Anda di halaman 1dari 49

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal jantung adalah serangan dari gejala gagal jantung akibat kelainan struktur dan
fungsi jantung, dapat didahului ataupun tanpa sakit jantung sebelumnya. Kelainan struktur
dan fungsi jantung dapat berupa disfungsi sistolik dan disfungsi diastolik, irama jantung yang
tidak abnormal, dan pre-load dan after-load yang tidak seimbang. Kejadian ini harus dianggap
serius untuk segera dilakukannya penyelamatan jiwa dan pengobatan pasien secara cepat dan
tepat. (American Heart Association, 2016)
Proses perjalanan penyakit gagal jantung kanan dan kiri terjadi sebagai akibat
kelanjutan dari gagal jantung kiri. Setelah terjadi hipertensi pulmonal terjadi penimbunan
darah dalam ventrikel kanan, selanjutnya terjadi gagal jantung kanan. Setiap hambatan pada
arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan bendungan pada arah
berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan pengaliran (forward failure)akan
menimbulkan adanya gejala backward failuredalam sistem sirkulasi aliran darah. Mekanisme
kompensasi jantung yang pada kegagalan jantung adalah upaya tubuh mempertahankan
peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Mekanisme kompensasi
yang terjadi pada gagal jantung ialah dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang
simpatis berupa takikardia, vasiokonstriksi perifer, peninggian kadar katekolamin plasma,
retensi garam, cairan badan, dan peningkatan ekstraksi oksigen oleh jaringan. Apabila jantung
bagian kanan dan kiri bersama-sama dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan
adanya bendungan, maka akan tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik
dan sirkulasi paru. Keadaan ini disebut gagal jantung kongestif.Gejala yang muncul adalah
nyeri, sesak nafas, dan intoleransi (Aspiani, 2017).
Data WHO (2017), 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular
pada tahun 2008, mewakili 30% dari semua kematian global. Dari kematian ini,
diperkirakan 7,3 juta disebabkan oleh penyakit jantung. Lebih dari 80% kematian
penyakit kardiovaskular terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan
terjadi hampir sama pada pria dan wanita (Yancy, 2017). Diperkirakan bahwa 5,3 juta warga
Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal
jantung baru didiagnosis setiap tahunnya. Pasien dengan gagal jantung akut kira-kira
mencapai 20% dari seluruh kasus gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring
dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% individu lebih dari 65 tahun (Yancy, 2017).
Data Riskesdas tahun 2017 menyebutkan bahwa prevalensi gagal jantung di
Indonesia sebesar 0,3%. Sedangkan estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung
terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 0,19% atau 54.826 orang. Di RSUD
Bangil Pasuruan sendiri jumlah penderita gagal jantung pada tahun 2018 mencapai 987 orang.
WHO memperkirakan diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh
pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi
dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan
menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh
kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang
meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Berdasarkan data rekam medis RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo, jumlah pasien baru
rawat inap CHF mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir, yaitu sebanyak 238
pasien pada Tahun 2013, 248 pasien pada Tahun 2014 dan sebanyak 295 pasien pada tahun
2015.
Menurut data dari dinas kesehatan Tana Toraja tercatat jumlah penderita CHF pada
tahun 2016 sebanyak 119 orang, jumlah ini meningkat pada tahun 2017 mencapai 194 orang,
kemudian pada tahun 2018 sebanyak 116 orang, 65 laki-laki dan 51 berjenis kelamin
perempuan.
Berdasarkan uraian di atas dikarenakan pravelansi CHF yang cukup tinggi sehingga
penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada pasien chf
dan bagaimana cara penanganan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membuat karya tulis
ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. F
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER “CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF)” DI LINGKUNGAN SULA KELURAHAN REMBON KABUPATEN
TANA TORAJA”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang telah di paparkan di
atas dan bagaimana upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan pada aspek peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan,
peningkatan dan mempertahankan upaya kesehatan sebagai tujuan praktek keperawatan
komunitas perlu dilakukan berbagai studi dalam konteks keperawatan keluarga. Namun
karena dibatasi oleh waktu dan kesempatan maka penulisan ini hanya didasarkan pada hasil
studi kasus keperawatan kesehatan keluarga selama tiga hari dengan focus pengalaman
belajar yang ditekankan pada aspek metode proses keperawatan yang meliputi:
1. Bagaimana melakukan pengkajian kesehatan keluarga?
2. Bagaimana menetapkan diagnosa keperawatan kesehatan keluarga?
3. Bagaimana menetapkan intervensi keperawatan kesehatan keluarga?
4. Bagaimana melaksanakan implementasi keperawatan kesehatan keluarga?
5. Bagaimana melaksanakan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran secara langsung dan nyata dalam pemberian asuhan
keperawatan keluarga yang komprehensif pada “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn.
F Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Dengan Diagnosa Medik “CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF)” Di Lingkungan Sula Kelurahan Rembon Kabupaten Tana
Toraja.
2. Tujuan Khusus
penulis dapat memberikan asuhan keperawatan melalui tahapan proses keperawatan
yaitu:
a. untuk memeperoleh gambaran nyata dalam melakasanakan pengkajian keluarga pada
pasien congestive heart failure.
b. untuk memperoleh gambaran nyata dalam menetapkan dan merumuskan diagnosa
menetapkan skoring prioritas diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada
pasien congestive heart failure.
c. untuk memperoleh gambaran nyata dalam menetapkan dan merumuskan intervensi
keperawatan keluarga yang muncul pada pasien congestive heart failure.
d. untuk memperoleh gambaran nyata dalam melakukan implementasi keperawatan
keluarga yang muncul pada pasien congestive heart failure.
e. untuk memperoleh gambaran nyata dalam melakukan evaluasi keperawatan keluarga
yang muncul pada pasien congestive heart failure.

D. Manfaat Penulisan
1. Ilmiah
a. Bagi Penulis
sebagai syarat dalam studi pada Yayasan Kasih Bunda Kalalembang AKPER
Rantepao Tana Toraja Program DIII Keperawatan dan merupakan pengalaman
berharga dalam memperoleh wawasan pengetahuan congestive heart failure.
b. Bagi Institusi Pendidikan dan Pengalaman
sebagai gambaran informasi bagi kegiatan penelitian selanjutnya serta menjadi bahan
kajian bagi perkembangan ilmu pengetahuan agar institusi pendidikan senantiasa
terinspirasi terhadap kenyataan yang ada di lapangan.
2. Praktisi
a. Bagi institusi pelayanan kesehatan
sebagai masukan yang bermakna dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan keperawatan keluarga terhadap pasien congestive heart failure dengan
meningkatkan pelaksanaan program pengobatan
b. Bagi tenaga kesehatan
menambah wawasan tenaga kesehatan tentang asuhan keperawatan keluarga pada
klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler dengan diagnosa medik congestive
heart failure di lingkungan sula kelurahan rembon.
c. Bagi keluarga/pasien
sebagai salah satu informasi bagi keluarga pentingnya peran keluarga dalam
pencegahan dan penanganan pada penderita congestive heart failure.

E. Metode penulisan
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Yaitu dengan memepelajari buku-buku sumber, literatue dan lain-lain yang ada
hubungannya sebagai landasan teoritis dalam penyususnan karya tulis ini
2. Studi kasus
a. Dalam metode ini dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
lima tahap yaitu: pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dengan cara observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga.
b. Wawancara langsung dan tanya jawab pada klien dan keluarganya
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdir atas beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Effendi,
1998) dikutip dari Achjar, 2016.
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain. (Harmoko, 2015)
2. Bentuk/Tipe Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya, adopsi atau keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (kakek-nenek, paman, bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tinggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
atau di tinggal pasangannya.
e. Ibu dan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone) keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya
(the non marital heterosexual cobabiting family).
f. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family)
g. Keluarga indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat
indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu komuniti adat istiadat yang
sangat kuat, (Depkes RI, 2013)
3. Peranan dan Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat
mendukung bagi penderita saling mengingatkan dan memotivasi untuk terus
melakukan pengobatan dan mempercepat proses penyembuhan
b. Struktur Peran Keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan
membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga
dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain
untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyeleseian
masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan
suasana kekeluargaan, akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakkan merupakan
gambaran dari nilai dan norma yan berlaku dalam keluarga. (suprautno, 2014;7)
4. Fungsi keluarga
Menurut friedman 1998, (Friedman, Browden, Jones, 2013)
a. Fungsi afektif
Keluarga yag saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
akan mempercepat pross penyembuhan karena adanya partisipasi dari anggota
keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan dalam
bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan
penderita asalkan penderita tetap mempertahankan kondisinya. Sosialisasi sangat
diperlukan karena dapat mengurangi stresbagi penderita.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga, dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: kebutuhan makan,
pakaian, dan tempat untuk berlindung (rumah), dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang
kesehatan.
5. Tugas Kesehatan Keluarga
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dala melaksanakan 5 tugas keluarga dibidang
kesehatan yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatan kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan untuk memutuskan, menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga yang diharapkan tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi ketidaksanggupan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tinndakan yng tepat, disebabkan karena
keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah serta tidak
merasakan menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki
keterbatasan, ketidakmampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pda penyakitnya. Jika demikian
anggota keluarga yang menglami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan
lanjutan atau perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan
membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi
lingkungan bisa disebabkan karena keterbatasan sumber-sumber keluarga
diantanranya keuangan-kondisi fisik yang tidak memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayan kesehatan akan
membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat
perawatan segera agar masalah teratasi. (Harmoko, 2012)
6. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap 1 keluarga pasangan baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai pada saat msing-masing individu, yaitu suami istri membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing,
secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga yang baru.
b. Tahap II keluarga dapat kelahiran anak pertama (child bearing family)
Tahap II dimulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transmisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kuncidalam siklus
kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok
trio, membuat sistemyang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu
sistem berlangsung tanpa memperhatikanhasil akhir dari pernikahan).
c. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (familys with presscholl).
Tahap III siklus keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 1 tahun, 2 tahun, 3
tahun, 4 tahun, dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat
terdiri dari dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu,
putra-saudara laki-laki, putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks
dan berbeda.
d. Tahap IV klurga dengan anak sekolah (familys with chidren)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluargamencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas sekolah,
masing-masing anak akan memiliki aktivitas dan minat tersendiri. Demikian pula
orng tua yang mempunyai aktifitas yang berbeda dengan anak.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja (familys with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dar siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam sampai tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak mennggalkan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak tetap tinggal di rumah apda usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tingga dirumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada
tahap anak remaj adalah melonggarkan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa (launching center familys)
Tahap ini imulai pada saat anak terakhir meninggalkan ruamah. Lama taha ini
tergantung pada jumlah anak dala keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan teta tinggal bersama orangtuanya. Tujuan utama tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya untuk hidup
sendiri.
g. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families)
Tahapan ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pengsiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini
akandirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan
gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggalkan rumah, maka
pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas
h. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau
kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya.
(Harmoko, hal 52; 2013, Duval & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122:
2012)

B. KONSEP DASAR TEORI


1. Definisi
Gagal jantung, sering disebut juga gagal jantung kongestif, adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi
gagal jantung jantung sisi kiri dan sisi kanan (Brunner & Syddarth, 2017).
Gagal jantung dapat dialami oleh setiap orang dari berbagai usia, misalnya neonatus
dengan gagal jantung congenital atau orang dewasa dengan penyakit jantung
arterosklerosis, usia pertengahan dan usia tua sering pula mengalami kegagalan jantung.
Masalah yang sering muncul pada penderita gagal jantung adalah berkurangnya pasokan
oksigen ke jaringan sehingga tubuh mengalami kelemahan atau intoleransi dalam
aktivitas (Wijaya & Putri, 2017).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrien dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal
memompadarah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Smeltzer & Bare,
2016).
Pengertian Congestive Heart Failure (CHF) adalah syndroma klinis (sekumpulan
tanda dan gejala), di tandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas)
yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat
disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian
ventrikel (disfungsi diastolic) dan atau kontraktilitas miokardial (disfungsi sistolik)
(Suddarth, dkk 2009 dalam buku Amin, dkk 2016).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami
kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient
dan oksigen secara adekuat  (Udjianti Wajan Juni, 2012:153 ).
Congestive heart failure adalah suatu keadaan serius, dimana jumlah darah yang di
pompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output/curah jantung) tidak mampu
memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. (Dwi Sunar
Prasetyono, dkk 2009 dalam buku Amin dkk, 2012).

2. Etiologi
Gagal jantung kogestif dapat di sebabkan oleh:
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung dapat di sebabkan oleh kelainan otot jantung, disebankan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
mencakup aterioklerosis coroner, hipertensi arterial, dan penyakit degenerative atau
inflamasi.
b. Aterosklerosis koroner
Mengakibatkan disfungsi miokridium karena terganggunya aliran darah ke otot
jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infrak
mikoardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degenerative, berhubungan dengan gagal
jantung, menyebabkan. Kontraktilitas menurun.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan after losd)
Meningkatnya beban kerja jantung dan pada giliranya mengakibat kan hipertrofi
serabut otot jantung.
d. Peradangan dan penyakit myocardium degenerative
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun
e. Penyakit jantung lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang
secara langsung mempengaruhi jantung. mekanisme Mekanisme biasanya terlihat
mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semilunar),
ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, perikardium, perikarditif,
atau stenosis AV), peningkatan mendadak (after load).
f. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya
gagal jantung. Meningkatnya laju metabolismme (mis: demam, tiroksikosis), hipoksia
dan anemia di perlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan
oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke
jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalita elektrolit dapat
menurunkan kontraktilitas jantung.
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi kemampuan kontraktilitas
jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah normal. Bila curah
jantung berkurang, sitem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung.
Bila mekanisme kompensasi ini gagal maka volume sekuncup jantunglah yang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung. Volume sekuncup, jumlah
darah yang dipompa setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor yaitu :
a) Preload adalah sinonim dari hokum starling pada jantung yang mengatakan bahwa
jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang
ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung.
b) Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi pada tingkat
sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium.
c) Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriola.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu,
hasilnya curah jantung berkurang. Kemudahan dalam pengukuran hemodinamika melalui
prosedur pemantauan invasive telah mempermudah diagnosa gagal jantung kongestif.
4. Manifestasi klinis
Gejala Congestive Heart Failure (CHF) menurut NHFA, 2016 sebagai berikut:
a. Sesak nafas saat beraktifitas muncul pada sebagian besar pasien, awalnya sesak
dengan aktifitas berat, tetapi kemudian berkembang pada tingkat berjalan dan akhirnya
saat istirahat
b. Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur. Hal ini
menunjukkan bahwa gejala lebih cenderung disebabkan oleh Congestive Heart
Failure (CHF), tetapi terjadi pada tahap berikutnya.
c. Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND) juga menunjukkan bahwa gejala
lebih cenderung disebabkan oleh Congestive Heart Failure (CHF), tetapi sebagian besar
pasien dengan (CHF) tidak memiliki PND
d. Batuk kering dapat terjadi, terutama pada malam hari. Pasien mendapatkan kesalahan
terapi untuk asma
e. Kelelahan dan kelemahan mungkin jelas terlihat
f. Pusing
5. Komplikasi
a. Stroke
b. Penyakit katup jantung
c. Infark miokard
d. Emboli pulmonal
e. Hipertensi
6. Penatalaksanaan
Dasar penatalaksanaan pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF)
adalah:
a. Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan bahan
farmakologis
c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik diet dan
istirahat (Mansjoer & Triyanti, 2017).

Penatalaksanaan gagal jantung menurut Amin & Hardi, 2016 dibagi atas:
a. Terapi non farmakologi
1) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit
gagal jantung sehingga klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus,
serta menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi pada tim kesehatam
b. Terapi farmakologi
2) Pemberian digitalis, membantu kontraksi jantung dan memperlambat frekuensi
jantung. Hasil yang diharapkan peningkatan curah jantung, penurunan tekanan
vena dan volume darah dan peningkatan diuresis akan mengurangi edema. Pada
saat pemberian ini pasien harus dipantau terhadap hilangnya dispnea, ortopnea,
berkurangnya krekel, dan edema perifer. Apabila terjadi keracunan di tandai
dengan anoreksia, mual dan muntah namun itu gejala awal selanjutnya akan
terjad perubahan irama, bradikardi kontrak ventrikel premature, bigemini (denyut
normal dan premature saling berganti),dan takikardia atria proksimal.
3) Pemberian Diuretic, yaitu untuk memacu eksresi natrium dan air melaui ginjal.
Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari agar tidak mengganggu
istirahat pasien pada malam hari, intake dan output pasien harus dicatat mungkin
pasien dapat mengalami kehilangan cairan setelah pemberian diuretic, pasien
juga harus menimbang badanya setiap hari turgo kulit untuk menghindari
terjadinya tanda-tanda dehidrasi.
4) Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-hati
depresi pernapasan.
5) Pemberian oksigen.
6) Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoktive merupakan
pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk mengurangi
impedasi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.

C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu tindakan kegiatan atau suatu proses
dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atau pasien untuk
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang di
hadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan menurut kaidah-kaidah keperawatan.
Pengertian asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung pada klien/pasien dberbagai tatanan pelayanan
kesehatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat
humanistik dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Data umum
1) Kepala keluarga
2) Alamat
3) Pekerjaan
4) Pendidikan
5) Riwayat dan tahap perkembangan
6) Data lingkungan
7) Struktur keluarga
8) Fungsi keluarga
9) Stres dan fungsi keluarga
10) Pemeriksaan fisik
11) Fokus pengkajian
Dalam penulisan karya ilmiah penulis lebih menekankan pada pengkajian keluarga
dengan tahap perkembangan dewasa yang menjadi bagian masyarakat dengan masalah
kesehatan congestive heart failure. Model pengkajian yang digunakan adalah model
pengkajian Friedman yang menekankan pendekatan terpadu dengan dengan
menggunakan teori sistem umum, teori perkembangan keluarga teori struktural
fungsional dan teori lintas budaya sebagai teori landasan primer moel dan alat
pengkajian keluarga (Friedman, Browdes, Jones, 2013)
b. Pengkajian tahap II
Pengkajian lanjutan dari Friedman adalah tahap II yang merupakan pengkajian spesifik
pada fungsi kesehatan keluarga.
Menurut Friedman, fungsi kesehatan ada lima fungsi dasar keluarga, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan
Pengkajian ini bermaksud untuk menilai kemampuan keluarga terkait masalah
kesehatan yang sedang dialami anggota yang terkait dengan congestive heart failure.
2) Memutuskan untuk melakukan perawatan pada anggota keluargayang mengalami
masalah kesehatan.
Ketidaktahuan keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami menyebabkan
keluarga tidak menyadari telah terjadi masalah dalam keluarga. Pengkajian
dilakukan untuk menggali tingkat pengetahuan keluarga dengan masalah keehatan
yang dihadapi dan kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan
perawatan terhadap masalah kesehatan congestive heart failure
3) Merawat anggota keluarga yang mengalamimasalah kesehatan dari prospekif
masyarakat, keluarga dalam sistem tempat perilaku kesehatan dan perawatan dasar
diatur, dilakukan dan dijalankan. Keluarga memberi promosi kesehatan dan
perawatan bagi anggota yang sakit, oleh karena itu keluarga memiliki tanggung
jawab primer untuk memulai dan mengkoordinasi layanan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
4) Memodifikasi lingkungan
Kemampuan keluarga untuk menetapkan fungsi kesehatan dengan memodifikasi
lingkungan, meruapakan bentuk upaya preventif terhadap masalah kesehatan
anggota keluarga agar tidak berlanjut untuk menimbulkan komplikasi.
5) Manfaat fasilitas kesehatan
Pemanfaatan fasilitas kesehatn oleh keluarga berfungsi untuk konsultasi masalah
kesehatan dan melakukan pengobatan. Jumlah fasilitas, kemudia akses dan
keterjangkauan menjadi salah satu alasan keluarga memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan yang didukung oleh
penyebab serta tanda dan gejalanya.
Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga proses keperawatan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu prioritas masalah,
menetapkan tujuan, menetapkan kriteria hasil, mengidentifikasi tindakan keperawatan yang
tepat untuk mencapai tujuan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada congestive heart failure adalah:
a. Ketidakefektifan pola napas
(Domain 4, Akivitas/Istirahat; Kelas 4, Respon Kardiovaskular/Pulmonal)
b. Intolerani aktivitas
(Domain 4, Aktivitas/Istirahat; Kelas 4, Respon Kardiovaskular/Pulmonal)
c. Kelebihan volume cairan
(Domain 2, Nutrisi; Kelas 5, Hidrasi)
d. Defisiensi pengetahuan
(Domain 5, Persepsi Kognisi; Kelas 4, Kognisi)

3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1 Ketidakefektifan pola napas NOC : NIC:
Defenisi : inspirasi dan/atau ekspirasi a. Respons alergik a. Monitor TD,
yang tidak memberi ventilasi yang b. Respon ventilasi Nadi, RR, Suhu
adekuat. mekanis b. Monitor
Batasan karakteristik: c. Respon frekuensidan
Subjektif: penyapihan irama pernapasan
- Dispnea ventilasi mekanik c. Ajarkan pasien
Objektif: d. Status pernapasan cara mengatasi
- Perubahan ekskursi dada e. Status tanda- sesak napas bila
- Mengambil posisi tiga titik tanda vital mengalami
tumpu (tripod) kekambuhan
- Bradipnea seperti duduk
- Penurunan tekanan inspirasi- semi fowler dan
eksprirasi relaksasi napas
- Penurunan ventilasi semenit dalam
- Penurunan kapsitas vital d. Anjurkan klien
- Perubahan dalam kedalaman dan keluarga
bernafas (dewasa VT 500 mL untuk
pada saat istrahat, bayi6-8 menghindari
mL/kg) faktor pencetus
- Peningkatan diameter penyakit muncul
anterior-posterior
- Nafas cuping hidung
- Ortopnea
- Fase ekspirasi memanjang
- Pernafasan bibir mencucu
- Takipnea
- Peggunaan obat akssoris
untuk bernafas (Non-
NANDA-1) Kecepatan
pernafasan:
Usia dewasa 14 tahun atau
lebih: ≤ 11 atau >24 [kali per
menit],
Usia 5-14: <15 atau >25
Usia 1-4: <20 atau> 30
Bayi: <25 atau> 60
Faktor yang berhubungan
- Ansietas
- Posisi tubuh
- Deformitas tugas
- Deforminas dinding dada
- Kelelahan
- Hiperventilasi
- Sindrom hiperventilasi
- Gangguan muskulosteletal
- Kerusakan neurologis
- Imaturitas neurologis
- Disfungsi neuromuskular
- Obesitas
- Nyeri
- Kelelahan otot-otot
pernapasan
- Cedera medula spinalis

2 Intoleransi Aktivitas NOC: NIC:


Definisi: Ketidakcukupan energi a. Toleransi 1. Kaji tingkat
psikologis atau fisiologis untuk aktivitas kemampuan
melanjutkan atau menyelesaikan b. Ketahanan aktivitas pasien
aktifitas kehidupan sehari-hari yang c. Penghematan 2. Diskusikan
harus atau yang ingin dilakukan energi bersama pasien
Batasan Karakteristik: d. Tingkat dan keluarga
Subyektif: kelelahan mengenai
- Ketidaknyamanan atau dispnea e. Energi penggunaan alat
saat beraktivitas psikomotorik bantu aktiviras
- Melaporkan keletihan atau f. Istirahat seperti tongkat
kelemahan secara verbal g. Perawatan diri: dan lain
Objektif: aktivitas sebagainya
- Frekuensi jantung atau tekanan kehidupan 3. Diskusikan
darah tidak normal sebagai sehari-hari bersamam
respon terhadap aktivitas (AKS) keluarga
- Perubahan EKG yang h. Perawatan diri: mengenai
menunjukkan aritmia atau aktivitas kondisi rumah
iskemia kehidupan yang dapat
Faktor yang berhubungan: sehari-hari menyebabkan
- Tirah baring dan imobilitas instrumental intoleransi
- Kelemahan umum (AKSI) aktivitas
- Ketidakseimbangan antara suplai 4. Anjurkan
dan kebutuhan oksigen keluarga untuk
- Gaya hidup kurang berat tetap membantu
pasien dalam
pemenuhan
kebutuhan
sehari-hari
5. Berikan
penyuluhan
tentang
pemberian nutrisi
yang baik

3 Kelebihan volume cairan NOC: 1. Timbang


Definisi: peningkatan retens cairan a. Keseimbangan popok/pembalut
isotonic cairan jika diperlukan
Batasan karakteristik: b. Keparahan
2. Pertahankan
Subjektif overload cairan
- Ansietas c. Fungsi ginjal catatan intake
- Dipsnea atau pendek napas Kriteria Hasil: dan output yang
- Gelisah a. Kelebihan akurat
Objektif volume cairan
3. Pasang urin
- Suara napas tidak normal dapat dikurangi,
kateter jika
- Ansarka yang dibuktikan
diperlukan
- Ansietas oleh
4. Monitor vital
- Azotemia keseimbangan
- Perubahan tekanan darah cairan,
sign

- Perubahan status mental keparahan 5. Kaji lokasi dan


- Perubahan pola pernapasan overload cairan luas edema
- Penurunan hemoglobin dan minimal, dan
hematokrit indikator fungsi
- Edema ginjal yang
- Ketidakseimbangan elektrolit adekuat
- Peningkatan tekanan vena sentral b. Keseimbangan
- Asupan melebihi haluaran cairan tidak
- Distensi vena jugularis akan terganggu
- Oliguria (kelebihan) yang
- Ortopnea dibuktikan oleh
- Efussi pleura indikator
- Refleks hepatojugularis positif sebagai berikut
- Perubahan tekanan arteri (sebutkan 1-5:
pulmonal gangguan
- Kongesti paru ekstrem, berat,
- Gelisah sedang, ringan,
Faktor yang berhubungan: atau tidak ada
- Gangguan mekanisme pengaturan gangguan)
- Asupan cairan yang berlebihan
- Asupan natrium yang berlebihan
4 Defisiensi pengetahuan NOC: NIC:
Definisi: tidak ada atau kurang a. Pengetahuan a. Kaji pengetahuan
informasi kognitif tentang topik b. Knowledge: pasien dan
tertentu disease proses keluarga
Batasan karakteristik: c. Knowledge: mengenai
Subjektif: health behavior penyakit gagal
- Mengungkapkan masalah Kriteria hasl: jantung
Objektif: a. Pasien dan b. Jelaskan
- Tidak mengikuti instruksi yang keluarga pengertian dari
diberikan mengatakan gagal jantung
- Performa uji tidak akurat pemahaman c. Jelaskan tanda
- Perilaku tidak sesuai/terlalu tentang penyakit, dan gejala
berlebihan prognosis dan gagaljantung
- Kurang informasi atau program d. Jelaskan
pengetahuan yang di dapat pengobatan. caramencega
Faktor yang berhubungan: b. Pasien dan kekambuhan
- Keterbatasan kognitif keluarga mampu penyakit gagal
- Kesalahan dalam memahami menjelaskan jantung
informasi yang ada prosedur yang e. Ajarkan cara
- Kurang perhatian di dalam diberikan secara menangani
belajar benar. penyakit gagal
- Kurang kemampuan mengingat c. Pasien dan jantung dengan
kembali keluarga mampu menggunakan
- Kurang familiar dengan sumber- menjelaskan tanaman
sumber informasi kembali apa tradisional yang
yang dijelaskan ada disekitar
perawat atau tim rumah
kesehatan
lainnya.

PENYIMPANGAN KDM

Beban Tekanan Berlebih Peningkatan Keb. Metabolisme Beban volume berlebih


Beban systole Preload↑

Kontraktilitas

Hambatan pengosongan

Ventrikel

COP Beban jantung↑ Gagal jantung kanan

Gagal jantung kiri

CHF Defisit pengetahuan

Gagal pompo ventrikel kiri Gagal pompa


ven. Kanan

Forward failure Cardiac Output↓ Tekanan distole↑

Suplai darah jantung↓ suplai darah ke jaringan Bendungan atrium kanan

Metab. Anaerob Gangguan perfusi jaringan Bendungan vena


sistemik

Penimbunan asam laktad ATD Renal flow

Fatigue Glomerular fitration rate Lien Hepar

Intoleransi aktivitas Retensi Na+H₂ Osplenomegali Hepatomegali

Kelebihan volume cairan Mendesak diafragma

Sesak napas

Pola napas tidak efektif

BAB 3

TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN (Tanggal: 28 November 2019)
I. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. F
2. Alamat : Kelurahan Rembon
3. Pekerjaan KK : Petani
4. Pendidikan KK : SD
5. Komposisi :

N Nama Jenis Hub. Umur Pendidi Status Imunisasi Ket


BCG Polio DPT Hepati Cam
o kelamin Kel. (Thn) kan
tis pak
KK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. F L KK 64 SD - - - - - - - - - - - -
2 Ny. K P Istri 55 SMP - - - - - - - - - - - -
3 Tn. A L Mena 33 S1 - - - - - - - - - - - -
ntu
4 Ny. P P Anak 30 S1 - - - - - - - - - - - -
5 An. M L Cucu 12 SD - - - - - - - - - - - -

Genogram:
G1 X X X X

G2 X X X X X

X X X X

G3 68 ? 49

64 55

Keterangan:
: Laki-laki : Garis pernikahan

: Perempuan : Tinggal serumah

X : Meninggal : Garis keturunan


: Klien

G1: Kakek dan nenek klien sudah meninggal dan tidak diketahui penyebabnya
G2: Ayah dan ibu klien sudah meninggal dan tidak diketahui penyebabnya
G3: Klien tinggal serumah bersama istri, anak, menantu, dan cucunya

6. Tipe Keluaga : Keluarga Tn. F merupakan tipe keluarga extend family (keluarga
besar) karena terdiri dari istri, anak, dan cucunya.
7. Suku Bangsa : Suku Toraja
8. Agama : Kristen Protestan
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Tn. F adalah seorang petani yang berpenghasilan kurang lebih Rp.1.000.000,-
perbulan dan dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena dibantu
oleh anak-anaknya yang sudah bekerja.
10. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
Keluarga Tn. F tidak setiap saat berekreasi ke tempat rekreasi, tetapi keluarga Tn. F
mengisi waktu luang dengan menonton TV dan mengurus rumah.
II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini:
Tahapan perkembangan keluarga Tn. F saat ini adalah tahap perkembangan keluarga
yang melepas anak usia dewasa (mencakup anak yang sudah meninggalkan rumah).
Anak dari Tn. F sudah berkeluarga atau menikah.
12. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi:
Tugas perkembangan keluarga Tn. F sudah terpenuhi karena mereka sudah mendidik
anak-anak mereka dengan baik sehingga anak-anaknya dapat mengetahui peran dan
tanggung jawab mereka masing-masing. Anak Tn. F sudah menikah dan memiliki
seorang anak.
13. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti:
Tn. F dan Ny. K menikah sejak 35 tahun yang lalu. Perkawinannya direstui oleh
kedua orang tua masing-masing. Ny. K merupakan pilihan sendiri oleh Tn. F dan
tidak dijodohkan. Tn. F adalah kepala keluarga dan sebagai ayah bagi anaknya, Ny. K
adalah istri dan ibu bagi anaknya. Tn. F saat ini tinggal bersama istri, anak, menantu
dan cucunya yang saling berketergantungan satu sama lain.
14. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya:
Tn. F mengatakan pernah masuk rumah sakit karena penyakit jantung yang di
alaminya. Tn. F mengatakan keluarganya tidak memiliki kebiasaan berjudi dan
mabuk. Ny. K dan anak-anaknya pernah terkena flu, demam, batuk. Kedua orang tua
Tn. F dan Ny. K meninggal karena tidak diketahui penyebabnya.
III. Data Lingkungan
15. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. F bersifat permanen (rumah batu). Rumah Tn. F merupakan rumah sendiri
yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, dapur, ruang keluarga, WC. Kondisi WC
bersih dengan model jamban leher angsa, lantai terbuat dari tehel, sirkulasi udara
diperoleh dari pintu, jendela dan ventilasi, keluarga mempunyai halaman rumah,
sampah keluarga biasanya dibakar, keadaan rumah bersih, air minum diperoleh dari
PDAM dengan kondisi air bersih. Air dimasak terlebih dahulu sebelum diminum,
jarak septik tank sekitar 10 meter.

Dena Rumah:
1 1 1

5 2

3
4
6

Keterangan :
1. Kamar tidur
2. Dapur
3. Ruang keluarga
4. Kamar mandi
5. Ruang makan
6. Teras
16. Karakteristik Tetangga dan Komunitasnya:
Keluarga Tn. F tinggal di lingkungan yang cukup ramai. Mayoritas penduduk bersuku
Toraja, satu sama lain terjalin keakraban dan saling menolong satu sama lain bila ada
kesusahan.
17. Mobilitas Geografis Keluarga:
Keluarga Tn. F sudah lama tingga di kelurahan rembon. Rumah Tn. F berada ± 50
meter dari jalan raya, jens kendaraan yang biasa digunakan anggota keluarga adalah
kendaraan umum dan motor anaknya.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Tn. F dan keluarga sangat aktif mengikuti kebiasaan yang ada di lingkungannya, baik
itu kegiatan kemasyarakatan maupun kegiatan di rumah ibadah.
19. Sistem pendukung keluarga:
Dalam keluarga Tn. F bila ada masalah keluarga Tn. F selalu dibantu oleh anak dan
keluarganya dalam menyeleseikan masalah. Keluarga Tn. F bila ada masalah selalu
mencari jalan keluar bersama. Bila ada anggota keluarga yang sakit di usahakan
untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai kondisinya
membaik kembali.
IV. Struktur Keluarga
20. Struktur Peran :
Dalam keluarga Tn. F berperan sebagai kepala keluarga dan orang tua bagi anaknya
serta kakek bagi cucunya. Dalam keluarga Ny. K berperan sebagai istri atau ibu
rumah tangga dan ibu bagi anaknya serta nenek bagi cucunya, saat ini Tn. F tidak
memiliki peranan penting dalam lingkungannya karena kondisi yang semakin tua dan
tidak kuat lagi.
21. Nilai atau norma keluarga:
Keluarga menerapkan nilai-nilai budaya Toraja dan agama Kristen Protestan dalam
kehidupan sehari-hari.
22. Pola komunikasi keluarga:
Komunikasi dalam keluarga Tn. F dilakukan secara terbuka, bila ada masalah,
mereka akan mendiskusikan dan mencari jalan keluar bersama.
23. Struktur kekuatan keluarga:
Keluarga Tn. F saling mendukung satu dengan yang lain, bila ada anggota keluarga
yang bermasalah, mereka selalu mencari jalan keluar bersama-sama.
V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Ekonomi:
Dalam hal ekonomi Tn. F merasa mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan di
bantu oleh anaknya baik kebutuhan sandang, pangan dan papan. Keluarga Tn. F juga
mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada baik yang ditanggung oleh
asuransi kesehatan dan yang ada disekitarnya.
25. Fungsi Mendapatkan Status Sosial:
Keluarga Tn. F selalu mengikuti kegiatan social di lingkungan masyarakat apabila
tidak ada halangan.
26. Fungsi Pendidikan:
Keluarga Tn. F mengatakan betapa pentingnya pendidikan bagi anggota keluarganya.
Oleh sebab itu keluarga Tn. F selalu mendukung pendidikan bagi anaknya serta
cucunya. Tn. F selalu memberikan dukungan dan support bagi cucunya yang
sementara bersekolah agar selalu belajar dengan baik supaya kelak menjadi orang
yang berhasil dan berguna.
27. Fungsi Sosialisasi:
Keluarga Tn. F sudah mampu menjalankan fungsi sosialisasinya dengan mengikuti
kegiatan-kegiatan social di sekitarnya, serta dapat berinteraksi dengan sesamanya
dengan baik.
28. Fungsi Pemenuhan:
a. Mengenal Masalah Kesehatan:
Keluarga Tn. F belum mampu mengenal penyakit yang diderita oleh Tn. F secara
mendalam.
b. Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan:
Keluarga Tn. F mampu mengambil tindakan atau keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang dilakukan apabila ada anggota keluarga yang sakit. Khususnya
bila Tn. F mengalami kekambuhan penyakitnya segera dibawah ke pelayanan
kesehatan.
c. Kemampuan Merawat Anggota Keluarga yang Sakit:
Keluarga Tn. F mampu merawat anggota keluarga apabila ada anggota keluarga
yang sakit.
d. Kemampuan Keluarga Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah yang
Sehat:
Keluarga mampu memelihara kebersihan rumah dan mampu memodifikasi
lingkungan yang sehat.
e. Kemampuan Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga Tn. F mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan seperti bila
ada anggota keluarga yang sakit akan dibawa ke pelayanan kesehatan seperti
puskesmas dan rumah sakit.
29. Fungsi Religius:
Keluarga Tn. F menganut agama Kristen Protestan dan setia menjalankan ibadah.
30. Fungsi Rekreasi:
Keluarga Tn. F jarang melakukan rekreasi ke tempat wisata, namun waktu luangnya
digunakan untuk kegiatan yang lain seperti nonton televisi.
31. Fungsi Reproduksi:
Tn. F memiliki satu orang anak dan sudah menikah, anak Tn. F tinggal bersama Tn. F
dan keluarganya. Tn. F mengtakan tidak ingin punya anak lagi karena usianya yang
sudah tua dan Ny. K juga sudah mengalami monopouse. Tn. F dan Ny. K sudah tidak
mengikuti program keluarga berencana karena usianya yang sudah lanjut.
32. Fungsi Afeksi:
Keluarga Tn. F dan Ny. K mereka memandang dirinya layaknya seorang manusia
yang normal. Mereka sangat bangga apabila ada anggota keluarga yang berhasil baik
dalam pendidikan maupun dalam pekerjaan dan keluarga merasa sedih apabila ada
anggota keluarga yang sakit khususnya Tn. F yang saat ini menderita penyakit gagal
jantung.
VI. Stres dan Koping Keluarga
33. Stressor jangka pendek dan jangka panjang:
Stressor jangka pendek, keluarga mengatakan saat ini mereka cemas memikirkan
kesehatan keluarga khususnya Tn. F
Stressor jangka panjang, Tn. F dan Ny. K menginginkan agar pernikahan anaknya
senantiasa bahagia dan cucunya dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
34. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor:
Keluarga Tn. F mmeberikan respon yang positif terhadap stressor yang dialaminya
dengan berdiskusi bersama keluarga dengan melibatkan anak-anaknya dan
melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan walaupun tidak secara berkala.
35. Strategi koping yang digunakan:
Keluarga Tn. F bersama istri selalu berdiskusi untuk pemecahan masalah dengan
melibatkan anak-anaknya. Jika terjadi masalah di dalam keluarga, maka keluarga Tn.
F akan melakukan musyawarah. Keluarga Tn. F juga selalu mengandalkan Tuhan atas
segalanya.
36. Strategi adaptasi disfungsional:
Dalam keluarga Tn. F selalu menyeleseikan masalah dengan baik agar tidak berlanjut
ke arah negatif. Keluarga Tn. F selalu terbuka satu sama lain dalam menyeleseikan
masalah dan selalu mencari solusi yang baik dalam menyeleseikan masalah.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga.

N Pemeriksaa tn. F Ny. K Tn. A Ny. P An. M


o n
1 Keadaan Baik baik baik baik Baik
umum
2 TTV:
N:90x/menit N: 86x/menit N: 80x/menit N: 80x/menit N: 82x/menit N: 88x/menit
P: 18x/menit P: 22x/menit P: 24x/menit P: 20x/menit P: 20x/menit P: 24x/menit
S: 36.7ºc S: 36,7ºC S: 36,5ºC S: 36ºc S: 36,7ºc S: 36,7ºC
TD: 140/80 TD:140/80 TD:120/80 TD:130/70 TD: 120/80 TD:130/80
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
3 Kepala  Bentuk  Bentuk  Bentuk  Bentuk  Bentuk
kepala kepala kepala kepala kepala
mesocepal mesocepal mesocepal mesocepal mesocepal
 Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
nyeri nyeri nyeri tekan nyeri nyeri tekan
tekan tekan  Tidak ada tekan  Tidak ada
 Tidak ada  Tidak ada luka/lesi  Tidak ada luka/lesi
luka/lesi luka/lesi luka/lesi
4 Rambut  Rambut  Rambut  Rambut  Rambut  Rambut
beruban beruban berwarna berwarna berwarna
 Rambut  Rambut hitam hitam hitam
tidak tidak  Rambut tidak  Rambut  Rambut tidak
mudah mudah mudah patah tidak mudah patah
patah dan patah dan dan rontok mudah dan rontok
rontok rontok  Rambut bersih patah dan  Rambut bersih
 Rambut  Rambut rontok
bersih bersih  Rambut
bersih
5 Telinga  Daun  Daun  Daun telinga  Daun  Daun telinga
telinga telinga simetris kiri telinga simetris kiri
simetris simetris dan kanan simetris dan kanan
kiri dan kiri dan  Tidak ada kiri dan  Tidak ada
kanan kanan nyeri tekan kanan nyeri tekan
 Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan gangguan nyeri tekan gangguan
 Fungsi  Tidak ada fungsi  Tidak ada fungsi
pendengara gangguan pendengaran gangguan pendengaran
n sudah fungsi  Ada sedikit fungsi  Ada sedikit
mulai pendengara serumen pendengara serumen
terganggu n n
 Ada sedikit  Ada sedikit  Ada sedikit
serumen serumen serumen
6 Mata  Fungsi  Fungsi  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
penglihatan penglihatan gangguan gangguan gangguan
mulai mulai fungsi fungsi fungsi
kabur kabur penglihatan penglihata penglihatan
 Gerakan  Gerakan  Gerakan bola n  Gerakan bola
bola mata bola mata mata tidak  Gerakan mata tidak
tidak tidak terbatas bola mata terbatas
terbatas terbatas  Tidak ada tidak  Tidak ada
 Tidak ada  Tidak ada nyeri tekan terbatas nyeri tekan
nyeri tekan nyeri tekan  Sklera tidak  Tidak ada  Sklera tidak
 Sklera  Sklera ikterik nyeri ikterik
tidak tidak tekan
ikterik ikterik  Sklera
tidak
ikterik
7 Hidung  Hidung  Hidung  Hidung  Hidung  Hidung
simetris simetris simetris kiri simetris simetris kiri
kiri dan kiri dan dan kanan kiri dan dan kanan
kanan kanan  Tidak ada kanan  Tidak ada
 Tidak ada  Tidak ada nyeri tekan  Tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan nyeri tekan  Tidak terdapat nyeri tekan  Tidak terdapat
 Tidak  Tidak polip  Tidak polip
terdapat terdapat terdapat
polip polip polip
8 Mulut  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis stomatitis
 Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
gangguan gangguan gangguan gangguan gangguan
menelan menelan menelan menelan menelan
 Mukosa  Mukosa  Mukosa mulut  Mukosa  Mukosa mulut
mulut mulut bersih mulut bersih
bersih bersih bersih
9 Leher  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
 Tidak  Tidak  Tidak nampak  Tidak  Tidak nampak
nampak nampak adanya nampak adanya
adanya adanya pembesaran adanya pembesaran
pembesaran pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar tiroid
kelenjar kelenjar  Tidak ada kelenjar  Tidak ada
tiroid tiroid luka/lesi tiroid luka/lesi
 Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
luka/lesi luka/lesi luka/lesi
10 Dada  Bentuk  Bentuk  Bentuk dada  Bentuk  Bentuk dada
dada dada simetris kiri dada simetris kiri
simetris simetris dan kanan simetris dan kanan
kiri dan kiri dan  Tidak ada kiri dan  Tidak ada
kanan, kanan benjolan/luka kanan benjolan/luka
tidak ada  Tidak ada /lesi  Tidak ada /lesi
benjolan benjolan/l  Tidak ada benjolan/l  Tidak ada
 Irama uka/lesi nyeri tekan uka/lesi nyeri tekan
jantung  Tidak ada  Tidak ada
terdengar nyeri nyeri
murmur tekan tekan
 Tidak ada
nyeri tekan
11 abdomen  Bentuk  Bentuk  Bentuk  Bentuk  Bentuk
abdomen abdomen abdomen abdomen abdomen
sesuai sesuai sesuai dengan sesuai sesuai dengan
dengan dengan bentuk tubuh dengan bentuk tubuh
bentuk bentuk  Tidak nampak bentuk  Tidak nampak
tubuh tubuh adanya tubuh adanya
 Tidak  Tidak pembesaran  Tidak pembesaran
nampak nampak abdomen nampak abdomen
adanya adanya  Tidak ada adanya  Tidak ada
pembesaran pembesaran nyeri tekan pembesaran nyeri tekan
abdomen abdomen  Tidak ada abdomen  Tidak ada
 Tidak ada  Tidak ada masssa  Tidak ada masssa
nyeri tekan nyeri tekan abnormal pada nyeri tekan abnormal pada
 Tidak ada  Tidak ada abdomen  Tidak ada abdomen
masssa masssa masssa
abnormal abnormal abnormal
pada pada pada
abdomen abdomen abdomen
12 kulit  Warna kulit  Warna kulit  Warna kulit  Warna kulit  Warna kulit
sawo sawo sawo matang sawo sawo matang
matang matang  Bentuk kulit matang  Bentuk kulit
 Bentuk  Bentuk elastis  Bentuk elastis
kulit tidak kulit tidak  Turgor kulit kulit elastis  Turgor kulit
elastis elastis elastis  Turgor elastis
 Turgor  Turgor  Tidak ada  kulit elastis  Tidak ada
kulit tidak kulit tidak udema  Tidak ada udema
elastis elastis udema
13 Ekstremitas  Terdapat  Tidak  Tidak  Tidak  Tidak
atas dan udema terdapat terdapat terdapat terdapat
bawah pada kaki udema udema udema udema
kanan  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada  Tidak ada
 Menggunak nyeri nyeri tekan nyeri nyeri tekan
an tongkat tekan  Capileri time tekan  Capileri time
saat  Capileri < 2 detik  Capileri < 2 detik
berjalan time < 2  Tidak time < 2  Tidak
 Capileri detik terdapat detik terdapat
time < 2  Tidak luka/lesi  Tidak luka/lesi
detik terdapat  Skala terdapat  Skala
 Tidak luka/lesi kekuatan otot luka/lesi kekuatan otot
terdapat  Skala 55  Skala
luka/lesi kekuatan 55 kekuatan 55
 Skala otot otot 55
kekuatan
otot 55 55
55 55 55
54
14 Genetalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
karena klien karena klien karena klien karena klien karena klien
tidak tidak tidak bersedia tidak tidak bersedia
bersedia bersedia bersedia
15 Anus Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji
karena klien karena klien karena klien karena klien karena klien
tidak tidak tidak bersedia tidak tidak bersedia
bersedia bersedia bersedia

VIII. Pemeriksaan fisik pada klien Tn. F


1. Keadaan umum: baik
2. Tanda-tanda vital:
 N :90x/menit
 P :18x/menit
 S : 36,7ºC
 TD :140/80 mmHg
3. Kepala
Inspeksi
 Bentuk kepala messochepal
 Tidak ada luka/lesi
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
4. Rambut
Inspeksi
 Rambut beruban
 Tidak ada kutu dan ketombe
Palpasi
 Rambut tidak mudah patah dan rontok
 Rambut tidak lengket dan berminyak
5. Telinga
Inspeksi
 Daun telinga simetris kiri dan kanan
 Fungsi pendengaran sudah mulai terganggu
 Terdapat sedikit serumen
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
6. Mata
Inspeksi
 Gerakan bola mata tidak terbatas
 Tidak ada sekret pada mata
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
7. Hidung
Inspeksi
 Hidung simetris kiri dan kanan
 Tidak ada polip
Palpasi
 Tidak ada nyeri takan
8. Mulut
Inspeksi
 Tidak ada sariawan/stomatis
 Tidak ada gangguan menelan
 Mukosa mulut bersih
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
9. Leher
Inspeksi
 Tidak nampak adanyya pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak ada luka/lesi
Palpasi
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
10. Dada
Inspeksi
 Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Auskultasi
 Bunyi jantung terdengar murmur sistolik dan diastolik
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan
11. Abdomen
Inspeksi
 Tidak nampak adanya pembesaran abdomen
 Tidak ada benjolan atau massa abnormal
 Tidak ada luka/lesi
 Bentuk abdomen sesuai dengan bentuk tubuh
Palpasi
 Tidak teraba adanya
Auskultasi
 Peristaltic usus 8x/menit
12. Kulit
Inspeksi
 Turgor kulit tidak elastis
 Warna kulit hitam
 Tidak ada luka/lesi
Palpasi
 Dapat merasakan rangsangan dengan sentuhan
 Tidak ada nyeri tekan
13. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi
 Tidak ada luka/lesi
 Menggunakan tongkat sebagai alat bantu dalam berjalan
Palpasi
 Terdapat udema pada kaki bagian kanan
 Capilery time <2 detik
 Skala kekuatan otot 55
54
14. Genetalia
Inspeksi
 Tidak dikaji
Palpasi
 Tidak dikaji
15. Anus
Inspeksi
 Tidak dikaji
Palpasi
 Tidak dikaji
IX. Harapan Keluarga:
Keluarga Tn. F berharap Tn. F dapat segera pulih dari penyakitnya dan dapat beraktifitas
seperti biasa di usia tuanya. Keluarg Tn. F juga berharap petugas pelayanan kesehatan
dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi klien dan keluarga untuk dapat
mengetahui apa yang bisa dilakukan dalam menangani penyakit Tn. F jika mengalami
kekambuhan. Keluarga Tn. F juga berharap agar keluarganya dalam keadaan sehat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1 Subjektif: Ketidakefektifan pola napas Ketidakmampuan
 Ny. K mengatakan Tn. F keluarga dalam
memiliki riwayat mengenal masalah
penyakit gagal jantung kesehatan (gagal
 Tn. F mengatakan cepat jantung secara
lelah saat beraktivitas terperinci)
 Tn. F mengatakan
terkadang sulit untuk
bernapas
Objektif:
 Pernapasan 18x/menit
 Frekuensi jantung klien
takikardi
 Terdengar bunyi murmur
pada auskultasi jantung
klien
2 Subjektif: Intoleransi aktivitas ketidakmampuan
 Ny. K mengatakan Tn. F keluarga dalam
tidak mampu lagi merawat anggota
beraktifitas seperti keluarga yang sakit
biasanya
 Tn. F mengatakan hanya
tinggal dirumah saja
karena sudah tidak
mampu
 Tn. F mengatakan
sebagian aktivitasnya
sehari-hari dibantu oleh
Ny. K beserta anakdan
cucunya
Objektif:
 Tn. F menggunakan
tongkat saat beraktivitas
 Tn. F tidak mampu lagi
beraktivitas seperti
biasanya
 Sebagian aktivitas sehari-
hari Tn. F dibantu oleh
Ny. K beserta anak dan
cucunya
3 Subjektif: Defisiensi pengetahuan Ketidakmampuan
 Keluarga mengatakan keluarga dalam
tidak mengerti secara rici mengenal masalah
tentang penyakit yang kesehatan gagal
diderita Tn. F jantung secara
 Tn. F mengatakan pernah terperinci
mendengar tentang
penyakitnya tapi hanya
sekedar tahu dan belum
paham
 Ny. K mengatakan selalu
bertanya kepada petugas
kesehatan mengenai
penyakit yang diderita
Tn. F
Objektif:
 Keluarga Tn. F tidak
mampu menjelaskan
secara rinci mengenai
penyakit gagal jantung
yang di derita Tn. F
 Keluarga Tn. F selalu
bertanya kepada petugas
kesehatan mengenai
penyakit yang di
deritaTn. F

2. Perumusan diagnosis keperawatan


No Diagnosa Keperawatan (PES)
1 Ketidakefktifan pola napas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan (gagal jantung) secara terperinci
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
3 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan (gagal jantung) secara terperinci

3. Penilaian (Skoring) Diagnosa Keperawatan


No. Kriteria Skor Pembenaran
Dx
1 a. Sifat masalah: aktual 3 x 1=1 a. Penyakit gagal jantung
1 yang diderita Tn. F
adalah masalah aktual
jika tidak ditangani
maka akan
mengganggu kesehatan
Tn. F
b. Keluarga
mengharapkan
b. Kemungkinan masalah 2 x 2=2 kesembuhan dari Tn. F
dapat di ubah: sebagian 2 c. Tn. F merasakan sesak
napas saat penyakit
kambuh
c. Potensi masalah untuk 2 x1= 2 d. Keluarga mengatakan
dicegah: cukup 3 3 Tn. F sudah biasa
merasakan sesak saat
penyakit kambuh dan
d. Menonjolnya masalah: 1x1= 1
tidak perlu selalu
2 2
Ada masalah, tetapi
ditangani, hanya
tidak perlu segera
cukup dengan
ditangani
istirahat.

Total Skor 4 1/6


2 a. Sifat masalah: potensial 1x1= 1 a. Tn. F sudah berusia 60
3 tahun dan tidak mampu
lagi melakukan
aktivitas sehari-hari
seperti biasanya,
terlebih saat ini Tn. F
menggunakan tongkat
saat beraktivitas
b. Kemungkinan masalah 1x2=1 b. Memberikan/membantu
dapat di ubah: sebagian 2 memenuhi kebutuhan
harian Tn. S sangat
penting guna mencegah
terjadinya komplikasi
atau bahkan sesuatu
yang tidak diharapkan
c. Potensi masalah untuk 1 x1= 1 c. Tn. F sudah tidak
dicegah: rendah 3 3 mampu untuk
melakukan kegiatan
yang berat seperti
dahulu karena kondisi
C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
N Diagnosa NOC NIC
o
1 Ketidakefektifan pola napas NOC: NIC:
berhubungan dengan a. Respons alergik e. Monitor TD,
ketidakmampuan keluarga dalam b. Respon ventilasi Nadi, RR, Suhu
mengenal masalah kesehatan gagal mekanis f. Monitor
jantung secara terperinci c. Respon frekuensidan
penyapihan irama pernapasan
Domain 4 ventilasi mekanik g. Ajarkan pasien
Aktivitas/Istirahat d. Status pernapasan cara mengatasi
Kelas 4: Respon e. Status tanda-tanda sesak napas bila
Kardiovaskuler/Pulmonal vital mengalami
Kode: 00032 kekambuhan
seperti duduk
Defenisi : inspirasi dan/atau semi fowler dan
ekspirasi yang tidak memberi relaksasi napas
ventilasi yang adekuat. dalam
Batasan karakteristik: h. Anjurkan klien
Subjektif: dan keluarga
- Dispnea untuk
Objektif: menghindari
- Perubahan ekskursi dada faktor pencetus
- Mengambil posisi tiga penyakit muncul
titik tumpu (tripod)
- Bradipnea
- Penurunan tekanan
inspirasi-eksprirasi
- Penurunan ventilasi
semenit
- Penurunan kapsitas vital
- Perubahan dalam
kedalaman bernafas
(dewasa VT 500 mL pada
saat istrahat, bayi6-8
mL/kg)
- Peningkatan diameter
anterior-posterior
- Nafas cuping hidung
- Ortopnea
- Fase ekspirasi memanjang
- Pernafasan bibir mencucu
- Takipnea
- Peggunaan obat akssoris
untuk bernafas (Non-
NANDA-1) Kecepatan
pernafasan:
Usia dewasa 14 tahun atau
lebih: ≤ 11 atau >24 [kali
per menit],
Usia 5-14: <15 atau >25
Usia 1-4: <20 atau> 30
Bayi: <25 atau> 60
Faktor yang berhubungan
- Ansietas
- Posisi tubuh
- Deformitas tugas
- Deforminas dinding dada
- Kelelahan
- Hiperventilasi
- Sindrom hiperventilasi
- Gangguan muskulosteletal
- Kerusakan neurologis
- Imaturitas neurologis
- Disfungsi neuromuskular
- Obesitas
- Nyeri
- Kelelahan otot-otot
pernapasan
- Cedera medula spinalis

2 Intoleransi aktivitas berhubungan NOC: NIC:


dengan ketidakmampuan keluarga a. Toleransi aktivitas 6. Kaji tingkat
merawat anggota keluarga yang b. Ketahanan kemampuan
sakit c. Penghematan aktivitas pasien
energi 7. Diskusikan
Domain 4 d. Tingkat kelelahan bersama pasien
Aktivitas/Istirahat e. Energi dan keluarga
Kelas: 4 psikomotorik mengenai
Kardiovaskuer/Pulmonal f. Istirahat penggunaan alat
Kode: 00094 g. Perawatan diri: bantu aktiviras
aktivitas seperti tongkat
Definisi: Ketidakcukupan energi kehidupan sehari- dan lain
psikologis atau fisiologis untuk hari (AKS) sebagainya
melanjutkan atau menyelesaikan h. Perawatan diri: 8. Diskusikan
aktifitas kehidupan sehari-hari aktivitas bersamam
yang harus atau yang ingin kehidupan sehari- keluarga
dilakukan hari instrumental mengenai kondisi
Batasan Karakteristik: (AKSI) rumah yang dapat
Subyektif: menyebabkan
- Ketidaknyamanan atau intoleransi
dispnea saat beraktivitas aktivitas
- Melaporkan keletihan atau 9. Anjurkankeluarga
kelemahan secara verbal untuk tetap
Objektif: membantu pasien
- Frekuensi jantung atau dalam pemenuhan
tekanan darah tidak normal kebutuhan sehari-
sebagai respon terhadap hari
aktivitas 10.Berikan
- Perubahan EKG yang penyuluhan
menunjukkan aritmia atau tentang
iskemia pemberian nutrisi
Faktor yang berhubungan: yang baik
- Tirah baring dan imobilitas
- Kelemahan umum
- Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Gaya hidup kurang berat
3 Defisiensi pengetahuan NOC: NIC:
berhubungan dengan d. Pengetahuan a. Kaji pengetahuan
ketidakmampua keluarga dalam e. Knowledge: pasien dan
mengenal masalah kesehatan gagal disease proses keluarga
jantung secara terperinci f. Knowledge: health mengenai
behavior penyakit gagal
Domain 5 Kriteria hasl: jantung
Persepsi/kognisi d. Pasien dan f. Jelaskan
Kelas 4: kognisi keluarga pengertian dari
Kode: 00126 mengatakan gagal jantung
pemahaman g. Jelaskan tanda
Definisi: tidak ada atau kurang tentang penyakit, dan gejala
informasi kognitif tentang topik prognosis dan gagaljantung
tertentu program h. Jelaskan
Batasan karakteristik: pengobatan. caramencega
Subjektif: e. Pasien dan kekambuhan
- Mengungkapkan masalah keluarga mampu penyakit gagal
Objektif: menjelaskan jantung
- Tidak mengikuti instruksi prosedur yang i. Ajarkan cara
yang diberikan diberikan secara menangani
- Performa uji tidak akurat benar. penyakit gagal
- Perilaku tidak sesuai/terlalu f. Pasien dan jantung dengan
berlebihan keluarga mampu menggunakan
- Kurang informasi atau menjelaskan tanaman
pengetahuan yang di dapat kembali apa yang tradisional yang
Faktor yang berhubungan: dijelaskan perawat ada disekitar
- Keterbatasan kognitif atau tim kesehatan rumah
- Kesalahan dalam memahami lainnya.
informasi yang ada
- Kurang perhatian di dalam
belajar
- Kurang kemampuan
mengingat kembali
- Kurang familiar dengan
sumber-sumber informasi

D. Implementasi Keperawatan
No Tgl dan waktu Diagnosa keperawatan Implementasi
1 Ketidakefektifan pola 1. Memonitor TD, Nadi, RR, dan suhu
napas berhubungan Hasil:
dengan TTV:
ketidakmampuan N: 86x/menit
keluarga dalam P: 18x/menit
mengenal masalah S: 36,7ºc
kesehatan gagal TD: 140/80 mmHg
jantung secara 2. Memonitor frekuensi dan irama
terperinci prnapasan
Hasil:
Frekuensi pernapasan 18x/menit, irama
pernapasan teratur
3. Menganjarkan kepada pasien teknik
mengatasi sesak apabila terjadi
kekambuhan, seperti relaksasi napas
dalam dan posisi tidur semi fowler
untuk memaksimalkan ventilasi
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di ajarkan
4. Menganjurkan pasien untuk
menghindari faktor penyebab
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di ajarkan
2 Intoleransi aktivitas 1. Mengkaji tingkat kemampuan dan
berhubungan dengan aktivitas klien
ketidakmampuan Hasil:
keluarga merawat Klien tidak mampu beraktivitas seperti
anggota keluarg ayang biasanya dikarenakan masalah
sakit kesehatan
2. Mendiskusikan bersama keluarga dan
pasien mengenai pengguna alat bantu
aktivitas seperti tongkat dan lan
sebagainya
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di diskusikan
3. Mendiskusikan bersama keluarga
mengenai kondisi rumah yang dapat
menyebabkan intoleransi aktivitas
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di diskusikan
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap
membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang dianjurkan
5. Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya nutrisi yang baik
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di ajarkan
3 Defisiensi 1. Mengkaji pengetahuan pasien dan
pengetahuan keluarga mengenai penyakit gagal
berhubungan dengan jantung
ketidakmampuan Hasil:
keluarga dalam Klien dan keluarga mengatakan belum
mengenal masalah mengerti secara rinci mengenai
kesehatan gagal penyakit gagal jantung
jantung secara 2. Menjelaskan pengertian gagal jantung
terperinci Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang dijelaskan
3. Menjelaskan tanda dan gejala gagal
jantung
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang dijelaskan
4. Menjelaskan cara mencegah
kekambuhan penyakit gagal jantung
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apayang dijelaskan
5. Mengajarkan cara menangani penyakit
gagal jantung dengan menggunakan
tanaman tradisional yang ada disekitar
rumah
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahamiapa yang diajarkan
1 Ketidakefektifan pola 1. Memonitor TD, Nadi, RR, dan suhu
napas berhubungan Hasil:
dengan TTV:
ketidakmampuan N: 82x/menit
keluarga dalam P: 20x/menit
mengenal masalah S: 36,5ºc
kesehatan gagal TD: 140/80 mmHg
jantung secara 2. Memonitor frekuensi dan irama
terperinci pernapasan
Hasil:
Frekuensi pernapasan 18x/menit, irama
pernapasan teratur
3. Mendiskusikan bersama keluarga
mengenai kondisi rumah yang dapat
menyebabkan intoleransi aktivitas
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di diskusikan
4. Menganjurkan keluarga untuk tetap
membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang di anjurkan
5. Memberikan penyuluhan tentang
pentingnya nutrisi yang baik
Hasil:
Klien dan keluarga mengerti dan
memahami apa yang diajarkan
E. Evaluasi
No Tgl dan waktu Diagnosa Evaluasi
keperawatan
1 28/11/2019 Ketidakefektifan pola S:
10.00 WITA napas berhubungan - Keluarga mengatakan Tn. F
dengan mengalami sesak napas saat
ketidakmampuan penyakitnya kambuh
keluarga dalam - Ny. K mengatakan Tn. F memiliki
mengenal masalah riwayat penyakit gagal jantung
kesehatan gagal - Tn. F mengatakan cepat lelah saat
jantung secara beraktivitas
terperinci - Tn. F mengatakan terkadang sulit
untuk bernapas
O:
- TTV:
N: 86x/menit
P: 18x/menit
S: 36,7ºc
TD: 140/80 mmHg
- Frekuensi pernapasan 18x/menit,
irama pernapasan teratur
- Keluarga dan pasien menyimak
penjelasan dan penyuluhan dengan
baik
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2 28/11/2019 Intoleransi aktivitas S:


10.22 WITA berhubungan dengan - Ny. K mengatakan Tn. F tidak
ketidakmampuan mampu lagi beraktifitas seperti
keluarga merawat biasanya
anggota keluarga - Keluarga Tn. F mengatakan pasien
yang sakit gagal tidak mampu lagi beraktivitas
jantung seperti biasanya dikarenakan
mudah lelah dan sesak
- Tn. F mengatakan sebagian
aktivitasnya sehari-hari dibantu
oleh Ny. K beserta anak dan
cucunya
O:
- Tn. F menggunakan tongkat saat
beraktivitas
- Tn. F tidak mampu lagi
beraktivitas seperti biasanya
- Sebagian aktivitas sehari-hari Tn.
F dibantu oleh Ny. K beserta anak
dan cucunya

3 28/11/2019 Defisiensi S:
10.30 WITA pengetahuan - Keluarga dan pasien mengatakan
berhubungan dengan tidak mengerti secara rinci tentang
ketidakmampuan penyakit yang diderita Tn. F
keluarga dalam - Tn. F mengatakan pernah
mengenal masalah mendengar tentang penyakitnya
kesehatan (gagal tapi hanya sekedar tahu dan belum
jantung) secara paham
terperinci - Ny. K mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan
mengenai penyakit yang diderita
Tn. F
O:
- Keluarga dan pasien menyimak
penjelasan dan penyuluhan dengan
baik
- Keluarga Tn. F tidak mampu
menjelaskan secara rinci mengenai
penyakit gagal jantung yang di
derita Tn. F
- Keluarga Tn. F selalu bertanya-
tanya kepada mengenai penyakit
yang di deritaTn. F
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5
1 29/11/2019 Ketidakefektifan pola S:
10.00 WITA napas berhubungan - Keluarga mengatakan Tn. F
dengan mengalami sesak napas saat
ketidakmampuan penyakitnya kambuh
keluarga dalam - Ny. K mengatakan Tn. F memiliki
mengenal masalah riwayat penyakit gagal jantung
kesehatan gagal - Tn. F mengatakan cepat lelah saat
jantung secara beraktivitas
terperinci - Tn. F mengatakan terkadang sulit
untuk bernapas saat penyakitnya
kambuh
O:
- TTV:
N: 82x/menit
P: 20x/menit
S: 36,5ºc
TD: 140/80 mmHg
- Frekuensi pernapasan 18x/menit,
irama pernapasan teratur
- Keluarga dan pasien menyimak
penjelasan dan penyuluhan dengan
baik
- Keluarga dan pasien mampu
melakukan apa yang sudah
diajarkan
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Pertahankan intervensi 1, 2, 3, 4

2 29/11/2019 Intoleransi aktivitas S:


10.28 WITA berhubungan dengan - Keluarga klien mengatak klin
ketidakmampuan diberikan tongkat agar lebih
keluarga merawat mudah saat berjalan untuk
anggota keluarg yang mencegah resiko jatuh
sakit gagal jantung - Keluarga klien mengatakan klien
dibantu sebagian dalam kebutuhan
sehari-hari
- Keluarga mengatakan nutrisi yang
baik sangat berguna bagi
kebutuhan Tn. F
O:
- Keluarga dan klien menyimak
penjelasan dengan baik
- Pasien dibantu dalam
kebutuhan sehari-hari seperti
mengambilkan makan dan
minum
A:
- Tujuan tercapai
P:
- Pertahankan intervensi 1,2,3,4,5

3 29/11/2019 Defisiensi S:
10.32 WITA pengetahuan - Keluarga dan pasien mampu
berhubungan dengan menjelaskan kembali apa yang
ketidakmampuan sudah didiskusikan bersama
dalam mengenal sebelumnya
masalah kesehatan - Keluarga mengatakan gagal
(gagal jantung) secara jantung adalah ketidakmampuan
terperinci jantung memompa darah secara
maksimal
- Klien dan keluarga mengatakan
tanda dan gejala gagal jantung
adalah sesak napas, kelelahan
denyut jantung cepat, mudah lelah
- Klien dan keluarga mampu
menjelaskan cara penanganan
gagal jantung menggunakan
tanaman tradisional yang ada
disekotar kita:
Daun sirsak disiapkan 5 lembarlalu
rebus di air yang mendidih, tunggu
hingga air berubah warna, tiriskan
lalu dinginkan
O:
- Keluarga dan klien menyimak
penjelasan dan penyuluhan yang
diberikan degan baik
- Keluarga dan klien mampu
melakukan apa yang sudah
diajarkan dengan baik
A:
- Tujuan tercapai sesuai rencana
- Masalah teratasi
P:
- Pertahankan intervensi 1, 2, 3, 4, 5

Anda mungkin juga menyukai