2. Identitas Penanggungjawab
a) Nama : Ny. Yelke Mentang
b) Umur : 51 Tahun
c) Jenis Kelamin : Perempuan
d) Agama : Kristen
e) Pendidikan : SLTP/Sederajat
f) Pekerjaan : IRT
g) Suku Bangsa : Minahasa
h) Hubungan Dengan Klien : Istri
i) Alamat : Ranotongkor Jaga 2
3. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
- Keluhan utama saat pertama kali masuk rumah sakit: Penurunan status
hemodinamik
- Karakteristik: Pasien mengalami penurunan status hemodinamik berupa
hipotensi ketika akan melakukan HD pada Jumat, 26 Agustus 2022 sehingga
disarankan untuk melakukan perawatan di rumah sakit
b) Riwayat penyakit sekarang
- Keluhan utama saat pengkajian: Lemah, nyeri tophus pada ekstremitas atas
dan bawah
- Kronologi penyakit saat ini: Keluarga pasien mengatakan saat ini pasien sulit
menggerakkan tubuhnya karena nyeri yang dirasakan akibat asam urat. Pasien
mengatakan nyeri dirasakan seperti tertusuk benda tajam yang menjalar pada
seluruh ekstremitas atas dan bawah, skala nyeri 6 dengan frekuensi yang
hilang timbul dan meningkat ketika bagian tubuh digerakkan. Keluarga pasien
mengatakan pasien telah mengalami asam urat dan minum obat rutin sejak 8
tahun yang lalu namun kondisi klien memburuk hingga tidak dapat melakukan
aktivitas berjalan sejak 3 bulan yang lalu sehingga klien hanya berbaring
ditempat tidur.
- Upaya yang saja yang sudah dilakukan: Keluarga pasien mengatakan tidak
melakukan tindakan apapun untuk menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh
Tn. W.D serta hanya bergantung pada obat yang diberikan oleh dokter,
c) Riwayat Penyakit Dahulu
- Penyakit masa kanak-kanak: Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit
apapun ketika masih kecil
- Alergi: Pasien mengatakan tidak memiliki alergi apapun
- Pengalaman sakit/dirawat sebelumnya: Keluarga pasien mengatakan 2
minggu yang lalu pasien baru saja menjalani perawatan di rumah sakit akibat
mengalami BAB cair dengan frekuensi sekitar 5x sehari disertai muntah-
muntah dan demam. Keluarga pasien mengatakan pasien merupakan penderita
gagal ginjal dan memiliki jadwal hemodialisa 2 kali dalam seminggu.
- Pengobatan terakhir: Pengobatan terakhir yang dilakukan Tn. W.D sebelum
menjalani perawatan saat ini adalah New Diatabs 3 x 2 tabs, metoclopramide
3 x 10 mg IV, tranfusi PRC 230 cc.48 jam
d) Riwayat Penyakit Keluarga
- Genogram (Terlampir)
- Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumlah keluarga: Keluarga klien
mengatakan klien dan istri tinggal bersama 2 orang anak dengan jumlah total
keluarga yang tinggal serumah adalah 4 orang.
- Apakah ada anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa: Keluarga klien
mengatakan kakak tertua dari klien juga mengalami penyakit asam urat.
- Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau tidak menular:
keluarga klien mengatakan anggota keluarga pasien hanya mengalami
penyakit tidak menular yaitu asam urat.
- Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila satu anggota keluarga sakit:
keluarga klien mengatakan semua keluarga mendukung proses pengobatan
yang akan dijalani oleh anggota keluarga yang sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi ✓
Berpakaian/berdandan ✓
Mobilisasi di tempat tidur ✓
Pindah ✓ ✓
Ambulasi
Makan minum ✓
e) Pola eliminasi
Keluarga klien mengatakan klien BAB ±2 kali sehari dengan intensitas cair,
berwana coklat dan kekuningan dengan menggunakan pampers, sedangan BAK
±4 sampai 5 kali sehari, berwarna kuning pucat dengan bantuan keluarga
menggunakan pispot. Klien tidak mengalami kesulitan dalam BAB dan BAK.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum: Kesadaran CM, penampilan lemah
b) Kepala: Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, rambut pendek tipis berwarna
hitam dan beruban serta tidak terdapat benjolan maupun lesi
c) Mata: Klien memiliki 2 mata yang simetris, konjungtiva anemis, terdapat
lingkaran abu-abu disekitar kornea (corneal arcus), sklera tidak ikterik, lensa mata
bening, reflek cahaya(+), pupil isokor
d) Telinga: Klien memiliki dua telinga yang simetris dan bersih, tidak terdapat
serumen prop, tidak terdapat bulu telinga yang memanjang berlebihan, tidak
terdapat pengeluaran cairan, tidak ada bau, tidak ada peradangan dan nyeri, fungsi
telinga masih dapat mendengar dengan baik
e) Hidung: Klien memiliki hidung dengan dua lubang yang simetris, tidak ada
sumbatan serta tidak terdapat nyeri maupun pengeluaran secret/darah dari hidung,
fungsi penghidu baik, terpasang NGT
f) Mulut: Klien masih dapat berbicara namun terkadang perkataan yang dilontarkan
tidak jelas, lidah dan gusi klien berwarna pucat/anemis, terdapat plak kekuningan
pada gigi, tidak terdapat peradangan dan nyeri, jumlah gigi tidak dikaji.
g) Leher: Tidak terdapat pembesaran tiroid, KGB msupun peradangan pada tonsil.
Klien mengatakan tidak terdapat nyeri saat menelan.
h) Dada:
- Inspeksi: Bentuk dada simetris, retraksi otot dada(-), pergerakan selama
pernapasan normal
- Auskultasi: Suara napas vesikuler, tidak terdapat bunyi napas tambahan,
tidak terdapat suara abnormal jantung
- Perkusi: Batas jantung dan paru tidak dikaji
- Palpasi: Palpasi dada simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa,
pola napas normal dengan frekuensi 20 kali/menit
i) Abdomen
- Inspeksi: bentuk abdomen simetrsi, terdapat hiperpigmentasi berwarna
coklat gelap dan dapat mengelupas
- Auskultasi: Bising usus 16 kali/menit
- Perkusi: Tidak dikaji
- Palspasi: Tonus otot normal, tidak teraba massa abdomen, pembesaran
hepar(-) teraba kenyal.
j) Integumen
Terdapat luka pada ibu jari ekstremitas kanan yang memanjang hingga jari
telunjuk dengan panjang ±1 cm dan kedalaman ±0.5 mm, berwarna kuning pucat,
bagian dalam tampak basah dan tampak kulit yang mengering disekeliling luka.
Keluarga klien mengatakan luka klien muncul sejak 1 bulan yang lalu serta
pernah mengeluarkan cairan dan nanah. Terdapat luka tekan berupa laserasi
superfisial pada area punggung dengan diameter ± 1 cm, berwarna merah muda,
CRT <2 detik.
k) Genitalia: Tidak terpasang alat bantu, tidak terdapat kelainan genitalia, tidak
teraba penumpukan urine.
l) Ekstremitas
- Atas: Klien memiliki 2 pangkal lengan dan tangan yang lengkap dan simetris
dengan masing-masing tangan memiliki 5 jari. Terdapat pembengkakan sendi
yang menguhubungkan lengan atas dan bawah pada kedua ekstremitas atas.
Klien terlihat meringis ketika ekstremitas atas digerakkan. CRT <2 detik.
- Bawah: Klien memiliki 2 kaki yang lengkap dengan masing-masing kaki
memiliki 5 jari. Terdapat pembengkakan pada semua sendi ekstremitas
bawah. Terdapat luka tophi pada ibu jari ekstremitas kanan yang memanjang
hingga jari telunjuk dengan panjang ±1 cm dan kedalaman ±0.5 mm
berwarna kuning pucat, bagian dalam tampak basah dan tampak kulit yang
mengering disekeliling luka. Keluarga klien mengatakan luka klien muncul
sejak 1 bulan yang lalu serta pernah mengeluarkan nanah. Edema(-), klien
tidak dapat menggerakan ekstremitas bawah karena nyeri yang dirasakan.
6. Data penunjang
a) Laboratorium Hematologi Lengkap
- Albumin 2.18 (3.50-5.70)
- Creatinine serum 2.8 (0.5-1.5)
- Natrium serum 132 (135-153)
7. Terapi Medis
Nacl 0.9% 500cc/12jam kidmin 200cc/24jam ranitidine 2x50ml metoclopramide
3x10ml diataps 3x2tab bicnat 3x200ml.
V. Implementasi Keperawatan
10.00 WITA
Melakukan perubahan posisi pasien bersama keluarga
Hasil: Pasien tampak meringis ketika dilakukan
perubahan posisi namun proses perubahan posisi berjalan
dengan lancar
12.45 WITA
Melakukan perubahan posisi pasien bersama keluarga
Hasil: Perubahan posisi pasien berjalan dengan lancar
Nyeri Kronik 10.01 WITA
- Mengajarkan keluarga pasien teknik
nonfarmakologis kompres hangat untuk menurunkan
nyeri gout arthritis pasien
- Menganjurkan keluarga pasien untuk memonitor
nyeri pasien secara mandiri agar dapat melakukan
teknik nonfarmakologis yang telah diajarkan
Hasil: Keluarga pasien mengatakan telah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan serta akan melakukan kompres
hangat ketika pasien merasakan nyeri
14.12 WITA
- Melakukan kompres hangat bersama keluarga pasien
- Melakukan identifikasi skala nyeri pasien setelah
dilakukan kompres hangat
- Melakukan identikasi respon nyeri nonverbal
Hasil: Keluarga klien mengatakan telah melakukan
kompres hangat pada ekstremitas atas pasien yang
mengalami nyeri. Klien mengatakan nyeri sedikit
berkurang dengan skala 4. Klien nampak meringis ketika
dilakukan kompres hangat (VAS 5)
Selasa, 30 Gangguan 14.25 WITA
Agustus 2022 integritas - Mempertahankan teknik steril pada saat melakukan
kulit/jaringan perawatan luka
- Melakukan pembersihan luka tophi dan decubitus
dengan cairan Nacl
- Memasang balutan pada luka gout dan decubitus
- Memonitor keadaan luka pasien (warna dan bau)
- Memonitor tanda infeksi pada luka
Hasil: Tidak terdapat tanda infeksi pada luka tophi
maupun luka decubitus. Luka tophi pasien nampak bersih
dan mulai mongering tanpa adanya pengeluaran tophi,
sedangkan luka decubitus pasien berwarna merah muda
dan memiliki sirkulasi yang baik. Luka tidak berbau. Luka
telah terbalut. Keluarga pasien mengatakan luka decubitus
pasien telah mengecil dan membaik.
14.40 WITA
Melakukan perubahan posisi pasien bersama keluarga
Hasil: Pasien tampak meringis ketika dilakukan
perubahan posisi namun proses perubahan posisi berjalan
dengan lancar
18.21 WITA
Melakukan perubahan posisi pasien bersama keluarga
Hasil: Pasien tampak meringis ketika dilakukan
perubahan posisi namun proses perubahan posisi berjalan
dengan lancar
Rabu, 31 Gangguan 16.32 WITA
Agustus 2022 integritas Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
kulit/jaringan tentang prosedur perawatan luka di rumah
Hasil: Keluarga pasien nampak telah memahami materi
yang telah diberikan dan mengatakan telah mengerti dan
memahami cara melakukan perawatan luka di rumah.
O:
- Keluarga pasien mampu
menjelaskan tujuan perawatan luka
di rumah
- Keluarga klien mampu menjelaskan
kerugian jika tidak melakukan
perawatan luka
- Keluarga klien mampu menjelaskan
persiapan alat dan bahan serta cara
melakukan perawatan luka di rumah
A: -
P: Observasi lanjutan
BAB V
READING JURNAL
• Analisis PICO
2 Metodologi 20
3 Intervensi 20
4 Hasil 20
Total
BAB VI
PENCAPAIAN TARGET KOMPETENSI
pasien diatasnya
D Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri ✓
1 Memberikan kompres hangat
2 Memberikan kompres dingin
3 Teknik nafas dalam
F Kebutuhan Personal Hygiene
1 Memandikan pasien
2 Oral hygiene
3 Merawat kebersihan
rambut/mencuci rambut
4 Genatalia hygiene ✓
5 Memotong kuku
G Kebutuhan Nutrisi
1 Memberikan makan melalui mulut
di tempat tidur
2 Menghitung BB dengan IMT
3 Menyiapkan & memberi makan
melalui NGT
4 Memasang NGT
5 Penyuluhan nutrisi
H Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
1 Menilai keseimbangan cairan
transfuse darah
4 Melakukan perawatan infus ✓
5 Melakukan penghitungan tetesan
infus
I Kebutuhan Eliminasi (fekal dan
urin)
1 Mengeluarkan feses secara manual
2 Menyiapkan dower cateter
3 Melakukan perawatan dower
cateter
4 Menyiapkan huknah
5 Memberikan huknah
6 Penkes mempertahankan eliminasi
tekanan darah
5 Mengukur dan mencatat suhu ✓
tubuh melalui mulut, rectum dan
aksila
K kebutuhan Aktivitas dan
Istirahat
1 Mengidentifikasintingkat aktivitas ✓
klien
2 Membantu klien imobilisasi
mobilisasi
L Melaksanakan tindakan
pengobatan sebagai
hasil kolaborasi
1 Memberikan obat oral ✓
2 Memberikan sub bukal
3 Memberikan obat topical
4 Memberikan injeksi (IM, IV, SC, ✓
ID)
5 Memberikan obat supositoria
M Melaksanakan tindakan
diagnostic
dan tindakan khusus sebagai
hasil kolaborasi
1 Menyiapkan specimen ✓
pemeriksaan
2 Menyiapkan pasien untuk ✓
pemeriksaan diagnostic
3 Melakukan perawatan pada pasien
tindakan
N Melaksanakan tindakan
tekanan darah
3 Mengukur dan mencatat suhu ✓
tubuh melalui mulut, rectum, dan
aksila
BAB VII
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Tn. WD dan/atau keluarga perawatan luka di
rumah tophi di rumah untuk mencegah terjadinya infeksi
B. Tujuan Khusus
a) Tn. WD dan/atau keluarga dapat memahami pengertian perawatan luka
b) Tn. WD dan/atau keluarga dapat memahami tujuan perawatan luka
c) Tn. WD dan/atau keluarga dapat memahami kerugian tidak merawat luka
d) Tn. WD dan/atau keluarga dapat memehami alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
merawat luka di rumah
e) Tn. WD dan/atau keluarga dapat memahami cara perawatan luka di rumah
C. Metode
Ceramah dan tanya jawab
D. Media
Leaflet/Flipchart
E. Strategi Pelaksanaan
a) Pembukaan : 2 menit
b) Penyampaian materi :10 menit
c) Diskusi/Tanya Jawab : 5 menit
d) Evaluasi : 2 menit
e) Penutup : 1 menit
F. Evaluasi
Memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan perawatan luka di rumah untuk
menilai pemahamanan Tn WD dan/atau keluarga, sebagai berikut:
a) Apa itu perawatan luka?
b) Apa tujuan perawatan luka?
c) Apa kerugian jika tidak merawat luka?
d) Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merawat luka di rumah?
e) Bagaimana cara perawatan luka di rumah?
G. Lampiran Materi
a) Pengertian dan tujuan perawatan luka
Perawatan luka merupakan tindakan untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan luka melalui pencucian dan pembalutan menggunakan teknik steril
(Aminuddin et al., 2020). Perawatan luka yang dapat dilakukan dirumah mencakup
pembersihan luka menggunakan air steril dan penggantian balutan agar kebersihan
luka tetap terjaga sehingga bakteri penyebab infeksi tidak menyebar dan menimbulkan
masalah kesehatan baru pada pasien maupun menghambatan proses penyembuhan
luka.
5 Implementasi : 25
1. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
2. Implementasi dituliskan sesuai dengan urutan pelaksanaan
nya.
3. Implementasi ditulis dengan jelas, komunikatip dan dapat
dimengerti.
4. Penulisan implementasi dilengkapi dengan tanggal dan jam
pelaksanaan tindakan serta paraf pelaksana tindakan tersebut.
6 Evaluasi : 10
1. Penulisan evaluasi mengacu pada tujuan dan kriteria
evaluasi
2. Mendokumentasikan seluruh hasil evaluasi dengan
benar.
3. Penulisan evaluasi dilengkapi dengan tanggal, jam,
respon klien dan paraf pelaksana evaluasi tersebut
Jumlah 100
Keterangan :
• Isilah kolom skor dengan tanda (√)
• Skor :
1 : kurang 3 : baik
2 : cukup 4 : sangat baik
• Jumlah Nilai = Skor x Bobot
4
Manado, ……………….
Clinical Teacher
……………………………….
• Kegiatan Harian/Loogbook
Aminuddin, M., Sholichin., Sukmana, Mayusef., Nopriyanto, Dwi. (2020). Modul Perawatan
Luka. Samarinda: Gunawan Lestari
Arianingrum, et al. (2018). Buku Manual Keterampilan Klinik: Manajemen Luka. Surakarta:
Terbitan Universitas Sebelas Maret
Barbara, Kozier, M. N., Glenora,. Berman, Audrey., & Shrilee, Synder. (2010). Fundamental
Keperawatan Ed. 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kaisati., & Rosmalawati, Wayan Dwi. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Terbitan
Kemenkes RI
Paridah., Tahir, Takdir., Yusuf, Saldy. (2019). Evaluasi penggunaan pencuci luka terhadap wound
healing: Literatire review. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(1). Doi:
https://dx.doi.org/10.30651/jkm.v4i1.1855
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. (1st ed.). Jakarta:
Dewan Pengurus PPNI
Tyas, N., Sumasto, hery., Suparji., Joko, Budi. (
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha Medika
• Genogram
Tn. D.W
54 Th Ny. M.Y
51 Th
28 Th 21 Th
Penjelasan: Keluarga mengatakan orang tua dari Tn. W.D dan Ny. M.Y telah meninggal dunia
namun tidak mengetahui riwayat penyakit dari orang tua Tn. W.D dan Ny. M.Y. Keluarga
mengatakan salah satu saudara kandung Tn. W.D telah meninggal dunia karena penyakit jantung,
namun keluarga Tn. W.D menyangkal adanya riwayat penyakit jantung pada Tn. W.D. Keluarga
mengatakan Tn. W.D memiliki riwayat penyakit gagal ginjal dan asam urat sejak beberapa tahun
yang lalu. Tn. W.D tinggal serumah bersama istri dan kedua anaknya yang berusia 28 dan 21
tahun. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan Tn. W.D.
DOKUMENTASI