Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GASTRITIS AKUT

LAPORAN PENDAHULUAN

oleh
Rizki Rama Aji
172310101019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GASTRITIS AKUT

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing:
Ns. Ana Nistiandani, Skep., M.Kep.
NRP 760019011

oleh
Rizki Rama Aji
172310101019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan Gastritis Akut”.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah mendapat banyak bantuan dari banyak
pihak. Kami menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ns. Ana
Nistiandani, Skep., M.Kep. sebagai sebagai Dosen Pembimbing
2. Seluruh
rekan kelas A angkatan 2017
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata “sempurna” untuk itu kami sebagai
penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Penyusun berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami sebagai penulis
pada khususnya.

Jember, 10 September 2019

Rizki Rama Aji

3
Daftar Isi

Cover…………………………………………………………………………………………..ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii
Daftar Isi...................................................................................................................................iv
BAB I KONSEP DASAR PENYAKIT.....................................................................................1
2.1 Review Anatomi Fisiologi..........................................................................................................1
2.2 Definisi Gastritis........................................................................................................................1
2.3 Penyebab/ etiologi Gastritis Akut.............................................................................................1
2.4 Epidemiologi Gastritis Akut.....................................................................................................2
2.5 Patofisiologi gastritis akut.........................................................................................................3
2.6 Tanda dan Gejala Gastritis Akut..............................................................................................3
2.6 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................................4
2.7 Penatalaksanaan Gastritis Akut...............................................................................................4
2.8 Pathway......................................................................................................................................6
BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................7
2.1 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................................7
1.2.1 Pengkajian Keperawatan.....................................................................................................7
1.2.2 Diagonosa Keperawatan....................................................................................................11
1.2.3 Intervensi Keperawatan......................................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................21
3.1Pengkajianperawatan…………………………………………………………………………….21

I. Identitas Klien...........................................................................................................................21
II. Pengkajian Keperawatan...........................................................................................................23
III. Pemeriksaan Fisik......................................................................................................................27
IV. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium...................................................................................30
3.2 Analisa Data.............................................................................................................................33
3.3 Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................35
3.4 Intervensi keperawatan...........................................................................................................36
3.5 Catatan Perkembangan...........................................................................................................40
BAB IV PENUTUP................................................................................................................45

4
B. KESIMPULAN........................................................................................................................45
C. SARAN.....................................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................46

5
BAB I KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Review Anatomi Fisiologi

Lambung merupakan organ berfungsi untuk mencerna makanan dan


mensekresi hormon. Lambung mencerna makanan dengan menambahkan cairan
asam pada makanan yang masuk, kemudian mengubahnya melalui aktifitas otot
menjadi massa kental (khimus) dan melanjutkan proses pencernaan yang telah
dimulai dalam rongga mulut dengan menghasilkan enzim proteolitik pepsin.
Lambung juga membentuk lipase lambung yang menguraikan trigliserida dengan
bantuan lipase lingual (Junqueira et al., 2012).
Lambung terletak diantara esofagus dan usus
halus. Dalam keadaan kosong, lambung menyerupai tabung bentuk seperti huruf J,
dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Lambung terdiri
dari antrum kardia , fundus yang berbentuk seperti
kubah, badan utama atau korpus dan pylorus (Junqueira et al., 2012).

2.2 Definisi Gastritis


Gastritis adalah penyakit terjadi akibat peradangan permukaan mukosa lambung
terutama pada selaput leher lambung yang disertai erosi pada bagian superfisial lambung

2.3 Penyebab/ etiologi Gastritis Akut


2.3.1 Faktor Usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap kejadian gastritis . hal
tersenut terjadi karena seiring bertambahnya usia mukosa gaster cenderung
menjadi lebih tipis kemudian memiliki kemungkinan lebih besar terserang

1
infeksi Helicobacter pylori yang merupakan bakteri penyebab gastritis
(Gustin, 2011) .
2.3.2 Faktor Pola Makan
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola makan seseorang yang terdiri
dari frekuensi makan dan jenis makanan yang dimakan oleh individu. Gastritis
sering terjadi akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat
asam dan pedas (Gustin, 2011).
2.3.3 Aktivitas Merokok
Rokok dapat merusak sistem pencernaan seseorang dimana lambung
adalah organ yang paling sensitive. Jika gangguan yang terjadi pada lambung
terjadi dalam waktu yang lama maka akan menyebabkan perlukaan pada
lambung atau biaa disebut gastritis (Gustin, 2011).
2.3.3 Stres Psikologis
Salah satu hal yang menyebabkan gastritis adalah stress psikologis
yang berkepanjangan. Hal tersebut dapat terjadi akibat peningkatan asam
lambung karena peningkatan beban kerja otak yang berlebihan seperti cemas
dan takut (Gustin, 2011).
2.4 Epidemiologi Gastritis Akut
Di Indonesia epidemiologi gastritis akut yang disebabkan oleh bakteri
H.pylori telah mengalami penurunan yang signifikan. Indonesia memiliki
prexalensi paling rendah diantara negara Asia Tenggara yang lain Perubahan
epidemiologi tersebut ditunjukkan dengan penurunan jumlah kejadian penyakit
gastritis dan kanker lambung. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di negara
Malaysia menunjukan bahwa pada periode 1989-1990 prevalensi bakteri H.pylori
mencapai 51,7%, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi 30,35, dan pada
periode tahun 2009-2010 mengalami penurunan menjadi 11,1% (Syam, 2016).
Pada studi yang lain menyebutkan bahwa tingkat sanitasi yang rendah akan
menimbulkan infeksi bakteri H.pylori yaitu bakteri penyebab gastritis. Sebagai
contohnya adalah penggunaan toilet yang tidak bersih, menggunakan air umur
dangkal, dan perilaku hygiene yang buruk dapat menjadi persebaran bakteri
H.pylori (Darnindro, 2015).

2.5 Patofisiologi gastritis akut


Gastritis akut terjadi karena disebabkan oleh banyak hal seperti penggunaan jenis obat
AINS, konsumsi alcohol, bakteri H.pylory, virus, jamur. Stress fisik dan pasikologis,
alergi, intoksikasi makanan atau minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma

2
lambung. Secara patofisiologis gastritis akut terjadi karena adanya perlukaan mukosa
barrier lambung kemudian meningkatkan difusi balik ion H +¿ . selain itu jumlah asam
lambung yang tinggi dan pH asam lambung yang asam dapat menyebabkan gastritis
akut (Muttaqin, 2011) .
Infeksi bakteri H.pylori merupaka penyebab lain dari gastritis akut yang
menyebabkann peradangan barrier mukosa lambung. H.pylori merupakan bakteri yang
paing sering ditemui sebagai pennyebab gastritis akut. Prevalensi kejadian gastritis akut
yang disebabkan oleh H.pylori pada suatu individu dipegaruhi oleh beberapa factor
seperti usia, sosioekonomi, dan ras. Harris, 2007 dalam Muttaqin, 2011 menyebutkan
bahwa studi penyakit gastritis akut yang disebabkan oleh bakteri H.pylori terjadi pada
anak-anak sebesar 20%, pada usia 40 tahun 50%, dan lanjut usia sebesar 70%. Transmisi
H.pylori pada manusia belum diketaahui secara pasti akan tetapi pada beberapa studi
disebutkan bahwa bakteri H.pylori dapat ditransmisikan melalui oral-fekal dan
mengkonsumsi air atau makanan yang sudah terkontaminasi. Kondisi tersebut sering
terjadi pada linngkunngan dengan sanitasi yang buruk, status hygiene yang rendah, dan
kondisi ekonomi yang rendah (Muttaqin, 2011).
Dalam penelitian yang dilakukan di Puskesmas Gulai Bancah Kota Bukit Tinggi
menunnjukan bahwa pola makan sangat berhubungan dengan kejadian gastritis akut
(Gustin, 2011).
2.6 Tanda dan Gejala Gastritis Akut

Pada kasus gastritis akut memiliki gejala yang sama pada beberapa gangguan
gastrointestinal yang meliputi refluks gastro-esofagus (GERD), irritable bowel
syndrome(IBS), dan gastroenteritis .

Adapun tanda dan gejala yang sering terjadi pada gastritis akut meliputi:
a. Nyeri abdomen pada area epigastric
b. Perut merasa penuh
c. Mual dan muntah
d. Nafsu makan menurun
e. Flatulens(kembung).
2.6 Pemeriksaan Penunjang
2.6.1.1.1 Anamnesis dilakukan unntuk menillai seberapa besar keluhan yang
dirasakan oleh penderita gastritis akut. Pada keadaan yang berat biasanya
didapatkan data seperti nyeri epigastrium, muntah dengan frekuensi yang sering,
hematemesis, dan mannifestasi yang mengarah pada kecemasan individu
(Muttaqin, 2011).

3
2.6.1.1.2 Pengkajian faktor predisposisi dan penyebab pentinng dilakukan untuk
mengetahui penyebab yang mungkin ditimbulkan dari kebiasaan pola makan
yang buruk, konsumsi alcohol, aktivitas merokok, konsumsi makanan atau
pedas dan bersifat asam, dan makanan serta minuman yang dikonsumsi selama
24 jam terakir harus didokumentasikan unntuk menegakkan diagnose serta
penyebab gastritis akut yang dialami oleh klien khususnya pasien yang
mengkonsumsi alcohol dan aspirin.
2.7 Penatalaksanaan Gastritis Akut
Untuk penatalaksanaan gastritis akut sendiri dapat dilakukak beberapa hal diantara
adalah:
2.7.1 Terapi farmakologi
a. Terapi Antasida
Terapi antasida diberikan dengan tujuan untuk menurunkann keluhan
akibat gastritis akut karena mengandung aluminium dan magnesium yang
dapat membantu menurunkan dan menetralkan pH asam lambung (Muttaqin,
2011).
b. Terapi penghambat pompa proton
Terapi dengan obat jenis penghambat pompa proton dapat
menghambat produksi dari ensi H+, K+, dana ATP-asenya yng berada dalam
sektori membrane apical dari sel-sel sekresi asam lambug(sel parietal). Obat
dengan jenis penghambat pompa proton dapatt menghambat sekresi asam
lambung dalam durasi yang panjang seperti contohnya adalah omeprazole
(Muttaqin, 2011).
c. Terapi Antibiotik
Terapi antibiotik diberikan pada gastritis dengan penyebab H.pylori.
Beberapa antibiotic yang dianjurkan adalah antibiotic oral, tetrasiklin oral, atau
metronidazole oral (Muttaqin, 2011).
d. Terapi penghambat H₂
Terapi penghambat H₂ diberika untuk menghambat produksi dari
histamine karena dipercaya histamine mempunyai peran penting dalam sekresi
asa lambung. Ketika H₂ dihambat secara efektif maka sekresi asam lambung
dan stimulasi pengeluaran asam yang berasal dari makanan akan ditekan
dengan baik olehh sistem saraf. Bebrapa cintoh obat yang digunakan adalah
cimetidine, ranitidine, Famotidin, dan Nizatidin. Pemberian obat-obatan
tersebut harus diberikan dengan rute yang paling efektif pada masing-,asing
obat seperti ranitidi paling efektif di berikan peroral (Muttaqin, 2011).
2.7.2 Terapi nonfarmakologi
a. Diet makanan
4
Diet makanan ini bertujuan untuk mengatur jumlah kalori dan juga
karbohidrat yang masuk kedalam tubuh setiap harinya. Pada penderita
gastritis akut akan mengalami penurunan intake nutrisi akibat sensasi mual
yang ditimbulkan.
b. Terapi cairan
Terapi cairan harus diberikan pada kasus gastritis akut
dengan dehidrasi akibat pengeluaran cairan yang berlebih pasca terjadi
muntah dengan frekuesni yang sering (Muttaqin, 2011).

5
2.8 Pathway
Stress fisik Helicobacteri pylori OAINS, Konsumsi Alkohol

Stress Psikologis Fungsi Barier Terganggu Sintesis Prostal Glandin Menurun

Peradangan mukosa lambung

DEFISIT Gastritis
Kurang pengetahuan
PENGETAHUAN

Mual, muntah, dan anoreksia Penipisan dinding lambung


Respon psikologi

Renspon lokal iritasi


Intake nutrisi tidak adekuat RESIKO KECEMASAN
mukosa
PERDARAHAN

RESIKO KETIDAK RESIKO


Pucat, Lemas
SEIMBANGAN KETIDAKSEIMBANGA NYERI
NUTRISI KURANG N ELEKTROLIT
DARI KEBUTUHAN

6
Keletihan
BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Konsep Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan) kemudian data dianalisis sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan
(Potter dan Perry, 2005).
a. Identitas klien
Identitas klien terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, tanggal lahir,
suku/bangsa, status perkawinan, pendidikan, alamat, nomor register, tanggal
datang ke rumah sakit, dan tanggal pengkajian.
1. Nama dan jenis kelamin
Nama dan jenis kelamin tidak mempengaruhi gastritis.
2. Umur dan tanggal lahir
Semakin tua umur seseorang maka akan semakin beresiko terkena
gastritis.
3. Status perkawinan
Status perkawinan tidak mempengaruhi seseorang terkena gastritis
4. Pendidikan
Seseorang yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang pentingnya
gaya hidup sehat maka akan rentan terkena gastritis
b. Riwayat Kesehatan yang terdiri dari :
1. Diagnosa medik
Sesuai diagnosa yang ditegakkan oleh dokter dengan penjelasan dari
singkatan-singkatan atau istilah medis terkait Gastritis.
2. Keluhan Utama
Merupakan keluhan paling mengganggu yang dirasakan klien sehingga
klien datang ke rumah sakit. Keluhan utama yang dialami oleh penderita
gastritis adalah mual muntah.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan kronologis peristiwa terkait penyakit klien yang sekarang
dialami sejak klien mengalami keluhan pertama kalinya sampai klien
memutuskan ke rumah sakit. Kronologis kejadian yang harus diceritakan
meliputi waktu kejadian, cara/proses, tempat, suasana, manifestasi klinis,
riwayat pengobatan, persepsi tentang penyebab dan penyakit. Jika
terdapat keluhan nyeri maka disertai pengkajian nyeri PQRST. Biasanya

7
tanda yang awal muncul pada penderita gastritis yaitu mual muntah, nyeri
epigastrik, feses berwarna hitam, dan anoreksia.
4. Riwayat Kesehatan terdahulu
Adanya riwayat gastritis sebelumnya, penanganan yang telah didapat,
dan riwayat pengguaan obat-obatan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat keluarga ada tidaknya yang pernah menderita gastritis
digambar melalui genogram minimal 3 generasi terdahulu dan diberi
tanda sesuai format yang ditentukan.
c. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan.
1. Pola presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mendeskripsikan bagaimana pola kesehatan dan kesejahteraan
klien. Contohnya menjelaskan pada saat klien sakit apa klien lakukan
memilih berobat dengan meminum obat yang dibeli di warung atau ke
klinik terdekat.
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
Berisi tentang pola makan klien, berat badan, intake dan output
makanan makanan. Pada klien dengan gastritis basanya memiliki
kebiasaan telat makan serta biasa mengkonsumsi makanan yang bersifat
asam dan pedas.
3. Pola Eliminasi
Berisi tentang karakteristik urin dan feses yang dikeluarkan.
Karakteristik tersebut meliputi frekuensi, jumlah, warna, bau, berat jenis.
Selain itu gangguan BAK dan BAB perlu diperhatikan. Pada klien
dengan gastritis mengalami perubahan warna feses enjadi hitam jika telah
terjadi perdarahan lambung.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pasien dengan gastritis memiliki pola aktivitas yang rendah karena
klien merasa lemah akibat defisit nutrisi.
5. Pola istirahat dan tidur
Klien dengan gastritis kemungkinan akan terganggu saat istirahat
karena rasa mual yang muncul.
6. Pola persepsi sensor dan kognitif
Saat pengkajian berlangsung klien dengan gastritis biasanya masih
tetap sadar dan mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Menjelaskan tentang gambaran diri, harga diri, ideal diri, dan peran
masing-masing individu. Pada klien dengan gastritis gambaran diri dan
harga diri tidak terganggu.
8. Pola peran dan hubungan sesama

8
Klien dengan gastritis kadang memiliki masalah dengan hubungan
dengan sesamanya karena terkait kemampuan melaksanakan kewajiban
aktivitas.
9. Pola seksualitas
Penderita gastritis tidak mengalami gangguan pada seksual
reproduksinya.
10. Pola koping
Manajemen koping setiap individu berbeda-beda tergantung dari
berbagai faktor. Pada klien dengan gastritis stresor yang mungkin perlu
ditanggulangi mengenai masalah kewajiban melaksanakan aktivitas
produktif.
11. Sistem nilai dan kepercayaan
Sistem nilai dan kepercayaan ini pada penderita gastritis ini berkaitan
dengan klien percaya ia dapat sembuh atau tidak dan ia mampu
melakukan semua tindakan untuk kesembuhan dirinya.
d. Pemeriksaan Fisik (Talbot, 1997)
1. Keadaan umum
Pada klien gastritis klien tampak lemah akibat mual dan muntah
yang berlebihan.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital


Pada klien dengan gastritis juga sama dengan klien lainnya
pemeriksaan TTV meliputi pemeriksaan nadi, tekanan darah, pola
pernapasan, dan suhu tubuh.
3. Pemeriksaan Head to Toe
a) Kepala
Inspeksi : kepala simetris, perubahan distribusi rambut, dan kulit
kepala kering.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
dibagian kepala.
b) Mata
Inspeksi : teliti tidak adanya edema periorbita, eksoftalmus (mata
menonjol), anemis (-).
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal
pada kedua mata.
c) Telinga
Inspeksi : tidak adanya kelainan pada telinga.
Palpasi : tidak adanya nyeri dan benjolan yang abnormal.
d) Hidung
Inspeksi : kebersihan terjaga
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.
e) Mulut

9
Inspeksi : mukosa mulut kering, tidak terdapat karang gigi, dan lidah
klien bersih.
Palpasi : tidak ada masalah.
f) Leher
Inspeksi : leher simetris
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid dan
pembesaran vena jugularis.
g) Dada
Pemeriksaan dada meliputi organ paru dan jantung, secara umum
bentuk dada tidak ada masalah, pergerakan nafas cepat, krepitasi serta
dapat dilihat batas ada saat perkuasi didapatkan (bunyi perkusinya
sonor). Pada pemeriksaan jantung dapat diperiksa tentang denyut
apeks atau dikenal dengan siklus kordis dan aktivitas artikel, bunyi
jantung normal S1, S2.
h) Abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi pemeriksaan pada bentuk perut,
dinding perut, bising usus, kaji adanya nyeri tekan serta dilakukan
palpasi pada organ hati, limfa, ginjal, kandung kemih, kemudian pada
daerah anus, rectum, dan genitalia. Ditemukan nyeri tekan pada
bagian epigastric.

i) Ekstremitas
Pemeriksaan anggota gerak dan neurologi meliputi adanya rentang
gerak keseimbangan dan gaya berjalan, pada klien gastritis tidak ada
keluhan terkait ekstremitas.
j) Kulit dan kuku
Pemeriksaan warna kulit biasanya warna sesuai dengan warna kulit
normal, warna kuku sedikit pucat serta CRT ¿ 2 detik.
k) Keadaan lokal
Pengkajian terfokus pada kondisi lokal.
e. Prosedur Diagnostik
Prosedur diagnostik perlu dilakukan jika kondisi gastritis memanjang
dan tidak mengurangi keluhan setelah diberikan pengobatan medis.
Gastritis erosif ditegakan dengan endoskopi dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung. Pada pemeriksaan
endoskospi akan menunjukan erosi multiple yang sebagian tampak berdarah
serta terletak menyebar.kemudian pada pemeriksaan hispatologis kerusakan
mukosa karena erosi tidak pernah melewaati mukosa muskularis.

10
Pemeriksaan radiologi hanya dapat dilakukan dengan meberikan kontras
ganda.
1.2.2 Diagonosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis atas respon pasien,
keluarga, atau komunitas terhadap kesehatan dan proses kehidupan aktual atau
potensial. Diagnosa keperawatan merupakan dasar atas pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang mana perawat bertanggung jawab dan
bertanggung gugat. Berikut adalah diagnosa keperawatan klien dengan
gastritis menurut NANDA (2018):
a. Nyeri b.d iritasi mukosa lambung
b. Resiko ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder akibat nyeri, ketidaknyamanan
lambung dan intestinan.
c. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah
d. Kecemasan b.d adanya nyeri dan muntah yang berlebihan
e. Defisit pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi mengenai
penyakitnya dan factor penyebab iritan pada mukosa lambung.
f. Resiko cedera b.d gangguan gastrointestinal
g. Keletihan b.d Lemas atau pucat

11
1.2.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan (perencanaan) merupakan kegiatan keperawatan yang mencakup peletakan pusat tujuan pada pasien,
menetapkan hasil yang akan dicapai, dan memilih intervensi agar tujuan tercapai. Pada tahap intervensi adalah pemberian kesempatan
pada perawat, pasien dan keluarga atau orang terdekat pasien untuk merumuskan suatu rencana tindakan keperawatan agar masalah yang
dialami pasien dapat teratasi. Intervensi adalah peruntuk tertulis yang memberikan gambaran tepat tentang rencana keperawatan yang
akan dilakukan terhadap pasien berdasarkan diagnosa keperawatan, sesuai kebutuhan.

No. Hari/tgl/ jam Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

1. Kamis, 5 Domain 12. NOC No. 2101 1. Manajemen nyeri (1400) 1. Manajemen nyeri.
september kenyamanan Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian a. untuk mengetahui
2019 Kelas 1. Nyeri Akut tindakan keperawatan nyeri secara komperhensif lokasi dan skala nyeri
(00132) Nyeri b.d selama 1x24 jam yang meliputi karakteristik, b. agar klien dapat
iritasi lambung diharapkan nyeri perut frekuensi, dan beratnya nyeri menyampaikan nyeri yang
b. Gunakan strategi
Definisi: pengalaman dapat teratasi. Dengan dirasakan dengan tepat
komunikasi terapeutik untuk
sensori dan emosional kriteria hasil: c. agar klien dapat
mengetahui pengalaman
tidak menyenangkan 1. Ketidaknyamanan mengatasi nyeri secara
nyeri dan sampaikan
berkaitan dengan dipertahankan pada mandiri dan tidak
penerimaan pasien terhadap
kerusakan jaringan skala 2 ditingkatkan bergantung pada
nyeri.
actual atau potensi atau ke skala 4 (210127) analgesik
c. Ajarkan teknik non
yang digambarkan
farmakologi seperti relaksasi,
sebagai; awitan yang
dan distraksi
12
tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas
ringann hinngga berat,
dengan berakhirnya
dapat diantisipasi atau
diprediksi, dan dengan
durasi kurang dari 3
bulan.

2. Kamis, 5 Domain 2. Nutrisi NOC no. 1014 1.Manajemen nutrisi (1100) 1. Manajemen nutrisi
september Kelas 1. Makan Setelah dilakukan a. Tetntukan status gizi pasien a. untuk mengetahui
2019 (00002) tindakan keperawatan dan kemampuan klien nutrisi apa yang
Resiko selama 1x24 jam untuk memenuhi diperlukan oleh klien
ketidakseimbangan diharapkan status nutrisi kebutuhannya. b. untuk menentukan
b. Tentukan preferensi
nutrisi:kurang dari dapat diperbaiki. Dengan makanan apa yang cocok
makanan bagi klien
kebutuhan tubuh b.d kriteria hasil: untuk klien
c. Bantu klien dalam
ketidakadekuatan a. Intake makanan c. agar kien mengetahui
menentukan pedoman
intake nutrisi sekunder dipertahankan pada makanan apa saja yang
makanan yang cocok
akibat nyeri, skala 1 ditingkatkan harus dikonsumsi untuk
dalam mememnuhi
ketidaknyamanan ke skala 3 (101406) memenuhi nutrisi dalam
kebutuhan nutrisi
b. Rangsangan untuk
lambung dan intestinan tubuhnya.
2.Konseling nutrisi( 5246)
makan dipertahankan
Definisi: asupan nutrisi 2. konseling nutrisi
13
tidak cukup untuk pada skala 2 a. Kaji asupan makan dan a. untuk mengetahui
mememnuhi kebutuhan ditingkatkan ke skala kebiasaan makan pasien. kebiasaan makan klien
b. Fasilitas untuk
metabolik 4 (101409) b. agar klien mengetahui
mengidentifikasi perilaku
makanan apa saja yang
makan yang harus
harus dikonsumsi
dirubah.
c. untuk menentukan gizi
c. Gunakan standar gizi yang
yang seimbang agar
bisa diterima untuk
nutrisi dapat diserap
membantu pasien
secara optimal.
mengevaluasi intake diet
yang adekuat.
3. Kamis, 5 Domain 2. Nutrisi NOC No. 2107 1.Manajemen 1.Manajemen
september Kelas 5. Hidrasi Setelah dilakukan Elektrolit:Hiponatremia (2009) Elektrolit:Hiponatremia
2019 (00195) tindakan keperawatan a. Monitor nilai natrium secera a. Agar Klien klien tidak
Resiko selama 1x24 jam ketat pada pasien yang mengalami dehidrasi
ketidakseimbangan diharapkan mual muntah mengalami kondisi yang hyponatremia
elektrolit b.d keluarnya dapat teratasi. Dengan menyebabkan penurunan nilai b. Agar Klien mendapat
cairan dari muntah kriteria hasil: natrium (Muntah) terapi cairan secara tepat
yang berlebihan 1. Frekuensi dipertahanka b. Monitor asupan dan output sesuai kebutuhan
Definis: Rentan pada skala 2 ditingkatkan c.Monitor semua cairan c. agar klien tidak
mengalami perubahan ke skala 4(210701) parenteral apakah berisi natrium kelebihan natrium
kadar elektrolit serum, atau tidak

14
yang mengganggu 2. frekuensi muntah 2.Manajemen muntah (1570) . 2. Manajemen muntah
kesehatan. dipertahankan pada skala a. Ukur perkiraan volume emesis a.agar volume
2 di tingkatkan ke skala 4 b. identifikasi terhadap factor- kehilangan cairan klien
(210704) fator yang dapat menyebabkan dapat diketahui secara
atau berkontribusi terhadap pasti
b. agar muntah tidak
muntah
terjadi akibat factor
c. Monitor keseimbangan
disekitar klien seperti
elektrolit
bau-bauan
c. untuk mengetahui
seberapa banyak pasien
mengalami kehilangan
elektrolit
4. Kamis 5 Domain 9. NOC no. 1211 1. Peningkatan Koping (5230) 1. Peningkatan Koping
september Koping/toleransi stres Setelah dilakukan a. Bantu pasien menyelesaikan a. Agar klien dapat
2019 Kelas 2. Respon tindakan keperawatan masalah dengan cara yang mengatasi masalah
Koping (00146) selama 3x24 jam konstruktif dengan cara yang benar
Kecemasan b.d adanya diharapkan kecemasan b. Gunakan pendekatan yang dan sesuai
nyeri dan muntah yang dapat teratasi. Dengan tenang dan memberikan jaminan b. Agar klien percaya dan
berlebihan kriteria hasil: c. sediakan informasi terkait menerima kehadiran
Definisi: perasaan tidak 1.Rasa cemas yang diagnose, penanganan dan perawat
nyaman atau disampaikan secara lisan prognosis c. Agar klien mengetahui

15
kekhawatiran yan dipertahankan pada skala terkait penyakit yang
samar disertai respons 3 ditingkatkan ke skala 5 diderita dengan jelas
otonom; perasaan takut (121117)
yang disebabkan oleh 2.Perasaan gelisan 2. Pengurangan kecemasan. Pengurangan kecemasan
antisipasi terhadap dipertahankan pada skala (5820) a. untuk membuat klien
bahaya. 3 ditingkatkan ke skala 5 a. gunakan pendekatan yang merasa aman dan nyaman
(121105) tenang dan menyakinkan b. agar klien mengerti
b. jelaskan semua prosedur tindakan apa saja yang
termasuk sensai yang dirasakan akan dilakukan
oleh klien c. agar klien merasa
c. dorong keluarga untuk naman karena didampingi
mendampingi klien dengan cara oleh keluarga.
yang tepat.

5. Kamis, 5 Domain 5. NOC. 1844 1.Manajemen nutrisi (1100) Pengurangan kecemasan


september Persepsi/kognisi Kelas Setelah dilakukan a. Tentukan status gizi pasien a. Agar keputusan dalam
2019 4. Kognisi (00126) . tindakan keperawatan dan kemampuan pasien untuk memilih makanan sesuai
Defisit pengetahuan b.d selama 2x24 jam pemenuhan gizi dengan kebutuhan pasien
ketidakadekuatan diharapkan deficit b. Intruksikan pasien mengenai b. agar klien mengerti
informasi mengenai pengetahuan dapat kebutuhan nutrisi bahwa makan makanan
penyakitnya dan factor teratasi. Dengan kriteria c. Berikan pilihan makanan yang bergizi seimbang
16
penyebab iritan pada hasil: sambil menawarkan bimbingan diperlukan oleh tubuh
mukosa lambung. a. Faktor penyebab dan terhadap pilihan makanan yang c. Agar klien tidak bosan
Definisi: Ketiadaan factor yang berkontribusi lebih sehat dan dapat membuat
atau defisien informasi dipertahankan pada skala Peningkatan koping (5230) variasi makanan yang
kognitif yang berkaitan 2 ditingkatkan ke skala 4 a. gunakan pendekatan yang sehat
dengan topik tertentu, (184401) tenang dan memberikan jaminan Peningkatan koping
atau kemahiran. b. berikan suasana penerimaan a. agar pasien tidak
c. sediakan informasi actual tambah gelisah
mengenai diagnosis, b. untuk membantu klien
penanganan, dan prognosis dalam peningkatan klien
c. agar pasien mengetahui
tindakan apa saja yang
harus dilakukan.

b. pilihan pengobatan Pemberian obat


2.Pemberian Obat (2300)
yang tersedia a.agar pasien mendapat
a.Resepkan atau
dipertahankan pada skala obat yang sesuai dengan
rekomendasikan obat yang
2 ditingkatkan ke skala 4 kebuuhannya
sesuai berdasarkan yang
(184409) b.agar pasien mengerti
meresepkan
akan maksud dan tujuan
b.beritahukan klien mengenai
dari pemberian obat
jenis obat, alasan pemberian
17
obat, hasil yang diharapkan, dan c.agar pasien mengatahui
efek yang akan terjadi sebelum efek oat yang dikonsumsi
pemberian obat sehingga tidak
c.intruksikan klien dan keluarga sembarangan
mengenai efek yang diharapkan mengkonsumsi
dan efek lanjut obat.
6. Domain 11. Kelas 2. NOC no: 1004 Bantuan perawatan Bantuan perawatan
Resiko cedera (00035) Setelah dilakukan diri:Pemberian makan diri:Pemberian makan
Resiko cedera b.d tindakan keperawatan (1803)
gangguan selama 2x24 jam a.Ciptakan lingkungan yang a.agar klien terdistraksi
gastrointestinal gangguan gastrointestinal menyenangkan sewaktu makan dengan lingkungan yang
Definisi: Rentan dapat teratasi. Dengan b.Berikan penanda sesering nyaman sehingga dapat
mengalami penurunan kriteria hasil: mungkin dengan tepat dan ketat. mengurangi nyeri
volume darah a. asupan makanan c.Posisikan pasien dalam posisi b.agar klien benar-benar
dipertahankan pada makan yang nyaman menghabiskan porsi
skala 2 ditingkatkan makan yang diberikan.
ke skala 4 (100402) c.agar pasien merasakan
kenyamanan saat makan.

18
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian keperawatan


Kasus

I. Identitas Klien

Nama : Tn. P No. RM : 057361


Umur : 44 tahun Pekerjaan : Buruh harian lepas
Jenis Kelamin : laki-laki Status : Menikah
Perkawinan
Agama : Islam Tanggal MRS : 5 September 2019
Pendidikan : SMA Tanggal : 5-6 September
Pengkajian 2019
Alamat : Sumbersari Sumber Informasi : Klien, keluarga,
rekam medik
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik:
Gastritis Akut
2. Keluhan Utama:
klien mengatakan nyeri di ulu hati disertai mual dan muntah yang terus
menerus.
3. Riwayat penyakit sekarang:
- Saat dilakukan pengkajian, klien terlihat cemas, gelisah, gangguan
pola tidur, wajah terlihat pucat. Saat di panggil namanya, klien
menoleh dan mampu menjawab semua pertanyaan, orientasi klien baik.
Klien mengungkapkan bahwa saat klien MRS, klien sering muntah, dan
merasakan keluar keringat dingin, dan sering merasa lemas.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien tidak memiliki
riwayat gastritis akut dalam keluarga.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Keluarga dan klien mengataka bahwa klien tidak memiliki alergi
c. Imunisasi:

19
Keluarga klien mengatakan tidak tahu tentang imunisasi apa saja yang
pernah diberikan pada klien
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien memiliki pola makan
yang tidak baik kadang makan hanya 1 kali sehari
e. Obat-obat yang digunakan
Keluarga mengatakan bahwa klien sering mengkonsumsi obat lambung
yang dibeli di warung.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Keluarga klien mengatakan bahwa di dalam keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit menurun.
Genogram:

Keterangan:

: perempuan

: laki-laki

: laki-laki meninggal dunia

: klien

------ : tinggal bersama

: berpisah

II. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

20
Baik
Interpretasi :

Keluarga mengatakan bahwa bila sakit, harus segera diatasi, baik


dengan cara-cara tradisional, ataupun cara-cara yang modern. Klien dan
keluarga juga menganggap bahwa kesehatan itu penting, namun apabila
tidak ada yang memberi tahu tentang penyakit yang di alami, klien dan
keluarga tidak dapat mengerti tentang pentingnya kesehatan.

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)


- Antropometeri
BB: 64 kg menjadi 60 kg
Tinggi badan 170 cm
Interpretasi :
Ukuran lingkar lengan atas klien normal karena lebih dari 23,5 cm
- Biomedical sign :
Hb 11,7 gr/dL
Gula Darah Sewaktu 95 mg/dL pk 07.00
Interpretasi :
Hb normal antara 13,5-17,5 gr/dL, sehingga Hb klien dikatakan
baik dan normal karena masih dalam batas normal, dan nilai gula
darah sewaktu normal yakni <200 mg/dL
- Clinical Sign :
-Mukosa mulut kring
-Warna bibir pucat
Interpretasi :
Klien terlihat cukup lemas dan kurang berenergi
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Klien tidak dapat makan seperti biasa karena merasa mual dan
muntah
Interpretasi :
Klien mendapatkan makanan bubur halus, lauk pauk, buah dan
sayur yang didapatkan dari rumah sakit. Klien mengatakan bahwa
dalam satu hari, klien hanya mampu menghabiskan ½ porsi.
3. Pola eliminasi:
BAK
-Frekuensi : 4-5 kali sehari
-Jumlah : 300 cc
-Warna : kuning jernih
-Bau : bau khas urin.

21
-Karakter :-
-BJ :-
- Alat Bantu : Klien tidak terpasang kateter, bila klien
akan BAK klien dibantu oleh keluarga menuju kamar mandi
-Kemandirian : dibantu
-Lain :-
BAB
Klien dapat BAB secara normal dengan karakteristik sedikit lembek dan
frekuensi 1 kali sehari.

4. Pola aktivitas & latihan


Klien melakukan aktivitas hanya mendapatkan bantuan minimal dari
keluarga, dan apabila akan melakukan kegiatan toileting, klien menuju
kamar mandi dengan dibantu keluarga.

c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM √

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:


dibantu alat, 4: mandiri
Status Oksigenasi : Baik
Fungsi kardiovaskuler : Baik
Terapi oksigen : Klien tidak terpasang selang oksigen

22
Interpretasi : Klien dapat bernafas spontan tanpa
bantuan oksigen

5. Pola tidur & istirahat


Durasi : Menurut keluarga dan klien durasi tidur klien sebelum
MRS baik, klien dapat tidur pada siang hari, dan juga di
malam hari, sekitar kurang lebih 8 jam dalam sehari.
Namun saat MRS klien dapat tidur ±5 jam dalam sehari
Gangguan tidur : Bila siang hari klien tidak dapat tidur lama dan
nyenyak, karena klien mengatakan merasa mual terus
menerus.
Keadaan bangun tidur : Klien bangun dengan tenang dan hanya
terdiam setelah bangun tidur
Interpretasi :

- Klien mengatakan setelah sekitar 30 menit tidur, klien akan


terbangun. Bila siang hari klien tidur ±pk 12.00-13.00 dan pada
malam hari ±pk 23.00-pk 05.00
6. Pola kognitif & perceptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Sebelum dan saat MRS kognitif klien tetap baik, dan masih dapat diajak
bicara dan memberikan timbal balik yang tepat, dan ingatan klien baik saat
dilakukan pengkajian
Fungsi dan keadaan indera :
Klien dan keluarga mengatakan sebelum dan saat MRS, klien tidak
memiliki masalah pada pendengaran maupun penglihatan
7. Pola persepsi diri
Gambaran diri :
Klien dan keluarga klien mengatakan ada masalah terhadap bentuk tubuh
klien, sekarang menjadi tambah kurus
Identitas diri :
Klien tidak memiliki gangguan identitas diri, klien masih mmiliki orientasi
yang baik terhadap dirinya sendiri
Harga diri :
Klien mengatakan tidak terganggu dengan penampilannya yang menjadi
terlihat lebih kurus.
Ideal Diri :

23
Ideal diri klien tidak terganggu dan memiliki keyakinan untuk sehat
kembali
Peran Diri : Klien adalah kepala keluarga.
Interpretasi :

Dalam keadaan sakit klien merasa bingung karena klien adalah tulang
punggung keluarga. Apabila klien sakit tidak ada yang mencari nafkah
dalam keluarga.

8. Pola seksualitas & reproduksi


- Keluarga klien mengatakan bahwa klien sangat menyayangi
keluarga oleh karena itu keluarga ingin cepat sembuh dan bersama
kembali dengan keluarganya di rumah
9. Pola peran & hubungan
- Keluarga klien mengatakan bahwa hubungan antara klien dengan
anggota keluarga yang lain baik, sehingga keluarga klien ingin klien
segera pulang agar dapat berjumpa lagi dengan anggota keluarga dan
saudara-saudaranya yang lain
- Klien mengatakan bahwa dirinya sangat disayangi oleh anak dan
istrinya.
- Terlihat bahwa keluarga selalu menemani klien saat di Rumah
Sakit
10. Pola manajemen koping-stress
- keluarga klien mengatakan bahwa klien dan keluarga menganggap
sakit adalah ujian agar lebih bertakwa dan harus disyukuri.
11. System nilai & keyakinan
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien dan keluarga menganggap
sakit itu sebagai jalan yang harus di lewati dan dijalani sehingga
bagaimanapun keadannya harus ditrima dan disyukuri.
- Keluarga klien mengatakan saat sebelum sakit klien melakukan
sholat 5 waktu dengan baik, saat ini hanya mampu solat dengan cara
duduk atau berbaring di tempat tidur

24
III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:

GCS=4-5-6

Tanda vital:

- Tekanan Darah : 120/80 mm/Hg


- Nadi : 104 X/mnt
- RR : 22 X/mnt
- Suhu : 36,5ºC

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

1. Kepala
Kepala simetris, tidak ada jejas, distribusi rambut normal, rambut hitam,
ada sedikit rambut yang putih, rambut berminyak, tidak ada lesi, tidak ada
massa, ada nyeri tekan di sisi dekstra
2. Mata
Sklera keruh, konjungtiva anemis, pupil isokor, distribusi bulu mata
merata, bagian kelopak dalam mata bersih, penglihatan normal, mata
simetris..
3. Telinga
Bagian luar telinga kanan dan kiri terlihat bersih, tidak ada kelainan
bentuk, tidak ada massa serta menurut keluarga klien pendengaran normal,
warna kulit telinga sama dengan warna kulit sekitarnya.
4. Hidung
Tidak terdapat kelainan bentuk, tulang hidung simetris, lubang hidung
normal, tidak ada lesi maupun jejas, tidak ada massa, warna kulit hidung
sama dengan warna di sekitarnya, tidak terpasang NGT, tidak terdapat
mucus.
5. Mulut
Mukosa bibir kering, warna coklat, bibir simetris, tidak ada massa, tidak
ada luka.
6. Leher
- Leher pasien terlihat simetris, tidak ada jejas maupun lesi, tidak
ada benjolan ataupun pembesaran kelenjar tiroid, warna kulit dileher

25
sama dengan warna kulit sekitarnya, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan
7. Dada
I : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada jejas
maupun lesi, iktus kordis tidak nampak, tidak ada pembesaran
P : Ketika diperkusi sonor di bagian kiri dan sonor pada bagian kanan, di
area jantung pekak
P : Pengembangan paru kanan kiri sama, tidak ada massa
A : Suara nafas vesikuler, bunyi jantung S1 dan S2 terdengar jelas, dan
tidak ada bunyi jantung tambahan
8. Abdomen
I : bentuk simetris kanan kiri, tidak ada jaringan parut, tidak terdapat
penonjolan di bagian perut, umbilicus letak simetris, perut cembung
A : Terdengar bising usus 19x per menit
P : Bunyi sedikit timpani di setiap lapang perut, kecuali perut bagian
hepar bunyi pekak
P : Tidak teraba massa, perut terasa lembek
Pengkajian nyeri:

9. Urogenital
- Klien tidak terpasang selang kateter
- Klien BAK ± 300 cc/ hari, warna kuning
- Klien BAB sekali dalam sehari
10. Ekstremitas
- Ekstremitas atas: tangan kanan terpasang infuse. Warna kulit tidak
merata.
- Ekstremitas bawah : Kaki kiri dan kanan dapat bergerak normal.
- kemampuan otot
4 4
4 4
4 4

11. Kulit dan kuku


Kulit pasien terlihat lembab, turgor kulit buruk. Kuku pendek, sedikit
kotor, dan sedikit pucat, CRT > 2 detik.
12. Keadaan lokal

26
Klien terlihat terbaring di tempat tidur dengan posisi supinasi dengan
sudut flexi 15-30, terpasang infus ditangan sebelah kanan.

IV. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

No Jenis Nilai normal Hasil


pemeriksaan (rujukan)
(5 september 2019)

Nilai Satuan

1. Hematologi

Hemoglobin 11,5-16,5 Gr/dL 11,7


9
10 Lekosit 4,5-11,0 /L 7,8

Hematokrit 37-43 % 38

109 Trombosit 150-450 /L 359

2. Faal Hati

SGOT U/L
10-35 14
(30ºC)

SGPT U/L
9-43 9
(30ºC)

Albumin 3,4-4,8 Gr/dL 3,7

3. Gula Darah

Glukosa
<200 mg/dL 90
Sewaktu

4. Elektrolit

Natrium 135-155 mmol/L 120

Kalium 3,5-5,0 mmol/L 3, 85

Chlorida 90-110 mmol/L 104, 2

27
Calsium

2,15-
mmol/L 2,38
1,57

5. Faal Ginjal

Kreatinin serum 0,6-13 mg/dL 5,2

BUN 6-20 mg/dL 18

Urea 26-43 gr/24 h 20

Asam Urat 2,3-6,1 Mg/dL 2,8

Jenis Nilai normal


No Hasil
pemeriksaan (rujukan)
(5september 2019)
Nilai Satuan

Gula Darah

Glukosa
<200 mg/dL 100
Sewaktu

No Jenis Nilai normal Hasil

28
pemeriksaan (rujukan) (6 september 2019)

Nilai Satuan

Gula Darah

Glukosa
<200 mg/Dl 100
Sewaktu

3.2 Analisa Data

No Hari/Tgl/Ja Data Etiologi Masalah


. m keperawatan
1. Kamis, 5 DS: Peningkatan asam Nyeri Akut b.d
september Klien lambung iritasi mukosa
2015 mengatakan lambung (00132)
merasakan Iritasi barrier
nyeri mukosa
DO: gastrointestinal
a. Klien
meringis Agen cedera Fisik
kesakitan pada
saat dilakukan Nyeri Akut b.d
palpasi daerah iritasi mukosa
epigastric lambung
b. Mukosa bibir
pucat
c. TD 120/80,
N 90 x/menit,
RR 23x/menit
d.Wajah

29
meringis
e. Suhu 36ᵒ C

2. Kamis, 5 Ds: Gastritis Resiko


september 1. Klien ketidakseimbanga
2015 mengatakan Mual, Muntah n elektrolit b.d
muntah cair muntah (00195)
6x hari ini Intake nurisi tidak
Do: adekuat

2. Keadaan
Resiko
umum
ketidakseimbanga
cukup
n elektrolit b.d
3. Konjungtiv
muntah
a anemis
4. Akral
dingin
5. Nadi 90
kali/menit
6. RR: 23
kali/menit
7. Suhu 36ᵒ C
3. Kamis, 5 DS: fungsi barier Defisit
september Klien terganggu pengetahuan b.d

30
2015 mengatakan ketidakadekuatan
tidak peradangan informasi
mengetahui mukosa lambung mengenai
tentang penyakitnya dan
sakitnya gastritis factor penyebab
DO: iritan pada
1. Klien kurang mukosa lambung
tampak pengetahuan (00126)
bingung
2. Klien selalu
Defisit
bertanya
pengetahuan b.d
tentang
ketidakadekuatan
kondisinya
informasi
3. Klien tidak
mengenai
mengetahui
penyakitnya dan
penyebab
factor penyebab
dari sakitnya
iritan pada
mukosa lambung

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut b.d iritasi mukosa lambung.
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah.

31
3.4 Defisit pengetahuan b.d ketidakadekuatan informasi mengenai penyakitnya dan factor penyebab iritan pada mukosa
lambung.Intervensi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional Paraf an Nama


keperawatan hasil

1. Nyeri akut b.d NOC No. 2101 1. Manajemen nyeri 1. Manajemen nyeri. Ns. Rizki
iritasi lambung Setelah dilakukan (1400) a. untuk mengetahui
tindakan keperawatan a. Lakukan lokasi dan skala nyeri
selama 1x24 jam pengkajian nyeri secara b. agar klien dapat
diharapkan nyeri perut komperhensif yang menyampaikan nyeri
dapat teratasi. Dengan meliputi karakteristik, yang dirasakan dengan
kriteria hasil: frekuensi, dan beratnya tepat
1.Ketidaknyamanan nyeri c. agar klien dapat
dipertahankan pada b. Gunakan strategi mengatasi nyeri secara
skala 2 ditingkatkan komunikasi terapeutik mandiri dan tidak
ke skala 4 (210127) untuk mengetahui bergantung pada
pengalaman nyeri dan analgesik
sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri.

32
c. Ajarkan teknik non
farmakologi seperti
relaksasi, dan distraksi
2 Resiko NOC No. 2107 1.Manajemen 1.Manajemen Ns. Rizki
. ketidakseimbangan Setelah dilakukan Elektrolit:Hiponatremia Elektrolit:Hiponatremia
elektrolit b.d tindakan keperawatan (2009) a. Agar Klien klien
muntah. selama 1x24 jam a. Monitor nilai natrium tidak mengalami
diharapkan mual secera ketat pada pasien dehidrasi hyponatremia
muntah dapat teratasi. yang mengalami kondisi b. Agar Klien mendapat
Dengan kriteria hasil: yang menyebabkan terapi cairan secara
1. Frekuensi penurunan nilai natrium tepat sesuai kebutuhan
dipertahanka pada (Muntah) c. agar klien tidak
skala 2 ditingkatkan b. Monitor asupan dan kelebihan natrium
ke skala 4(210701) output
c.Monitor semua cairan . 2. Manajemen muntah
2. frekuensi muntah parenteral apakah berisi a.agar volume
dipertahankan pada natrium atau tidak kehilangan cairan klien
skala 2 di tingkatkan 2.Manajemen muntah dapat diketahui secara
ke skala 4 (210704) (1570) pasti

33
a. Ukur perkiraan volume b. agar muntah tidak
emesis terjadi akibat factor
b. identifikasi terhadap disekitar klien seperti
factor-fator yang dapat bau-bauan
menyebabkan atau c. untuk mengetahui
berkontribusi terhadap seberapa banyak pasien
muntah mengalami kehilangan
c. Monitor keseimbangan elektrolit
elektrolit

3 Defisit NOC. 1844 Manajemen nutrisi (1100) Pengurangan Ns. Rizki


. pengetahuan b.d Setelah dilakukan a. Tentukan status gizi kecemasan
ketidakadekuatan tindakan keperawatan pasien dan kemampuan a. Agar keputusan
informasi selama 2x24 jam pasien untuk pemenuhan dalam memilih
mengenai diharapkan deficit gizi makanan sesuai dengan
penyakitnya dan pengetahuan dapat b. Intruksikan pasien kebutuhan pasien
factor penyebab teratasi. Dengan mengenai kebutuhan b. agar klien mengerti
iritan pada mukosa kriteria hasil: nutrisi bahwa makan makanan
lambung. a. Faktor penyebab c. Berikan pilihan yang bergizi seimbang

34
dan factor yang makanan sambil diperlukan oleh tubuh
berkontribusi menawarkan bimbingan c. Agar klien tidak
dipertahankan pada terhadap pilihan makanan bosan dan dapat
skala 2 ditingkatkan yang lebih sehat membuat variasi
ke skala 4 (184401) Peningkatan koping (5230) makanan yang sehat
a. gunakan pendekatan Peningkatan koping
yang tenang dan a. agar pasien tidak
memberikan jaminan tambah gelisah
b. berikan suasana b. untuk membantu
penerimaan klien dalam
c. sediakan informasi peningkatan klien
actual mengenai diagnosis, c. agar pasien
penanganan, dan prognosis mengetahui tindakan
2.Pemberian Obat (2300) apa saja yang harus
a.Resepkan atau dilakukan.
rekomendasikan obat yang
sesuai berdasarkan yang Pemberian obat
meresepkan a.agar pasien mendapat
b.beritahukan klien obat yang sesuai

35
mengenai jenis obat, dengan kebuuhannya
alasan pemberian obat, b.agar pasien mengerti
hasil yang diharapkan, dan akan maksud dan tujuan
efek yang akan terjadi dari pemberian obat
sebelum pemberian obat c.agar pasien
c.intruksikan klien dan mengatahui efek oat
keluarga mengenai efek yang dikonsumsi
yang diharapkan dan efek sehingga tidak
lanjut obat. sembarangan
mengkonsumsitindakan
apa yang harus
dilakukan untuk
mengobati penyakit
yang dideritanya.

3.5 Catatan Perkembangan

No. Hari/Tgl Diagnosa Imlementasi keperawatan Evaluasi sumatif Paraf


keperawatan
1. Kamis, 5 Nyeri Akut b.d 1. Mengkaji nyeri dengan S: Ns. Rizki

36
septembe iritasi mukosa pengkajian nyeri skala 1-10 klien mengatakan
lambung. R : skala nyeri diketahui 7
r 2019 bahwa nyeri
Pukul dengan tolak ukur skala nyeri
berkurang setelah
06.30 1-10
melakukan
2. Membimbing pasien
teknik napas
untuk mengungkapkan
dalam
keluhan yang dirasakan
O:
R: klien belum secara
- Wajah
maksimal mengungkapkan
klien tidak
apa yang dirasakan
meringis
3. Membimbing pasien
menahan
untuk melakukan teknik
nyeri
nafas dalam
- TD
R: pasien terlihat lebih
120/80
tenang
mmHg, RR
23X/menit,
Nadi:
90X/menit,
suhu 36⁰c
A:
Masalah teratasi

37
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi 1-3

2. Kamis, 5 Resiko 1. Memonitor frekuensi S: Ns. Rama


Klien
septembe ketidakseimbanga muntah klien
R: klien masih tampak lemas mengatakan
r 2019 n elektrolit b.d
2. Memberikan asupan
Pukul bahwa masih
muntah.
elektrolit klien
14.00 terasa lemas
R: klien masih tampak lemas
akibat terlalu
dan konjungtiva anemis
3. Mengidentifikasi segala sering muntah
O:
factor yang menyebabkan
- CRT < 3
muntah
detik
R: klien mengatakan akan
- Akral
muntah jika teringat pada
dingin
makanan terutama nasi - masih
tidak pucat
A: masalah
teratasi sebagian
P: lanjutkan

38
intervensi 4-6
3. Kamis, 5 Defisit 1. Menentukan kemampuan S: klien Ns. Rama
septembe pengetahuan b.d pasien dalam mengatakan
r 2019 ketidakadekuatan mengidentifikasi jenis makan sudah mampu
Pukul
informasi makanan yang bergizi mengidentifikasi
15.00 R: klien mengatakan tidak
mengenai jenis makanan
mengetahui makanan
penyakitnya dan bergizi dan sudah
berdasarkan jenis gizi yang
factor penyebab paham akan
dikandungnya
iritan pada mukosa penyakit yang
2. Menginstruksikan klien
lambung. diderita
mengenai kebutuhan nutrisi
O: wajah klien
R: klien menerima dengan
sudah tampak
intruksi yang diberikan oleh
tenang dan tidak
perawat
3. Memberikan pilihan gelisah lagi
A: masalah
makanan dan mengarahkan
teratasi
klien untuk memilih
P: hentikan
makanan sehat
R: klien menerima intruksi intervensi.
perawat
4. Memberikan informasi yang

39
actual mengenai diagnosis,
prognosis, dan penangan
R: klien mengatakan telah
memahami informasi yang
diberikan oleh perawat

40
BAB IV PENUTUP

B. KESIMPULAN

Gastritis adalah penyakit terjadi akibat peradangan permukaan mukosa


lambung terutama pada selaput leher lambung yang disertai erosi pada bagian
superfisial lambung. Gastritis akut terjadi karena disebabkan oleh banyak hal
seperti penggunaan jenis obat AINS, konsumsi alcohol, bakteri H.pylory,
virus, jamur. Stress fisik dan pasikologis, alergi, intoksikasi makanan atau
minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma lambung. Secara patofisiologis
gastritis akut terjadi karena adanya perlukaan mukosa barrier lambung
kemudian meningkatkan difusi balik ion H +¿ .

C. SARAN
a. Untuk penderita Gastritis Akut
Mengontrol pola makan, mengurangi makanan yang bersifat
asam, mengubah pola makan dengan teratur tiga kali sehari.
b. Untuk keluarga
Selalu memberikan dukungan baik secara fisik maupun psikologis
karena dukungan dari keluarga dapat mempengaruhi pasien untuk
sembuh.
c. Untuk tenaga kesehatan
Selalu memberikan pelayan kesehatan yang optimal untuk siapa
saja guna meningkatkan status kesehatan setiap individu

41
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, M gloria, Howark K Butcher, Joanne M Dochterman, Cheryl M


Wagner. (2016) .

Darnindro, N., A. F. Syam, A. Fauzi, dan C. M. Rumende. 2015. Seroprevalence


and socio-demographic factors of helicobacter pylori infection in patients
with dyspepsia in kalibaru primary health care north jakarta. 297–303.

Gustin, R. K. 2011. FAKTOR-faktor yang berhubungan dengan kejadian kota


bukittinggi tahun 2011. 1–12.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441574/ diakses pada 11 september


2019

Moorhead, S., Johnson, M., Dkk. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC)
Edisi Kelima. Singapura: Elsevier Inc.

Moorhead, S., Johnson, M., Dkk. (2016). Nursing Interventions Classification


(NIC) edisi keenam. Singapura : Elsevier Inc.

Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11


Editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.

Muttaqin. A., Sari. K. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan


Medika Bedah. Jakarta:Salemba Medika.

42
Syam, A. F. 2016 Current situation of helicobacter pylori infection in
indonesia.Medical journal of Indonesia. 263–266.

Syaifuddin. 2011. Anatomi fisiologi untuk keperawatan dan kebidanan.


Jakarta:EGC.

Setiati, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta:
Interna Publishing.

Unqueira LC, Carneiro J. 2012. Histologi Dasar. Edisi 12. Jakarta : EGC.

43
44

Anda mungkin juga menyukai