Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keracunan adalah salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi
pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan hampir selalu terjadi di rumah.
Bagian terbesar dari kasus ini adalah menelan racun. Untungnya kasus ini
sudah menurun dengan adanya kemasan produk yang baik dan banyaknya
pusat-pusat pengendali keracuna (National Safety Council, 2006)).
Menurunnya kasus keracunan juga disebabkan karena adanya Poison
Prevention Packaging Act tahun 1970 yang mengatur bahwa beberapa obat
berbahaya dan produk rumah tangga tertentu harus dijual dalam wadah yang
sulit dibuka oleh anak-anak. Akan tetapi, masalah keracunan masih menjadi
kekhawatiran bermakna dalam bidang kesehatan (Wong, 2008).
Karbon dioksida memiliki ciri berbentuk gas yang tidak berwarna dan
juga tidak berbau. Kasus keracunan gas karbon dioksida (CO2) umumnya
terjadi di dalam ruangan seperti di dalam mobil, rumah, kantor dan pabrik
dengan kondisi jumlah oksigen (O2) yang lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah karbon dioksida (CO2). Kandungan karbon dioksida pada udara
normal berkisar antara 0,03% (300 ppm) sampai dengan 0,06% (600 ppm)
yang tergantung pada lokasi. CO2 dianggap sebagai racun yang potensial
dan dapat menyebabkan asfiksia yang terjadi karena kurangnya jumlah
oksigen pada pernapasan dan pada tahap awal dipercepat karena efek CO2
yang dapat menyebabkan pernapasan semakin cepat dan dalam. Gas CO2
yang masuk melalui paru – paru akan didistribusikan ke darah sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan asam – basa atau asidosis dengan deperesi
Susunan Saraf Pusat.2,4 Konsentrasi CO2 dalam darah meningkatkan dan
bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3) di dalam
darah kemudiam terpisah menjadi ion hidrogen (H+) dan bikarbonat (HCO3).
Kelebihan CO2 menciptakan suasana asam di dalam darah dan menyebabkan
pH darah menjadi kurang dari 7,35.11,12 Apabila gas ini dihirup pada
konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan rasa asam di mulut dan juga dapat
menyengat hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di
membran mukosa dan saliva yang membentuk asam karbonat yang lemah.
Hal seperti ini juga dapat dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah
minum air karbonat (misalnya : air soda). Gejala keracunan akibat CO2
diantaranya yaitu sakit kepala yang berat, lemah, telinga berbunyi (tinnitus),
mual, kesadaran menurun, tekanan darah tinggi, dan pernapasan cepat.
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan non-iritatif, yang densitasnya relatif sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan udara. Sumber utama karbon monoksida pada
kasus kematian adalah kebakaran, knalpot mobil, pemanasan tidak sempurna,
dan pembakaran yang tidak sempurna dari produk-produk terbakar, seperti
bongkahan arang. Diluar kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700
kematian yang disebabkan oleh karbon monoksida setiap tahunnya di AS.
Sekitar 2000 dari kasus ini adalah bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan.
Pada kenyataannya seluruh kasus bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan
gas buangan mobil( Hudak & Gallow, 2000 ). Pada keadaan normal
konsentrasinya di udara ± 0,1 ppm, dan di kota dengan lalulintas padat ± 10 -
15 ppm. Dampak pencemaran oleh gas CO,contohnya : Bagi manusia dampak
CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai kematian, karena CO
bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan hemoglobin
dalam darah (Hb).
Nitrogen merupakan bagian terbesar dari udara yang dihirup oleh
manusia. Di permukaan nitrogen merupakan gas lambat (inert gas) dan secara
kimia tidak bercampur dalam darah. Nitrogen melarutkan oksigen dalam
campuran udara dan menjadikan udara aman untuk bernapas. Nitrogen diserap
dan disimpan dalam tubuh karena inert. Maka dengan inilah alasan utama
mengapa penyelam scuba bila muncul ke permukaan harus perlahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan karbon dioksida, karbon monoksida, dan
nitrogen?
2. Apa saja penyakit akibat keracunan karbon dioksida, karbon monoksida,
dan nitrogen?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Karbon Diaoksida, Karbon monoksida, dan Nitrogen


a. Karbon dioksida (Co2)
Karbon diosida adalah suatu gas tak berwarna, tak berbau dan tak bercita
rasa. Manusia menggunakan oksigen udara untuk membakar makanan dalam
jaringan tubuh, dan menghembuskan karbon dioksida, hasil pembakaran itu
keluar bersama-sama sisa udara. Tumbuhan juga bernapas disamping itu
tumbuhan menggunakan karbon dioksida dari udara, yang bersama-sama
dengan air (dari akar) dan cahaya matahari diubah menjadi glukosa.
Karbon dioksida dihasilkan bila bahan bakar mengandung karbon dibakar
dengan oksigen berlebih. Tumbuhan dan bangkau yang meluruh juga
membebaskan karbon dioksida. Diudara terdapat sekitar 0,035 persen karbon
dioksida. Molekul karbon dioksida terdiri atas satu atom karbon dan dua atom
oksigen. Rumus kimianya CO2.
Karbon dioksida juga digunakan secara luas sebagai pendingin, pendingin,
dan bahan dalam pembuatan makanan beku. Karbon dioksida alat pemadam
kebakaran yang sering digunakan untuk mengendalikan kebakaran listrik dan
minyak, yang tidak dapat dipadamkan dengan air. Karena gas lebih padat
daripada udara dan tidak terbakar, menyebar seperti selimut di atas bahan
bakar dan smothers api. Selain itu, karbon dioksida kadang-kadang digunakan
sebagai selimut gas untuk mencegah zat dari membusuk. Dalam kondisi yang
jarang terjadi, karbon dioksida dapat menjadi ancaman bagi kehidupan. Pada
tahun 1896, awan besar gas meledak dari Danau Nyos, danau vulkanik di
barat laut Kamerun, negara di Afrika Barat.
b. Karbon monoksida
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon
dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida
merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasal dan pada suhu udara
normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO
mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk
ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.( Hudak &
Gallow,2000)
Sumber utama karbon monoksida pada kasus kematian adalah kebakaran,
knalpot mobil, pemanasan tidak sempurna, dan pembakaran yang tidak
sempurna dari produk-produk terbakar, seperti bongkahan arang. Diluar
kematian akibat kebakaran, ada sekitar 2700 kematian yang disebabkan oleh
karbon monoksida setiap tahunnya di AS. Sekitar 2000 dari kasus ini adalah
bunuh diri dan 700-nya adalah kecelakaan. Pada kenyataannya seluruh kasus
bunuh diri tersebut melibatkan penghirupan gas buangan mobil.
Gas alam ( tanpa CO) telah digantikan oleh gas arang yang menjadi bahan
bakar dan sumber racun terbesar,Dan CO masih merupakan sumber racun
yang membahayakan. Bahaya tentang CO ini telah bayak
dipublikasi,khususnya terhadap lingkungan dan industri.
Keracunan gas CO atau karbon monoksida sukar didiagnosa. Gejalanya
mirip dengan flu yaitu didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi
pada kulit, berkeringat banyak, pyrexia, pernapasan meningkat, mental
dullness dan konfusion, gangguan penglihatan, konvulsi, hipotensi,
myocardinal, dan ischamea.
Kemungkinan terjadi kematian akibat sukar bernafas sangat tinggi.
Kematian terhadap kasus keracunan karbon monoksida disebabkan oleh
kurangnya oksigen pada tingkat selular (cellular hypoxia).
Sel darah merah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain.
Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel
darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida
dari pada oksigen. Sehingga jika terdapat CO dan O2, sel darah merah akan
cenderung berikatan dengan CO. Bila terhirup, karbon monoksida akan
terbentuk dengan hemoglobin (Hb) dalam darah dan akan terbentuk karboksi
haemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa. Ini disebabkan karbon
monoksida dapat mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen. Gas ini juga
dapat mengganggu aktivitas selular lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi
organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung.
Gejala klinis saturasi darah oleh karbon monoksida adalah sebagai berikut:
(Marylin.D,2000)
1) Konsentrasi CO dalam darah kurang dari 20%, tidak ada gejala.
2) Konsentrasi CO dalam darah 20%, gejala nafas menjadi sesak.
3) Konsentrasi CO dalam darah 30%, gejala sakit kepala, lesu, mual, nadi
dan pernapasan meningkat sedikit.
4) Konsentrasi CO dalam darah 30% hingga 40%, gejala sakit kepala berat,
kebingungan, hilang daya ingat, lemah, hilang daya koordinasi gerakan.
5) Konsentrasi CO dalam darah 40% sampai 50%, gejala kebingungan makin
meningkat dan setengah sadar.
6) Konsentrasi CO dalam darah 60% hingga 70%, gejala tidak sadar,
kehilangan daya mengkontrol feses dan urin.
7) Konsentrasi CO dalam darah 70% hingga 80%, gejala koma, nadi menjadi
tidak teratur, kematian karena kegagalan pernapasan.
c. Nitrogen
Nitrogen adalah gas yang diakibatkan oleh dekompresi jadi pada saat
menyelam si penyelam akan banyak mengirup nitrogen bebas dan oksigen
karena terjadi peningkatan tekanan yang tergantung pada kedalaman dan lama
penyelam didalam air. Akan tetapi oksigen yang di hirup akan mengalami
proses oksidasi biologi untuk metabolism tubuh dan juga di ikat oleh
hemoglobin di eritrosit. Berbeda dengan
2. Penyakit akibat penyakit karbon dioksida, karbon monoksida dan nitrogen
1) Karbon dioksida
Karbon dioksida memiliki ciri berbentuk gas yang tidak berwarna dan
juga tidak berbau. Kasus keracunan gas karbon dioksida (CO2) umumnya
terjadi di dalam ruangan seperti di dalam mobil, rumah, kantor dan pabrik
dengan kondisi jumlah oksigen (O2) yang lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah karbon dioksida (CO2). Kandungan karbon dioksida pada
udara normal berkisar antara 0,03% (300 ppm) sampai dengan 0,06% (600
ppm) yang tergantung pada lokasi.
CO2 dianggap sebagai racun yang potensial dan dapat menyebabkan
asfiksia yang terjadi karena kurangnya jumlah oksigen pada pernapasan
dan pada tahap awal dipercepat karena efek CO2 yang dapat
menyebabkan pernapasan semakin cepat dan dalam. Gas CO2 yang
masuk melalui paru – paru akan didistribusikan ke darah sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan asam – basa atau asidosis dengan
deperesi Susunan Saraf Pusat.2,4 Konsentrasi CO2 dalam darah
meningkatkan dan bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam karbonat
(H2CO3) di dalam darah kemudiam terpisah menjadi ion hidrogen (H+)
dan bikarbonat (HCO3).
Kelebihan CO2 menciptakan suasana asam di dalam darah dan
menyebabkan pH darah menjadi kurang dari 7,35.11,12 Apabila gas ini
dihirup pada konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan rasa asam di
mulut dan juga dapat menyengat hidung dan tenggorokan. Efek ini
disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva yang
membentuk asam karbonat yang lemah. Hal seperti ini juga dapat
dirasakan ketika seseorang bersendawa setelah minum air karbonat
(misalnya : air soda). Gejala keracunan akibat CO2 diantaranya yaitu sakit
kepala yang berat, lemah, telinga berbunyi (tinnitus), mual, kesadaran
menurun, tekanan darah tinggi, dan pernapasan cepat.
Pertolongan Pertama:
a. Sebagian besar kasus keracunan gas CO2 dan Liquid Pretoleum Gas
(LPG) karena terhirup gas ini. Pertolongan pertama yang dapat
dilakukan adalah segera mungkin korban pindahkan dari sumber atau
tempat terjadinya keracunan ke lokasi atau tempat yang berudara
segar. Longgarkan pakaian korban agar korban lebih mudah dalam
bernafas. Pastikan korban masih bernafas dan segera berikan oksigen
murni
b. Korban harus istirahat dan usahakan tenang. Meningkatnya gerakan
otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen, sehingga
persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang. Segera bawa ke rumah
sakit terdekat
2) Karbon monoksida
Banyak pembakaran yang menggunakan bahan bakar seperti alat
pemanas dengan menggunakan minyak tanah, gas, kayu dan arang yaitu
kompor, pemanas air, alat pembuangan hasil pembakaran dan lain-lain
yang dapat menghasilkan karbon monoksida. Pembuangan asap mobil
mengandung 9% karbon monoksida. Pada daerah yang macet tingkat
bahayanya cukup tinggi terhadap kasus keracunan. Asap rokok juga
mengandung gas CO, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya
terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok
yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 – 10 %. Pada wanita hamil yang
merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya. Asap rokok juga
mengandung gas CO, pada orang dewasa yang tidak merokok biasanya
terbentuk karboksi haemoglobin tidak lebih dari 1 % tetapi pada perokok
yang berat biasanya lebih tinggi yaitu 5 – 10 %. Pada wanita hamil yang
merokok, kemungkinan dapat membahayakan janinnya.
Karbon monoksida tidak mengiritasi tetapi sangat berbahaya (beracun)
maka gas CO dijuluki sebagai “silent killer” (pembunuh diam-diam).
Keberadaan gas CO akan sangat berbahaya jika terhirup oleh manusia
karena gas itu akan menggantikan posisi oksigen yang berkaitan dengan
haemoglobin dalam darah. Gas CO akan mengalir ke dalam jantung, otak,
serta organ vital. Ikatan antara CO dan heamoglobin membentuk
karboksihaemoglobin yang jauh lebih kuat 200 kali dibandingkan dengan
ikatan antara oksigen dan haemoglobin. Akibatnya sangat fatal. Pertama,
oksigen akan kalah bersaing dengan CO saat berikatan dengan molekul
haemoglobin. Ini berarti kadar oksigen dalam darah akan berkurang.
Padahal seperti diketahui oksigen sangat diperlukan oleh sel-sel dan
jaringan tubuh untuk melakukan fungsi metabolisme. Kedua, gas CO akan
menghambat komplek oksidasi sitokrom. Hal ini menyebabkan respirasi
intraseluler menjadi kurang efektif. Terakhir, CO dapat berikatan secara
langsung dengan sel otot jantung dan tulang.
Efek paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap
sel-sel tersebut, juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf. Bahaya
utama terhadap kesehatan adalah mengakibatkan gangguan pada darah,
Batas pemaparan karbon monoksida yang diperbolehkan oleh OSHA
(Occupational Safety and Health Administration) adalah 35 ppm untuk
waktu 8 jam/hari kerja, sedangkan yang diperbolehkan oleh ACGIH TLV-
TWV adalah 25 ppm untuk waktu 8 jam. Kadar yang dianggap langsung
berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%).
Paparan dari 1000 ppm (0,1%) selama beberapa menit dapat menyebabkan
50% kejenuhan dari karboksi hemoglobin dan dapat berakibat fatal.
3) Nitrogen

Anda mungkin juga menyukai