PENDAHULUAN
mengadopsi dan berpraktek gaya hidup dan pola makan tidak sehat. Pola
makan mengarah ke sajian siap santap yang mengandung lemak dan garam
tinggi serta didukung dengan kurang aktivitas, tingkat stress yang tinggi, dan
ke jantung. Darah membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel-sel pada
koroner, hipertensi, dan stroke. Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang
kematian). Secara global, PTM menjadi penyebab kematian nomor satu setiap
Akper Pangkalpinang | 1
berkisar sebesar 4% di negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% di
Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi
yang disebabkan satu atau beberapa factor risiko yang tidak berjalan
(Majid, 2018)
dua yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti obesitas, kurang
aktivitas fisik, konsumsi tembakau, diet yang tidak sehat, alcohol, stress,
Pravelensi hipertensi saat ini secara global sebesar 22% dari total
sebesar 27%. Asia tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan pravelensi
Akper Pangkalpinang | 2
Pravalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia >18 tahun sebesar 34,11%. Hasil rikesdas 2018 menunjukkan
ke-17 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia . Dan provinsi Papua memiliki
2019)
jantung, stroke, gagal ginjal, mata, otak, dan dapat menyebabkan kematian
yang tinggi dan pentingnya peran perawat sebagai educator (pendidik) yang
yang perlu pasien dan keluarga lakukan guna memulihkan atau memelihara
Akper Pangkalpinang | 3
1.3 Tujuan Studi Kasus
hipertensi
Akper Pangkalpinang | 4
1.4 Manfaat Studi Kasus
penyakit hipertensi
Akper Pangkalpinang | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ouncak (Apex) kedepan lateral kiri dan basis posterior. Beratnya (tanpa
Akper Pangkalpinang | 6
sewaktu Cositractie adalah tinju (12,5 x 3,5 x 2,5 cm) (Manurung,
2018).
(alas) berada di atas. Beratnya 250-350 gram pada orang dewasa. Ada
(Manurung, 2018).
lapisan yaitu :
secara ritmik.
Akper Pangkalpinang | 7
2. Myokardium (Lapisan tengah)
implus pada setiap sel otot jantung. Antara sintisium atrium dan
a. Atrium
selanjutnya ke paru.
Akper Pangkalpinang | 8
2. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua
b. Ventrikel
ventrikel.
sebagai berikut :
1. Katup Atrioventrikuler
Akper Pangkalpinang | 9
ventrikel kiri mempunyai dua buah katup mitral. Katup
2. Katup Semilunar
diastole ventrikel.
Akper Pangkalpinang | 10
Manurung (2018) Menjelaskan bahwa ad beberapa bunyi jantung
yaitu:
nyaring.
III Bunyi lemah dan rendah. Pada individu mud aini bertepatan
hipertropiventrikel.
dan berulang 60-100 kali per menit, normalnya berkisar 70 kali per
menit. Jika jantung berdenyut kurang dari 60 kali per menit disebut
Akper Pangkalpinang | 11
Manurung (2018) menjelaskan bahwa Peristiwa mekanis dari
a. Mid Diastole
semilunaris tertutup.
b. Diastole Lanjut
c. Sistole Awal
d. Sistole Lanjut
e. Diastole Awal
Akper Pangkalpinang | 12
Repolarisasi menyebar melalui miokardium ventrikel dan
c. Sinus Conaria
d. Trunkus Pulmonalis
paru.
e. Vena Pulmonalis
Akper Pangkalpinang | 13
Vena Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang
f. Aorta Asendens
g. Aorta Desendens
bawah.
Akper Pangkalpinang | 14
anatomis. Tempat ini dikenal dengan sebutan kruks jantung dan
AVN.
kanan.
atrium kanan.
Akper Pangkalpinang | 15
c. Sinus koronarius dan cabangnya merupakan system vena yang
2.1.2 Definisi
darah antara 100/70 mmHg – 140/80 mmHg yang biasa terjadi pada
orang dewasa normal, tekanan darah seperti ini dapat di alami kapan
pun.
sistolik dan tekanan darah diastolic lebih dari 140/90 mmHg, dimana
Akper Pangkalpinang | 16
2.1.3 Etiologi
akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi
Akper Pangkalpinang | 17
secara lebih kuat dan dengan menghasilkan tekanan yang lebih besar
ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk
2.1.4 Patofisiologi
Sejumlah kecil klien antara 2-5% memiliki penyakit dasar ginjal atau
1) Arterosklerosis
Akper Pangkalpinang | 18
3) Beroreseptor
4) Renin secretion
5) Renal exoretion
Akper Pangkalpinang | 19
selanjutnya merusak pembuluh darah dan menggagalkan
Akper Pangkalpinang | 20
2.1.5 Klasifikasi
Akper Pangkalpinang | 21
2.1.6 Manifestasi Klinis
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
darah, dan kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
(Majid, 2018)
Akper Pangkalpinang | 22
2. Perubahan retina dengan pendarahan, eksudat, arteriol yang
kemudian.
berkembangnya hipertensi :
Akper Pangkalpinang | 23
Konsumsi alcohol berlebihan
Stress
Apnea tidur
Diabetes
2.1.8 Komplikasi
tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut
2.1.8.2 Jantung
2.1.8.3 Otak
Akper Pangkalpinang | 24
2.1.8.4 Ginjal
tubuh.
2.1.8.5 Mata
1) Urinalis
ekokardiogram
2.1.10 Penatalaksanaan
Akper Pangkalpinang | 25
Menurut Dalimartha, et al (2008) dalam Manurung (2018),
hipertensi yaitu :
5 mmH
1
garam menjadi sendok teh/hari, dapat menurunkan
2
Akper Pangkalpinang | 26
tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic
/ hari ) dengan cara konsumsi diet tinggi buah dan sayur dan
5. Menghindari Merokok
Akper Pangkalpinang | 27
Nikotin dalam tembakau membuat jantung bekerja lebih
kebiasaan merokok.
6. Penurunan Stress
darah.
sebagai berikut:
Akper Pangkalpinang | 28
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan
gejala hipoglikemia
lemas.
Akper Pangkalpinang | 29
Akper Pangkalpinang | 30
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis
2.2.1.1Data biografi
2.2.1.2Riwayat Kesehatan
kepala terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan
1. Aktivitas / istirahat
takipnea
Akper Pangkalpinang | 31
2. Sirkulasi
3. Entegritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
Akper Pangkalpinang | 32
Gejala : Angina, nyeri yang hilang timbul pada tungkai, sakit
8. Pernafasan
9. Keamanan
atau hormon.
data dan interpretasi data melalui pengkajian yang benar dan lengkap
Thoyibah, 2020)
Akper Pangkalpinang | 33
Menurut Manurung (2018), diagnosa keperawatan yang muncul
miokard
pertahanan primer
Akper Pangkalpinang | 34
Akper Pangkalpinang | 35
Akper Pangkalpinang | 36
Akper Pangkalpinang | 37
Akper Pangkalpinang | 38
Akper Pangkalpinang | 39
Akper Pangkalpinang | 40
Akper Pangkalpinang | 41
Akper Pangkalpinang | 42
Akper Pangkalpinang | 43
Akper Pangkalpinang | 44
Akper Pangkalpinang | 45
Akper Pangkalpinang | 46
Akper Pangkalpinang | 47
Akper Pangkalpinang | 48
2.2.4 Implementasi Keperawatan
(Setiadi, 2012).
Akper Pangkalpinang | 49
a. Independen
Kesehatan klien .
b. Interdependent
dan dokter
Akper Pangkalpinang | 50
2. Pemberian infus, kapan infus tersebut dipasang, akibat
c. Dependent
Akper Pangkalpinang | 51
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah pengetahuan klien
sehingga perlu :
Akper Pangkalpinang | 52
2.2.5.3. Jenis Evaluasi
jenis yaitu:
klien.
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Analisis
kemunduran.
P : Perencanaan
Akper Pangkalpinang | 53
2) Evaluasi Akhir (Sumatif)
S : Data Subjektif
O : Data Objektif
A : Analisis
kemunduran.
P : Perencanaan
Akper Pangkalpinang | 54
I : Implementasi
E : Evaluasi
teratasi
R : Reassesment
Akper Pangkalpinang | 55
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah individu dengan kasus yang diteliti secara rinci dan mendalam.
Adapun subjek penelitian yang diteliti berjumlah dua pasien dengan kasus
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas
90 mmHg , dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau
Akper Pangkalpinang | 56
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan
Rin) awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat,
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensive individu, yang
Lokasi pada studi kasus ini yaitu di lingkungan tempat tinggal penulis.
Akper Pangkalpinang | 57
3.6. Pengumpulan Data
yaitu :
Akper Pangkalpinang | 58
3.7. Instrumen Pengumpulan Data
Studi kasus ini menyajikan data secara terstruktur dan dapat disertai
dengan ungkapan verbal dari pasien atau keluarga pasien yang mengalami
pneumonia.
klien. Jika klien dan keluarga setuju makan form informed consent di
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
Akper Pangkalpinang | 59
3.9.3. Kerahasiaan ( Confidentiality)
Akper Pangkalpinang | 60
DAFTAR PUSTAKA
Alhuda, T.R., Prastiwi, S., & Dewi, N. (2018). Hubungan Antara Pola Makan
dan Gaya Hidup Dengan Tingkatan Hipertensi Pada Middle Age 45-59 Tahun Di
wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Jurnal Nursing News, 3 (1).
http://www.unitri.ac.id
Haryani., Hardiani, S., & Thoyyibah, Z (2020). Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Dengan Risiko Tinggi. Jakarta: Trans Info Media.
Hidayat, A.A. (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Herdman, T. H & Kamitsuru. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definisi
dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: ECG
Infodatin Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019.
Majid, A. (2018). Asuhan Keperawatn Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
Nanda NIC NOC. Jakarta: Trans Info Media.
Martiningsih., & Haris, A. (2019). Risiko Penyakit Kardiovaskuler pada Peserta
Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) Di Puakesmas Kota Bima.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 22 (3), 200-208. http://www.jki.ui.ac.id .
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing
jogjakarta
Pokja SDKI, 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.
Profil Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 2019.
Rahmayani, S.T. (2019, Agustus). Faktor-Faktor Risiko Kejadian Hipertensi
Primer pada Usia 20-55 Tahun Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD 45
Kuningan. Syntax Idea, 01 (4). http://www.jurnal.syntax-idea.co.id .
Setiadi. (2012) Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wijaya, A.S., & Putri, Y.M (2013). Keperawtan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Akper Pangkalpinang | 61