Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MATERI PAROTITIS / MUMPS / GONDONGAN / KEBAGUSAN


DI PRODI D-III KEPERAWATAN KOTABUMI ( KELAS C )

Dosen Pembimbing : Fitarina Skm.,M.kes.

OLEH

DHEA JULIANTI ( 2214471011)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


PRODI D-III KEPERAWATAN KOTABUMI
2023/2024
ATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan


2. Judul Penyuluhan : Parotitis/Mumps/ Gondongan/Kebagusan
3. Hari dan Tanggal : Jum’at 09 Maret 2017
4. Waktu : Pukul 10.30 – 11.00 Wita . (30 menit)
5. TIU : Pasien dan keluarga dapat mengetahui tentang
Penyakit Parotitis serta pencegahan yang dilakukan
6. TIK :
a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali
pengertian Parotitis
b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan 1 dari 2
tujuan upaya pencegahan
c. Pasien dan keluarga mampus menyebutkan
kembali 3 dari 7 tanda dan gejala pada penyakit
gondongan

7. Sasaran : Klien dan keluarga di Poli THT


8. Pokok Pembahasan : a. Pengertian Parotitis
b. Penyebab Parotitis
c. Pencegahan Parotitis
9. Metode : Ceramah dan diskusi
10. Media : Flayr
11. Kegiatan :
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1. - Pembukaan. 5 Menit - Memberi salam. - Membalas salam.
- Perkenalan. - Memperkenalkan - Mendengarkan dan
- Penjelasan topik diri. memperhatikan.
penyuluhan. - Memberi - Memperhatikan.
penjelasan topik
penyuluhan.

2. Isi
- Penyajian bahan 15 Menit Memberi penyuluhan - Mendengarkan dan
tentang. tentang Parotitis memperhatikan.
a. Pengertian

Parotitis
b. Penyebab
Parotitis
c. Upaya
pencegahan
Parotitis

3. Penutup
- Tanya jawab 5 Menit - Memberi - Mengajukan
kesempatan untuk pertanyaan
- Evaluasi bertanya
5 Menit - Memberi - Menjawab
pertanyaan pertanyaan
12. Evaluasi :
a. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian
Parotitis
b. Pasien dan keluarga dapat menyebutkan 1 dari 2 Upaya
pencegahan Parotitis
c. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan kembali 3 dari 7
tanda dan gejala pada penyakit gondongan

13. Pengorganisasian.
- Penyuluh : Dhea Julianti ( 2214471011)
- Moderator : Amelda Yuliza ( 22144710 )
- Fasilitator : Desi fitriyani ( 22144710 )
- Observer : Naura Azzahra madania ( ( 22144710 )
- Lampiran:
14. Materi tentang gondongan
PAROTITIS / MUMPS / GONDONGAN

A. Pengertian
1. Parotitis epidemika adalah infeksi akut, menular dengan gejala khas
yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.
2. Parotis epidemika adalah penyakit virus menyeluruh, akut yang
kelenjar ludahnya membesar, nyeri terutama kelenjar parotis,
merupakan tanda-tanda yang biasa ada.
3. Gondongan (mumps/parotitis epidemika) adalah infeksi virus menular
mengakibatkan pembengkakan unilateral (satu sisi) atau bilateral (dua
sisi) pada kelenjar liur disertai nyeri.
4. Parotitis epidemika adalah penyakit akut dan menular yang disebabkan
virus yang menyerang kelenjar air liur di mulut, terutama kelenjar
parotis yang terletak pada tiap-tiap sisi muka, tepat di bawah dan di
depan telinga.
Kesimpulannya, parotitis epidemika adalah penyakit infeksi akut dan
menular yang diakibatkan oleh virus yang menyerang kelenjar parotis di
mulut yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri.

B. Etiologi
Disebabkan oleh virus “mumps” yaitu paramyxovirus. Virus itu
sudah berada dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak.
Biasanya bila salah satu anak terkena gondongan maka anak-anak lain di
daerah itu terkena juga karena virus itu sangat menular.

C. Patofisiologi
Virus masuk tubuh via hidung maupun mulut. Proliferasi terjadi di
parotis atau epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (menyebar
melalui darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar atau saraf
dan yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis. Pada manusia,
selama fase akut virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan
liquor. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan
nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pancreas kadang terdapat
degenerasi dan nekrosis jaringan.

D. Manifestasi Klinis
Masa tunas 14-24 hari dimulai dengan stadium prodormal lamanya
1-2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri
otot, suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5°-39.5°C kemudian timbul
pembengakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral kemudian dapat
bilateral (tidak selalu). Pembengkakan tersebut terasa nyeri, baik spontan
maupun perabaan terlebih bila pasien makan dan minum yang terasa asam.
Ini merupakan gejala khas untuk penyakit parotitis epidemika.
Tanda dan gejala :
1. Nyeri pada salah satu atau kedua kelenjar liur disertai bengkak.
2. Demam ringan, nyeri dada otot leher dan rasa lemas, sakit kepala.
3. Nafsu makan berkurang, merasa tidak enak badan.
4. Puncak bengkak pada 1-3 hari dan berakhir pada 3-7 hari.
5. Sudut mandibula tidak jelas.
6. Posisi daun telinga meningkat.
7. Makanan dengan rasa asam menyebabkan rasa nyeri pada kelenjar liur.

E. Insiden dan Epidemiologi


Penyakit ini tersebar di seluruh dunia secara endemic dan epidemic.
Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan
muntah dan mungkin dengan urine. Virus dapat di isolasi dari faring 2 hari
sebelum sampai 6 hari setelah terjadi pembesaran parotis. Virus dapat pula
diisolasi dari faring. Virus dapat ditemukan dalam urine dari hari pertama
sampai hari ke-14 setelah terjadi pembesaran kelenjar. Baik infeksi klinis
maupun subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup. Bayi sampai umur
6-8 bulan tidak dapat terjangkit penyakit ini karena masih dilindungi oleh
antibody yang didapatkan dari ibunya secara transplasental.
F. Diagnosis Banding
Diagnosis banding ini mencakup parotitis sebab lain. Seperti pada
infeksi virus termasuk infeksi virus imuno defisiensi manusia (HIV),
influenza, parainfluenza 1 dan 3, sitomegalovirus atau keadaan koksavirus
yang jarang dan infeksi koriomeningitis limfositik. Infeksi-infeksi ini dapat
dibedakan dengan uji laboratorium spesifik, parotitis suparatif, parotitis
berulang, kalkulus salivarius, limfadenitis, preaurikuler/servikal anterior,
limfosarkoma, tumor parotis lain yang jarang, dan orkitis.

G. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik yang menunjukkan adanya pembengkakan di daerah
temporomandibuler (antara telinga dan hidung).

H. Prognosis
Pada umumnya bagus sekali karena jarang ditemukan kematian.

I. Penatalaksanaan
1. Istirahatkan penderita selama masih demam dan pembengkakan masih
ada karena terdapat gangguan menelan atau mengunyah. Sebaiknya
diberikan makanan lunak dan hindari makanan dan minuman yang
asam karena dapat menimbulkan nyeri.
2. Daerah pipi atau leher bisa juga dikompres secara bergantian panas dan
dingin.
3. Obat pereda nyeri (asetaminofen dan ibuproven) bisa digunakan untuk
mengatasi sakit kepala dan tidak enak badan. Aspirin tidak boleh
diberikan pada anak-anak karena memiliki risiko terjadinya Syndroma
Reye. Kortikosteroid diberikan selama 2-4 hari dan globulin gama
diperkirakan apabila terdapat arkitis.

J. Perawatan
Pasien Parotitis Epidemika tidak dirawat di Rumah Sakit kecuali
jika ada komplikasi yang memerlukan pengobatan khusus. Yang perlu
disampaikan kepada orang tua untuk merawat anaknya di rumah adalah
kesukaran waktu makan, gangguan rasa aman dan nyaman, risiko terjadi
komplikasi.
1. Kesukaran makan
Pasien yang menderita parotitis merasakan sukar untuk membuka
mulutnya dan sakit mengunyah di samping adanya anoreksia.
Akibatnya anak tidak mau makan.
Makanan dapat diberikan dalam bentuk lunak/cair tetapi cukup
kaloti dan zat gizinya. Harus sering diberi minum; sedikit-sedikit tapi
sering karena kelenjar ludah tidak berfungsi makan akan menyebabkan
selaput lender kurang basah dan anak akan susah menelan ludahnya.
Biasanya jika bengkak menyusut anak akan makan lunak biasa.
2. Gangguan rasa aman dan nyaman
Gangguan rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh pasien
karena demam yang tinggi, sakit membuka mulut/mengunyah, sakit
kepala, nyeri otot terutama pada otot kunyah akan sakit sekalipada saat
sedang bengkak besar sehingga anak yang kecil akan selalu menangis
pada waktu disuruh membuka mulutnya.

K. Pencegahan
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan secara aktif dengan
pemberian vaksin parotitis merupakan bagian imunisasi rutin bagi kanak-
kanak. Vaksin Mumps biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan
Campak dan Rubella (MMR) yang disuntikkan melalui otot paha atau
lengan atas. Vaksinasi memberikan perlindungan yang bagus sekali paling
sedikit 4 tahun. Atau bisa dilakukan upaya pencegahan sederhana yaitu
dengan memberi anak asupan makanan yang bergizi, buah-buahan segar
serta sayur-sayuran.

Daftar Pustaka

Depkes RI. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas tahun 2007

Anda mungkin juga menyukai