Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA PASIEN
CEDERA KEPALA
Kelompok : 2
A. DEFINISI
 Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi
trauma langsung atau derelasi terhadap kepala
yang enyebabkan kerusakan kepala atau otak
(Borley&Grace, 2006)
B. ETIOLOGI
1. Pukulan langsung
2. Rotasi/deselerasi
3. Tabrakan
4. Peluru
5. Benda atau serpihan tulang yang menembus
jaringan otak
6. Trauma saat lahir
C. PATOFISIOLOGI
Cedera kepala Terjatuh/ terbentur Kepala/ otak

Leserasi Ekstra Trauma Gsngguan Fungsi Otak


kulit Kepala Kranial & seluruh sistem tubuh

Edema Serebri & Tekanan


Pendarahan Hipoksia intra kranial
peningkatan volume
darah otak meningkat
Trauma Tulang Kepala Fraktur Perdarahan
Pada otak

Meningkatkan Cidera intra


Kerusakan jaringan kranial
intra kranial
otak

Kerusakan susunan Gangguan dalam


syaraf kranial mobilitas
E. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan keadan pasca trauma
a. Terbuka
b. Tertutup
2. Berdasarkan Glascow Coma Scale (GCS)
a. Cedera kepala Ringan
b. Cedera kepala sedang
c. Cedera kepala berat
3. Berdasarkan Morfologi pencitraan atau radiologi
a. Cedera akson difus
b. Kontusio cerebri
c. Edema cerebri
d. Iskemia cerebri
E. MANIFESTASI KLINIK
1. Cedera kepala ringan
2. Cedera kepala sedang
3. Cedera kepala berat
F. PENATALAKSANAAN
1. Dexamethason sebagai obat anti edema serebral, dosis
sesuai dengan berat ringannya trauma
2. Terapi hiperventilasi ( trauma kepala berat) untuk
mengurangi vasodilatasi
3. Pemberian analgetik
4. Pengobatan antiedema dengan larutan hipertonis yaitu :
manitol 20%, glukosa 40% atau gliserol
5. Antibiotik yang mengandung barier darah otak (pinicilin)
atau untuk infeksi anaerob diberikan metronidazole
6. Makanan atau cairan infus detrose 5%, aminous, aminofel
( 18 jam pertama terjadinya kecelakaan) 2-3 hari kemudian
diberikan makanan lunak
7. pembedahan
G. ASKEP CEDERA KEPALA
A. Pengkajian
1. Umum
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Pemeriksaan 6B
B. Kebutuhan sehari-hari
 Aktivitas
 Sirkulasi
 Integritas ego
 Eliminasi
 Makan/mium
 Neurosensori
 Gangguan pengecapan
 Kenyamanan /nyeri
 Pernafasan
 Keamanan
 Kulit dan gangguan kognitif
 Interaksi soscial
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko pendarahan
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
3. Ketidak efektifan bersihan jalan napas
C. Intervensi
1. Resiko perdarahan
Bleeding Precautions
 Monitor tanda perdarahan
 Catat nilai Hb & HT sebelum dan sesudah terjadinya
pendarahan
 Pertahankan bedrest selama pendarahan aktif
 Lindungi pasien dari trauma yang menyebabkan
pendarahan
Bleeding Reduction
 Indefikasi penyebab pendarahan
 Monitor TD & CVP
 Monitor status cairan
 Monitor oksigen ke jaringan
 Monitor nadi distal dari area pendarahan
2. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Peripheal sensation Management
 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
tehadap panas/dingin
 Monitor adanya paratese
 Intsruksikan keluarga untuk mengobservasikan kulit
jika ada laserasi
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
3. Ketidak efektifan bersihan jalan napas
Airway suction
 Pastikan kebutuhan oral/tracheal suctioning
 Auskultasi sebelum dan sesudah suctioning
 Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasiliatsi
suction nasotrakeal
 Gunakan alat yang steril
 Monitor status oksigen
 Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardia
Airway Management
 Buka jalan nafas, gunakan teknik lift atau jaw trust
 Posisikan klien pemasangan untuk memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Lakukan fisoterapi dada bila perlu
 Auskultasi suara nafas
 Monitor respirasi dan status O2.
D. Implementasi
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang
telah ditentukan.
E. Evaluasi
Melihat keefektifan intervensi yang telah di buat

Anda mungkin juga menyukai