Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM
DI PUSKESMAS ALAK

DISUSUN OLEH

NAMA : ARIFTAN SERAN

NIM : 181102721

MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS


KELAS/SEMESTER : D/3

MENGETAHUI
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(RENALDIS GERANS,S. Kep., NS., (VALENNTINUS ENTANG


S. Kep, Ns)
M. Kep., Sp. KMB)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MARANATHA KUPANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2023
1. KONSEP POST PARTUM
A. PENGERTIAN
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat–alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya  berlangsung
kurang dari 24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2008) Post partum adalah masa atau waktu
sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu
berikutnya disertai dengan  pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan yang mengalami perubahan seperti perlukaan, keluarnya cairan berupa
lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009) Post partum
adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu
masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk  pulihnya kembali alat kandungan
yang lamanya 6 minggu. Post  partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,
2010). Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Hadijono,2008)
B. MANIFESTASI KLINIS
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki  pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3) Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawa janin.
4) Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut “false labor pains”.
5) Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe)
C. KLASIFIKASI
Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut (Saleha, 2009) adalah sebagai
berikut:
a. Priode immediate postpartum.
Masa segera setelah plasenta lahir 24 jam. Pada masa ini sering terdapat masalah,
misalnya perdarahan pada atonia uteri. Oleh karena itu, bidan harus teratur
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, Pengeluaran lokhea, tekanan darah dan
suhu.
b. Priode early postpartum antara 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini bisa memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, Tidak ada
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Priode late postpartum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling keluarga berencana. Masa segera setelah plasenta lahir 24 jam.
Pada masa ini sering terdapat masalah, misalnya perdarahan pada atonia uteri.
Oleh karena itu, bidan harus teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
Pengeluaran lokhea, tekanan darah dan suhu.
D. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
1) Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot
polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah,
kira-kira 2 cm di  bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang
lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24
jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis. Uterus, pada waktu hamil
penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500
gr 1 minggu setelah melahirkan dan 350 gr 2 minggu setelah lahir. Satu
minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu
keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen dan  progesteron
bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa
pasca partum penurunan kadar hormon menyebapkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsung  jaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel
tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran
uterus sedikit lebih besar setelah hamil.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap  penurunan volume intrauterin
yang sangat besar. homeostasis  pasca partum dicapai terutama akibat
kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit
dan pembentukan  bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar
hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi pembuluh
darah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca  partum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk
mempertahankan kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau
intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan
menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan bayinya di payudara segera setelah
lahir karena isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
2) Adaptasi psikologis
Menurut (Gerry morgan & Hamilton, 2010) adaptasi psikologis ibu  post partum
dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan hari kedua
setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan  perlindungandan pelayanan.  
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase ini dimulai pada
hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai
kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima peran barunya dan belajar
tentang semua hal-hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat
bernilai bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi dan
penyembuhan fisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
c. Fase letting go / saling ketergantungan Dimulai sekitar minggu kelima sampai
keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telah menyesuaiakan diri dengan
anggotanya yang baru. Tubuh pasian telah sembuh, perasan rutinnya telah
kembali dan kegiatan hubungan seksualnya telah dilakukan kembali. Pada
kasus post partum spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan  psikologis
pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi
peningkatan kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul
masalah keperawatan nyeri akut, dan perubahan pada vagina dan  perineum
terjadi rupture jaringan terjadi trauma mekanis, personal hygine yang kurang
baik, pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan terjadi
juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi. Pada
perubahan psikologis akan muncul taking in (ketergantungan) taking hold
( ketergantungan kemandirian), letting go (kemandirian) pada perubahan
taking in pasien akan membutuhkan  perlindungan dan pelayanan ibu akan
cenderung berfokus pada diri sendiri dan lemas, sehingga muncul masalah
keperawatan gangguan pola tidur. Taking hold pasien akan belajar mengenai
perawatan diri dan bayi, akan cenderung butuh informasi karena mengalami
perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masalah keperawatan kurang
pengetahuan. Letting go ibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga
akan muncul masalah keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.

post partum normal

Perubahan fisiologi perubahan psikologi


Letting go
Taking hold
Taking in

Butuh perlindungan dan pelayanan


Berfokus pada diri sendiri dan lemas Belajar mengenai perawatan diri dan bayi

VAGINA DAN PERINEUM

Gangguan pola tidur Butuh informasi

Kurang pengetahuan

Resiko perubahan peranmenjadi orang tua


RUPTUR JARINGAN

TRAUMA MEKANIS

NYERI AKUT

Personal hygiene kurang baik

Pembuluh darah rusak

perdarahan

Genitalia kotor

Resiko infeksi

Kekurangan cairan

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai berikut:
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
 keadaan ibu saat ini ?
 Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?
b. Pola nutrisi dan metabolik
 Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
 Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
 Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
 Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
c. Pola aktivitas setelah melahirkan
 Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan ?
 Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
 Apakah ibu tampak mengantuk ?
d. Pola eliminasi
 Apakah ada diuresis setelah persalinan ?
 Adakan nyeri dalam BAB pasca persalinan ?
e. Neuro sensori
 Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
 Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
 Bagaimana nyeri yang ibu rasakan ?
 Apakah nyerinya menggangu aktivitas dan istirahatnya ?
f. Pola persepsi dan konsep diri
 Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini
 Adakah permasalahan yang berhubungan deperubahan penampilan tubuhnya
saat ini ?
g. Pemeriksaan fisik
1 Keadaan umum
 Pemeriksaan TTV
 Pengkajian tanda-tanda anemia
 Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
 Pemeriksaan reflek
 Kaji adanya varises
2 Payudara
 Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
 Kaji adanya abses
 Kaji adanya nyeri tekan
 Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
 Kaji pengeluaran ASI
3 Abdomen atau uterus
 Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
 Kaji adnanya kontraksi uterus
 Observasi ukuran kandung kemih
4Vulva atau perineum
 Observasi pengeluaran lokhea
 Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
 Kaji adanya pembengkakan
 Kaji adnya luka
 Kaji adanya hemoroid

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik luka episiotomy post partum spontan.
b. Gangguan pola tidur b.d tanggung jawab member asuhan pada bayi

3. Intervensi keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI

1. (D.0077) (L.08066) (I. 08238)


Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Observasi
agen tindakan keperawatan -identifikasi
pencedera 1x30 menit maka lokasi,karakteristik,durasi,fre
fisik, luka diharapakan nyeyi kuensi,kualitas,intensitas
episiotomy menurun dengan criteria
post partum hasil:
spontan -keluhan nyeri (5) nyeri
- meringis (5) -identitas skala nyeri
Perineum terasa -identifikasi factor yang
tertekan(5) memperberat dan
memperingan nyeri
-monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
Terapeutik
-berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
-pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
-jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
-jelaskan strategi meredakan
nyeri
-anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
-ajarkan teknik
(D.0055) (L.05045) nonfarmakologi secara tepat
Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan Kolaborasi
2.
tidur b.d keperawatan 1x30 menit -kolaborasi pemberian
tanggung maka diharapakan pola tidur
analgetik,jika perlu.
jawab meningkat dengan criteria
SIKI (1.05174)
memberiasuha hasil:
Observasi
-identifikasi pola aktivitas
n pada bayi. -keluhan sulit tidur(1) tidur
-keluhan serin terjaga(5) -identifikasi factor
-keluhan istrahat tidak pengganggu tidur(fisik
cukup(1).
dan/ataupsikologis)
Terapeutik
-modifikasi lingkungan
-batasi waktu tidur siang
-tetapkan jadwal tidur rutin
Edukasi
-anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
-ajarkan factor-faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk


membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesehatan
yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping. (Ika dan Saryono, 2010).

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan


sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang diinginkan
(Ika dan Saryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu :
a. Masalah teratasi seluruhnya.
b. Masalah tidak teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

A.,Fadiyana, E, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC


 
Bobak, L. J. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC. Geri, Morgan
dan Carol Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekoligi Panduan Praktik. Jakarta: EGC
 
Saifuddin, Abdul Bari, 2002.
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
Saleha, Siti. 2009.
Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni, 2009. Perawatan
Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Winkjosastro, G.H., Madjid, O.A., Hadijono, R.S., Adjie,
J.S., Primadi

Anda mungkin juga menyukai