STASE INTEGUMEN
RSUP SANGLAH DENPASAR
Oleh:
Herista Novia Widanti (2102631030)
D. Klasifikasi
Berdasarkan derajat atau tingkat keparahannya kontraktur dapat dibagi
menjadi beberapa grade atau tingkatan yang dijelaskan pada tabel 1 di bawah ini
(McCauley, 2000).
Tabel 1. McCauley Grade
Classification for Burn Scar Contracture
Grade Deskripsi
I Gejala berupa tightness namun tanpa penurunan gerakan lingkup gerak sendi
maupun fungsi
II Sedikit penurunan lingkup gerak sendi atau sedikit penurunan fungsi namun tanpa
mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan, tanpa penyimpangan bentuk
normal daerah yang terkena
III Terdapat penurunan fungsional, dengan perubahan awal bentuk normal pada daerah
yang terkena.
A Kontraktur berupa fleksi
B Kontraktur berupa ekstensi
C Kontraktur kombinasi
IV Kehilangan fungsi dari daerah yang terkena dengan perubahan bentuk yang
signifikan
A Kontraktur berupa fleksi
B Kontraktur berupa ekstensi
C Kontraktur kombinasi
(Sumber: McCauley RL, 2000)
2. Pemeriksaan Objektif
a. Vital Sign
Terdiri dari pemeriksaan HR (Heart Rate), RR (Respiration Rate),
BP (Blood pressure), Suhu dan Saturasi Oksigen
b. Inspeksi
Inspeksi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara melihat secara
langsung dan mengidentifikasi tanda-tanda dari keluhan pasien.
Pemeriksaan inspeksi ada dua, sebagai berikut:
1) Inspeksi Statis
merupakan inspeksi yang dilakukan saat pasien tidak bergerak atau
dalam keadaan diam, fisioterapis dapat mengobservasi terkait postur
pasien, deformitas, edema, perubahan warna kulit, dll.
2) Inspeksi Dinamis
merupakan inspeksi yang dilakukan saat pasien bergerak, dimana
untuk menilai pola jalan, kemampuan gerak dan alat bantu yang
digunakan untuk bergerak.
c. Palpasi
Palpasi bertujuan untuk mengetahui adanya nyeri tekan, tekstur kulit,
perbedaan suhu local pemeriksaan dilakukan dengan cara memegang,
menekan dan meraba bagian tubuh pasien.
d. Pemeriksaan Gerak Dasar
1) Pemeriksaan Gerak Aktif
Gerak aktif merupakan gerak yang dilakukan secara mandiri oleh
pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah dimana dan kapan nyeri
muncul, pola gerakan kompensasi, ritme gerakan dan range of motion
2) Pemeriksaan Gerak Pasif
Gerak pasif merupakan gerak yang dibantu oleh terapis, pasien dalam
keadaan diam, dan terapis yang sepenuhnya menggerakkan tubuh
pasien. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana end feel dari
gerakan, nyeri serta ROM yang dapat dicapai secara pasif
3) Pemeriksaan Gerak Isometrik
Berkaitan dengan tahanan yang dapat diberikan kepada pasien dan
sekaligus mengukur kekuatan otot
3. Pengukuran
a. Range of Motion (ROM)
Pengukuran ROM atau lingkup gerak sendi dilakukan untuk
memberikan informasi tentang pergerakan, koordinasi dan kendali
motorik, kekuatan otot, dan faktor yang berpotensi membatasi (seperti
nyeri atau pembatasan abnormal jaringan sekitar).
b. Lingkar Segmen
1) Lingkar lengan atas
• Dari acromion 10 cm ke distal
• Dari acromion 20 cm ke distal
• Dari acromion 30 cm ke distal
2) Lingkar Lengan Bawah
• Dari epicondilus lateralis 10 cm ke distal
• Dari epicondilus lateralis 20 cm ke distal
• Dari epicondilus lateralis 30 cm ke distal
3) Lingkar Tangan
Dari pertengahan pergelangan tangan sampai ujung jari tengah,
Lingkarkan pada tangan
4) Lingkar tungkai atas
• Dari SIAS 10 cm ke distal
• Dari SIAS 20 cm ke distal
• Dari SIAS 30 cm ke distal
5) Lingkar tungkai bawah
• Dari tuberositas tibia 10 cm ke distal
• Dari tuberositas tibia 20 cm ke distal
• Dari tuberositas tibia 30 cm ke distal
6) Lingkar Kaki
Dari malleolus medialis dan lateralis Tarik garis sampai ujung kaki,
Ukur lingkar kaki yang sudah di tandai
7) Lingkar Panggul
Ukur dengan melewati kedua SIAS
4. Pemeriksaan Khusus
a. Pemeriksaan Integritas Kulit
1) Area
Pemeriksaan area dilakukan dengan cara inspeksi lokasi atau
distribusi lokasi terkait keluhan yang dialami.
2) Edema
Inspeksi dan palpasi dengan cara menekan kulit, untuk mengetahui
kondisi pembengkakan/pitting oedema.
3) Warna Kulit
Pemeriksaan warna kulit dilakukan dengan cara: Inspeksi: Pada warna
kulit abnormal akan ditemukan flushing, cyanosis, jaundice dan
pigmentasi yang tidak teratur. Area kulit yang kurang pigmentasi
memperlihatkan lebih jelas keadaan yang abnormal dari kulit yang
mengalami pigmentasi lebih.
4) Tekstur kulit
Inspeksi dan palpasi dengan memperhatikan serta menekan kulit. Pada
kulit yang abnormal ditemukan tekstur kulit kering, dan percahpecah,
bengkak dan atropi.
5) Sensibilitas Kulit
Tes sensibilitas kulit dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu pemeriksaan
sensasi taktil, pemeriksaan nyeri dan pemeriksaan sensasi thermal
(panas/dingin).
b. Skala Nyeri
Intensitas nyeri dapat dinilai dengan Numeric Pain Rating Scale
merupakan alat ukur skala nyeri multi-dimensional yang berbentuk garis
horizontal sepanjang 10 cm, 0 menunjukan tidak nyeri dan 10 nyeri berat.
Pengukuran nyeri dilakukan dengan menganjurkan pasien untuk
memberikan tanda pada angka yang ada pada garis lurus yang telah
disediakan dan memberikan tanda titik dimana skala nyeri pasien
dirasakan. Skala nyeri pada skin kontraktur dapat diberikan ketika pasien
merasakan nyeri ketika melakukan gerakan atau nyeri tekan pada bagian
scar.
Cara pelaksanaan:
1) Mulai pada jangkauan menengah atau kurang lebih 45 derajat fleksi
2) Untuk pasien yang sangat lemah, palpasi kelompok otot secara lembut
untuk merasakan kedutan, kontraktur kecil yang tidak dapat
menggerakkan anggota gerak atau jari-jari
3) Pasien yang lemah diminta untuk mengkontraksikan anggota gerak
melawan gravitasi, meminta pasien mengkontraksi anggota gerak
pada bidang horisontal. (Contoh: untuk kekuatan otot hamstring,
minta pasien berbaring pada satu sisi sehingga pasien tidak melawan
gravitasi saat mengkontraksikan lututnya.)
e. Pemeriksaan Spesifik Lainnya
Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
kondisi skin contracture, disesuaikan dengan komponen dan tipe yang
hendak dievaluasi
G. Clinical Reasoning
Inflamation phase
Terbentuk jaringan
parut berlebih Hipertrofik Parut
Skin Contracture
2. Scar Massage
Where Located
No. Item
Primary Other
Paper (details)
1. Brief Name Ledbetter, Kelly.
Julie
Scar Massage adalah komponen (2010). The Help
Bricknell,
teknik manual terapi. Pijat Guide to Burn
Wai Chan,
digunakan untuk memecah ikatan Contractures in
dkk. 2017.
kolagen yang membentuk bekas Developing
Burn
luka. Tujuannya adalah untuk Country. Global
Physiothera
melembutkan dan menghilangkan Help
py and
kepekaan kulit, mencegah
Occupation
perlengketan dan adhesi jaringan,
al Therapy
mengurangi pruritus, serta
Guidelines.
meregangkan kulit dan jaringan
Agency for
parut.
Clinical
Innovation
2. Why Ledbetter, Kelly. Julie
Sebagai bentuk latihan mobilisasi (2010). The Help Bricknell,
kulit untuk melembutkan dan Guide to Burn Wai Chan,
menghilangkan kepekaan kulit, Contractures in dkk. 2017.
mencegah adhesi jaringan, Developing Burn
perlengketan dan mengurangi Country. Global Physiothera
pruritus, serta meregangkan kulit Help py and
dan jaringan parut. Occupation
al Therapy
Guidelines.
Agency for
Clinical
Innovation
3. What Ledbetter, Kelly. Julie
Materials: (2010). The Bricknell,
Intervensi Scar Massage tidak Help Guide to Wai Chan,
membutuhkan material tambahan Burn dkk. 2017.
yang diperlukan hanya dilakukan Contractures in Burn
fisioterapis secara manual dan secara Developing Physiothera
mandiri dilakukan oleh pasien Country. Global py and
dengan pengawasan fisioterapis Help Occupation
al Therapy
Guidelines.
Agency for
Clinical
Innovation
4. Procedures Ledbetter, Kelly. Julie
o Dorong partisipasi pasien dan (2010). The Help Bricknell,
pengasuh mereka. Keluarga atau Guide to Burn Wai Chan,
kerabat terdekat perlu Contractures in dkk. 2017.
berpartisipasi jika luka bakar Developing Burn
berada di daerah yang sulit Country. Global Physiothera
dijangkau. Help py and
o Disarankan untuk memijat Occupation
bekas luka dengan pelembab al Therapy
beberapa kali sehari; jika kulit Guidelines.
kering lebih sering pijat dengan Agency for
pelembab akan diperlukan. Clinical
o Jika pasien memiliki area bekas Innovation
luka yang luas, atau kesulitan
mengenakan atau melepas
pakaian, mungkin tidak praktis
untuk memijat beberapa kali
dalam sehari; untuk pasien ini,
pijat dapat dimasukkan ke
dalam perawatan kulit saat
pelembab diterapkan ke kulit.
o Pijat dengan tekanan cukup agar
kulit memucat.
o Tekan ibu jari pada daerah parut
yang menebal & pijatlah
melingkar.
o Dapat juga memijatkan kedua
ibu jari pada scar dan
menariknya menjauh, untuk
meregangkan kulit di antaranya
o Gunakan tekanan yang dapat
ditoleransi pasien
o Pijat dengan hati-hati agar tidak
merusak kulit. Jika sangat tebal
gunakan teknik pinch and roll.
Pijat harus dilanjutkan sampai
bekas luka mature. Penting
untuk mengajarkan pasien dan
pengasuh untuk melakukan
pijatan.
5 Who Provided Ledbetter, Kelly. Julie
Scar Massage dilakukan oleh (2010). The Help Bricknell,
fisioterapis yang terlatih dan Guide to Burn Wai Chan,
berpengalaman, dapat dilakukan Contractures in dkk. 2017.
secara mandiri oleh pasien dengan Developing Burn
pengawasan fisioterapis. Country. Global Physiothera
Help py and
Occupation
al Therapy
Guidelines.
Agency for
Clinical
Innovation
6. How Ledbetter, Kelly. Julie
Pemberian Scar Massage dilakukan (2010). The Help Bricknell,
secara langsung dengan tatap muka Guide to Burn Wai Chan,
dengan pasien Contractures in dkk. 2017.
Developing Burn
Country. Global Physiothera
Help py and
Occupation
al Therapy
Guidelines.
Agency for
Clinical
Innovation
7. Where Ledbetter, Kelly. Julie
Massage dapat dilakukan di rumah (2010). The Help Bricknell,
sakit ataupun di rumah pasien Guide to Burn Wai Chan,
sebagai home program dan dapat Contractures in dkk. 2017.
dibantu oleh keluarga pasien dalam Developing Burn
melatih pasien. Country. Global Physiothera
Help py and
Occupation
al Therapy
Guidelines.
Agency for
Clinical
Innovation
8. When and How Much Ledbetter, Kelly. Julie
• Setelah luka tertutup dan parut (2010). The Help Bricknell,
mulai timbul, penting Guide to Burn Wai Chan,
melakukan massase pada Contractures in dkk. 2017.
jaringan parut. Ini penting Developing Burn
terutama pada daerah di mana Country. Global Physiothera
scar dapat menyebabkan kulit Help py and
menjadi tebal, keras, & sulit Occupation
digerakkan, kondisi yang al Therapy
dikenal sebagai adhesi. Guidelines.
• Penting untuk melakukan Agency for
masase paling tidak 10 menit Clinical
setiap hari sampai scar Innovation
melunak dan mengajarkan
pada pasien dan orang tuanya
bagaimana melakukan masase
pada scar
9. Tailoring: Ledbetter, Kelly. Julie
Indikasi : (2010). The Help Bricknell,
• Diberikan pada pasien yang Guide to Burn Wai Chan,
tidak mampu mengalami Contractures in dkk. 2017.
keterbatasan dalam Developing Burn
menggerakkan segmen tubuh Country. Global Physiothera
secara aktif akibat scar Help py and
Occupation
• Penting untuk melanjutkan al Therapy
pijatan yang kuat untuk Guidelines.
membantu desensitisasi. Agency for
Seiring waktu Clinical
ketidaknyamanan dan rasa Innovation
sakit akan berkurang. Nyeri
dan ketidaknyamanan akan
terjadi jika bekas luka
hipersensitif dan/atau sangat
kencang, atau pasien cemas
• Pijat tidak memiliki efek
langsung pada penampilan
atau pelunakan bekas luka,
tetapi dapat membantu
meredakan gatal dengan
segera. Pemijatan dengan
dengan iritasi kulit dapat
menggunakan produk
pelembab.
Kontraindikasi :
• Dikontraindikasikan pada
pasien post autograft 24-48
jam, post skin graft dalam
jangka waktu 3-5 hari pada
split-thickness skin graft dan
dalam jangka waktu 5-7 hari
pada full-thickness skin graft,
3-5 hari post op pembedahan
karena dibutuhkan
immobilisasi untuk fase
penyembuhan.
• Kulit rapuh dapat rusak jika
pemijatan dimulai terlalu dini,
pemijatan lembut dapat
diindikasikan pada awalnya.
Hentikan sementara jika
terjadi kerusakan kulit.
McCauley RL. (2000). Reconstruction of The Paediatric Burned Hand. Hand Clin.
Vol 16 (2), 249-59
Giele, H., Cassel, O. (2008). Oxford specialist handbooks in surgery: Plastic and
Reconstructive Surgery: 1st Edition. Oxford University Press, New York.
Goel, A., Shrivastava, P. (2010). Post-burn Scars and Scar Contractures. Indian
Journal of Plastic Surgery; 43 63-71
Grubb, E. R., Hagedorn, E. M., Inoue, N., Leake, M. J., Lounsberry, N. L., Love,
S. D., Matus, J. R., Morris, L. M., Stafford, K. M., Staton, G. S., Waters,
C. M. 2010. Muscle Energy Technique. Spring: University of Kentucky
Julie Bricknell, Wai Chan, dkk. (2017). Burn Physiotherapy and Occupational
Therapy Guidelines. Agency for Clinical Innovation
Walsh, Karl., Nikkhah, Dariush., Dheansa, Baljit. (2013). Burn Scar Contracture
and Their Management. Journal Plastic & Reconstructive Surgery. pp24-
31