Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

M DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : ASAM URAT
DI MEJASEM TIMUR RT 07/ RW 01 KECAMATAN
KRAMAT KABUPATEN TEGAL

Disusun Oleh:
Siti Awaliyah Ulfa
D1017059

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Slawi-52416
Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar
purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang
yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit asam urat cenderung
diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan
usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006). Kadar
normal asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk pria
( Krisnatuti, 2008).
Alexander (2010) menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika
serikat meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990
dan 1999, dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi
asam urat pada populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4%, dengan puncak
lebih dari 7% pada pria berusia 75 tahun.
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo
Jakarta, penderita penyakit gout dari tahun ke tahun semakin meningkat dan
terjadi kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti
dengan hasil rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan
yaitu pada tahun 1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1 kasus
umur 2-25 tahun, 12 kasus umur 30-50 tahu, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada
tahun 1995 jumlah kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2
kasus umur 2-25tahun, 40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun
( Krisnatuti, 2010).
Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada
penduduk di daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha
sebesar 29,2 % pada tahun 2013 dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan
mengonsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat
urine berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah (Anonim,
2009).
Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah
persendian tulang. Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa
sakit tersebut diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut
ternyata disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian. Tingginya
kadar asam urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang
merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan
kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar
penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,
2011).
Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat
dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja. Salah satu cara
mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak
mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan
melakukan program diet yang baik, dapat membantu meringankan gangguan
penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2016).
Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan
bahwa kejadian peningkatan kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan
diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat (Alexander, 2010).
Asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin
disertai asupan cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti
dapat mengurangi risiko terserang asam urat dibandingkan dengan orang yang
memakan segala jenis makanan (Roswitha, 2013).
Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk
menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan
konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. Tetapi
jika  sudah terlanjur mengalami penyakit ini,langkah terpenting adalah
semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kaya
akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai kepatuhan diet tidak akan
membuahkan hasil pengobatan yang baik karena produksi asam urat tetap tinggi
(Suarthana, 2008).
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap diet,
diantaranya umur seseorang, jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan,
pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan yang diterima dari
fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien
menjalankan diet, jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh
terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan dirinya dalam kondisi sehat
mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan
(Suharto, 2010).
Berdasarkan data di Puskesmas PB II Selayang Medan pada Tahun 2013
didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6 %. Sedangkan
pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember  pada Tahun 2014 didapat 50
dari 160  pasien menderita asam urat atau 45 %. Ketika dilakukan wawancara
kepada 10 orang yang menderita asam urat, 6 orang diantaranya tidak tahu tentang
asam urat dan menganggap penyakit asam urat adalah penyakit biasa dan tidak
berbahaya. Sehingga penulis tertarik untuk menjadikan keluarga Ny. K dengan
masalah Asam Urat menjadi keluarga binaan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis ingin mendapatkan pengalaman nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita
asam urat dengan menggunakan proses keperawatan, bagi keluarga dapat
meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga
dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga dengan salah
satu anggota keluarga yang menderita asam urat, mengetahui faktor-faktor
penghambat dan pendukung dalam perawatan kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
yang dialami salah satu anggota keluarga yang menderita penyakit asam
urat.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya yang
menderita asam urat.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarganya yang menderita asam urat.
e. Dapat memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung peningkatan
kesehatan.
f. Dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk
meningkatkan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal ditempat dibawah
suatu atap dalam kesadaran saling ketergantungan (Departemen Kesehatan
RI, 2008).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Saluicion
G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 2009).

2. Struktur Keluarga
a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun.
b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal  : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga kawinan  : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

3. Tipe/Bentuk Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya, nenek,
kakek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga berantai (seriel family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
f. Keluarga kabitas (cohabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.

4. Peranan Keluarga
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga. Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dan lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.Disamping itu juga ibu
juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memerikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Fungsi Pokok Keluarga terhadap Anggota Keluarga
a. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepala anggota sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesalahannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka
anak-anak yang sehat, baik fisik, sosial, mental dan spiritual.
c. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

B. ASAM URAT
1. Pengertian Asam Urat
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki
bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2015).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh
penumpukan asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2015).
Jadi, Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik
dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan
asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

2. Klasifikasi Asam Urat


Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative,
dimanameningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang
disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat
langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat
penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan
metabolisme purin atau gangguan ekresi asam urat urin karena sebab
genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan genetik yang dapat
diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin guanine
phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP
(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi
hanya 1 % saja.
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan
pemecahan purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat.
Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan karena pembentukan asam
urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses
penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai
penyakit yang penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan
hiperurisemia karena produksi yang berlebihan atau penurunan ekskresi
asam urat di urin.

3. Etiologi Asam Urat


Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
a. Faktor  genetik seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkanasam urat berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat,
atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi,gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
c. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
d. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat
seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta
zolamid dan etambutol.
e. Pembentukan asam urat yang berlebih
f. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
g. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih
karana penyakit lain, seperti leukimia.
h. Kurang asam urat melalui ginjal
i. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal
yang sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan
oleh karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal
ginjal kronik.

4. Tanda Dan Gejala Asam Urat


Manisfestasi  sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan
kristal yang menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan
lunak,serta kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan
assam urat dalam traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di
kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak
diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95
persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya
sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada priahiperurisemia
biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-
tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan
lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah
putihmeningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang
paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya
dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari
suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat
dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal
urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi
serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi
asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi
peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran
asam urat dari serum.
Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-
kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu
leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme
peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh
letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin
merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat
endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter
kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik
timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta
gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum.
Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon
Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan
helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid
nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering
dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat
hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara
memadai.

5. Patofisiologi Asam Urat


Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh
pembentukan berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun
keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin. Secara normal,
metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur
penghematan (salvage pathway).
a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat,
asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian
mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang
mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan
amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme
inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya
untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui
basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.
Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa
purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP
untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini
dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase
(HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi
secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal.
Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron
distal dan dikeluarkan melalui urin.

6. Pathway
7. Pemeriksaan Penunjang Asam Urat
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg
% normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureua dan kratinin
1) kadar  ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
2) kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
a. Inspeksi
1) Deformitas
2) Eritema
b. Palpasi
1) Pembengkakan karena cairan / peradanagn
2) Perubahan suhu kulit
3) Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
4) Nyeri tekan
5) Krepitus
6) Perubahan range of motion

8. Diagnosis Asam Urat


Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism
Association (ARA), yaitu: 
1) Terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi
2) Terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,
3) Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari 1 kali
c. Artritis monoartikular
d. Sendi yang terkena bewarna kemerahan
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1
f. Serangan pada sendi tarsal unilateral
g. Adanya tofus
h. Hiperurisemia
i. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetris
j. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosi
k. Kultur bakteri cairan sendi negatif

9. Pengobatan Asam Urat


Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
a. Medikasi
1) Pengobatan serangan akut dengan Colchine 0,6 mg PO, Colchine 1,0
– 3,0 mg (dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
2) Terapi farmakologi (analgetik dan antipiretik)
3) Colchines (oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari
Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.
4) Nostreoid, obat – obatan anti  inflamasi ( NSAID ) untuk nyeri dan
inflamasi.
5) Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan
untuk mencegah serangan.
6) Uricosuric untuk meningkatkan eksresi asam urat dan menghambat
akumulasi asam urat.
7) Terapi pencegahan dengan meningkatkan eksresi asam urat
menggunakan probenezid 0,5 g/hrai atau sulfinpyrazone ( Anturane )
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
b. Perawatan
1) Anjurkan pembatasan asupan purin : Hindari makanan yang
mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah, ginjal, usus ),
sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang, dan
daun melinjo.
2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus
benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi
dan berat badan.
3) Anjurkan asupa tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong,
roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh penderita gangguan asam
urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
4) Anjurkan asupan rendah protein, rendah lemak.
5) Anjurkan pasien untuk banyak minum.
6) Hindari penggunaan alkohol.

10. Pencegahan Asam Urat


a. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal,      usus), Sarden, Kerang, Ikan
herring,Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
b. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan,
berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bias
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.
c. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, rotidan
ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam uratkarena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
d. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya
hati,ginjal, otak, paru dan limpa.
e. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persendari
total kalori.
f. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,dan
jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
g. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat
mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alcohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.

11. Komplikasi Asam Urat


Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga
komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut
dan kronis akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan
gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada suasana pH urin
yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan
mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan
bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari
penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat kemoterapi tumor.
Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
Penumpukan jangka panjang dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan
gangguan ginjal kronik.
C. Askep Keluarga dengan Asam Urat
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan
keluarga. Data yang diperoleh  dari pengkajian :
a. Berkaitan dengan keluarga
1) Data demografi dan sosiokultural
2) Data lingkungan
3) Struktur dan fungsi keluarga
4) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5) Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosio
5) Spiritual

Adapun tujuan pengkajian menurut Suprijno (2014) yang berkaitan


dengan tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu :
a. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.
Hal ini perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari
masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga.
b. Mengetahui kemamupuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang :
1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah
2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami?
4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga?
5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung
(negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada
anggota keluarga?
6) Apakh keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau
fasilitas pelayanan kesehatan?
7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga
kesehatan?
8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan
yang tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi
masalah kesehatan?
c. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan  keluarga merawat
anggota keluarga yang  sakit, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota
keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelah
tindakan dan cara perawatannya)
2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakukan
anggota keluarga
3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk
merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga
(anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial)
5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit
atau membutuhkan bantuan kesehatan
d. Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat, perlu dikaji tentang :
1)    Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga
disekitar lingkungan rumah
2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan
3) Pengetahuan keluarga dan sikap keluarga terhadap sanitasi
lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan
4) Pengetahuan keluarga tetang upaya pencegahan penyakit yang
dapat dilakukan oleh keluarga
5) Kebersamaan anggota keluaga untuk meningkatkan dan
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga
e. Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji tentang :
1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan
kesehatan yang dapat dijangkau keluarga
2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh
dari fasilitas kesehatan
3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas
kesehatan melayani
4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang
melayani?
5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila
tidak dapat apakah penyebabnya ?

2. Diagnosa Keperawatan
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada kasus asam urat adalah :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat yang terjadi pada
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
arti, tanda atau gejala penyakit asam urat.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit asam urat berhubungan dengan keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah asam urat.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan asam urat
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pencegahan dan perawatan asam urat
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi
lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit asam urat berhubungan
dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan
terhadap faktor pencetus asam urat.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan 
guna perawatan dan pengobatan asam urat berhubungan dengan sikap
keluarga yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan
atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang
ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit asam urat.

Menentukan Diagnosa Keperawatan :


Sebelum menentukan diagnosa keperawatan tentu harus menyusun
prioritas masalah dengan menggunakan proses skoring seperti pada tabel 2.1
berikut : Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Balion dan Maglaya, 1978.
No Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat masalah :
a.   Tidak/kurang sehat 3 1
b.   Ancaman kesehatan 2
c.   Krisis 1

2. Kemungkinan masalah dapat 2


diubah 2
a.   Dengan mudah 1
b.   Hanya sebagian 0
c.   Tidak dapat
3. 1
Potensi masalah untuk diubah 3
a.   Tinggi 2
b.   Cukup 1
c.   Rendah
4. 1
Menonjolnya masalah 2
a.   Masalah berat harus ditangani 1
b.   Masalah yang tidak perlu
segera ditangani 0
c.   Masalah tidak dirasakan

Skoring
1) Tentukan jumlah skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

3. Perencanaan (Intervensi Keperawatan)


Perencanaan yang dapat dilakukan pada Asuhan Keperawatan keluarga
dengan asam urat ini adalah sebagai berikut (Mubarak, 2012) :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat yang terjadi pada
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
arti, tanda atau gejala penyakit asam urat.
Sasaran      : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan
mengerti  tentang penyakit asam urat.
Tujuan       :  Keluarga mengenal masalah penyakit asam urat setelah dua
kali kunjungan rumah
Kriteria      :  Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit
asam urat
Standar      :  Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda
dan gejala penyakit asam urat, serta pencegahan dan
pengobatan penyakit asam urat secara lisan.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit asam urat
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit asam urat
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk


mengatasi penyakit asam urat berhubungan dengan keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah asam urat.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui
akibat lebih lanjut dari penyakit asam urat
Tujuan      :  Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga dengan asam urat setelah tiga kali
kunjungan rumah
Krteria      : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat
mengambil tindakan yang tepat dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
Standar      :  Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat
asam urat dan dapat mengambil keputusan yang tepat
Intervensi :
1) Diskusikan tentang penyakit asam urat
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita asam urat
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan asam urat
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pencegahan dan perawatan asam urat
Sasaran       :  Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat
anggota   keluarga yang menderita asam urat
Tujuan       : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap
anggota keluarga yang menderita asam urat setelah tiga kali
kunjungan rumah
Kriteria      : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan
dan perawatan penyakit asam urat
Standar      : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga
yang menderita asam urat
Intervensi :
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit asam urat
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat ventilasi rumah yang baik
khususnya untuk anggota keluarga yang menderita asam urat

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit asam urat berhubungan
dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan
terhadap faktor pencetus asam urat
Sasaran      : Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang
pengaruh lingkungan terhadap penyakit asam urat
Tujuan       : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
menunjang penyembuhan dan pencegahan setelah tiga kali
kunjungan rumah
Kriteria      : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh
lingkungan terhadap proses penyakit asam urat
Standar      : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit asam urat
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit asam urat misalnya :
a) Jaga kebersihan lingkungan rumah agar bebas dari resiko tertular
kepada orang lain
b) Gunakan alat pencegah tertular kepada oranglain misalnya
masker
c) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan 
guna perawatan dan pengobatan asam urat berhubungan dengan sikap
keluarga yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan
atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang
ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit asam urat.
Sasaran      : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
Tujuan       : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan
yang tepat untuk mengatasi penyakit asam urat setelah dua
kali kunjungan rumah
Kriteria      : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka
harus meminta pertolongan untuk perawatan dan pengobatan
penyakit asam urat
Standar      : Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan secara tepat
Intervensi :
Jelaskan kepada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan asam urat.

4. Pelaksanaan Rencana Keperawatan/Implementasi


Menurut Mubarak (2012), tahapan dimana perawat mendapatkan
kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat.
Implementasi yang dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga
dengan asam urat, yaitu :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat yang terjadi pada
keluarga berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
arti, tanda atau gejala penyakit asam urat
1) Menjelaskan arti penyakit asam urat
2) Mendiskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit asam urat
3) Menanyakan kembali apa yang telah didiskusikan
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi penyakit asam urat berhubungan dengan keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah asam urat.
1) Mendiskusikan tentang penyakit asam urat
2) Menanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota
keluarga yang menderita asam urat
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan asam urat
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pencegahan dan perawatan asam urat.
1) Menjelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit asam urat
2) Menjelaskan pada keluarga tentang manfaat ventilasi rumah yang baik
khususnya untuk anggota keluarga yang menderita asam urat

d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit asam urat  berhubungan
dengan kurangnya pemahaman keluarga tentang pengaruh lingkungan
terhadap faktor pencetus asam urat.
1) Mengajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit asam urat misalnya :
a) Menjaga kebersihan lingkungan rumah agar bebas dari resiko
tertular kepada orang lain.
b) Menggunakan alat pencegah tertular kepada oranglain misalnya
masker
c) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah
dijelaskan                       
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan 
guna perawatan dan pengobatan asam urat berhubungan dengan sikap
keluarga yang kurang tepat terhadap pelayanan atau petugas kesehatan
atau kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya segera datang
ke tempat pelayanan kesehatan untuk pengobatan penyakit asam urat.
1) Menjelaskan kepada keluarga ke mana mereka dapat meminta
pertolongan untuk perawatan dan pengobatan asam urat.

5. Melaksanakan Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan, tahap penilaian
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai (Mubarak, 2012).
Evaluasi yang diharapkan pada asuhan keperawatan keluarga dengan
asam urat adalah :
a. Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit asam urat
b. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga
dengan asam urat Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat
terhadap anggota keluarga yang menderita asam urat
c. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang
penyembuhan dan pencegahan
d. Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan untuk
mengatasi penyakit asam urat.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Identitas Umum Keluarga


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. M
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Mejasem Timur, RT 07 RW 01
No. Telpon :-

b. Komposisi Keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Tn. M L 32 KK Nelayan SD
2 Ny. J P 31 Istri Ibu rumah tangga SMP
3 An. T P 10 Anak Pelajar SD
4 An. F P 2,5 Anak - -

c. Genogram

Keterangan :
Laki-laki meninggal :
Perempuan meninggal :
Laki-laki hidup :
Perempuan hidup :
Tinggal satu rumah :
d. Type Keluarga
1. Jenis type keluarga
Jenis tipe keluarga dari Tn. M adalah Nuclear Family yang
terdiri dari bapak, ibu dan anak.
2. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak
bagaimana cara bersosialisasi dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya serta anak ke 2 dari Tn. M pada
bulan Maret 2018 telah dirawat di Rumah Sakit karena diare.
e. Suku Bangsa
1. Asal suku bangsa
Keluarga Tn. M berasal dari suku Jawa dan bangsa Indonesia
2. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Tidak ada budaya khusus dalam keluarga Tn. M yang
mempengaruhi kesehatan.
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada kepercayaan khusus yang mempengaruhi kesehatan,
semua anggota keluarga beragama islam. Jika anggota keluarga Tn. M
sakit biasanya langsung memeriksakannya ke dokter atau juga perawat
yang tinggal di dekat rumahnya serta selalu berdoa kepada Allah SWT.
g. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah
Dalam keluarga Tn. M yang mencari nafkah adalah Tn. M
sendiri yang bekerja sebagai nelayan.
2. Penghasilan
Penghasilan yang dihasilkan oleh Tn. M untuk keluarganya
dalam setiap bulannya kurang lebih Rp 1.500.000,-
3. Upaya lain
Selain nafkah dari Tn. M, Ny. J juga terkadang menjadi buruh
cuci untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan Rp
50.000,-
4. Harta benda yang dimiliki
Dirumah Tn. M terdapat TV, kompor gas, meja kursi, lemari 1
dan 2 buah sepeda motor.
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Dalam setiap bulan kebutuhan yang dikeluarkan seperti untuk
makan, bayar listrik, biaya sekolah perbulan, biaya membeli susu.
Sedangkan untuk kebutuhan yang dikeluarkan perharinya adalah
untuk uang saku sekolah An.T sebesar Rp 3000,-.
h. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi yang digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton TV bersama serta berbincang-bincang bersama anak dan
cucunya setelah maghrib dirumah. Keluarga Tn. M jarang untuk pergi
berekreasi ke tempat wisata dikarenakan anak-anaknya sudah mempunyai
keluarga masing-masing serta menantunya yang bekerja di luar kota.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. M dan Ny. J memiliki dua orang anak berumur 10
tahun dan 2,5 tahun dan berencana memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn.
M dan Ny. J berada pada tahap perkembangan dengan anak usia sekolah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Saat ini keluarga Tn. M dan Ny. J sebagai keluarga yang memiliki
dua anak tetapi anak pertama Tn. M dan Ny. J yang sudah sekoah kelas 4
SD masih belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan PR
dari sekolah, karena Tn. M bekerja sebagai nelayan yang pulang 3 bulan
sekali dan Ny. J sebagai IRT yang kadang juga sebagai buruh cuci serta
memiliki anak yang masih kecil yaitu adik dari An. T. Sehingga Ny. J
merasa tidak mampu untuk membantu anaknya untuk mengerjakan PR
dari sekolah.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny. J memiliki riwayat asam urat dari ibunya dan anak
pertama yaitu An. T pernah menderita penyakit maag 2 tahun yang
lalu, serta anak keduanya yaitu An. F juga pada bulan Maret 2018
telah dirawat di Rumah Sakit karena diare. Sedangkan Tn. M tidak
menderita penyakit berat, hanya kadang terkena flu, batuk, atau
pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Ibu dari Ny. J mempunyai riwayat penyakit asam urat dan
tidak ada keluarga Tn. M yang menderita penyakit diabetes
melitus, penyakit jantung, ataupun penyakit kronis lainnya.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Imunisasi
Tindakan
Keadaan (BCG/Polio/ Masalah
No Nama Umur BB yang telah
Kesehatan DPT/HB/ Kesehatan
dilakukan
Campak
1 Tn. M 32 th 52 Keadaan Tidak terkaji - -
Kg umum baik
2 Ny. J 31 th 50 Ny. J kadang Tidak terkaji Asam urat Istirahat
Kg merasa sangat dan minum
lelah setelah susu
kerja harus
membereskan
rumah, dan
mengurus
anak
keduanya.
3 An. T 10 th 33 Ny. J Tidak terkaji - Pergi ke
Kg mengatakan bidan
anak untuk
pertamanya memeriksa
jarang sakit, kan
kalaupun sakit kesehatann
hanya seperti ya
flu dan batuk
namun tidak
sering. Tetapi
An. T susah
untuk makan
sayur.
4 An. F 2,5 th 10 Ny. J Imunisasi Diare Pergi ke
kg mengatakan lengkap bidan
anak keduanya untuk
telah memeriksa
mengalami kan
diare dan kesehatann
sempat ya
dirawat di
Rumah Sakit
pada bulan
Maret 2018

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Jika anggota keluarga Tn. M ada yang sakit, biasanya
diperiksakan pada bidan yang rumahnya dekat dengan rumah Tn.
M dan juga keluarga Tn. M biasanya memeriksakan kesehatannya
pada dokter terdekat. Tn. M juga biasa membeli obat di apotek
jika kepalanya terasaada kelaurga yang menderita flu, batuk atau
pusing.
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Anak kedua dari Tn. M yaitu An. F pernah mengalami diare
dan sempat dirawat di Rumah Sakit selama beberapa hari. Ny. J
saat ini juga merasakan sering sakit pada bagian tumit kaki dan
setelah dicek asam uratnya mencapai 6,2 mg/dL.

III. Pengkajian Lingkungan


a. Karakteristik Rumah
1. Luas rumah : 9 x 6 m
2. Type rumah : permanen
3. Kepemilikan : milik pribadi
4. Jumlah dan ratio kamar/ruangan
Terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 1 dapur, 1
kamar mandi, 1 WC.
5. Ventilasi/jendela
Jendela rumah tertutup dan jarang dibuka, setiap kamar
memiliki jendela, ventilasi di tutup menggunakan triplek.
Pencahayaan saat siang hari kurang dikarenakan jendela dan ventilasi
selalu tertutup serta pintu rumah yang jarang dibuka.
6. Pemanfaatan ruangan
Ruangan di rumah Tn. M digunakan dengan baik sesuai dengan
fungsinya masing-masing.

7. Septic tank
Septic tank ada dan terletak di samping rumah serta tertutup rapi
dengan semen.
8. Sumber air minum
Air minum yang dikonsumsi oleh keluarga Tn. M sehari-hari
berasal dari air PAM.
9. Kamar mandi/WC
Terdapat 1 kamar mandi dan 1 WC yang tergabung. Lantai
kamar mandi dan WC masih terbuat dari semen dan kondisinya cukup
licin. Pintu dari kamar mandi dan WC juga hanya menggunakan tirai
kain, serta tempatnya yang tidak terlalu luas.
10. Sampah
Tempat pembuangan sampah berada di belakang rumah dan
biasanya sampah dikumpulkan kemudian dibakar.
11. Kebersihan lingkungan
Biasanya keluarga Tn. M membersihkan rumah 1 hari 2 kali
setiap pagi dan sore hari. Rumah Tn. M merupakan rumah bangunan
lama atau rumah lugu yang lantainya juga masih terbuat dari semen
dan kondisinya cukup kotor serta tampak berantakan.
12. Denah rumah

Dapur
Kamar
II

K
a
Ruang
m
Keluarga
ar
M Kamar
an I
di

Ruanng
Tamu

b. Karakteristik Tetangga dan Komunikasi RW


1. Kebiasaan
Setiap minggu Ny. J mengikuti pengajian PKK yang diadakan
setiap RW dan sesekali Ny. J keluar rumah atau bermain ketetangga
untuk bersilaturahmi atau berbincang-bincang.
2. Aturan/kesepakatan
Tidak ada aturan/kesepakatan tertentu di lingkungan rumah atau
tetangga Tn. M.
3. Kebersihan lingkungan
Di lingkungan rumah Tn. M seringkali ada sampah plastik
makanan. Tetapi yang lebih banyak terlihat adalah sampah dari daun-
daun yang sudah kering.
4. Budaya
Biasanya jika ada tetangga yang mempunyai acara tertentu, atau
misalkan akan membangun rumah, tetangga yang lain akan saling
membantu.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. M selama ini tinggal sebagai penduduk asli di Desa
Mejasem Timur Rt 07/Rw 01 dan tidak pernah pindah rumah.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny. J mengatakan setiap harinya hanya dirumah saja sebagai ibu
rumah tangga. Biasanya Tn. M berkumpul bersama anak pada malam hari
setelah maghrib untuk menonton TV dan berbincang-bincang bersama.
Ny. J juga mengikuti pengajian setiap hari sabtu di lingkungan rumahnya.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan saling mendukung
satu sama lain. Dukungan psikologi dan spiritual keluarga Tn. M juga
terpenuhi dengan baik. Sedangkan untuk fasilitas pendukung lain yaitu di
rumah Ny. J terdapat TV, kamar mandi dan WC.

IV. Struktur Keluarga


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Setiap hari anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan
menggunakan bahasa jawa dan menggunakan alat komunikasi seperti
telepon jika berkomunikasi dengan anggota keluarga yang jauh, serta
informasi lainnya didapat dari televisi dan radio.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. M dan Ny. J selalu
memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An. T dan An. F
jarang diikutsertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga,
karena An. T dan An. F dianggap masih terlalu kecil.
c. Struktur Peran
1. Tn. M
Formal : Kepala keluarga, suami, dan ayah
Informal : Orang yang dihormati dan pengambil keputusan
2. Ny. J
Formal : Ibu rumah tangga, istri, dan ibu
Informal : Orang yang penyayang, teman untuk anak – anaknya
3. An. T
Formal : Anak pertama
Informal : Belajar
4. An. F
Formal : Anak kedua
Informal : -
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu
Allah SWT, termasuk juga dengan sehat dan sakit. Keluarga percaya
bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, jika ada keluarganya yang sakit
maka dibawa ke dokter atau petugas kesehatan.

V. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Tn. M, Ny. J, An. T, dan An. F belum bisa melakukan peran
mereka masing-masing secara sempurna, Tn. M dn Ny. J belum bisa
membagi waktu untuk peran sebagai orang tua.
b. Fungsi sosialisasi
1. Kerukunan hidup dalam keluarga
Dalam keluarga Tn. M selalu mengedepankan kerukunan antar
anggota keluarga, tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
masalah pribadi. Tetapi anak pertamanya yaitu An. T jarang
mengikuti kegiatan dilingkungan rumahnya seperti pengajian dan An.
T juga masih merasa kesusahan dalam mengerjakan tugas dari
sekolahnya dan Tn. M maupun Ny. J tidak dapat membantu karena
merasa sibuk dengan pekerjaannya.
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Keluarga Tn. M biasanya berinteraksi mulai dari pagi hari
setelah bangun tidur. An. T setiap hari berangkat sekolah jadi biasanya
interaksi antar anggota keluarga dilakukan pada saat An. T pulang
sekolah terutama pada waktu sore hari dan setelah sholat maghrib
karena semua anggota keluarga berkumpul.
3. Anngota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam keluarga Tn. M yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah Tn. M. Walaupun sebelumnya tetap
dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan semua anggota keluarga.
4. Kegiatan keluarga waktu senggang
Biasanya keluarga Tn. M berbicang bersama saat mereka tidak
memiliki kesibukan masing-masing, dan biasanya hal ini dilakukan
pada saat An. T pulang sekolah serta setelah sholat maghrib.

5. Partisipasi dalam kegiatan sosial


Ny. J mengikuti pengajian dilingkungan rumahnya setiap hari
sabtu. Dan jika ada tetangga Ny. J yang sedang mempunyai hajat,
biasanya Ny. J ikut membantunya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya :
Menurut Ny. J keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya
masalah flu biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat :
Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke
dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk
mengatasi lelah
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan bidan dan ke rumah
sakit
d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak : Keluarga berencana memiliki satu anak lagi
b) Keterangan lain : Saat ini Ny. J menggunakan alat kontasepsi implan 3
tahun, perencanaan memiliki satu anak lagi nanti jika An. F sudah
besar.
e. Fungsi ekonomi
1. Upaya pemenuhan sandang pangan
Ny. J mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk
memenuhi sandang papan, dan pangan keluarga Tn. M.

2. Pemanfaatan sumber di masyarakat


Keluarga Ny.K tidak mempunyai pinjaman atau kredit di
koperasi desa atau pun di Bank.

VI. Stres dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek
Menurut Ny. J dirinya tidak tahu apakah suaminya sedang
mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari Ny. J sendiri yang jadi
stressor adalah takut kalau An. T takut jika salah pergaulan, dan An. T
juga sering mengatakan susah mengerjakan tugas sekolah, dan tidak bisa
menyelesaikannya.
b. Stressor jangka panjang
Ny. J mengatakan takut jika masalah ini berlarut-larut akan
membuat anaknya merasa tidak disayang oleh kedua orang tua.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Ny. J biasanya menghadapi masalahnya dengan diskusi.
d. Strategi koping
Bila ada permasalahan Ny. J biasanya membicarakannya dengan
Tn. M untuk mendapatkan jalan keluarnya.
e. Strategi adaptasi disfungsi
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam
terhadap anak dan memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan
masalah

VII. Keadaan Gizi Keluarga


a. Pemenuhan gizi
Gizi keluarga Tn. M terpenuhi dengan baik dibuktikan dengan setiap
hari keluarga Tn. M mengkonsumsi sayuran, seminggu dua kali
tetapi An. T sendiri tidak doyan atau tidak suka mengkonsumsi
sayuran.

b. Upaya lain
Selain makan 3 kali sehari, keluarga Tn. M juga jarang untuk
mengkonsumsi buah-buahan.

VIII. Harapan Keluarga


a. Terhadap masalah kesehatannya
Keluarga berharap tidak ada anggota keluarga yang sakit dan
selalu dalam keadaan sehat dan Ny. J segera sembuh dari asam
uratnya.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya
keluarga mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan
pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan-penuluhan
seperti saat ini diharapkan dapt membantu dirinya mempersiapkan
bagaimana untuk mendidik anaknya agar bisa bersosialisasi dengan
lingkungan.
IX. Pemeriksaan Fisik
Jenis Anggota Keluarga
No
Pemeriksaan Tn. M Ny. J An. T An. F
1 Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
2 TTV TD 130/90 mmHg, RR TD 120/80 mmHg, RR Suhu 36,3oC Suhu 36,5oC
24x/menit, Nadi 22x/menit, Nadi
89x/menit, Suhu 36oC 88x/menit, Suhu 36,8oC
3 BB/TB 58 Kg/170 cm 52 Kg/165 Cm 30 Kg/135 Cm 10 Kg/80 cm
4 Kepala Bersih, rambut beruban Bersih, rambut hitam Bersih, rambut hitam Bersih, warna hitam
dan lurus, tidak ada luka, bergelombang, panjang, pendek, lurus, tidak pendek, rambut
bentuk kepala mesocepal tindak ada luka. ada luka. lurus, tidak ada luka.
5 Mata Konjungtiva anemis (-), Konjungtiva anemis (-), Konjungtiva anemis Konjungtiva anemis
ikterik (-), pupil ikterik (-), pupil (-), ikterik (-), pupil (-), ikterik (-), pupil
unisokor, penglihatan unisokor, tidak unisokor, tidak unisokor, tidak
sedikit kabur, tidak menggunakan alat bantu menggunakan alat menggunakan alat
menggunakan alat bantu penglihatan.. bantu penglihatan. bantu penglihatan.
penglihatan
6 Leher Tidak ada luka, tidak ada Tidak ada luka, tidak ada Tidak ada luka, tidak Tidak ada luka, tidak
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar ada pembesaran ada pembesaran
tiroid tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
7 Telinga Simetris, tidak ada lesi, Simetris, tidak ada lesi, Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
tidak ada gangguan tidak ada gangguan lesi, tidak ada lesi, tidak ada
pendengaran. pendengaran. gangguan gangguan
pendengaran. pendengaran.
8 Mulut Simetris, mukosa bibir Simetris, mukosa bibir Simetris, mukosa Simetris, mukosa
lembab, bersih, tidak ada lembab, bersih, tidak ada bibir lembab, bersih, bibir lembab, bersih,
stomatitis stomatitis. tidak ada stomatitis. tidk ada stomatitis.
9 Hidung Simetris, fungsi Simetris, fungsi Simetris, fungsi Simetris, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik
10 Paru Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
11 Jantung Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
12 Abdomen Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
13 Kulit dan kuku Elastis, kulit keriput, Elastis, kuku bersih dan Elastis, kuku bersih Elastis, kuku bersih
kuku bersih dan pendek, pendek, CRT < 3 detik, dan pendek, CRT < dan pendek, CRT <
tidak ada lesi, CRT < 3 tidak ada lesi. 3 detik, tidak ada 3 detik, tidak ada
detik. lesi. lesi.
14 Ekstremitas Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka, Tidak ada luka,
pergerakan baik, nyeri pergerakan baik. pergerakan baik. pergerakan baik.
pada tangan dan kaki.
15 Genetalia Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah
BAB/BAK. Pemeriksaan BAB/BAK. Pemeriksaan BAB/BAK. BAB/BAK.
fisik tidak terkaji. fisik tidak terkaji. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik
tidak terkaji. tidak terkaji.

ANALISA DATA

No Tanggal Data Problem Etiologi Ttd


1. 4 Juli 2018 DS : Gangguan rasa Ketidakmampuan Ulfa
 Ny. J mengatakan sering kebas-kebas, nyaman nyeri keluarga mengenal
kesemutan dan nyeri di sendi sendi kaki. akibat peningkatan masalah kesehatan
 Ny. J mengatakan belum pernah zat purin dalam yang ada
periksa kadar asam urat tubuh Ny. J
DO :
 Kadar Asam urat Ny. J 6.4 mg/dL
 Telapak kaki Ny. J tidak tampak
merah atau bengkak
 TTV :
TD 120/80 mmHg,
RR 22 x/menit,
Nadi 88 x/menit,
Suhu 36,8 oC
BB 52 Kg
 Keluarga tidak mengetahui asupan
gizi yang benar pada pasien yang
mengalami asam urat.
2. 4 Juli 2018 DS : Risiko terjadinya Ketidakmampuan Ulfa
 Ny. J tidak tahu bagaimana cara deformitas sendi keluarga merawat
merawat pasien yang menderita asam urat. pada Ny. J anggota keluarga
 Ny. J tidak tahu bagaimana cara yang sakit
mengobati rasa kesemutan yang dialami.
 Ny. J sering mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat purin seperti daun
ubi.
DO :
 Kadar asam urat Ny. J 6,4 mg/dL.
 Ny. J tidak tahu cara mencegah
peningkatan kadar asam urat.
 Ny. J mengeluh kalau sendi sendinya
terasa nyeri, kebas dan sering kesemutan
sudah hampir 2 bulan dan tidak
memeriksakan penyakit yang dialami Ny.
J
3. 4 Juli 2018 DS : Kurang Ketidakmampuan Ulfa
 Ny. J mengatakan tidak mengetahui pengetahuan keluarga membuat
kadar asam urat dalam darahnya tinggi tentang obat dan keputusan untuk
 Ny. J mengatakan tidak pernah diet asam urat mengatasi masalah
mendapatkan informasi kesehatan tentang asam urat
asam urat
DO :
 Ny. J menanyakan obat asam urat dan
makanan yang harus dihindari
SKORING DAN PRIORITAS MASALAH

1. Diagnosa I
Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam tubuh b/d Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan yang ada

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah : ancaman 2/3 X 1 2/3 Ny. J tidak tahu kalau mengalami asam urat, tidak tahu tentang
kesehatan penyakit asam urat baik tanda dan gejala serta pencegahan
asam urat.

2. Kemungkinan masalah dapat 1x 2 2 Ny. J banyak bertanya tentang penyakit yang dialaminya saat
diubah dilakukan pengkajian.

3. Potensial masalah untuk 2/3 x 1 2/3 Keluarga punya kemampuan intelektual bila diberikan
dicegah : cukup penyuluhan tentang penyakit asam urat.

4. Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Keluarga mengatakan setelah mengetahui Ny. J megalami


masalah berat harus segera asam urat maka keluarga akan membawa Ny. J ke pelayanan
ditangani kesehatan terdekat.

Jumlah 4 1/3
2. Diagnosa II
Diagnosa keperawatan : Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny. J b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit

No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah : Ancaman 2/3 X 1 2/3 Ny. J dan keluarga tidak tahu bagaimana cara merawat
pasien yang menderita asam urat. Keluarga tidak tahu
bagaimana cara mengobati rasa kesemutan yang dialami
Ny. J

2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 1 Keluarga hanya mengatakan melarang Ny. J


dapat diubah : hanya mengkonsumsi makanan seperti jeroan.
sebagian

3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Keluarga terlihat terbuka dan dapat menerima informasi
dicegah : cukup yang ada

4. Menonjolnya masalah : 2/2 X 1 1 Keluarga tidak tahu bagaimana cara mengobati rasa
masalah harus segera kesemutan yang dialami Ny. J
ditangani

Jumlah 3 1/3
3. Diagnosa III
Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang obat dan diet asam urat b/d Ketidakmampuan keluarga membuat
keputusan untuk mengatasi masalah asam urat
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah : Aktual 3/3 x 1 1 Masalah kurangnya pengetahuan  pada keluarga Ny. J,
tentang beberapa penyakit yang di derita anggota keluarga,
sudah di sadari Ny. J dan anggota keluarga lainya. Namun
mereka sangat ingin tau tantang penyakit yang dialami
anggota keluarga mereka.

2. Kemungkinan masalah 1/2 X 2 1 Ketidaktahuan Ny. J dan anggota kelurga lainya dapat di
dapat diubah : hanya cegah, dengan memberikan pengetahuan dan pendidikan
sebagian kesehatan  melalui penyuluhan yang dilakukan oleh tim
kesehatan.

3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 2/3 Ny. J mengatakan bahwa selama ini belum pernah
dicegah : cukup memeriksakan keadaan asam uratnya dan belum pernah
mendapatkan informasi tentang asam urat, sehingga di
perlukan penyuluhan yentang penyakit yang di derita Ny. J
dan anggota keluarga lain.

4. Menonjolnya masalah : 1/2 X 1 1/2 Menurut Ny. J dan anggota keluarga, tentang ketidak
masalah tidak segera tahuan mereka  dengan penyakit Ny. J dan anggota
ditangani keluarga lain tidak harus segera diatasi.
Jumlah 2   3/5

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman nyeri akibat peningkatan zat purin dalam tubuh b/d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan yang ada
2. Risiko terjadinya deformitas sendi pada Ny. J b/d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3. Kurang pengetahuan tentang obat dan diet asam urat b/d Ketidakmampuan keluarga membuat keputusan untuk mengatasi
masalah asam urat

INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan
No Problem Etiologi
Umum Khusus Kriteria Standart
1. Nyeri Akut Ketidakmampuan Setelah Setelah dilakukan Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Kaji tingkat
keluarga dilakukan kunjungan rumah 3x menjelaskan pengetahuan keluarga
mengenal tindakan 45 menit setiap pengertian asam urat tentang asam urat
masalah keperawatan pertemuan 2. Keluarga mampu 2. Diskusikan bersma
kesehatan yang selama 1 x 30 diharapkan keluarga menyebutkan 3 dari 5 keluarga tentang
ada menit dapat : penyebab dari asam pengertian asam urat
diharapkan 1. Mengenal masalah urat 3. Diskusikan bersama
nyeri dapat asam urat 3. Keluarga mampu keluarga tentang
berkurang a. Definisi asam menjelaskan 2 dari 4 penyebab asam urat
urat cara pencegahan 4. Diskusikan bersama
b. Penyebab penyakit asam urat keluarga tentang cara
asam urat 4. Keluarga mampu pencegahan asam urat
c. Pencegahan menyebutkan 2 dari 4 5. Diskusikan bersama
asam urat cara penanganan asam keluarga tentang cara
d. Penanganan urat penanganan asam urat
asam urat 6. Berikan reinforcement
positif untuk keluarga
2. Mengambil Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Kaji tentang
keputusan yang Afektif menyebutkan 3 dari 5 pengetahuan keluarga
tepat untuk akibat dari penyakit tentang akibat lebih
mengatasi asam asam urat lanjut dari penyakit
urat 2. Keluarga mampu asam urat
a. mengambil keputusan 2. Diskusikan dengan
utkan tindakan yang tepat keluarga tentang
akibat untuk keluarganya keinginan keluarga
dari asam yang gastritis untuk merawat anggota
urat keluarganya
3. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
3. Merawat anggota Kognitif 1. Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan
keluaraga yang Afektif menyebutkan 2 dari 4 keluarga tentang cara
menderita asam Psikomotor cara perawatan merawat anggota
urat anggota keluarga keluarga dengan asam
a. dengan asam urat urat
utkan 2. Keluarga mampu 2. Diskusikan bersama
cara melakukan perawatan keluarga tentang
perawata asam urat secara perawatan asam urat di
n anggota mandiri di rumah rumah
keluarga 3. Diskusikan bersama
dengan keluarga tentang jenis
asam urat makanan untuk
penderita asam urat
4. Diskusikan bersama
keluarga tentang cara
mengurangi nyeri.
5. Demonstrasikan
bersama keluarga cara
mengurangi nyeri
dengan kompres hangat
6. Demonstrasikan
bersama keluarga
tentang cara
mengurangi nyeri
dengan teknik nafas
dalam.
7. Berikan reinforcement
positif pada keluarga
atas usaha yang
dilakukan sesuai
dengan kemampuan
4. Keluarga mampu Afektif Keluarga mampu Motivasi keluarga untuk
memodifikasi menumbuhkan sikap selalu menciptakan
lingkungan untuk untuk menciptakan rasa lingkungan yang tenang
penderita asam nyaman dengan dan nyaman
urat memodifikasi
lingkungan.
5. Keluarga mampu Afektif 1. Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
memanfaatkan mengetahui dan keluarga tentang
sumber menggunakan pelayanan kesehatan di
pelayanan pelayanan kesehatan daerah sekitar rumah
kesehatan yang yang ada 2. Berikan penjelasan
ada 2. Keluarga mau tentang kemudahan
mempelajari asuransi asuransi untuk
dan mengikutinya dipergunakan saat
mengunjungi pelayanan
kesehatan
3. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
4. Berikan reinforcement
positif kepada keluarga

2. Risiko Ketidakmampuan Setelah Setelah dilakukan Kognitif Keluarga mampu 1. Kaji pengetahuan
terjadinya keluarga merawat dilakukan kunjungan rumah 3 x menjelaskan tentang diet keluarga tentang diet
deformitas sendi anggota keluarga tindakan 45 menit setiap untuk penderita asam asam urat.
pada Ny. J yang sakit keperawatan pertemuan urat 2. Berikan penjelasan
diharapkan diharapkan keluarga a. Keluarga mampu kepada keluarga
resiko dapat : menjelaskan tentang makanan tinggi
terjadinya 1. Mengenal pengertian diet asam purin pada penderita
deformitas masalah asam urat asam urat.
sendi pada Ny. urat : b. Keluarga mampu 3. Berikan kesempatan
J dapat a. menyebutkan 1 dari 2 keluarga untuk
berkurang an diet tujuan diet asam urat mengulang penjelasan
asam urat - yang diberikan
b. pembentukan mahasiswa.
diet pada asam urat 4. Berikan reinforcement
penderita dengan positif pada keluarga
asam urat mengurangi atas usaha yang
c. bahan dilakukan sesuai
n yang makanan dengan kemampuan.
dianjurka tinggi purin
n dan -
tidak berat badan
dianjurka
n
2. Mengambil Kognitif 1. Keluarga mampu 1.
keputusan yang Afektif menyebutkan 3 dari 5 pengetahuan
tepat untuk makanan yang keluarga
mengatasi dianjurkan dan tidak tentang
hipertensi dianjurkan untuk makanan yang
a. penderita asam urat baik bagi
memilih penderita asam
makanan urat.
yang 2.
tepat bersama
untuk keluarga dalam
penderita memilih
asam urat makanan yang
baik untuk
penderita asam
urat.
3.
kesempatan
kepada
keluarga
mengambil
keputusan
untuk memilih
makanan bagi
anggota
keluarga yang
menderita asam
urat.
4.
reinforcement
positif pada
keluarga atas
usaha yang
dilakukan
sesuai dengan
kemampuan
3. Merawat anggota Kognitif 1. 1.
keluaraga yang Afektif mampu pengetahuan
menderita asam menyebutkan keluarga
urat contoh menu tentang
a. makanan yang pengolahan
ah baik bagi makanan yang
makanan penderita baik bagi
yang baik asam urat penderita asam
untuk urat.
penderita 2.
hipertensi penjelasan
kepada
keluarga
tentang cara
pengolahan
makanan yang
baik.
3.
bersama
keluarga
tentang cara
mengolah
makanan bagi
keluarga yang
menderita asam
urat.
4.
reinforcement
positif pada
keluarga atas
usaha yang
dilakukan
sesuai dengan
kemampuan
5. Afektif Keluarga dapat 1. Ajarkan kepada
a mampu menunjukan keluarga cara
memodifi 1. Cara memoodifikasi memodifikasi
kasi lingkungan yang lingkungan agar
lingkunga benar lingkungan sehat
n 2. Sikap untuk peduli 2. Bersama Keluarga
terhadap perubahan mengidentifikasi,
lingkungan sekitar melakukan penataan
barang-barang yang
tidak bermanfaat
dirumah serta
membersihkannya dari
debu
3. Anjurkan kepada
keluarga untuk
membersihkan
lingkungan secara rutin
4. Motivasi keluarga
untuk peduli terhadap
perubahan lingkungan
yang berpengaruh
terhadap kesehatan
5. Keluarga mampu Afektif Keluarga dapat Motivasi keluarga untuk
memanfaatkan menggunakan pelayanan menjaga kesehatan dan
sumber kesehatan untuk memeriksakan kesehatan
pelayanan pemeliharaan kesehatan secara rutin di layanan
kesehatan yang kesehatan
ada
3. Kurang Ketidakmampuan Setelah Setelah dilakukan Kognitif 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan bersama
pengetahuan keluarga dilakukan kunjungan rumah 3 x menyebutkan 5 dari 7 keluarga pengertian,
tentang obat dan membuat tindakan 45 menit setiap penyebab asam urat : penyebab,
diet asam urat keputusan untuk keperawatan pertemuan - mengidentifikasi
mengatasi diharapkan diharapkan keluarga - penyebab, tanda-tanda
masalah asam keluarga Tn. dapat : - dan pencegahan asam
urat M khususnya 1. Mengenal dan - urat
Ny. J dapat memahami - 2. Tanyakan kembali
memahami dan penyakit asam alkohol kepada keluarga
mengetahui uart : - tentang pengertian,
tentang a. - penyebab,
penyakit asam utkan 2. Keluarga mampu mengidentifikasi
urat pengertia menyebutkan 3 dari 5 penyebab, tanda-tanda
n asam tanda asam urat : dan pencegahan asam
urat - urat
b. - 3. Berikan reinforcement
utkan - positif terhadap usaha
penyebab - keluarga dalam
asam urat - menjawab
c. m kristal
utkan 3. Menyebutkan 3 dari 5
tanda dan cara mencegah asam
gejala urat :
asam urat -
d. konsumsi
utkan makanan yang
cara mengandung
pencegah purin
an -
penyakit BB
asam urat -
teratur
-
yang
dikonsumsi
-
hangat saat
sendi myeri
2. Keluarga mampu Afektif 1. 1. Jelaskan kepada
mengambil n dari akibat keluarga akibat lanjut
keputusan untuk lanjut asam apabila masalah asam
merawat anggota urat urat dalam keluarga
keluarga dengan 2. tidak diatasi
asam urat memutuskan 2. Motivasi keluarga
a. untuk untuk menyebutkan
ukan merawat kembali akibat lanjut
akibat anggota asam urat yang tidak
lanjut jika keluarga ditangani
tidak dangan asam 3. Berikan reinforcement
diatasinya urat positif atas jawaban
asam urat keluarga
b. 4. Diskusikan kembali
uskan dengan keluarga
untuk tentang keinginan
merawat keluarga untuk
dengan merawat anggota
Ny. J keluarga dengan asam
urat
5. Berikan reinforcement
positif atas kputusan
keluarga
3. Mengambil Kognitif 1. 1.
keputusan yang Afektif mampu dengan
tepat untuk menyebutkan keluarga
menangani asam 3 dari 6 cara tentang
urat perawatan pencegahan dan
a. asam urat : peran keluarga
utkan - dalam
cara hangat saat mengenai asam
perawata sendi nyeri urat
n dengan - 2.
keluarga sepatu yang keluarga untuk
asam urat ketat menyebutkan
di rumah - kembali
BB pencegahan dan
- peran keluarga
yang dalam
dikonsumsi mengatasi Ny. J
- 3.
obat reinforcement
tradisional positif atas
- usaha yang
sendi dilakukan
keluarga

b. Psikomotor Keluarga mampu 1. Demonstrasikan kepada


kan mendemonstrasikan cara keluarga cara latihan
latihan melakukan latihan pergerakan sendi
pergeraka pergerakan sendi 2. Berikan kesempatan
n asam kepada keluarga untuk
urat mencoba melakukan
latihan pergerakan
sendi
3. Berikan reinforcement
positif
4. Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan
yang di ajarkan
c. Psikomotor Keluarga mampu 1. Demonstrasikan kepada
at obat mendemonstrasikan cara keluarga cara membuat
tradisiona membuat obat tradisional obat tradisional
l untuk untuk asam urat 2. Berikan kesempatan
mnrgatasi kepada keluarga untuk
asam urat mencoba membuat obat
tradisional
3. Berikan reinforcement
positif
4. Pastikan keluarga akan
melakukan tindakan
yang di ajarkan
4. Keluarga mampu Afektif 1. Menyebutkan cara 1. Jelaskan lingkungan
memodifikasi Psikomotor memodifikasi yang dapat mencegah
lingkungan yang lingkungan untuk asam urat
dapat mencegah asam urat 2. Motivasi keluarga
asam urat 2. Pada kunjungan tidak untuk mengurangi
a. berencana melakukan penjelasan yang
utkan tindakan modifikasi diberikan
cara-cara lingkungan 3. Beri reinforcement
memodifi positif atas jawaban
kasi yang diberikan
lingkunga 4. Observasi lingkungan
n rumah pada kunjungan
b. dengan terencana
kan 5. Diskusikan dengan
modifikas keluarga hal positif
i yang sudah dilakukan
lingkunga keluarga
n yang 6. Beri reinforcement
tepat bagi positif atas usaha yang
Ny. J dilakukan keluarga

5. Keluarga mampu Afektif 1. Memanfaat pelayanan 1. Informasikan mengenai


memanfaatkan kesehatan pengobatan dan penkes
pelayanan - yang dapat diperoleh
kesehatan pelayanan keluarga di klinik
a. Meny kesehatan 2. Motivasi keluarga
ebutkan - untuk menyebutkan
kembali pendidikan hasil diskusi
manfaat kesehatan 3. Motivasi keluarga
kunjunga 2. Keluarga membawa untuk membawa anak
n ke anggota keluarga jika kondisinya tidak
pelayanan dapat ditangani di
kesehatan rumah
b. Mem 4. Temani keluarga ke
anfaatkan klinik jika di perlukan
pelayanan 5. Berikan reinforcement
kesehatan positif
dalam
merawat
Ny. J
dengan
asam urat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI FORMATIF

Hari/Tgl/
No Dx. Kep Tujuan Khusus Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif Ttd
Waktu
1. Gangguan rasa Selasa, 10 1. Keluarga mampu 1. Mendiskusikan S: Ulfa
nyaman nyeri Juli 2018 mengambil bersama keluarga - Ny. J mengatakan jika
akibat peningkatan keputusan untuk tentang cara kakinya terasa kebas-kebas,
zat purin dalam mengatasi asam mengurangi nyeri. kesemutan dan nyeri di
tubuh b/d urat sendi sendi kaki hanya
Ketidakmampuan membeli obat di apotek.
keluarga mengenal 2. Mendemonstrasikan O:-
masalah kesehatan teknik nafas dalam.
yang ada S:
- Ny. J mengatakan akan
memlakukan nafas dalam
jika merasa nyeri
O:
- Ny. J terlihat melakukan
nafas dalam setelah di
contohkan
- Ny. j tampak kesulitan
dalam melakukan nafas
dalam.
- Ny. J kooperatif saat
diajarkan teknik nafas
dalam

3. Mendemonstrasikan S:
kompres hangat - Ny. J mengatakan baru tahu
cara mengurangi nyeri
dengan kompres hangat.
- Keluarga klien mengatakan
akan membantu Ny.K untuk
mengompres bagian yang
sakit.
O:
- Ny. J terlihat
memperhatikan saat di
praktekkan cara
mengompres hangat.
2. Risiko terjadinya Selasa, 10 1. Keluarga 1. Mengkaji pengetahuan S : Ulfa
deformitas sendi Juli 2018 mampu keluarga tentang nutrisi - Keluarga mengatakan hanya
pada Ny. J b/d mengenal bagi penderita asam mengetahui kalau penderita
Ketidakmampuan masalah tentang urat. asam urat harus mengurangi
keluarga merawat nutrisi bagi makanan yang tinggi purin.
anggota keluarga penderita asam O:
yang sakit urat - Keluarga kooperatif saat
ditanya

2. Memberikan penjelasan S :
atau penyuluhan - Keluarga Ny. J mengatakan
tentang nutrisi bagi sekarang lebih mengerti
penderita asam urat. makanan apa saja yang
tidak boleh untuk dimakan
oleh penderita asam urat.
- Keluarga Ny. J mengatakan
mengerti bagaimana
menyusun menu yang baik
untuk Ny. J.
O:
- Ny. J terlihat
memperhatikan penyuluhan
dengan baik.
- Ny. J menanyakan beberapa
hal terkait makanan untuk
asam urat.

3. Memotivasi keluarga S :
untuk tidak makan - Ny. J mengatakan kadang
makanan tinggi purin ingin makan seperti kacang-
bagi keluarga yang kacangan.
menderita asam urat. - Ny. J mengatakan akan
mengurangi dalam
mengkonsumsi makanan
yang tinggi purin.

O:
- Keluarga Ny. J terlihat
menerima anjuran dari
mahasiswa.
- Keluarga terlihat senang
saat diberikan saran.
3. Kurang Selasa, 10 1. Keluarga mampu 1. S: Ulfa
pengetahuan Juli 2018 mengenal dan n bersama - Ny. J mengatakan sering
tentang obat dan memahami keluarga mengkonsumsi kacang-
diet asam urat b/d penyakit asam tentang kacangan, jeroan, dan
Ketidakmampuan uart penyebab dari emping/melinjo.
keluarga membuat asan urat O:
keputusan untuk - Ny. J terlihat kurang
mengatasi masalah kooperatif.
asam urat
S:
- Ny.K mengatakan sekarang
2. sudah lebih tau cara untuk
penjelasan mengatasi asam urat
kepada O:
keluarga - Keluarga terlihat
tentang cara memperhatikan saat
untuk diberikan penjelasan.
mengatasi asam
urat S:
- Ny. J mengatakan jarang
melakukan olahraga
- Ny. J mengatakan tidak
3. Melakukan latihan mengetahui senam asam
pergerakan asam urat urat
(senam asam urat) O:
- Ny. J kooperatif
- Ny. J dapt mengikuti senam
dengan baik

EVALUASI SUMATIF

No Hari/Tgl Dx. Keperawatan Evaluasi Sumatif Ttd


1 Kamis, 12 Gangguan rasa S : Ulfa
Juli 2018 nyaman nyeri akibat - Ny. J mengatakan masih sering merasakan kebes-kebas, kesemutan
peningkatan zat purin dan nyeri sendi.
dalam tubuh b/d - Ny. J mengatakan belum mempraktekkan cara mengompres hangat
Ketidakmampuan yang sudah diajarkan sebelumnya.
keluarga mengenal - Ny. J belum mempraktekkan teknik nafas dalam yang sudah
masalah kesehatan diajarkan sebelumnya.
yang ada - Ny. J mengatakan masih ingat cara untuk nafas dalam yang sudah
diajarkan.
O:
- Kadar Asam urat Ny. J 6.2 mg/dL.
- Telapak kaki Ny. J tidak tampak merah atau bengkak.
- TTV :
TD 120/80 mmHg,
RR 24 x/menit,
Nadi 90 x/menit,
Suhu 36,5 oC
BB 52 Kg
- Ny. J dapat mempraktekkan kembali teknik nafas dalam yang sudah
diajarkan.
- Ny. J terlihat kooperatif.

A : Nyeri akut belum teratasi


P : Lanjukan intervensi
- Ajarkan teknik nafas dalam.
- Anjurkan klien untuk nafas dalam ketika nyeri.
2 Kamis, 12 Risiko terjadinya S : Ulfa
Juli 2018 deformitas sendi pada - Ny. J mengurangi makan makanan yang mengandung zat purin
Ny. J b/d seperti daun ubi dan kacang-kacangan.
Ketidakmampuan O:
keluarga merawat - Kadar asam urat Ny. J 6,2 mg/dL.
anggota keluarga yang - Ny. J terlihat kooperatif.
sakit - Ny. J beraktivitas seprti biasanya.
A : Risiko terjadinya deformitas sendi teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi
- Ajarkan kepada keluarga untuk megatur menu makanan bagi
penderita asam urat secara mandiri.
3 Kamis, 12 Kurang pengetahuan S : Ulfa
Juli 2018 tentang obat dan diet - Ny. J mengatakan sudah mengetahui kadar asam urat dalam darahnya
asam urat b/d tinggi.
Ketidakmampuan - Ny. J mengatakan sudah mengenai kesehatan tentang asam urat.
keluarga membuat O :
keputusan untuk - Ny. J terlihat kooperatif.
mengatasi masalah - Ny. J dapat mengikuti senam dengan baik.
asam urat A : Kurang pengetahuan tentang obat dan diet asam urat dapat teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memotivasi keluarga untuk tidak makan makanan tinggi purin bagi
keluarga yang menderita asam urat.
- Melakukan latihan pergerakan asam urat (senam asam urat) 2 kali
dalam satu minggu.

Anda mungkin juga menyukai