Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENANGANAN PENYAKIT JANTUNG


Pada keluarga Ny. A di Jl. M.T. Haryono Gg I/24 Dinoyo
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Kenaikan Jabatan

Oleh :
Elief Yuniarti,Skep,Ns
NIP.19710619199 803 2007

PUSKESMAS DINOYO
DINAS KESEHATAN
KOTA MALANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu


Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dengan Kejadian Diare pada Balita
Di Puskesmas Dinoyo

Oleh :
Elief Yuniarti.Skep,Ns
NIP. 19710619199 803 2007

Kepala Puskesmas Dinoyo Penulis

dr. Rina Istarowati Elief Yuniarti.SKep,Ns


NIP. 19751025 200312 2 005 NIP. 19710619199 803 2007

Mengetahui,
Ketua Tim Penilai Jabatan Fungsional Perawat

Suspiati Budi Santoso, S.Kep.Ns


NIP. 19640121 198409 2 001
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga
Penanganan Penyakit Jantung”
Selesainya penulisan makalah asuhan keperawatan ini tidak lepas dari berbagai pihak yang
telah membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM., selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kota Malang.
2. Ibu dr. Rina Istarowati, selaku Kepala Puskesmas Dinoyo.
3. Ibu Suspiati Budi Santoso, S.Kep.Ns., selaku Ketua Tim Penilai Jabatan Fungsional
Perawat.
4. Ibu Endang Listyowati, S.Kep.Ns.M.MKes., selaku Tim Penilai Jabatan Fungsional
Perawat.
5. Ibu Sri Hidayati Merdekaningsih, Amd. Kep., selaku Tim Penilai Fungsional
Perawat.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan
asuhan keperawatan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan ridho-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah asuhan keperawatan
ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah keperawatan ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah keperawatan ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun
agar tercipta asuhan keperawatan yang lebih baik. Akhirnya, semoga makalah
asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan

Malang, Nopember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit jantung sering dianggap sebagai penyakit orang tua. Dulu
memang penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 than
ke atas, karena usia juga merupakan salah satu factor resiko terkena penyakit
jantung. Namun sekarang ada kecenderungan juga di derita oleh pasien di bawah
usia 40 tahun. Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama
pada orang muda perkotaan modern.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
Negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan Negara barat yang dianggap
cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan
siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan
merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress,
telah menjadi gaya hidup manusia terutama di daerah perkotaan. Padahal
kesemua perilaku tersebut dapat merupakan factor-faktor penyebab penyakit
jantung dan stroke.
Penyakit jantung di Puskesmas Dinoyo telah menyumbang banyak untuk
rujukan ke rumah sakit. Dari 649 kasus jantung yang ada di Puskesmas Dinoyo
semenjak Januari 2017 hingga November 2017, 17,56% diantaranya adalah
kasus baru.
Yang apabila tidak mendapatkan penangan dengan benar akan
menimbulkan kematian. Penyakit jantung terbanyak di Puskesmas Dinoyo
banyak di alami oleh kelompok usia 45 tahun ke atas. Oleh karena itu kami
bermaksud untuk menerapkan asuhan keperawatan keluarga di jalan M.T.
Haryono gang I No. 24 untuk penanganan penyakit jantung yang di alami
dengan pendekatan penyelesaian masalah asuhan keperawatan keluarga untuk
mengurangi resiko yang dimiliki.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Perawat mampu mengenali dan mengamati keadaan kesehatan keluarga serta
mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga guna meningkatkan
pengetahuan keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait dengan
penyakit jantung dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Perawat mampu berkomunikasi secara efektif dengan keluarga untuk
proses keperawatan.
2. Perawat mampu mengkaji data keluarga yang terkait dengan kesehatan
keluarga.
3. Perawat mampu menganalisa dan menetapkan masalah kesehatan
berdasarkan hasil pengkajian.
4. Perawat mampu menyusun perencanaan kegiatan dalam menanggulangi
masalah penyakit jantung yang terdapat pada keluarga.
5. Perawat mampu mengimplementasikan rencana asuhan dan melakukan
evalusi.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Perawat
1. Mengaplikasikan ilmu yang di miliki kepada keluarga tentang kesehatan
khususnya terkait penyakit jantung.
2. Meningkatkan cara mengenali masalah kesehatan dan menentukan
langkah penyelesaiannya.
3. Meningkatkan komunikasi, kerjasama dan koordinasi dengan keluarga
binaan untuk menyelesaikan masalah kesehatannya terkait penyakit
jantung.
1.3.2 Bagi Keluarga
1. Keluarga memahami permasalahan kesehatan terkait bahaya dari penyakit
jantung dan termotivasi untuk menyelesaikan masalahnya.
2. Keluarga dapat melakukan deteksi dini penyakit jantung, serta dapat
memahami penanganan anggota keluarga dengan penyakit jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Konsep Teori
2.1.1 Definisi
Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ
berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama
yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata
Yunanicardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang
berperan dalam sistem peredaran darah. (Purwadianto, 2012)

2.1.2 Anatomi Jantung

Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan anak


kecil. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium.
Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum.
Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung hampir
sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda
yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama
menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih
longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang
terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga di
tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung
yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah
(terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding
pemisah di antara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) &bilik (ventrikel).

Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak pada


mediastinum medialis dan sebagian tertutup oleh jaringan paru. Bagian depan
dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung
terletak di sebelah kiri garis media sternum. Jantung terletak diatas
diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari
rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 – 5 dekat garis
medio- klavikuler kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri
pulmonal dan vena kava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung
tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan
nutrisi seseorang.

Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dan
anatomi dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus
koronarius yang mengelilingi jantung.Pada sulkus ini berjalan arteri koroner
kanan dan arteri sirkumfleks setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar
kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus interventrikuler anterior di sebelah
depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri, dan sulkus
interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri
desendens posterior.

Perikardium, adalah jaringan ikat tebal yang membungkus jantung.


Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium visceral ( epikardium)
dan perikardium parietal. Epikardium meluas sampai beberapa sentimeter di
atas pangkal aorta dan arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan ini akan berputar
– lekuk (releksi) menjadi perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang
pemisah yang berisi cairan bening licin agar jantung mudah bergerak saat
pemompaan darah.

Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun kompak pada bagian tengah


jantung yang merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel, atrium dan
katup – katup jantung. Bagian tengah badan jaringan ikat tersebut disebut
trigonum fibrosa dekstra, yang mengikat bagian medial katup trikuspid,
mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral kiri
membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut
melingkari katup trikuspid dan mitral membentuk anuli fibrosa kordis sebagai
tempat pertautan langsung otot ventrikel, atrium, katup trikuspid,dan mitral.
Salah satu perluasan penting dari kerangka jantung ke dalam ventrikel adalah
terbentuknya septum interventrikuler pars membranasea.Bagian septum ini
juga meluas dan berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan
sebagian dinding atrium kanan. Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat
ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta ventrikel kanan dan kiri dipisahkan
oleh septum. Atrium kanan, darah vena mengalir kedalam jantung melalui
vena kava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang
tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan
terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri.
Pada bagian antero- superior atrium kanan terdapat

Lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut


aurikel.Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan
septal licin dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan
tersusun dari serabut –serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot
pektinatus.Tebal rata – rata dinding atrium kanan adalah 2 mm.
Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada,
yaitu tepat dibawah manubrium sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada
di kanan depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk
kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan melintang.Ventrikel kanan
berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4 –
5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan
alur keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract)
dibatasi oleh katup trikuspid, trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel
kanan.Sedangkan alur keluar ventrikel kanan (right ventricular outflow tract)
berbentuk tabung atau corong, berdinding licin terletak dibagian superior
ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau konus arteriosus.Alur masuk
dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler yang terletak tepat di
atas daun katup trikuspid.

Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara
pada dinding postero – superior atau postero-lateral, masing - masing
sepasang vena kanan dan kiri.Letak atrium kiri adalah di posterior-superior
ari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak
tampak.Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atrium
kanan.Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada aurikelnya.
Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya
mengarah ke antero- inferior kiri menjadi apeks kordis.Bagian dasar ventrikel
tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali
lipat diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8
– 12 mm.

2.1.3 Fisiologis Jantung


Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium
dan epikardium. Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan
ventrikel. Endokarium homolog dengantunika intima pada pembuluh darah.
Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan subendokardial. Endotelium
pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana
terdapattight/occluding junctiondan gap junction. lapisan subendokardial
terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena,
saraf, dan sel purkinje.

Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri


lebih tebal dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada
atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF (Atria Natriuretic Factor),
kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat otot
yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung
merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat
konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV,
bundle of His dan serat purkinje. Serat purkinje merupakan percabangan dari
nodus AV dan terletak di subendokardial. Sel purkinje mengandung
sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen
serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral.

Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang.


Setiap serat terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip
dengan otot lurik karena memilikistria e. Sarkoplasmanya mengandung
banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua serat otot
adalah melalui fascia adherens, macula adherens ( desmosom), dan gap
junctions. Epikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan
subepikardial dan perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari
mesothelium ( epitel selapis pipih). Lapisan subepikardial terdiri dari jaringan
ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf serta ganglia.
Perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.

Peredaran darah besar Adalah peredaran darah yang mengalirkan


darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan
tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.

Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah dari bilik kanan


jantung menuju paru-paru dan akhirnya kembali lagi ke jantung pada serambi
kiri. Pada peredaran darah kecil inilah darah melakukan pertukaran gas di
paru-paru. Darah melepaskan karbon dioksida dan mengambil oksigen dari
alveoli paru-paru. Oleh karena itu, darah yang berasal dari paru-paru ini
banyak mengandung oksigen.

Sirkulasi darah ditubuh ada dua yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi
sistemis. Sirkulasi paru dimulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis,
arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar
melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri.
Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira – kira 15 – 20 mmHg pada
arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemik dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu
arteri besar, arteri kecil, arteriol lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena
kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke
atrium kanan.

2.1.4 Latar Belakang Jantung Lansia


Penuaan adalah sebuah proses yang pasti dialami semua orang,hal ini
berarti perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung juga akan terjadi pada
semua orang. Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi
tubuh pun makin menurun. Usia lanjut adalah usia yang sangat rentan
terhadap berbagai penyakit.  Pada umumnya yang mendasari penyakit disaat
lanjut usia adalah akibat dari sisa penyakit yang pernah diderita di usia muda,
penyakit karena akibat kebiasaan dimasa lalu (seperti: merokok, minum
alkohol dan sebagainya) dan juga penyakit tertentu yang mudah sekali
menyerang saat usia lanjut.  Tak heran bila pada usia lanjut,semakin banyak
keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan
baik seperti kala mudadulu. 
Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang
saling tumpang tindih.  Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami
mengenai konsep faktor risiko dan penyakit degeneratif.  Faktor risiko adalah
suatu kebiasaan,kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan/dimiliki
seseorang akan menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih
berpeluang menderita penyakit degeneratif tertentu.  Penyakit degeneratif
adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu berhubungan
dengan satu faktor risiko atau lebih,di mana faktor-faktor risiko tersebut
bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu.  
Penyakit degeneratif itu sendiri dapat menjadi faktor resiko untuk
penyakit degeneratif lain. Misalnya: penyakit jantung dan hipertensi
merupakan faktor resiko stroke.Inilah yang menyebabkan pembahasan
mengenai penyakit jantung pada lansia dapat berkembang sangat luas,yaitu
karena adanya keterkaitan yang sangat erat antara penyakit yang satu dengan
penyakit yang lain. Berdasarkan data yang didapat dari penelitian di USA
pada tahun 2001,penyakit jantung yang sering ditemukan adalah Penyakit
Jantung Koroner 13%,Infark Miokard Akut  8%, Kelainan Katup 4%,Gagal
Jantung 2%,Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi 1%.

2.1.5 Perubahan Anatomis Jantung Lansia


Menurut Kannel, 2005 bahwa pada lansia akan mengalami Penebalan
dinding ventrikel kiri jantung kerap terjadi,meski tekanan darah relatif
normal. Begitupun fibrosis dan kalsifikasi katup jantung terutama pada
anulus mitral dan katup aorta. Selain itu terdapat pengurangan jumlah sel
pada nodus sinoatrial (SA Node) yang menyebabkan hantaran listrik jantung
mengalami gangguan. Hanya sekitar 10% sel yang tersisa ketika manusia
berusia 75 tahun ketimbang jumlahnya pada usia 20 tahun lalu. Bisa
dibayangkan,bagaimana terganggunya kerja jantung,apalagi jika disertai
penyakit jantung lain,seperti penyakit jantung koroner. Sementara itu,pada
pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat proliferasi
kolagen,hipertrofi otot polos,kalsifikasi,serta kehilangan jaringan elastik.
Meski seringkali terdapat aterosklerosis pada manula,secara normal
pembuluh darah akan mengalami penurunan debit aliran akibat peningkatan
situs deposisi lipid pada endotel. Lebih jauh,terdapat pula perubahan arteri
koroner difus yang  pada awalnya terjadi di arteri koroner kiri ketika
muda,kemudian berlanjut pada arteri koroner kanan dan posterior di atas usia
60 tahun.

2.1.6 Perubahan Fisiologis Jantung Lansia


Mayeri et al 2009 dikuip oleh Caird et al, 2014)perubahan fisiologis
yang paling umum terjadi seiring bertambahnya usia adalah perubahan  pada
fungsi sistol ventrikel. Sebagai pemompa utama aliran darah sistemik
manusia,perubahan sistol ventrikel akan sangat mempengaruhi keadaan
umum pasien. Parameter utama yang terlihat ialah detak jantung,preload dan
afterload,performa otot jantung,serta regulasi neurohormonal kardiovaskular.
Oleh karenanya,orang-orang tua menjadi mudah deg-degan. Akibat terlalu
sensitif terhadap respon tersebut,isi sekuncup menjadi bertambah menurut
kurva Frank-Starling. Efeknya,volume akhir diastolik menjadi bertambah dan
menyebabkan kerja jantung yang terlalu berat dan lemah jantung.
Awalnya,efek ini diduga terjadi akibat efek blokade reseptor β-
adrenergik,namun setelah diberi β-agonis ternyata tidak memberikan
perbaikan efek.
Di lain sisi, terjadi perubahan kerja diastolik terutama pada pengisian
awal diastol lantaran otot-otot jantung sudah mengalami penurunan kerja.
Secara otomatis,akibat kurangnya kerja otot atrium untuk melakukan
pengisian diastolik awal,akan terjadi pula fibrilasi atrium,sebagaimana sangat
sering dikeluhkan para lansia. Masih berhubungan dengan diastol,akibat
ketidakmampuan kontraksi atrium secara optimal,akan terjadi penurunan
komplians ventrikel ketika menerima darah yang dapat menyebabkan
peningkatan tekanan diastolik ventrikel ketika istirahat dan exercise.
Hasilnya, akan terjadi edema paru dan kongesti sistemik vena yang sering
menjadi gejala klinis utama pasien lansia. Secara umum,yang sering terjadi
dan memberikan efek nyata secara klinis ialah gangguan fungsi diastol.
Pemeriksaan EKG perlu dilakukan untuk melihat adanya penyakit
jantung koroner,gangguan konduksi dan irama jantung,serta hipertrofi
bagian-bagian jantung. Beberapa macam aritmia yang sering ditemui pada
lansia berupa ventricular extrasystole (VES), supraventricular extrasystole
(SVES),atrial flutter/fibrilation,bradycardia sinus,sinus block,A-V junctional.
Gambaran EKG pada lansia yang tidak memiliki kelainan jantung biasanya
hanya akan menunjukkan perubahan segmen ST dan T yang tidak khas.
Untuk menegakkan diagnosis,perlu dilakukan ekokardiografi sebagaimana
prosedur standar bagi para penderita penyakit jantung lainnya.

2.1.7 Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Pada Lansia.


Nyeri pada daerah prekordial dan sesak napas seringkali dirasakan
pada penderita penyakit jantung di usia lanjut. Rasa cepat lelah yang
berlebihan seringkali ditemukan sebagai dampak dari sesak napas yang
biasanya terjadi di tengah malam. Gejala lainnya adalah
kebingungan,muntah-muntah dan nyeri pada perut karena pengaruh dari
bendungan hepar atau keluhan insomnia.
Bising sistolik banyak dijumpai pada penderita lanjut usia,sekitar 60%
dari jumlah penderita. Dalam penemuan lain juga dilaporkan bahwa bising
sistolik tanpa keluhan ditemukan pada 26% penderita yang berusia 65 tahun
keatas.
Pada jantung dapat dijumpai kekakuan pada arteria koroner,cincin
katup mitral,katup aorta,miokardium dan perikardium. Kelainan-kelainan
tersebut selalu merupakan keadaan yang abnormal.

2.1.8 Jenis Penyakit Jantung Pada Lansia


1. Penyakit Jantung Koroner Dan Infark Miokard
Akibat yang besar dari penyakit jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan makanan ke jantung karena aliran darah ke jantung melalui arteri
koroner berkurang. PJK adalah manifestasi umum dari keadaaan pembuluh
darah yang mengalami pengerasan dan penebalan dinding,disebut juga
aterosklerosis. Tapi selain itu stenosis aorta,kardiomiopati hipertrofi dan
kelainan arteri koronaria kongenital juga dapat menyebabkan PJK. Faktor
risiko PJK antaralain hipertensi sistolik, dislipidemia, intoleransi glukosa dan
fibrinogen,obesitas dan kurang bergerak.
2. Gagal Jantung
Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa
penyakit. Sindrom gagal jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF)
juga mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis
yang buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur atau age-dependent.
Menurut penelitian,gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun,tapi
menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun. CHF terjadi ketika jantung tidak
lagi kuat untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan.
Penyebab yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard
akibat Penyakit Jantung Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang
meningkat seperti pada penyakit stenosis aorta atau hipertensi, Kelainan
katup seperti regurfitasi mitral. Selain itu ada pula faktor presipitasi lain yang
dapat memicu terjadinya gagal jantung,yaitu kelebihan Na dalam
makanan,kelebihan intake cairan,tidak patuh minum obat, aritmia, flutter,
aritmia, obat-obatan, sepsis, hiper/hipotiroid, anemia, gagal ginjal, defisiensi
vitamin B, emboli paru.

3. Kelainan Katup

Bising sistolik dapat ditemukan pada sekitar 60% lansia, dan ini jarang
sekali diakibatkan oleh kelainan katup yang parah. Pada katup aorta, stenosis
akibat kalsifikasi lebih sering ditemukan daripada regurgitasi aorta. Tapi
pada katup mitral, regurgitasi sangat sering dijumpai dan lebih banyak
terdapat pada wanita daripada pria. Pada lansia sering terdapat bising sistolik
yang tidak mempunyai arti klinis yang berarti. Tapi harus hati-hati
membedakan fisiologis dengan yang patologis. Bising patologis menandakan
adanya kelainan katup yang berat, yang bila tidak ditangani dengan benar
akan mengakibatkan hipertrofi ventrikel dan pada akhirnya berakhir dengan
gagal jantung.
Stenosis katup aorta etiologinya adalah akibat kalsifikasi/degeneratif.
Stenosis aorta akan berakibat pada pembesaran ventrikel kiri. Dapat terjadi
tanpa disertai gejala selama beberapa tahun. Tapi pada akhirnya kondisi ini
akan berakhir dengan kerusakan ventrikel permanen yang akhirnya
mengakibatkan komplikasi-komplikasi seperti pulmonary vascular
congestion (dengan sesak nafas), aritmia ventrikel dan heart block.
Sedangkan kelainan pada katup mitral juga dapat mengakibatkan terjadinya
Atrial fibrillation dan gagal jantung.

4. Hipertensi Dan Penyakit Jantung Hipertensif


Semakin tua,tekanan darah akan bertambah tinggi. Prevalensi
hipertensi pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Hipertensi
pada lansia sangat penting untuk diketahui karena patogenesis, perjalanan
penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi
pada usia dewasa muda. Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang dilakukan
harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap
pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit
komorbid sangat erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.
Seperti penyakit degeneratif pada lanjut usia lainnya,hipertensi sering
tidak memberikan gejala apapun atau gejala yang timbul tersamar (insidious)
atau tersembunyi (occult). Peningkatan tekanan darah sering merupakan satu-
satunya tanda klinis hipertensi yang esensial, sehingga diperlukan
pengukuran tekanan darah secara akurat.
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram
(EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk adanya
PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah sudah ada
tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan
atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan
gambaran yang berbeda.
2. Foto Rontgen Dada
Dari foto rontgen, dokter dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya
pembesaran. Di samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan
pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto rontgen ini. Dari ukuran
jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK
lanjut. Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.
Gambarannya biasanya jantung terlihat membesar.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai faktor resiko.
Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung
akut dengan melihat kenaikan enzim jantung. Bila dari semua
pemeriksaan diatas diagnosa PJK belum berhasil ditegakkan, biasanya
dokter jantung/ kardiologis akan merekomendasikan untuk dilakukan
treadmill.
Alat ini digunakan untuk pemeriksaan diagnostic PJK. Berupa ban
berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan
dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas
fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa gambaran EKG saat
aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena
jantung mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada
keadaan tertentu dalam keadaan istirahat gambaran EKG tampak normal.
Dari hasil treadmill ini telah dapat diduga apakah seseorang menderita
PJK. Memang tidak 100% karena pemeriksaan dengan treadmill ini
sensitifitasnya hanya sekitar 84% pada pria sedangka untuk wanita hanya
72%. Berarti masih mungkin ramalan ini meleset sekitar 16%, artinya dari
100 orang pria penderita PJK yang terbukti benar hanya 84 orang.
Biasanya perlu pemeriksaan lanjut dengan melakukan kateterisasi jantung.
4. Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam
selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke pembuluh
nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatan lengan atau melalui
pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alat
rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya,
kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga mengisi pembuluh koroner
yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau
malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau
penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa tempat pada satu
pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh
koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan
penanganan lebih lanjut. Apakah apsien cukup hanya dengan obat saja,
disamping mencegah atau mengendalikan bourgeois resiko. Atau
mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga
yang menyebut dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping
dibalon dapat pula dipasang stent, semacam penyangga seperti cincin atau
gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan.
Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent,
upaya lain adalah dengan melakukan bedah pintas koroner. (Carko, 2009).

2.1.10 Penatalaksanaan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk
menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.
Pencegahan primer penyakit jantung yang dapat dilakukan antara lain :
a. Stop merokok
b. Turunkan kolesterol
c. Obati tekanan darah tinggi
d. Latihan jasmani
e. Pelihara berat badan ideal
f. Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan
g. Kelola dan kurangi stres.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk
deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat
dilakukan tatalaksana sedini mungkin pula. Pencegahan sekunder yang
dapat dilakukan :
a. Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun.
b. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)
c. Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun
dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun.
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus
dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan
pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang
diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat
dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang
diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.
Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan
kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula
di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun
bahkan bisa seumur hidup.

2.1.11 Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku,
Keluarga/orang terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau
marah kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan).

5. Makanan dan cairan


a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang
digoreng,keju,telur)gula-gula yang berwarna hitam, kandungan
tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus
pada jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada
jantung, maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara
keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur tekanan darah,
denyut nadi, suhu badan dan frekuensi pernafasan.
Keadaan umum secara keseluruhan yang perlu dilihat adalah :
a. Bentuk tubuh gemuk/kurus
b. Anemis
c. Sianosis
d. Sesak nafas
e. Keringat dingin
f. Muka sembab
g. Oedem kelopak mata
h. Asites
i. Bengkak tungkai/pergelangan kaki
j. Clubbing ujung jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan
pemeriksaan nadi adalah :
a. Kecepatan/menit
b. Kuat/lemah (besar/kecil)
c. Teratur atau tidak
d. Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.
1. INSPEKSI
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis
Mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat pada pasien
yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang perlu diperhatikan
adalah Titik Impuls Maksimum (Point of Maximum Impulse).
Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikular
kiri. Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada
pembesaran jantung kiri atau jantung terdorong atau tertarik kekiri.
Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure
Cardiac” dinding totaks di bagian jantung menonjolm menandakan
penyekit jantung congenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan
perabaan.
Vena Jugularis Eksterna (dileher kiri dan kanan)
Teknik :
• Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan ± 45º
• Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit kekiri pemeriksa di
kanan pasien
• Perhatikan vena jugularis eksterna yang terletak di leher ; apakah
terisi penuh/sebagian, di mana batas atasnya bergerak naik turun.
• Dalam keadaan normal vena jugularis eksterna tersebut
kosong/kolaps.
• Vena jugularis yang terisi dapat disebabkan oleh :
- Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri).
- Tekanan intra toraks yang meninggi.
- Tamponade jantung.
- Tumor mediastinum yang menekan vena cava superior.
2. PALPASI
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut
jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui
getaran yang terjadi ketika darah mengalir melalui katup yang
menyempit atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita
amati pada inspeksi. Perabaan dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan
jari tengah) atau dengan telapak tangan.
Yang perlu dinilai adalah :
• Lebar impuls iktus kordis
• Kekuatan angkatnya
Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula
dirasakan (dengan telapak tangan) :
• Bising jantung yang keras (thrill)
• Apakah bising sistolik atau diastolic
• Bunyi murmur
• Friction rub (gesekan pericardium dengan pleura)
Iktus kordis yang kuat dan melebar tanda dari pembesaran/hipertropi
otot jantung akibat latihan/atlit, hipertensi, hipertiroid atau kelainan
katup jantung.
3. PERKUSI
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan
pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah untuk menentukan batas
jantung (batas atas kanan kiri). Teknik perkusi menuntut penguasaan
teknik dan pengalaman, diperlukan keterampilan khusus. Pemeriksa
harus mengetahui tentang apa yang disebut sonor, redup dan timpani.
4. AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama
jantung, bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub). Bunyi jantung
perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung merupakan
refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan terdengar di titik
spesifik dari dinding dada.
Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
(mitral dan trikuspidalis).
Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar
(aorta dan pulmonal).
Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler
dihasilkan oleh pengisian ventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi
ventrikel pada diastole yang lambat karena meningkatnya tekanan
diastole ventrikel atau lemahnya penggelembungan ventrikel.
Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan
katup jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada
setiap bising jantung adalah :
• Apakah bising sistolik atau diastolic atau kedua-duanya.
• Kenyaringan (keras-lemah) bising.
• Lokasi bising (yang maksimal).
• Penyebaran bising.
Adapun derajat kenyaringan bising jantung dipengaruhi oleh :
• Kecepatan aliran darah yang melalui katup.
• Derajat kelainan/gangguan katup.
• Tebal tipisnya dinding toraks.
• Ada tidaknya emfisema paru.
Tingkat kenyaringan bising jantung meliputi :
• Tingkat I : sangat lemah, terdengar pada ruangan amat sunyi.
• Tingkat II : lemah, dapat didengar dengan ketelitian.
• Tingkat III : nyaring, segera dapat terdengar/mudah didengar.
• Tingkat IV : amat nyaring tanpa thrill.
• Tingkat V : amat nyaring dengan thrill (getaran teraba)
• Tingkat VI : dapat didengar tanpa stetoskop.

Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah
besar disebabkan oleh bertambahnya turbulensi aliran. Pada murmur
dapat ditentukan :
• Lokasi : daerah tertentu/menyebar
• Waktu : setiap saat, ketika sistolik/diastolic.
• Intensitas :
Tingkat 1 : sangat redup.
Tingkat 2 : redup
Tingkat 3 : agak keras
Tingkat 4 : keras
Tingkat 5 : sangat keras
Tingkat 6 : kemungkinan paling keras.
• Puncak : kecepatan aliran darah melalui katup dapat berupa rendah,
medium dan tinggi.
• Kualitas : mengalir, bersiul, keras/kasar, musical, gaduh atau serak.

Gesekan (rub) adalah bunyi yang dihasilkan oleh parietal dan visceral
oleh perikarditis. Bunyi kasar, intensitas, durasi dan lokasi tergantung
posisi klien.

2.1.12 Diagnosa yang mungkin muncul


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolic
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan system pendukung
yang tidak adekuat
5. Kurang pengetahuan berhubungnya dengan kurang informasi atau
keterbatasan kognitif
2.1.13 Intervensi

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


o Keperawatan

1 Penurunan curah NOC : NIC :


jantung b/d respon  Cardiac Pump Cardiac Care
fisiologis otot effectiveness  Evaluasi adanya nyeri dada (
jantung,  Circulation Status intensitas,lokasi, durasi)
peningkatan  Vital Sign Status  Catat adanya disritmia
frekuensi, dilatasi, Kriteria Hasil: jantung
hipertrofi atau  Tanda Vital dalam  Catat adanya tanda dan
peningkatan isi rentang normal gejala penurunan cardiac
sekuncup (Tekanan darah, putput
Nadi, respirasi)  Monitor status
 Dapat mentoleransi kardiovaskuler
aktivitas, tidak ada  Monitor status pernafasan
kelelahan yang menandakan gagal
 Tidak ada edema jantung
paru, perifer, dan  Monitor abdomen sebagai
tidak ada asites indicator penurunan perfusi
 Tidak ada  Monitor balance cairan
penurunan  Monitor adanya perubahan
kesadaran tekanan darah
 Monitor respon pasien
terhadap efek pengobatan
antiaritmia
 Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
 Monitor toleransi aktivitas
pasien
 Monitor adanya dyspneu,
fatigue, tekipneu dan
ortopneu
 Anjurkan untuk menurunkan
stress

Vital Sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
 Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
 Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor adanya pulsus
paradoksus
 Monitor adanya pulsus
alterans
 Monitor jumlah dan irama
jantung
 Monitor bunyi jantung
 Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign

2 Perfusi jaringan NOC : NIC :


tidak efektif b/d  Circulation status Peripheral Sensation
menurunnya curah  Tissue Prefusion : Management (Manajemen
jantung, cerebral sensasi perifer)
hipoksemia Kriteria Hasil :  Monitor adanya daerah
jaringan, asidosis a. mendemonstrasikan tertentu yang hanya peka
dan kemungkinan status sirkulasi yang terhadap
thrombus atau ditandai dengan : panas/dingin/tajam/tumpul
emboli  Tekanan systole  Monitor adanya paretese
dandiastole  Instruksikan keluarga untuk
dalam rentang mengobservasi kulit jika ada
yang diharapkan lsi atau laserasi
 Tidak ada  Gunakan sarun tangan untuk
ortostatikhiperte proteksi
nsi  Batasi gerakan pada kepala,
 Tidak ada tanda leher dan punggung
tanda  Monitor kemampuan BAB
peningkatan  Kolaborasi pemberian
tekanan analgetik
intrakranial  Monitor adanya
(tidak lebih dari tromboplebitis
15 mmHg)  Diskusikan menganai
b. mendemonstrasikan penyebab perubahan sensasi
kemampuan
kognitif yang
ditandai dengan:
 berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
 menunjukkan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
 memproses
informasi
 membuat
keputusan
dengan benar
c. menunjukkan fungsi
sensori motori
cranial yang utuh :
tingkat kesadaran
mambaik, tidak ada
gerakan gerakan
involunter
3 Gangguan NOC : NIC :
pertukaran gas b/d  Respiratory Status :
kongesti paru, Gas exchange Respiratory Monitoring
hipertensi  Respiratory Status :  Monitor rata – rata,
pulmonal, ventilation kedalaman, irama dan usaha
penurunan perifer  Vital Sign Status respirasi
yang Kriteria Hasil :  Catat pergerakan dada,amati
mengakibatkan  Mendemonstrasikan kesimetrisan, penggunaan
asidosis laktat dan peningkatan ventilasi otot tambahan, retraksi otot
penurunan curah dan oksigenasi yang supraclavicular dan
jantung. adekuat intercostal
 Memelihara  Monitor suara nafas, seperti
kebersihan paru paru dengkur
dan bebas dari tanda  Monitor pola nafas :
tanda distress bradipena, takipenia,
pernafasan kussmaul, hiperventilasi,
 Mendemonstrasikan cheyne stokes, biot
batuk efektif dan  Catat lokasi trakea
suara nafas yang  Monitor kelelahan otot
bersih, tidak ada diagfragma ( gerakan
sianosis dan dyspneu paradoksis )
(mampu  Auskultasi suara nafas, catat
mengeluarkan area penurunan / tidak
sputum, mampu adanya ventilasi dan suara
bernafas dengan tambahan
mudah, tidak ada  Tentukan kebutuhan suction
pursed lips) dengan mengauskultasi
 Tanda tanda vital crakles dan ronkhi pada
dalam rentang normal jalan napas utama
 Uskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui
hasilnya

4 Kelebihan volume NOC : NIC :


cairan b/d  Electrolit and acid Fluid Monitoring
berkurangnya curah base balance  Tentukan riwayat jumlah
jantung, retensi  Fluid balance dan tipe intake cairan dan
cairan dan natrium eliminaSi
oleh ginjal, Kriteria Hasil:  Tentukan kemungkinan
hipoperfusi ke  Terbebas dari faktor resiko dari ketidak
jaringan perifer dan edema, efusi, seimbangan cairan
hipertensi pulmonal anaskara (Hipertermia, terapi diuretik,
 Bunyi nafas bersih, kelainan renal, gagal
tidak ada jantung, diaporesis,
dyspneu/ortopneu disfungsi hati, dll )
 Terbebas dari  Monitor berat badan
distensi vena  Monitor serum dan elektrolit
jugularis, reflek urine
hepatojugular (+)  Monitor serum dan
 Memelihara tekanan osmilalitas urine
vena sentral,  Monitor BP, HR, dan RR
tekanan kapiler
 Monitor tekanan darah
paru, output jantung
orthostatik dan perubahan
dan vital sign dalam
batas normal irama jantung
 Terbebas dari  Monitor parameter
kelelahan, hemodinamik infasif
kecemasan atau  Catat secara akutar intake
kebingungan dan output
 Menjelaskanindikat  Monitor adanya distensi
or kelebihan cairan leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
 Monitor tanda dan gejala
dari odema

5 Cemas b/d penyakit NOC : NIC :


kritis, takut  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan
kematian atau  Coping kecemasan)
kecacatan,  Impulse control  Gunakan pendekatan yang
perubahan peran Kriteria Hasil : menenangkan
dalam lingkungan  Klien mampu  Nyatakan dengan jelas
social atau mengidentifikasi harapan terhadap pelaku
ketidakmampuan dan pasien
yang permanen. mengungkapkan  Jelaskan semua prosedur
gejala cemas dan apa yang dirasakan
 Mengidentifikasi, selama prosedur
mengungkapkan  Pahami prespektif pasien
dan menunjukkan terhdap situasi stres
tehnik untuk  Temani pasien untuk
mengontol cemas memberikan keamanan dan
 Vital sign dalam mengurangi takut
batas normal  Berikan informasi faktual
 Postur tubuh, mengenai diagnosis,
ekspresi wajah, tindakan prognosis
bahasa tubuh dan
 Dorong keluarga untuk
tingkat aktivitas
menemani anak
menunjukkan
 Lakukan back / neck rub
berkurangnya
kecemasan  Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
 Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan

BAB III
KONSEP DASAR KELUARGA

3.1 Definisi Keluarga


Ada beberapa macam definisi keluarga yaitu menurut:
- Departemen Kesehatan (2008): Keluarga adalah unit trkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
- Ballon Maglaya (1948) mendefinisikan keluarga sebagai dua atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain
menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya.
- Menurut Fiedman (1998), definisi keluarga adalah dua atau lebih individu
yang bergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman
dan membagi pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga.
- BKKBN (2000) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau
ibu dengan anaknya.
3.2 Bentuk Keluarga
Pada dasarnya ada berbagai macam bentuk kelurga, dalam masyarakat
ditemukan tipe/ bentuk keluarga:
1. Keluarga inti (Nuclear family/ tradisional nuclear) : yaitu keluarga yang
dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Keluarga asal (family of original) : yaitu suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family) : yaitu keluarga inti ditambah keluarga
yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman,
sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tungal, keluarga tanpa
anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/ lesbion families).
4. Keluarga berantal (social family resconstututed nuclear) : yaitu keluarga yang
terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan
suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda : yaitu keluarga yang terbentuk karena perceraian
dan/ kematian pasangan yang dicintai.
6. Keluarga komposit (composite family) : yaitu keluarga dari perkawinan
poligami dan hidup bersama.
7. Keluarga kohabitasi (cohabitation): dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini
tidak lazim dan bertentangan dengan budaya timur, namun lambat laun mulai
dapat diterima.
8. Keluarga inces (incest family) : seiring dengan masuknya nilai-nilai global
dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang
tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, contoh: anak perempuan
menikah dengan ayah kandung, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki,
2 saudara seayah dan seibu menikah, paman menikah dengan keponakan.
9. Keluarga tradisional dan non tradisional : yaitu dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
non tradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh: keluarga tradisional
adalah ayah ibu dan anak dari hasil perkawinan atau adopsi, keluarga non
tradisional adalah sekelompok orang yang tinggal di sebuah asrama.
10. Keluarga single adult : yautu orang dewasa yang tinggal sendiri yang tidak
ada keiinginan untuk kawin.
11. Niddle age/ aging couple : yaitu suami sebagai pencari uang, istri di rumah/
kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah, perkawinan/ meniti karir.
12. Single parent : yaitu satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian
pasangannya dan anak-anak dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
13. Dual Carrier : yaitu suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
14. Commuter Maried : yaitu suami istri/ keduanya orang karir dan tinggal
terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
3.3 Struktur dan Fungsi Keluarga
3.3.1 Struktur Keluarga
a. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau
anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebaagai anggota dari kelompok  sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat  dari  lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidikanak-
naknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggotamasyarakat dari lingkungannya, serta bisa
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Tiap keluarga mempunyai struktur peran : peran formal dan non formal.
Contoh : Peran Formal kepala keluarga dan pencari nafkah.
Peran nonformal panutan dan pelindung keluarga.
3.3.2 Struktur Kekuatan
Yaitu: Kemampuan berkomunikasi, kemampuan untuk saling berbagi,
kemampuan system pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan
perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Kekuatan
merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke
arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
- Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua
terhadap anak)
- Referent power (seseorang yang ditiru)
- Resource or expert power (pendapat ahli)
- Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
- Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
- Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
- Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual).
3.3.4 Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila
dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang. Tujuan
yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi
komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi
tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Menurut Friedman, lima fungsi dasar keluarga adalah:
a. Fungsi afektif
Adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,
saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan
saling mendukung.
b. Fungsi sosialisasi
Adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat
anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan
sosial.
c. Fungsi reproduksi
Adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, dan papan.
e. Fungsi keperawatan kesehatan
Adalah kemampuan anggota keluarga untuk merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan.

Menurut WHO (1978)


1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan
datang. Misalnya : pendidikan anak, jaminan hari tua.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
3.4 Tahap Tumbuh Kembang Keluarga dan Tugas-tugas keluarga dalam
tahap-tahap perkembangan ( Friedman,1998) yaitu :
1. Tahap I, Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga masing-masing. Karena masih banyak yang kita
temui keluarga baru yang tinggal dangan orang tua, maka yang dimaksud
dengan meninggalkan keluarga disini bukanlah secara fisik, namun secara
psikologis keluarga tersebut sudahmemiliki keluarga baru.
Dua orang yang membentuk keluarga perlu mempersiapkan kehidupan
keluarga yang yang baru karena keduannya membutuhkan penyusaian peran
dan fungsi sehari-hari, masing–masing belajar hidup bersama serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya misalnya kebisaan
makan, tidur, bangun pagi dan lain-lain.
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini yaitu : 
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social.
- Mendiskusikan renana memiliki anak, kapan waktu yang tepat untuk
mendapatkan anak dan jumlah anak yang diharapkan.
2. Tahap II, Keluarga Kelahiran Anak Pertama Child-bearring 
Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30
bulan.kelahiran bayi pertama memberikan perubahuan yang besar dalam
keluarga,sehingga pasagan harus beradaptasi dengan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayinya sering terjadi dengan kelahiran bayi,pasangan
merasa diabaikan karna fokos perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi.
Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh peasangan suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan.
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini yaitu :
- Persiapan menjadi orang tua.
- Adaptasi dengan perubahan anggaota keluarga : peran,aintraksi,hubungan
seksual,dan kegiatan lain.
- Mertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat keluarga dalam tahap ini adalah mengakaji peran orang
tua, bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi. perawat perlu
memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga
jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III, Keluarga dengan tahap prasekolah 
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan
berakhir saat anak usia 5 tahun, keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan
sagat tergantung pada orang tuanya kedua orang tua harus mengatur waktu
sedemikian rupa sehingga kehidupan anak,suami,istri dan pekerjaan dapat
terpenuhi.
Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan
mengarahkan perkembangan keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh
dan langgeng dengan cara menguatkan hubungan kerja sama antara suami
istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi perkembangan
individual anak khususnya kemandirian anak agar tugas perkembangan anak
pada fase ini tercapai.
Tugas Perkembangan Keluarga Pada Tahap ini yaitu : 
- Memenuhi kebutuhan anggata keluarga seperti kebutuhan tempet
tinggal,privasi dan rasa aman.
- Membantu anak untuk bersosialiasi.
- Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang
jaga harus terpenuhi
- Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
- Pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak (tahap paling repot)
- Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
4. Tahap IV, Keluarga Dengan Anak Sekolah 
Tahap ini dimulai saat anak masuk selah pada usia 6 tahun.Pada fase
ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,sehingga
keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah,masing-masing anak
memiliki aktivitas dan minat sendiri.Demikian pula orang tua yang
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.Untuk itu keluarga perlu
bekerja sama untuk mancapai tugas perkembangan.
Tugas Perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu : 
- Membantu sosialisasi anak,tetangga,sekolah dan lingkungan.
- Mempertahankan keintiman paangan.
- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meninggkat,
termasuk kebutuhan untuk meninggkatkan kesejahteraan anggota keluarga
Pada tahap ini orang tua perlu belajar berpisah dengan anak,memberi
kesempatan kepada anak,memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi
baik aktivitas di sekolah maupaun luar sekolah..
5. Tahap V, Keluarga dengan Anak Remaja. 
Tahap ini dimulai pada saat anak berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orang tuanya.Tujuan keluarga ini adalah melepaskan anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. seperti pada tahap-tahap
sebelumnya.
Tugas Perkembangan Keluarga pada tahap ini yaitu : 
- Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meninggkat
otonominya.
- Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
- Mempertahankan komunikasi tebuka antara anak dan orang tua.
- Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
- Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Ini merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai
otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya).
Sering kali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak
menginginkan kebebasan untuk melakukan akivitas sementara orang tua
mempunyai hak untuk melakukan aktivitasnya dan orang tua mempunyai hak
untuk mengontrol aktivitas anak. Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan
komunikasi terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga
hubungan orang tua dengan remaja tatap harmonis.
6. Tahap VI, Keluarga dengan Anak Dewasa (Pelepasan) 
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tujuan utama pada tahap ini
adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas
anak untuk hidup sendiri.
Tugas Perkembangan Keluarga pada Tahap ini yaitu : 
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Membamtu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua.
- Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
- Pemantauan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
Keluarga mempersiapkan anaknya yang tertua untuk membembentuk
keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk mandiri. Pada saat
semua anak meninggalkan rumah, pasangan perlu menata ulang dan membina
hubungan suami istri seperti pada fase awal.Orang tua akan merasa
kehilangan peran dalam merawat anak dan merasa ‘kosong’ karena anak-
anak sudah tidak tinggal serumah lagi. Untuk mengatasi keadaan ini orang
tua perlu melakukan aktifitas kerja, meningkatan peran sebagai pasangan, dan
memelihara hubungan dengan anak.
7. Tahap VII, Keluarga usia Pertengahan 
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa fase
ini dirasakan sulit karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan
perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas Perkembangan keluarga pada Tahap ini yaitu: 
- Mempertahankan kesehatan.
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
- Meningkatkan keakraban pasangan.
Setelah semua anak meninggalkan rumah, maka pasangan berfokus
untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktivitas : polo hidup
yang sehat, deit seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup dan pekerjaan,
dan sebagainya. Pasangan juga mempertahankkan hubungan dengan teman
sebaya dan keluarga anaknya dengan cara mengadakan pertemuan keluarga
antar generasi (anak dan cucu )sehingga paangan perlu semakin dieratkan
dengan memperhatikan ketergantungan dan kemandirian masing-masing
pasangan.
8. Tahap VIII, Keluarga Usia lanjut 
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu
pasangan pensiun,berlanjut salah satu psangan meninggal.Proses berlanjut
saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal. Proses
lanjut usia dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat di hindari karena
berbagai stressor dan kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunnya
produktivitas dan fungsi kesehatan.Dengan memenuhi tugas-tugas
perkembangan pada fase ini diharapkan orang tua mampu beradaptasi
menghadapi stressor.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini yaitu : 
- Mempertahankan suasana rumah yang menyenanakan.
- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,teman,kekuetan fisik,
dan pendapatan.
- Mempertahankan hubungan dengan anak dan social masyarakat.
- Melakukan ‘Live review.
Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini. Lanjut usia umumnya lebih dapat
beradaptasi tinggal di rumah sendiri dari pada tinggal bersama anak-anaknya.
Menurut hasil rist Day and Day (1993).Wanita yang tinggal dengan
pasangannya memperlihatkan adaptasi yang lebih posittif dalam memasuki
masa tuanya dibandingkan wanita yang tinggal dengan teman-teman
sebayanya.Orang tua juga perlu melakukan ‘life review’denan mengenang
pengalaman hidupnya berkualitas dan berarti.
3.5 Tugas Kesehatan Keluarga
Lima tugas kesehatan keluarga menurut Fredman (1981), yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga/ setiap anggotanya.
Keluarga terutama orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan anggotanya
maupun perubahan-perubahan yang dialami anggotanya. Meereka perlu
mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, sebesar apa
perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan pribadi anggota keluarga/ modifikasi lingkungan.
5. Menggunakan fasilits kesehaatan yang ada di masyarakat, mempertahankan
hubungan timbal balik antara keluarga, lembaga-lembaga kesehatan yang
menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan yang baik.
3.6 Peran Perawat Keluarga
3.6.1 Sebagai pendidik
Perawat keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar keluarga dapat melaksanakan program askep keluarga
secara mandiri dan bertanggungjawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
Perawat kealuarga harus memahami bagaimana keluarga dapat melakukan
proses belajar mengajar.
Tujuan khusus proses belajar mengajar adalah:
- Pendidikan untuk meningkatkan kesehatan dan penanganan penyakit.
- Membanatu keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian
masalah yang sedang dialami atau dibutuhkan.
3.6.2 Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan.
Menurut ANA praktek keperawatan komunitas merupakan praktek
keperawatan yang umum, menyeluruh dan berlanjut. Klien yang pulang dari
rumah sakit memerlukan perawatan lanjutan di rumah, maka perlu koordinasi
lanjutan asuhan keperawatan di rumah.
3.6.3 Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan dan pengawasan perawatan
langsung.
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota
keluarganya yang sakit. Di klinik ataupun di rumah sakit, perawat dapat
mendemonstrasikan cara merawat keluarga dengan harapan keluarga mampu
melakukan di rumah. Hal ini dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat.
3.6.4 Sebagai supervisor pelayanan keperawatan.
Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
3.6.5 Konsultan atau penasehat
Sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
3.6.6 Kolaborasi
Harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim
kesehatan yang lain untuk mencapai tahap bkesehatan keluarga yang optimal.

3.6.7 Sebagai pembela (advokat)

Melindungi hak keluarga dari pelayanan yang tidak sesuai di masyarakat.


Bentuk advokasi lainnya membantu keluarga ekonomi rendah dalam mencari
bantuan yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan keluarga

3.6.8 Sebagai fasilitator


Membantu keluarga di dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatannya. Keluarga sering tidak menjangkau pelayanan kesehatan
karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering dialami keluarga
adalah keraguan di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah
ekonomi, masalah sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran ini dengan
baik perawat harus mengetahui system pelayanan kesehatan, misalnya system
rujukan dan dana sehat.

3.6.9 Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan sedini mungkin, sehingga tidak terjadi


ledakan penyakit/ wabah.

3.6.10 Modifikasi lingkungan

Untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

3.6.11 Sebagai Peneliti.

BAB IV
PENGKAJIAN KELUARGA

4.1 IDENTITAS KELUARGA

1. Nama Keluarga : Ny. A


2. Umur : 70 Tahun
3. Alamat : Jl. MT. Haryono Gg I/24
4. Pekerjaan : Pensiunan RRI
5. Pendidikan : SMA
6. Komposisi Keluarga :
NAMA
JENIS
NO (AKHIR, HUBUNGAN UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN
KELAMIN
DEPAN)

1. Ny. A P Klien 70 thn Pensiunan SMA

2. Nn. Y P Anak 44 thn Swasta D3

3. Ny. H P Anak 44 thn IRT S1

4. An. E p Cucu 12 thn Siswi SD

Genogram

Ny. A Ket:
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal satu rumah
: klien

Ny. Y Ny. H

An. E
7. Tipe Keluarga: extended family
8. Latar Belakang Budaya (Etnis)
a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga
Suku jawa
b. Tempat Tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen).
Lingkungan mayoritas orang Jawa
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan (Apakah
kegiatan-kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya keluarga).
Klien mengatakan dulu sering ikut PKK, tetap selama sering sakit klien
sudah tidak ikut acara PKK lagi. Dulu klien rajin kegereja 1x/minggu tetapi
sekarang pendeta yang ke rumah tiap 1x/seminggu.
d. Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau modern).
Klien menggunakan baju modern
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau ”modern”.
Keluarga modern, karena kekuasaan keluarga dipegang oleh Ny. A
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan di rumah
Keluarga mengatakan memakai bahasa Jawa dan B.Indonesia
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah
keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli
dalam bidang kesehatan).
Klien selalu mengontrol kesehatannya setiap 1 bln/sekali, jika obat habis
klien ke puskesmas Dinoyo untuk meminta rujukan ke RSSA, diRSSA px
selalu cek kesehatannya.

9. Identifikasi Religius
a. Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragamaan
mereka.
Terdapat anak klien yang beraga islam, melainkan klien tidak
mempermasalahkan perbedaan keyakinan, karena sejak kecil klien berada di
lingkungan orang berbeda keyakinan.
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau
organisasi-organisasi
keagamaan lain.
Semasa sehat kx sangat aktif mengikuti PKK dan rajin pergi ke gereja setiap
minggunya, sekarang kx sudah tidak lagi terlibat pada PKK dan ke gereja.
c. Keluarga menganut agama apa.
Keluarga menganut agama kristen protestan
d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam
kehidupan keluarga
terutama dalam hal kesehatan.
Kx meyakini bahwa sakit yang diderita adalah ujian dari Tuhan yang
diberikan kepada keluarganya supaya lebih dekat dengan Tuhan

10. Status Kelas Sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan)


Jumlah Pendapatan per Bulan : > 1.000.000,-
Sumber-sumber Pendapatan per Bulan : uang pensiunan dan
pemberian dari anaknya.
Jumlah Pengeluaran per Bulan : < 1.000.000
Apakah Sumber Pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga:
 ya  tidak
11. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Tulislah aktivitas-aktivitas waktu luang dari subsistem keluarga.
Keluarga biasa melewati waktu luang dengan rekreasi menonton TV, dan
terkadang rekreasi keluar kota.

4.2 RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


4.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Ny A adalah lansia dimana perlu didampingi di keluarga untuk
menjaga kesehatannya.
- Ny. Y dan Ny. H masuk dalam tahap perkembangan dewasa
- An. E masuk dalam tahap perkembangan remaja
4.2.2 Perkembangan saat ini.
Keluarga telah memenuhi tugas perkembangan untuk keluarga dengan lansia
yaitu beradaptasi dengan kondisinya saat ini yang sudah tidak bekerja,
mempertahankan usaha kehidupan Rumah tangga yang saling
menyenangkan dan menjaga kondisi lansia (Ny. A)
4.2.3 Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat
perkembangan dan kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman
kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, hilang, dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
Ny. A menderita HT sejak tahun 1989 dan didiagnosa memiliki penyakit jantung
sejak 1997. Suami Ny. A meninggal dunia pada tahun 2012 karena
menderita sakit jantung. Ny A melakukan operasi pada bulan Oktober
2014 di RSSA, setiap harinya Ny. A selalu memeriksa gula darahnya tiap
malam, terakhir gula darah puasa 154 mg/dL, gula darah 2 jam sesudah
makan 212 mg/dL.
4.2.4 Keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan keluarga asalnya;
hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua).
Ny A mengatakan ibunya orang sunda, ayahnya orng jawa. Ayahnya
beragama islam sedangkan ibunya beragama kristen. Dari kecil Ny.A
dirawat oleh orang Belanda tetapi ketika sudah besar dibawa oleh orang
tua ke Kediri

4.3 DATA LINGKUNGAN


4.3.1 Karakteristik Rumah
a. Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,
kamar tidur, dll), penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana
kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot.
Apakah penerangan ventilasi, pemanas. Apakah lantai, tangga, susunan
dan bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Jelaskan.
Rumah klien: berkeramik, atap genteng, bertembok semen. Ventilasi
memadai, sinar matahari masuk dalam rumah jika siang hari. Terdapat 1
ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 gudang, 1 kamar mandi, 1 daput, 1 ruang
keluarga.

dapur Kamar gudang

mandi
Kamar tidur Meja makan,
ruang tamu

R. tamu

Kamar tidur Kamar tidur

b. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan


untuk kebakaran. Jelaskan.
Di dapur memiliki ventilasi, keluarga lebih memilih memasak air kemudian
dimasukkan ke galon, alat-alat masak digantung di tembok dapur, tidak ada
alat pemadam kebakaran.
c. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk. Jelaskan.
Kamar mandi cukup baik, keluarga menggunakan PDAM, toilet duduk,
limbah di buang ke septic tank,menggunakan ember sebagai penampungan
air.
d. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan
serangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah
sanitasi yang disebabkan oleh kehadiran binatang-binatang piaraan. Jelaskan.
Meja makan terlihat berantakan, keluarga mengatakan genteng dapur
bobrok karena kucing.
e. Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi
mereka memadai. Jelaskan
Keluarga mereka merasa privasi mereka memadai
f. Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. Jelaskan.
Sampah dibuang pada tempatnya karena setiap pagi ada yang mengambil
sampah tersebut.
g. Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan
dengan pengaturan/penataan rumah. Jelaskan.
Keluarga merasa puas dengan penataan ruang sendiri dan keadaan saat ini
hanya saja masih sedikit berantakan karena ruang keluarga gabung dengan
meja makan.
4.3.2 Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih
Luas
a. Apa karakteristik-karakteristik fisik dari lingkungan yang paling dekat dan
komunitas yang lebih luas?
 Tipe lingkungan/komunitas (desa, kota, subkota, antarkota). Sebutkan.
Keluarga tinggal di wilayah perkotaan yang padat penduduk.
 Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industri
kecil, agraris) di lingkungan. Sebutkan.
Hunian
 Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak
terpelihara, sementara diperbaiki). Jelaskan.
Keadaan tempat tinggal dan jalan raya terpelihara, terdapat
perkarangan yang luas.
 Sanitasi jalan, rumah (kebersihan, pengumpulan sampah, dll). Jelaskan.
Kebersihan di lingkungan jalan sangat bersih.
 Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (udara, kebisingan,
masalah-masalah polusi air). Jelaskan.
Tidak ada kebisingan udara/polusi karena rumah keluarga berada di
dalam gang.
b. Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas?
 Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni. Sebutkan.
Karakteristik etnis penghuni lingkungan adalah jawa dan masih
memegang nilai adat terutama yang berkaitan dengan agama.
 Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung belakangan
ini dalam lingkungan/komunitas. Jelaskan.
Tidak ada
4.3.3 Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang
ada dalam lingkungan dan komunitas?
 Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, toko, apotik, pasar). Sebutkan.
Fasilitas ekonomi terdapat supermarket di depan (indomaret)
 Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, rumah sakit, dan fasilitas-
fasilitas gawat darurat). Sebutkan.
Lembaga kesehatan terdekat adalah puskesmas dinoyo
 Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,
pekerjaan). Sebutkan.
Tidak ada lembaga pelayanan sosial.

4.3.4 Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini. Sebutkan.


Tidak ada
Tersedianya transportasi umum. Bagaimana pelayanan-pelayanan dan
fasilitas-fasilitas tersebut dapat diakses (dalam arti, jarak, kecocokan,
dan jam, dll) kepada keluarga. Jelaskan.
Tranportasi di daerah tersebut adalah angkot.
4.3.5 Bagaimana insiden kejahatan di lingkungan dan komunitas? Apakah ada
masalah keselamatan yang serius?. Jelaskan.
Lingkungan sekitar cukup aman, jarng terjadi kejahatan

4.3.6 Mobilitas Geografis Keluarga


a. Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini.
Kx sudah tinggal di rumah yang sekarang sejak tahun 1978
b. Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal? Jelaskan.
Kx mengatakan sering pindah-pindah tempat tinggal sudah 4x pindah
tempat tinggal.
c. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-Fasilitas dalam Komunitas
o Siapa di dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan?. Sebutkan tempat pelayanan kesehatannya.
 Ny. A sering menggunakan pelayanan kesehatan, pergi ke PKM
dan RSSA setiap bulannya.
o Berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan
fasilitas?
 Ny.A selalu mengontrol kesehatannya 1x/bulan
o Bagaimana keluarga memandang komunitasnya?
 Keluarga memandang komunitas cukup bagus
4.3.7 Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga:
Siapa menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan,
dukungan konseling aktivitas-aktivitas keluarga (Sebutkan Lembaga
Formal atau Informal; Informal: Ikatan Keluarga, teman-teman dekat,
tetangga; Formal: Lembaga Resmi Pemerintah maupun Swasta/LSM
Klien bila butuh bantuan ke anak-anaknya. Keluarga menggunakan BPJS.

4.4 STRUKTUR KELUARGA


4.4.1 Pola-pola Komunikasi
 Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan
instruksi?
Ya
 Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan
perasaan-perasaan mereka dengan jelas?
Ya
 Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan
baik terhadap pesan?
Ya
 Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan?
Ya
 Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
Bahasa jawa dan b.indonesia
 Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung?.
Jelaskan.
Keluarga biasanya berkomunikasi secara langsung dan tidak lansung
 Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam
keluarga? (Langsung,
terbuka)
keluarga bersifat terbuka dan selalu mendiskusikan masalah.
 Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam
keluarga? Jelaskan
Frekuensi komunikasi tersering pada anak ke-3,4 dan cucunya karena
tinggal sarumah. Kepada anak-anak yang lainnya melalui telepon.
 Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan
penting? (langsung, tidak langsung, sebutkan caranya)
Keluarga menyampaikan pesan-pesan penting secara langsung dan
tidak langsung pada anak-anaknya yang tidak tinggal di rumah.
 Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola
komunikasi keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada
 Adakah hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk
didiskusikan?. Sebutkan.
Tidak ada
4.4.2 Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
 Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga?
Keputusan selalu dimusyawarahkan.
 Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga?
Ny. H (anak klien)
 Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan (otoriter,
musyawarah/
kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)?
Keluarga melakukan musyawarah
 Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan
tersebut?
Keluarga merasa puas
 Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh siapa?. Sebutkan dan
Jelaskan
Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh Ny. A selaku kepala
keluarga
4.4.3 Struktur Peran
Struktur Peran Formal
Posisi dan peran formal apa pada setiap anggota keluarga?
 Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga melakukan peran-peran formal
mereka.
Ny A selaku kepala keluarga, Ny H memenuhi makan setiap keluarganya dan
berperan sebagai ibu dari An.E, Ny Y bekerja, dan An, E belajar karena
seorang siswi.
 Adakah konflik peran dalam keluarga?. Jelaskan.
Tidak ada konflik peran dalam keluarga.

Struktur Peran Informal


 Adakah peran-peran informal dalam keluarga?. Jelaskan.
Jika Ny. A sakit, anak-anaknya merawat ibunya dan mengantarkan ke pusat
kesehatan
 Siapa yang memainkan peran-peran tersebut dan berapa kali peran-
peran tersebut sering dilakukan atau bagaimana peran-peran tersebut
dilaksanakan secara konsisten?
Ny H berperan sebagai ibu rumah tangga yang harus melayani anggota
keluarganya dirumah.
4.4.4 Nilai-Nilai Keluarga
o Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok
atau komunitas yang lebih luas?. Jelaskan
Nilai yang dijalankan dalam keluarga sesuai dengan norma
kelompok/komunitas yang lebih luas.
o Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi keluarga?. Jelaskan
Nilai yang dianut secara sadar oleh keluarga menganggap penting
o Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar?
Nilai yang dianut keluarga secara sadar
o Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga?. Sebutkan
Tidak ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga.
o Bagaimana kelas sosial keluarga, latar belakang kebudayaan
mempengaruhi nilai-nilai keluarga?. Jelaskan.
Keluarga menganggap bahwa kelas sosial latar belakang tidak
mempengaruhi nilai-nlai keluarga.
o Bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga?. Jelaskan.
Keluarga menganggap kesehatan sangat penting, tetapi Ny. H mengatakan
takut untuk periksa ke kesehatan terdekat.

4.5 FUNGSI KELUARGA


Saling Memperhatikan (Mutual Naturance), Keakraban, dan Identifikasi
 Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain?
Anak-anak Ny A selalu memberikan perhatian yang lebih pada ibunya,
sekalipun anak-anak yang tidak tinggal 1 rumah.
 Apakah mereka saling mendukung satu sama lain?
Ya
 Apakah menunjukkan kasih sayang satu sama lain?
Ya
Keterpisahan dan Keterikatan
 Bagaimana keluarga menghadapi keterpisahan dengan anggota
keluarga?. Jelaskan.
Tetap melakukan komunikasi dengan anggota keluarga yang terpisah
melaluitelepon
 Apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara satu
dengan yang lainnya?
Ya

Fungsi Perawatan Kesehatan


Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
 Nilai-nilai apa yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan?
Keluarga menganggap kesehatan adalah utama, tetapi masih saja
ada anggota keluarga yang masih takut untuk periksa kesehatannya
 Apakah terdapat kekonsistenan antara nilai-nilai kesehatan keluarga
dengan perilakunya?. Jelaskan.
Ny H mengetahui bahwa tekanan darahnya selalu tinggi, tetapi tidak
pernah periksa dan masih saja mengkonsumsi diet yang salah
(makan yang asin). Ny H mengatakan kalau tensi nya tinggi lebih
memilih istirahat daripada ke pelayanan kesehatan.
 Kegiatan-kegiatan apa saja peningkatan kesehatan apa saja yang
dilaksanakan dalam keluarga?. Sebutkan.
Ny A melakukan pemeriksaan rutin dan meminum obat setiap hari. Ny A
memasukkan insulin secara mandiri setiap harinya.
 Apakah perilaku dari semua anggota keluarga mendukung
peningkatan kesehatan keluarga?. Jelaskan.
Terkadang karena masih saja ada makanan asin yang dikonsumsi.

Definisi dari keluarga tentang sehat/sakit dan tingkat pengetahuan mereka:


 Bagaimana keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota
keluarga
Ny A mengatakan bahwa sakitnya adalah ujian dan keturunan dari
orang tuanya.
 Dapatkah keluarga dapat melaporkan dan mengobservasi gejala-gejala
dan perubahan-perubahan penting pada anggota yang sakit?
Ya
 Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga?
Sumber nya dari puskesmas, dokter spesialis.
 Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada anggota
keluarga?
Biasanya dokter spesialis memberitahu tentang kondisi klien.
Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang
dirasa/diketahui:
 Apakah keluarga mengetahui bahwa anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan?
Ya
 Masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini diidentifikasi oleh
keluarga?. Sebutkan.
Ny A menderita HT, Gagal Jantung dan kencing manis
 Masalah kesehatan apa yang dianggap serius/sangat penting bagi
keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada.
Ny A menderita sakit jantung yang sudah lama.
 Tindakan-tindakan yang telah dilakukan keluarga terhadap masalah
kesehatan saai ini. Sebutkan.
Ny A konsul setiap bulanke RSSA
Praktik diet keluarga:
 Apakah keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi?. Jelaskan.
Keluarga mengetahui tentang makanan yang bergizi seperti nasi, tahu,
tempe , lauk pauk yang lainnya.
 Apakah diet keluarga memadai? (catatan riwayat pola-pola makan
keluarga untuk tiga hari). Sebutkan.
Ny A dan Ny H makan 3x sehari, suka ngemil minum ±1,5 liter setiap
harinya, makanan masih ada yang asin, tidak sukayang manis
 Siapa yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan
penyiapan makanan?
Ny. H yang bertanggung jawab atas makanan setiap harinya.
 Bagaimana makanan disiapkan? Apakah kebanyakan digoreng, direbus,
dipanggang, dimasak dengan microwave, atau disaji mentah?
Makanan kebanyakan digoreng karena lebih enak dan direbus.
 Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari?. Sebutkan.
Sayur sop, nasi putih,lauk daging, putih telur, tahu, tempe, oseng-oseng
 Apakah ada pembatasan-pembatasan anggaran?
Tidak ada
 Apakah makanan disimpan pada tempat yang benar?. Jelaskan.
Makanan di simpan di lemari makanan
 Jadwal makan keluarga (utama dan selingan). Sebutkan.
Ny A dan Ny H makan 3x seharinya, biasanya diselingi ngemil
Kebiasaan tidur dan istirahat:
 Pada jam berapa keluarga biasa tidur?
Keluarga biasa tidur jam 10 malam. Ny A tidur jam 10 terbangun jam
02.30 dan Ny A kemudian tidak bisa tidur sampai pagi.
 Apakah jumlah jam tidur setiap anggota keluarga cukup? Bila tidak,
alasannya?
Ny A mengatakan tidak cukup tidur karena selalu terbangun saat dini
hari dan tidak bisa tidur lagi
 Adakah kesulitan tidur pada keluarga?. Sebutkan.
Ada,pada Ny A, sulit untuk tertidur lagi. Biasanya jam 02.30 klien lebih
memilih membaca kitab supaya tertidur tetapi tidak tertidur.
Latihan dan rekreasi:
 Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olah raga secara aktif
sangat dibutuhkan untuk kesehatan? (Menyadari/tidak)
Menyadari
 Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik apa yang anggota
keluarga lakukan secara reguler?. Sebutkan.
Ny A biasanya cuma jalan dan nyapu di perkarangan rumah,rekreasi
bersama keluarga saat liburan
Ny. H jarang melakukan olahraga.
 Apakah kegiatan-kegiatan ini diikuti oleh semua anggota keluarga atau
hanya anggota tertentu?. Jelaskan.
Tidak, hanya keluarga tertentu. Biasanya keluarga yang lain menonton
TV dirumah dan bermain alat musik.
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
 Apakah ada kebiasaan penggunaan alkohol, tembakau, kopi, cola atau
teh (kafein dan teobromin, adalah stimulan) yang dilakukan oleh
keluarga?
Tidak ada
 Apakah anggota keluarga secara reguler menggunakan obat-obatan
tanpa resep atau dengan resep? (dengan resep/tidak)
Dulu Ny A mengkonsumsi obat tidur, tetapi sekarang sudah tidak lagi
karena Ny A takut ketergantungan dengan obat tidur. Untuk obat
jantungnya klien dengan resep dokter.
 Apakah keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama dan
menggunakannya kembali? (Ya/tidak)
Tidak ada
 Apakah obat-obatan diberi label secara tepat dan berada di tempat yang
aman, jauh dari jangkauan anak-anak? (Ya/tidak)
Ya

Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:


 Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki status kesehatan?.
Jelaskan.
Bila ada keluarga yang sakit diperiksa ke tenaga kesehatan
 Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit/penyakit?. Jelaskan.
Mengkonsumsi obat secara teratur
 Siapa yang membuat keputusan dalam bidang kesehatan dalam
keluarga?
Dimusyawarahkan oleh keluarga
 Apakah keluarga mengetahui cara perawatan pada anggota keluarga
yang sakit?. Jelaskan
Ya, kalau Ny A sakit anak-anaknya langsung membawa Ny A ke pusat
kesehatan RS

4.6 PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN Ny.A Nn.Y Ny. H An. E

Keadaan Umum Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum Keadaan umum
Ny.A baik Tn.S baik Tn.S baik Ny.E baik

Kepala Massa (-), Massa (-), Massa (-), Massa (-),


penyebaran penyebaran penyebaran penyebaran
rambut tidak rambut merata, rambut merata, rambut merata,
merata (alopesia warna hitam, warna hitam, warna hitam,
pada bagian rontok (-), bentuk rontok (-), rontok (-),
frontal) , warna lonjong bentuk lonjong bentuk oval
putih kehitaman,
sedikit rontok,
bentuk lonjong

TTV BP:130/70mmHg BP : 120/90 BP : 140/90 BP : 110/60


mmHg mmHg mmHg
RR:23 x/ mnt
RR : 20 x/ mnt RR : 23 x/ mnt RR : 21x/mnt
Suhu: 36,3C
Suhu: 36C Suhu: 36,1C Suhu : 36,5C
Pulse: 89 x/ mnt
Pulse: 78 x/mnt Pulse: 90x/mnt Pulse : 73 x/
TB: 145 cm
mnt
BB: 38kg

Mata Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara


kanan dan kiri, kanan dan kiri, kanan dan kiri, kanan dan kiri,
sklera putih, sklera putih, sklera putih, sklera putih,
isokor (+), isokor (+), isokor (+), isokor (+),
konjungtiva merah konjungtiva konjungtiva konjungtiva
muda. merah muda. merah muda. merah muda.
Menggunakan
kacamata bila
membaca.
Kantong mata
hitam

Hidung Simetris antara Simetris antara Simetris antara Simetris antara


kanan dan kiri, kanan dan kiri, kanan dan kiri, kanan dan kiri,
tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi
maupun odeme, maupun odeme, maupun odeme, maupun odeme,
serumen (-) serumen (-) serumen (-) serumen (-)

Mulut Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi, Tidak ada lesi,
odema, stomatitis odema, stomatitis odema, odema,
(-) , bau (-) (-) , bau (-) stomatitis (-) , stomatitis (-) ,
bau (-) bau (-)

Leher Bentuk leher Bentuk leher Bentuk leher Bentuk leher


simetris, Tidak ada simetris, Tidak simetris, Tidak simetris, Tidak
pembesaran vena ada pembesaran ada pembesaran ada pembesaran
jugularis, tidak ada vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis,
pembesaran tidak ada tidak ada tidak ada
kelenjar tiroid, pembesaran pembesaran pembesaran
nyeri (-) kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid,
nyeri (-) nyeri (-) nyeri (-)

Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan


dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada
simetris, tidak ada simetris, tidak ada simetris, tidak simetris, tidak
suara nafas suara nafas ada suara nafas ada suara nafas
tambahan. tambahan. tambahan. tambahan.

Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada Pada


abdomen tidak abdomen tidak pemeriksaan pemeriksaan
didapatkan adanya didapatkan abdomen tidak abdomen tidak
pembesaran hepar, adanya didapatkan didapatkan
pergerakan pembesaran adanya adanya
peristaltik usus hepar, pergerakan pembesaran pembesaran
8x/mnt, peristaltik usus hepar, hepar,
10x/mnt, pergerakan pergerakan
peristaltik usus peristaltik usus
8x/mnt, 9x/mnt,

Paru Vokal Vremitus Vokal Vremitus Vokal Vremitus Vokal Vremitus


(-) (-) (-) (-)

Percusion (-) Percusion (-) Percusion (-) Percusion (-)

Ronchi (-) Ronchi (-) Ronchi (-) Ronchi (-)

Kaki Bentuk Simetris, Bentuk Simetris, Bentuk Bentuk Simetris,


tidak ada oedema. tidak ada oedema. Simetris, tidak tidak ada
ada oedema. oedema.
Kekuatan otot Kekuatan otot
Kekuatan otot Kekuatan otot
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 5
5 5 5 5

Terapi dan Tindakan medis

- Simvastatin 10mg x 2 (po)


- Lansoprazole 30mg x 1 (po)
- Metoclopramide 10mg x 3 (po)
- Micardis 80mg x 1 (po)
- Furosemide 40mg x ½ (po)
- Insulin siang 4 Iu x 2 (sc)
Malam 2 Iu (sc)
ANALISA DATA

No Data Penunjang Etiologi Problem


1. DS : Kurang pajanan Kurang pengetahuan
informasi tentang diet hipertensi dan
- Ny. A mengatakan bahwa
DM
menderita HT sejak tahun mengenai nutrisi
1989 dan didiagnosa memiliki
pada penderita
penyakit jantung sejak 1997.
- Ny. A mengatakan bahwa dia hipertensi dan DM
selalu memeriksa gula
darahnya tiap malam, terakhir
gula darah puasa 154 mg/dL,
gula darah 2 jam sesudah
makan 212 mg/dL
- Ny A dan Ny H mengatakan
makan 3x sehari, suka ngemil,
minum ±1,5 liter setiap
harinya, makanan masih ada
yang asin, tidak suka yang
manis
- Ny A mengatakan makanan
lebih banyak yang digoreng
karena lebih enak
- Ny A biasanya cuma jalan dan
nyapu di perkarangan rumah
- Ny. H jarang melakukan
olahraga
DO :
- Terlihat ekspresi bingung
saat ditanya jenis makanan
yang baik bagi penderita
hipertensi dan DM
- TD Ny A= 130/70 mmHg
Ny H= 140/90 mmHg
- Nadi Ny A= 89 x/mnt
Ny H= 90 x/mnt
- Umur Ny A= 70 tahun
Ny H= 42 tahun
- TB Ny A: 145 cm
- BB Ny A: 38kg
- Obat Ny Ayang selalu
dikonsumsi
1. Simvastatin 2 x 10mg
(po)
2. Lansoprazole 1 x 30mg
(po)
3. Metoclopramide 3 x
10mg (po)
4. Micardis 1 x 80mg (po)
5. Furosemide 40mg 1 x
½ (po)
6. Insulin siang 2 x 4 Iu
(sc)
7. Insulin malam 2 Iu (sc)

2. DS : Kurangnya Kurang memanfaatkan


- Ny H makan 3x sehari, motivasi keluarga pelayanan kesehatan
suka ngemil minum ±1,5 untuk melakukan
liter setiap harinya, pemeriksaan
makanan masih ada yang kesehatan secara
asin, tidak sukayang manis rutin
- Ny H mengetahui bahwa
tekanan darahnya selalu
tinggi, tetapi tidak pernah
periksa dan masih saja
mengkonsumsi yang asin.
- Ny. A mengatakan bahwa
menderita HT sejak tahun
1989 dan didiagnosa
memiliki penyakit jantung
sejak 1997 dan suaminya
meninggal karena sakit
jantung.
- Ny H mengatakan kalau
tensi nya tinggi lebih
memilih istirahat daripada
ke pelayanan kesehatan.

DO :
Ny H
- TD= 140/90 mmHg
- Nadi = 90 x/mnt
- Umur = 42 tahun
3. DS : Gangguan pola Mekanisme koping
- Ny A tidur jam 10 tidur pada anggota keluarga tidak efektif
terbangun jam 02.30 dan keluarga
Ny A kemudian tidak bisa
tidur sampai pagi.
- Ny A mengatakan tidak
cukup tidur karena selalu
terbangun saat dini hari
dan tidak bisa tidur lagi
- Ny A, sulit untuk tertidur
lagi. Biasanya jam 02.30
klien lebih memilih
membaca kitab supaya
tertidur tetapi tidak
tertidur.
- Ny A mengatakan dulu
mengkonsumsi obat tidur,
tetapi sekarang sudah tidak
lagi karena Ny A takut
ketergantungan dengan
obat tidur
DO :
- Kantong mata hitam
- TD Ny A= 130/70 mmHg
- Nadi Ny A= 89 x/mnt
- Umur Ny A= 70 tahun
- TB Ny A: 145 cm
- BB Ny A: 38kg

SKORING PRIORITAS MASALAH

1. Dx : Kurang pengetahuan tentang diet hipertensi dan DM b/d Kurang pajanan


informasi mengenai nutrisi pada penderita hipertensi dan DM

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Rasional

1. a. Sifat masalah : a. Ketidaktahuan keluarga


tentang diet hipertensi dan
Aktual 3 3/3 x3 3 DM
Resiko 2
Potensial/weliness 1

b. Kemungkinan masalah b. Memberikan pengetahuan


dapat diubah: tentang diet hipertensi dan
2/2 x1 1 DM bagi penderita
Mudah
2
Sebagian
1
Dapat Diubah
0
c. Potensial masalah untuk
dicegah : c. Dampak dari
penatalaksanaan yang tepat
Tinggi 2/3 x 1 2/3
kemungkinan dapat diubah
3 dengan mengubah perilaku
Cukup dan keluarga bisa diajak
2 kerjasama
Rendah

d. Menonjolnya masalah: 1
d. Bila tidak segera ditangani,
Segera akan ada dampak yang
2 2/2 x 1 1 berpengaruh secara
Tidak perlu segera langsung
Tidak dirasakan 1

TOTAL 5 2/3

2. Dx : Kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan b/d Kurangnya motivasi


keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

No Kriteria Skala Bobot Skoring Rasional

1. a. Sifat masalah : a. Masalah adalah keadaan yang


sudah terjadi dan perlu di
Aktual 3 1/3 x 1 1/3 lakukan tindakan segera.

Resiko 2

Potensial/weliness 1

b. Kemungkinan masalah b. Sumber-sumber yang ada dan


dapat diubah: tindakan untuk memecahkan
masalah dapat dijangkau
Mudah keluarga.
2 0/2 x 1 0
Sebagian
1
Dapat Diubah 0

c. Potensial masalah untuk c. Berkemungkinan dapat


dicegah : dicegah dengan
penatalaksanaan yang
Tinggi
3 tepat
Cukup
2 3/3 x 1 1
Rendah
1

d. Menonjolnya masalah:

Segera d. Bila tidak segera


2 ditangani, akan
Tidak perlu segera berpegaruh terhadap
1 0/2 x 2 0 kesehatan Ny.H
Tidak dirasakan
0

TOTAL 1 1/3

3. Dx : Mekanisme koping keluarga tidak efektif b/d Gangguan pola tidur pada
anggota keluarga

No Kriteria Skala Bobot Skoring Rasional

1. a. Sifat masalah : a. Masalah adalah keadaan yang


sudah terjadi dan perlu di
Aktual 3 1/3 x 1 1/3 lakukan tindakan segera.

Resiko 2

Potensial/weliness 1

b. Kemungkinan masalah b. Tindakan yang tepat mampu


dapat diubah: berpengaruh terhadap
kebiasaan Ny A yang buruk
Mudah
2 0/2 x 1 0
Sebagian
1
Dapat Diubah
0

c. Potensial masalah untuk c. Berkemungkinan dapat


dicegah dengan
dicegah : penatalaksanaan yang
tepat
Tinggi 3

Cukup 2 3/3 x 1 1

Rendah 1

d. Menonjolnya masalah: d. Bila tidak segera


ditangani, akan
Segera 2
berpegaruh terhadap
Tidak perlu segera 1 0/2 x 2 0 kesehatan Ny.A

Tidak dirasakan 0

TOTAL 2 1/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kurang pengetahuan tentang diet hipertensi dan DM b/d Kurang pajanan


informasi mengenai nutrisi pada penderita hipertensi dan DM
2. Mekanisme koping keluarga tidak efektif b/d Gangguan pola tidur pada
anggota keluarga
3. Kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan b/d Kurangnya motivasi
keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwadianto (2000), Kedaruratan Medik: Pedoman Penatalaksanaan Praktis,


Binarupa Aksara, Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC.
Jakarta
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
http://nsyadi.blogspot.com/2012/01/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan_04.html
diakses tanggal 23 maret 2015 pukul 23.00
https://www.scribd.com/doc/76626380/Anatomi-Fisiologi-Sistem-
Kardiovaskulardiakses tanggal 23 maret 2015 pukul 23.00

Anda mungkin juga menyukai