Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

POST PARTUM NORMAL

Oleh :
I Gusti Made Ngurah Agus Suwarna Putra
A14 B
203213264

Disampaikan kepada CI Ruang Dahlia :


Ni Luh Maryani, A.Md. Keb)

Serta, CT Ruang Dahlia :


Ns. Ni Kadek Yuni Lestari S.Kep, M.Fis

PRORAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKes WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Post Partum Normal guna melengkapi tugas
PLKK di Ruang Dahlia.

Laporan ini disusun dan disahkan pada,


Hari/ Tanggal :
Tempat :

Mengetahui,

RSAD TINGKAT II UDAYANA MAHASISWA


CI Ruang Dahlia

Ni Luh Maryani, A.Md.Keb I Gusti Made Ngurah Agus Suwarna Putra


NIP : 196709071989032002 NIM : 203213264

STIKes Wira Medika Bali


CT Ruang Dahlia

Ni Kadek Yuni Lestari S.Kep, M.Fis


NIK : 2.04.10.511
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM NORMAL

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
(Abdul Bari Saifuddin, 2008)Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan
dan plasentakeluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan yangmengalami
perubahan seperti perlukaan, keluarnya cairan berupa locheadan lain sebagainya berkaitan
saat melahirkan (Suherni, 2009)Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga
disebut masa nifas(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
minggu sejak bayi lahir sampai organ-organreproduksi sampai kembali ke keadaan
normal sebelum hamil(Bobak, 2010).Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1
jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
(Hadijono,2008)

2. Etiologi

Etiologi terjadi`nya persalinan belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa

faktor yang dianggap kemungkinan berperan dalam proses terjadinya persalinan.

Beberapa teori dibawah ini akan menjelaskan bagaimana terjadinya persalinan tersebut,

menurut Mochtar, R (1998) dalam Solehati & Kosasih (2015):

a. Faktor Hormonal Teori penurunan hormonal mengatakan bahwa 1-2 minggu sebelum

persalinan dimulai, terjadi penurunan kadar hormone esterogen dan progesterone yang

bekerja sebagai penenang otot- otot polos Rahim dan akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah sehingga timbul his (kontraksi pada Rahim ) bila kadar progesterone

turun.
b. Teori Plasenta Menjadi Tua Dengan bertambahnya umur plasenta akan menyebabkan

turunnya kadar progesterone dan estrogen sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh

darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi Rahim.

c. Teori Distensi Rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan

iskemia otot-otot sehingga dengan terjadinya iskemia tersebut akan mengganggu sirkulasi

utero placenta ( sirkulasi darah dari uterus ke plasenta ).

d. Teori Iritasi Mekanik Adanya penekanan ganglion servikale yang terletak dibelakang

servik. Bila ganglion ini digeser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

e. Induksi partus (Induction of Labour) Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan

melakukan rangsangan laminaria, oksitosin drips, dan amniotomi.

3. Patofisiologi

1. Adaptasi Fisiologis
a. Infolusi uterus
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamilsetelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasentakeluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus. Pada akhir tahapketiga persalinan, uterus berada di garis
tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar
pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundusmencapai
kurang lebih 1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm
setiap 24 jam. Pada hari pasca partum keenam fundus normal akan berada di
pertengahan antara umbilikus dansimpisis pubis
Uterus, pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali beratsebelum hamil,
berinvolusi menjadi kira-kira 500 gr 1 minggusetelah melahirkan dan 350 gr 2
minggu setelah lahir. Satu minggusetelah melahirkan uterus berada di dalam
panggul. Pada minggukeenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan
esterogen dan progesteron bertabggung jawab untuk pertumbuhan masif
uterusselama hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar
hormonmenyebapkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan
hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan yangterbentuk selama masa
hamil menetap. Inilah penyebap ukuranuterus sedikit lebih besar setelah hamil
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segerasetelah
bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar. homeostasis pasca partum dicapai terutama
akibat kompresi pembuluh darahintramiometrium, bukan oleh agregasi
trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksigen yang dilepas dari
kelenjar hipofisismemperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengopresi
pembuluhdarah dan membantu hemostasis. Salama 1-2 jam pertama pasca
partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur.
Untuk mempertahankan kontraksi uterus, suntikanoksitosin secara intravena
atau intramuskuler diberikan segerasetelah plasenta lahir. Ibu yang
merencanakan menyusui bayinya,dianjurkan membiarkan bayinya di payudara
segera setelah lahirkarena isapan bayi pada payudara merangsang
pelepasanoksitosin.

2. Adaptasi Psikologis
Menurut (Gerry morgan & Hamilton, 2010) adaptasi psikologis ibu post partum
dibagi menjadi 3 fase yaitu :
a. Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama danhari kedua
setelah melahirkan dimana ibu membutuhkan perlindungandan pelayanan.
b. Fase taking hold / ketergantungan tidak ketergantungan Fase inidimulai pada
hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir padaminggu keempat sampai
kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untukmenerima peran barunya dan belajar
tentang semua hal-hal baru.Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat
bernilai bagi ibumuda yang membutuhkan sumber informasi dan
penyembuhanfisik sehingga ia dapat istirahat dengan baik
c. Fase letting go / saling ketergantungan Dimulai sekitar minggukelima sampai
keenam setelah kelahiran. Sistem keluarga telahmenyesuaiakan diri dengan
anggotanya yang baru. Tubuh pasiantelah sembuh, perasan rutinnya telah
kembali dan kegiatanhubungan seksualnya telah dilakukan kembali.
Pada kasus post partum spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis pada
perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkanterjadi peningkatan kadar
ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehinggamuncul masalah keperawatan nyeri
akut, dan perubahan pada vagina dan perineum terjadi rupture jaringan terjadi trauma
mekanis, personal hygineyang kurang baik, pembuluh darah rusak menyebabkan
genetalia menjadikotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah
keperawatanresiko infeksi. Pada perubahan psikologis akan muncul taking
in(ketergantungan) taking hold ( ketergantungan kemandirian), letting
go(kemandirian) pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan perlindungan
dan pelayanan ibu akan cenderung berfokus pada diri sendiridan lemas, sehingga
muncul masalah keperawatan gangguan pola tidur.Taking hold pasien akan belajar
mengenai perawatan diri dan bayi, akan cenderung butuh informasi karena mengalami
perubahan kondisi tubuhsehingga muncul masalah keperawatan kurang pengetahuan.
Letting goibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga akan munculmasalah
keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.

Pathway :
4. Klasifikasi

Tahapan yang terjadi pada masa nifas menurut (Saleha, 2009) adalahsebagai berikut:
a. Priode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir 24 jam. Pada masa ini seringterdapat masalah,
misalnya perdarahan pada atonia uteri. Oleh karenaitu, bidan harus teratur
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,Pengeluaran lokhea, tekanan darah dan
suhu
b. Priode early postpartum antara 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini bisa memastikan involusi uteri dalam keadaan normal,Tidak ada
perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, ibucukup mendapatkan
makan dan cairan, serta ibu dapat menyusuidengan baik.
c. Priode late postpartum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaansehari-hari
serta konseling keluarga berencana.

5. Gejala Klinis

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita


memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tandasebagai berikut :
a. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multiparatidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandungkemih tertekan
oleh bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut “false labor pains”
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambahdan bisa
bercampur darah (bloody shoe

6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

Pemeriksaan diagnosis yang diperlukan selama sebelum proses persalinan


antara lain :
a. Darah : Hb, Gula darah Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada
trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu,karena pada usia 30 minggu terjadi
puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr% dan anemia berat < 8
gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada
urin.

b. USG (Ultrasonografi) Tekhnik diagnostic untuk pengujian struktur badan bagian


yang melibatkan formasi bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonik.
(Aspiani,2017)

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada klien meliputi ;

1) Pemeriksaan Umum

Mengenai pemeriksaan keadaan umum, kesadaran dan kesehatan ibu, untuk


mengetahui kondisi ibu nifas secara umum ( Pitriani & Andriyani 2014 ).

2) Pemeriksaan Tanda Vital Mengenai pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu,dan


pernafasan, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas. Untuk mengetahui adanya
suatu keadaan yang abnormal pada ibu nifas ( Pitriani & Andriyani 2014 )

3) Pemeriksaan Head To Toe

Pemeriksaan fisik head to toe yang dilakukan pada ibu masa post partum yaitu ;
( Aspiani, 2017 )

(a) Kepala

Mengkaji bentuk kepala simetris atau tidak, kulit kepala kotor atau berketombe,
rambut apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada laserasi/ luka dan apakah ada
nyeri tekan.

(b) Wajah

Mengkaji bentuk wajah simetris atau tidak, warna kulit apakah pucat atau tidak,
adanya edema atau tidak, apakah ada nyeri tekan.

(c) Mata
Mengkaji bentuk mata simetris atau tidak, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva
anemis atau tidak, dan mengkaji bentuk bola mata.

(d) Hidung

Mengkaji bentuk hidung simetris atau tidak, ada atau tidaknya septuminasi, adanya
polip atau tidak dan bagaimana kebersihannya.

(e) Telinga Mengkaji bentuk telinga simetris atau tidak, apakah

ada kelainan anatomi pada telinga, kebersihan dan apakah ada kelainan fungsi
pendengaran.

(f) Mulut

Mengkaji bentuk bibir simetris atau tidak, kelembaban, jumlah gigi lengkap atau
tidak, ada tidaknya peradangan pada gusi atau caries gigi, kebersihan gigi, kebersihan
lidah dan kebersihan mulut.

(g) Leher

Mengkaji ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

(h) Thorax

Mengkaji apakah bentuk nya simetris atau tidak, pergerakan otot dada saat bernafas,
ada tidaknya suara ronchi, dan bunyi jantung.

(i) Payudara

Mengkaji bentuk payudara simetris atau tidak, ada tidak nya pembesaran pada
payudara, apakah puting susu menonjol atau tidak, hiperpigmentasi aerola, kebersihan
putting susu, ada tidaknya colostrum, da nada tidaknya nyeri tekan pada payudara.

(j) Abdomen

Mengkaji ada tidaknya distensi abdomen, tinggi fundus uterus, konsistensi serta
kontraksi uterus, bagaimana dengan bising usus dan apakah ada nyeri tekan.

(k) Genetalia & Anus

Mengkaji pengeluaran lochea ( jumlah, warna, bau dan konsistensi ), adakah edema
pada vulva, ada tidaknya hemoroid, serta mengkaji perineum dengan tanda-tanda “
REEDA “ ( Rednes/kemerahan, Echymosis/perdarahan bawa kulit, Edeme/bengkak,
Discharge/perubahan lochea, Approximation/pertautan jaringan.

(l) Ekstremitas

Mengkaji bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris atau tidak, bagaimana
pergerakannya, ada tidaknya edema, ada tidaknya sianosis, ada tidaknya varises dan
reflek patella

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada persalinan normal biasa disebut dengan kala dan dibagi
menjadi empat kala diantara lain (Hidayat & Sujiatini 2010): a. Kala I atau kala
pembukaan dimulai dari adanya kontraksi yang adekuat sampai pembukaan lengkap.
Kala I dibagi dalam 2 fase : fase laten (O servik 1 – 3 cm – dibawah 4 cm )
membutuhkan waktu 8 jam, fase aktif ( O servik 4 – 10 cm / lengkap ), membutuhkan
waktu 6 jam. b. Kala II atau kala pengeluaraan dari pembukaan lengkap sampai
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. c. Kala
III atau kala uri dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Pengumpulan Data Identitas klien meliputi nama, umur, pendidikan, suku/


bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status perkawinan, nomor medical record,
diagnose medic, tanggal masuk, dan tanggal dikaji (Nugroho et al, 2014

Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,


pekerjaan, alamat serta hubungan dengan klien.

b) Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehtan Sekarang Untuk mengetahui penyakit yang di derita ibu, yang
timbul pada masa nifas. Dibagi menjadi 2 yaitu :

(a) Keluhan utama saat masuk Menguraikan mengenai keluhan yang ibu alami
berhubungan dengan masa nifas seperti mulas pada janin, adanya sakit pada jalan lahir, rasa
lelah, dan keluhan lain yang terjadi. ( Ambarwati & Wulandari, 2010 )
(b) Keluhan utama saat dikaji Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan
gangguan atau penyakit saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah klien melahirkan

(c) Riwayat Kesehatan Dahulu Meliputi data yang diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti ; jantung, hipertensi,asma
yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ibu ( Ambarwati & Wulandari 2010 )

(d) Riwayat Kesehatan Keluarga Riwayat ini diperlukan untuk mengetahui


kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan klien dan
bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang meyertainya ( Ambarawati & Wulandari
2010).

2) Riwayat Ginekologi dan Obstetri

(a) Riwayat Ginekologi Riwayat ginekologi pada klien post partum spontan yaitu;

(1) Riwayat Menstruasi Meliputi umur menarche pertama kali, lama haid, jumlah
darah yang keluar, siklus haid, masalah selama haid, HPHT, perkiraan tanggal partus
(Nugroho et al, 2014 Riwayat Perkawinan Meliputi usia ayah dan ibu menikah, berapa kali
menikah, lama pernikahan, status menikah syah atau tidak dan jumlah anak (Nugroho et al,
2014)

(2) Riwayat Keluarga Berencana Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang
kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, keluhan yang dirasakan ketika
menggunakan kontrasepsi, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang (Ambarwati & Wulandari 2010 ).

(b) Riwayat Obstetri

(1) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dahulu Berapa kali ibu hamil, apakah pernah
abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
( Ambarwati & Wulandari 2010)

(2) Riwayat kehamilan sekarang Usia kehamilan, keluhan selama hamil, imunisasi
TT, perubahan berat badan selama hamil, tempat pemeriksaan kehamilan dan keterangan
berapa kali ibu memeriksa kehamilannya (Ambarwati & Wulandari 2010)

(3) Riwayat persalinan sekarang Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin
anak, keadaan bayi meliputi panjang badan, berat badan, dan penolong persalinan
(Ambarwati & Wulandari 2010)
(4) Riwayat nifas sekarang

Adanya jumlah lochea, kontraksi uterus, konsistensi uterus, dan tinggi fundus
( Ambarwati & Wulandari 2010 ).

c) Pola Aktivitas Sehari-hari

Pengkajian pada pola aktivitas sehari-hari klien menurut ( Ambarwati & Wulandari
2010 )

1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum yang meliputi nafsu makan,
frekuensi, banyak, jenis makanan dan juga pantangan makanan.

2) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar dan kebiasaan
buang air kecil, meliputi frekuensi , jumlah, konsistensi, warna dan bau, apakah terjadi
diuresis setelah melahirkan, apakah terjadi retensi urine karena takut luka episiotomy, apakah
perlu bantuan, dan kebiasaan penggunaan toilet.

3) Istirahat tidur Menggambarkan pola istirahat dan tidur klien, berapa jam klien
tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu
luang.

4) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada
daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.

5) Aktivitas

Pada pola ini dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Apakah ibu
melakukan ambulansi, seberapa sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri

2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (luka perineum)

2. Resiko infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan perawatan vulva


3. Rencana Tindakan dan rasionalisasi

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


dx (SLKI) (SIKI)
1 Tujuan setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1.Manajemen Nyeri
3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun Observasi :
Kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
1. Frekueni nafas membaik kualitas, intensitas nyeri
2. Pola nafas meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
3. Keluhan nyeri berkurang 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Tidak lagi meringis dan gelisah 4. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
5. Pola nafas sudah stabil dan normal sudah diberikan
5. Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik :
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurasi
rasa nyeri ( mis, tens, hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
( mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
4. Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strateri meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
5. Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetic , jika perlu
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
diharapkan tingkat infeksi menurun dengan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Kriteria hasil: Terapeutik :
1. Kebersihan badan meningkat 1. Batasi jumlah pengunjung
2.Kemerahan pada area luka membaik 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Nyeri menurun Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan kategori dari prilaku keperawatan, dimana


perawat melakukan Tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuha keperawatan.Dengan kata lain, implementasi adalah melakukan
rencana kegiatan yang telah ditentukan untuk mengatasi masalah pasien (Haryanto, 2007;81)

5. Evaluasi

Tindakan intelektual yang melengkapi proses keperawatan yang menandakan


seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan sudah berhasil
dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah
untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien. Format evaluasi menggunakan:

S. :Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap data tersebut

O. :Data objektif, yaitu data yang di dapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda
klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien (meliputi data fisiologis, dan
informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A. :Analisa adalah analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan objektif.

P. :Planning adalah pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai
status kesehatab klien yang optimal. (Hutaen, 2010)
DAFTAR PUSTAKA

A.,Fadiyana, E, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC

Bobak, L. J. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Geri, Morgan dan Carol Hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekoligi PanduanPraktik.
Jakarta:EGC

Tim Pojka PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
Tim Pokja PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Saleha, Siti. 2009.Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba MedikaSuherni,
2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

Winkjosastro, G.H., Madjid, O.A., Hadijono, R.S., Adjie, J.S., Primadi

Anda mungkin juga menyukai