Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SPONTAN

A. DEFINISI
Persalinan normal spontan adalah peristiwa keluarnya janin, plasenta dan selaputnya
pada letak belakang kepala melalui jalan lahir dan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri kurang dari 2 jam (Sulistyawati,2012).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup diluar
uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42
minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya
penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan
presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti,2019)
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami
perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih
dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas (Maritalia,2012).

B. TANDA DAN GEJALA (SPESIFIK)


Menurut Hafifah (2011) post partum spontan ditandai oleh :
a. Sistem Reproduksi
1. Uterus ditandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil
2. Keluarnya Lochea, komposisi jaringan endometrial, darah dan limfe.
Tahapan :
- Rubra (merah) : 1 – 3 hari.
- Sangunolenta : warna merah kekuningan, berisi darah dan lendir terjadi pada
hari ke 3 – 7
- Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke
7 – 14 pasca persalinan.
- Lochea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca
persalinan.
- Lochea purulenta : ini terjadi karena infeksi,keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
- Lochiotosis : lochea tidak lancar keluar.
3. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui.
4. Serviks
Setelah lahir servik akan mengalami edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur interna akan kembali setelah 2 minggu.
5. Vagina
Nampak berugae kembali pada 3 minggu.

6. Perinium
Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa
penyembuhan selama 2 minggu.
7. Payudara
Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan engorgemen (bengkak karena
peningkatan prolaktin).

C. ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS


- Adaptasi Fisiologis Post Partum Spontan
Menurut Marmi (2014) adaptasi fisiologis post partum spontan sebagai berikut :
1. Involusi Uterus (Pengerutan Uterus)
Sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum
hamil dengan bobot hanya 60 gram.
2. Perubahan Serviks
Setelah persalinan serviks berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak,
kadang terdapat perlukaaan – perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih
bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah 7
hari hanya 1 jari.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Pelvis renalis dan uretra yang merengang dan dilatasi selama kehamilan
kembali normal pada akhir minggu ke empat pasca partum. Kandung kemih pada
puerperium sangat kurang sensitif dan kapasitasnya bertamabah sehingga kandung
kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih teringgal urine residual.
4. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG menurun
dan menetap selama 10% dalam 3 – 7 post partum dan sebagai omset
pemenuhan mamae pasca hari ke 3 post partum.
b. Hormon Pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan
meningkat pada fase konsentrasi folikel miinggu ke 3 dan LH tetap rendah
hingga ovulasi terjadi.
c. Kadar Estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna sehingga
aktivita prolaktin yang sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar
mamae dalam menghasilkan ASI.
5. Perubahan Gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium awal karena
kurangnya makan padat selama persalinan dan karena wanita menahan defekasi.
Wanita menahan defekasi karena periniumnya mengalami perlukaan atau karena
kuarnag pengetahuan dan takut akan meroben atau merusak jahitan jika
melakukan defekasi.

6. Perubahan Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan
secara berangsur – angsur menjadi sempit dan pulih kembali. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6 – 8 minggu setelah persalinan.
7. Lochea
Lochea adalah cairan atau lendir yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
8. Perubahan pada Vagina dan Perinium
Pada awal nifas, vagina membentuk suatu lorong luas berdinding licin yang
berangsur – angsur mengecil ukurannya. Setelah 3 minggu vagina kembali pada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur – angsur akan
muncul kembali sementara labia menjadi menonjol.
Pada perinium setelah masa nifas, biasanya robekan perinium dan laserasi
akan pulih kembali dalam waktu 1 minggu setelah melahirkan.
9. Perubahan Tanda – tanda Vital
a. Suhu
Suhu meternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama
periode intrapartum dan stabil dalam 24 jam pertama pasca persalinan.
b. Nadi
Denyut nadi meningkat selama persalinan akhir, kembali normal setelah
beberapa jam pertama pascapartum. Apabila denyut nadi diatas 100 selama
puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin menunjukkan adanya infeksi
atau hemoragi pasca partum lambat.
c. Tekanan Darah
Penurunan tekanan darah bisa mengidentifikasi adnya hipovalemia yang
berkaitan dengan hemoragi uterus. Peningkatan sistol 30 mmHg dan diastol 15
mmHg yang disertai dengan sakit kepala dan gangguan pemglihatan, bisa
menandakan ibu mengalami pre – eklampsia.
d. Pernafasan
Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat sebelum hamil pada
bulan ke 6 setelah melahirkan.

- Adaptasi Psikologis Post Partum Spontan


Menurut Nurjanah (2013) adaptasi psikologis ibu post partum spontan dibagi menjadi
3 yaitu :
1. Fase Taking In / Ketergantungan
Fasen ini dimulai hari pertama dan hari kedua setelah melahirkan dimana ibu
membutuhkan perlindungan dan pelayanan.
2. Fase Taking Hold / Ketergantungan tidak ketergantungan
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu ke
empat sampai ke lima.
3. Fase Letting Go / Saling Keterhantungan
Dimulai sekitar minggu ke lima sampai ke enam setelah melhirkan. Sistem
keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggota baru. Tubuh pasien telah
sembuh, perasaan rutinnya telah kembali dan kegiatan huvungan seksualnya telah
dilakukan kembali.

D. PATHWAYS
Post Partum Normal

Perubahan fisiologi Perubahan Psikologi

VAGINA DAN Letting go


Taking in Taking hold
PERINIUM

Belajar mengenai Resiko perubahan peran


RUPTUR JARINGAN Butuh perlindungan dan
menjadi orang tua
perawatan diri dan
pelayanan
bayi

TRAUMA Personal Pembuluh darah


MEKANIS hygine kurang rusak Berfokus pada diri
Butuh informasi
baik sendiri dan lemas

Perdarahan
Genetalia kotor Kurang
NYERI GANGGUAN
MELAHIRKAN POLA TIDUR pengetahuan

Kekurangan volume
RESIKO cairan
INFEKSI

E. PENATALAKSANAAN
Menurut Ruyati (2012) meliputi :
1. Mobilisasi
Karena setelah melahirkan ibu harus beristirahat, di sesuaikan dengan kondisi pasien.
Kemudian miring kanan dan miring kiri untuk mencegah terjadinya trombosit dan
tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, kemudian hari ke – 3 jalan –
jalan dan hari ke – 4 atau ke – 5 sudap diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori tinggi dari 3000 kalori, sebaiknya
makan – makanan yang mengandung protein banyak sayur – sayuran dan buah –
buahan, seta minum lebih dari 3000 cc.
3. Miksi
Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang – kadang wanita
mengalami sulit kencing karena spasime. Muskulus ini selama persalinan dilakukan
kateterisasi.
4. Defokasi
BAB harus dilakukan 3 – 4 hari persalinan bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi
apabila keras dapat diberikan obat pencegahan per oral atau rektal.
5. Perawatan Payudara
Perawatan mamae talah dimalai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak
keras, dan kering merangsang pengeluaran ASI sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
6. Laktasi
Ibu menghadapi masa laktasi sudah sejak dini ibu harus mengetahui terjadinya
perubahan – perubahan pada kelenjar mamae, maka pada waktu post partum ibu harus
busa meneteki bayinya. Disamping ASI merupakan makanan utama bayi juga dapat
menumbuhkan kasih sayang antara ibu dan bayi.

F. KOMPLIKASI
Menurut Yanti dan Sundawati (2011) komplikasi pada ibu post partum antara lain :
1. Infeksi masa nifas.
2. Masalah payudara (mis, mastitis, abses payudara,putting lecet).
3. Hematoma.
4. Inversio uteri.
5. Masalah psikologis.

G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan)
2) Keluhan uatama yang dirasakan pasien saat datang ke RS
3) Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklus haid berapa hari, adakah keluhan selama
haid, HPHT/HPMT)
4) Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama menikah, berapa
kali)
5) Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium (USG, Darah,
Urine), keluhan selama hamil termasuk ituasi, emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
b. Riwayat Persalinan
- Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal dan jumlah abortus,
umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB
Bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
- Riwayat Nifas pada persalinan lalu (masalah nifas dan laktasi yang pernah
dialami, masalah bayi yang pernah dialami, keadaan anak)
- Riwayat KB : Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,
jumlah anak yang direncanakan.
6) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pasien pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan
yang dijalani, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit masih ada saat ini ?
7) Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah anggota kelaurga ada penyakit menurun, menular, kelainan, congenital
atau gangguan kejiwaan ?
8) Pengkajian 11 pola Gordon
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan saat pasien sakit tindakan
yang dilakukan pasien untuk menunjang kesehatannya.
b. Nutrisi
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh pasien, porsi perhari, jenis makanan, dan
volume minuman perhari, makanan kesukaan.
c. Pola Eliminasi
Kaji frekuensi, warna, bau BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB /
BAK.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan pasien saat beraktivitas dan dapat melakukan mandiri,
dibantu atau menggunakan alat.
e. Pola tidur dan istirahat
Kaji pola istirahat, kualitas dan kekuatan terganggu kaji penyebabnya.
f. Pola kognitif – perseptual
Status mental pasien, kaji nyeri dengan Provokasi (penyebab), Qualitas (nyeri
seperti apa), Region (daerah nyeri), Scala (skala nyeri), Time (waktu nyeri
terjadi)
g. Pola persepsi diri
Meliputi : identitas diri, ideal diri, harga diri, gambaran diri.
h. Pola seksual dan reproduksi
Kaji menopouse, kaji aktivitas seksual
i. Pola peran dan hubungan
Kaji status perkawinan, pekerjaan.
j. Pola manajemen koping stres
k. Sistem nilai dan keyakinan.

2. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


1) Keadaan umum : tingkat kesadaran
2) TTV
3) Kepala : rambut, wajah, mata, hidung, mulut, fungsi pengecapan, pendengaran
dan leher.
4) Breast : Kebesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan arieola, dan putting
susu. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi,
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran getah bening di ketiak.
5) Abdomen : Teraba lembut, tekstur kenyal, musculas rectus, sbdominal utuh
(intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi,
lokasi, kontraksi, uterus, nyeri, perabaan distensi bilas.
6) Anogenital : lihat struktur, ragangan, udema vaguna, keadaan liang vagina, adakah
hematom, nyeri, tegang.
Perineum : Keadaan luka episiotomy, ochiomosis, edema, kemerahan, eritema,
drainage
Lochea : warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi, 1-3 hr rubra. 4-10 hr
≥ 10 hr alba
Anus : Hemorois dan thrombosis pada anus
7) Muskuloskeletal : tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.

3. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hb dan hematokrit 12 – 24 jam post partum (jika Hb≤10g% dibutuhkan
suplemen FE), eritrosit, leukosit, trombosit.
2) Pasien dengan Dower kateter diperlukan culture urine.

4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin. (D.0079)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan. (D.0055)

5. Rencana Tindakan Keperawatan

No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
diharapkan tingkat nyeri menurun. Obsevasi :
(L.08066) - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
1. Keluhan nyeri menurun menjadi 1 - Idenfikasi skala nyeri.
2. Perineum terasa tertekan hilang - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
3. Kemampuan meningkatkan aktivitas tentang nyeri.
meningkat Terapeutik :
4. Kualitas tidur teratur - Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri.
Edukasi :
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
Kolaborasi :
- pemberian analgetik, jika perlu
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dukungan Tidur (I.09265)
diharapkan pola tidur membaik. (L.05045) Observasi :
Kriteria Hasil : - Identifikasi pola aktivitas dan tidur.
1. Keluhan sulit tidur menurun - Identifikasi faktor penganggu tidur.
2. Kemampuan berkativitas meningkat. - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi.
3. Keluhan istirahat tidak cukup - Fasilitasi menghilangkan stres sebelum
membaik. tidur.
4. Keluhan sering terjaga menurun Terapeutik :
- Modifikasi lingkungan
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
Edukasi :
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menghindari makanan / minuman
yang menganggu tidur.
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara
nonfarmakologis

6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam asuhan keperawatan.
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang di sengaja dan terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat, dan tim kesehatan lainnya dengan tujuan untuk menilai
rencana tindakan keperawatan tercapai dalam memenuhi kebutuhan pasien.

H. DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2-
babii.pdf Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 pukul 21.10 WIB

Riyanti.2012.Laporan pendahuluan pada pasien post partum dengan pendaharan di


ruang bougenville rs r.a. kartini jepara.Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 pukul
21.12 WIB https://id.scribd.com/doc/79971577/Lp-4-post-Partus-Spontan

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf Diakses pada Jum’at, 19


Maret 2021 pukul 21.14 WIB

Abidin.2015.Laporan pendahuluan post partym spontan di ruang flamboyan rsud prof


dr margono soekarjo.Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 pukul 21.18 WIB.
https://id.scribd.com/document/341921910/Laporan-Pendahuluan-Post-Partum-
Spontan
http://repository.ump.ac.id/1106/3NAURA%20OKTA%20FIANDARA520BAB
%20II.pdf Diakses pada Jum’at, 19 Maret 2021 pukul 21.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai