Pengertian
; dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan L idgk berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas berbeda dengan gangguan ansietas. Ansietas (cemas) adalah suatu perasaan takut yang
tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan
pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaaan yang bermakna dan
gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasaan tersebut (David A. Tomb, 1993)
I; Respons yangtimbui ansietas yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang ,idan dapatdisertai dengan
keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Ansietas berbeda dengan .rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Ansietas adalah respon emosional te‘rhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak
diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Kapasitas
kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan
kehidupan.
2. Tingkat ansietas
Tingkatan ansietas menurut Stuart (2006) di bagi menjadi 4 yaitu: , " 1. Ansietas ringan berhubungan
dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari; ansietas pada tingkat ini menyebabkan seseorang
menjadi waspada dan meningkatkan lahan presepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian yang selektif namun
dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan presepsi seseorang. lndividu cenderung untuk berfokus
pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang yang lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. lndividu tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat berfokus pada suatu area lain. 4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan
terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, presepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkaf ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terUS dalam waktu
yang lama dapat terjadi kelelahan bahkat1 V
kematian.
3. Rentang Respons
Rentang respon ansietas berfluktuasi antara respons adaptif dan maladaptif seperti terlihat
pada‘gambar 2-1.
Ansietas dapat diekpresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku dan secara
tidak langsung dapat timbul gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
Peningkatan intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ansietas.
Faktor Presdisposisi
1. Dalam pandangan psikoanalitik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, ansietas adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitif individu, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya indivdu. Ego atau Aku, berfungsi mediator antara tuntutan
id dan super ego. Menurut teori psikoanalitik ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi
antara id dan superego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang
perludiatasi.
2. Menurut pandangan interpersonal yang dlikemukakan oleh Sullivan ansietas timbul dari perasaan
takut dari tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma perkembangan seperti
perpisahan, kehilangan yang menimbulkan individu tidak berdaya. Seseorang dengan harga diri
rendah biasanya sangat mudah mengalami perkembangan ansietas berat.
3. Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku
menganggap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan untuk
menghindari rasa sakit. Ahli teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang sejak kecil terbiasa
dalam kehidupannya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan
ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya. Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai
pertentangan antara dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal
balik antara konflik dan ansietas. Konflik menimbukan ansietas dan ansietas menimbulkan
perasaan tidak berdaya yang pada akhirnya akan meningkatkan konflik yang dirasakan.
4. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasanya terjadi
dalam suatu keluarga‘ Teori ini juga tumpang tindih antara gangguan ansietas dengan depresi.
5. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepines.
Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirat-gama
neuroregulator (GABA) juga mempunyai peran penting dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin. Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai presdisposisi terhadap ansietas. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatas'i stresor.
Stresor Pencetus
1. Ancaman terhadap 'integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan terjadi
atau menurunkan kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Pada ancaman ini, stresor
yang berasal dari sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan fisik
(misal; infeksi virus, polusi udara). Sedangkan yang menjadi sumber internalnya adalah kegagalan
mekanisme fisiologi tubuh (misal; sistem jantung, sistem imun, pengaturan suhu dan perubahan.
fisiologis selama kehamilan).
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri dan fungsi
sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang berasal dari sumber eksternal yaitu kehilangan
orang yang berarti (meninggal, perceraian, pindah kerja) dan ancaman yang berasal dari sumber
internal berupa gangguan
Perilaku
Ansietas dapatdiekspresikan Iangsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku secara tidak
Iangsung meialui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari
ansietas. lntensitas dari perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan
ansietas. Respons fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif terhadap ansietas dijelaskan pada tabel 2-1
dan 2-2.
Sumber Koping
Ketika mengalami ansietas, . . kanisme koping untuk mencoba mengatasmya d3“ kendakmampuan
mengatasi ansietas secara kontruktif merupakan pews??? utamakterjadid nya perilaku patologis.
Pola yang biasa dlgunakaru In Iv! u untu meng. atasi ansietas ringan cenderung tetap dominan ketlka
an.51.etas menghe§at Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa pemlklran yang senus,
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jernis mekanisme koping:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu Upaya yang disadari dan
berorentasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stres secara realistis.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maUPUD psikologis untuk memindahkan
seseorang dari sumber stres.
Perilaku korerromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasnkan, mengganti tujuan
dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan
distorsi realitas maka mekanisme
Suatu pengkajian keperawatan yang lengkap mencakup semua respon maIadaptif pasien. Banyak
masalah keperawatan tambahan akan teridentifikasi dengan cara dimana ansietas pasien secara
resiprokal mempengaruhi area lain dalam kehidupan. DiagnOsa keperawatan yang berhubungan
dengan gangguan ansietas NANDA telah mengidentifikasi seperti dalam kotak 2-1.
Perencanaan
lmplementasi
lmplementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995). Pada situasi nyata sering implementasi jauh
berbeda dengan rencana. Hal ini karena perawat belum terbiasa dengan rencana tertul'is dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Rencana yang dilakukan adalah rencana tidak tertulis, apa
yang dipikirkan, dirasakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal dan
tidak memenuhi aspek legal. Fokus intervensi pada klien dengan respons ansietas menurut
tingkatannya, yaitu:
1. Intervensi dalam Ansietas Tingkat Berat dan Panik Prioritas tertinggi dari tujuan keperawatan
harus ditujukan untuk menurunkan ansietas tingkat beratatau panik pasien dan intervensi
keperawatan yang berhubungan harus supportif dan protektif.
2. lntervensi dalam Ansietas Tingkat Sedang Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan
atau sedang perawat dapat mengimplementasikan intervensi keperawatan reedukatif atau
berorientasi pada pikiran. lntervensi ini melibatkan pasien dalam proses pemecahan masalah.
Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi ini harus dilakukan terus menerus pada respons ansietas klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi:
1. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasien berkurang dalam sifat, jumlah,
asal atau waktunya?
2. Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau tingkat yang lebih berat?
3. Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan adequat?
4. Apakah pasien mengenali ansietasnya Sendi" dan mempunyal pandangan terhadap perasaan
tersebut?