Oleh :
NIM : 202104174
BANYUWANGI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
BANYUWANGI
Disusun Oleh :
NIM : 202104174
Hari : Selasa
KONSEP PENYAKIT
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
Partus dianggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala
2. Etiologi
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
2) Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval
c) Faktor Ibu
dan mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan
d) Faktor Janin
1) Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu lahir lebih dari
3. Patofisiologi
a. Adaptasi Fisiologi
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga
oksitosin.
1) Fase taking in / ketergantungan Fase ini dimuai hari pertama dan hari
pelayanan.
dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu
keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap untuk menerima
peran barunya dan belajar tentang semua halhal baru. Selama fase ini
4. Manifestasi klinis
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
a. Sistem reproduksi
setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari kelenjar hipofisis
trofoblastik. Lochea serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan
mukus, serum dan bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu
b. Sistem endokrin
meningkat
7) Sistem kardiovaskuler
volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi
hamil dan disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.
5. Komplikasi
lain:
dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan post
c) Lain-lain
(2) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas
kasus dari 500 – 750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
h. Post partum depresi : ibu bingung dan merasa takut pada dirinya.
plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan
1. Definisi KPD
terdapat tanda persalinan yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm
dan pada multipara kurang dari 5 cm. Ketuban pecah dini adalah pecahnya
pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi pada saat akhir
tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37
2009).
2. Anatomi Fisiologi
Di dalam amnio yang diliputi oleh sebagian selaput janin yang terdiri
terdapat air ketuban (loquor amnii). Volume air ketuban pada hamil cukup
bulan 1000-1500 ml: warna agak keruh, serta mempunyai bau yang khas,
agak amis. Cairan ini dengan berat jenis 1,007-1,008 terdiri atas 97-98% air.
Sisanya terdiri atas garam anorganik serta bahan organic dan bila di teliti
benar, terdapat rambut lanugo (rambut halus berasal dari bayi). Protein ini
kimiawi dan sitotrauma pada janin. Plasenta pencampuran darah antara lain
membuka.
e. Membersihkan jalan lahir jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan
mengalami infeksi.
dengan bagian didalam ketuban (interior korion) , dan amnion dekat akhir
3. Etiologi
dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui.
asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
4. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
vagina, aroma air ketuban berbau, berwarna pucat, cairan ini tidak akan
Tetapi, bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah
Sementara itu, demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
(Sunarti,2017).
6. Komplikasi
komplikasi yang sering terjadi pada janin karena KPD adalah sindrom
ketuban pecah, baik ibu dan janin beresiko infeksi hal ini terjadi karena
setelah ketuban pecah maka akan ada jalan masuk mikroorganisme dari
komplikasi yang ketiga adalah ruptur uteri karena air ketuban habis,
sehingga tidak ada pelindung antara janin dan uterus jika ada kontraksi
7. Penatalaksannan Medis
a) Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau
b) Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu dirujuk dengan
posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi
bersujud.
c) Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari agar tali pusat
d) Jika Tali pusat di vulva maka di bungkus kain hangat yang dilapisi
plastik
e) Jika ada demam atau di khawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau
i) Pada kehamilan lebih 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan
j) Bila tidak ada his, lakukan tindakan induksi persalinan bila ketuban
pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban
pecah dini lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5.
(Wikipedia, 2018).
uterus melalui dinding depan perut untuk melahirkan janin dari dalam
rahim.
Konserpatif
a. Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu
Aktif
maksimal 4 kali.
persalinan diakhiri.
c. Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi. Jika
Peningkatan kontraksi Kanalis revikalis Kelainan letak Infeksi genetalia Serviks Gemeli
uterus dan pembukaan selalu terbuka janin sinkompeten hidramnion
serviks akibat kelainan
serviks uteri Proses
Tidak ada bagian biomedika Dilatasi Ketegangan
terrendah yg bakteri serviks uterus
Mengiritasi Mudahnya menutupi PAP yg mengeluarkan berlebih berlebih
Nervus pupendalis pengeluaran menghalangi enzim
air ketuban tekanan terhadap proteolitik Selaput Serviks
membrane ketuban tidak bisa
bangian bawah menonjol menahan
Stimulus Selaput ketuban
nyeri mudah pecah dan mudah tekanan
pecah intrauterus
MK. Ansietas
Perubahan Fisiologi (D.0080)
Pembentukan ASI
MK. Nyeri Akut
(D.0077)
Personal hygiene
ASI Keluar Penyempitan pada
kurang baik
duktus intiverus
1. Pengkajian
klien.
a) Saluaran Pernafasan
paru
h) Distres respiratori
(1) Ansietas
(1) Kakeksia
(2) Malnutrisi
(1) Injuri
dalam mulut
(8) Posisi tubuh yang terganggu pada saat makan dan minum tidak
(c) Nyeri saat mengunyah akibat lesi pada jaringan lunak dan
tulang
(1) Konstipasi-diare
f) Lingkungan
(1) Jamban
b) Tingkat kelelahan
c) Gangguan pergerakan
d) Pemeriksaan fisik
(3) Ekstremitas
sensori komunikasi
(1) Halusinasi
(3) Kelesuan
(4) Ilusi
(3) Imobillisasi
2. Diagnosa Keperawatan
dasar.
d. Kesiapan persalinan b.d status kesehatan ibu dan janin sehat (D.0070).
(D.0111)
3. Intervensi Keperawatan
Diberikan jika kemampuan merawat diri pada klien berkurang dari yang
2) Meringis menurun
3) Gelisah menurun
o Observasi
intensitas nyeri
o Terapeutik
o Edukasi
o Kolaborasi
6) Meringis menurun
7) Gelisah menurun
o Observasi
intensitas nyeri
o Terapeutik
o Edukasi
o Kolaborasi
2) Gelisah menurun
o Observasi
o Terapeutik
o Edukasi
o Kolaborasi
d. Kesiapan persalinan b.d status kesehatan ibu dan janin sehat (D.0070)
1) Nausea menurun
2) Muntah menurun
o Observasi
o Terapeutik
o Edukasi
o Observasi
o Terapeutik
o Edukasi
o Kolaborasi
1) Demam menurun
2) Nyeri menurun
o Observasi
o Terapeutik
lingkungan pasien
o Edukasi
o Kolaborasi
(D.0111)
meningkat
o Observasi
o Terapeutik
o Edukasi
o Observasi
o Terapeutik
ibu
o Edukasi
4. Implementasi Keperawatan
ada respon hasil dari pasien setiap harinya. keperawatan ini dilakukan
dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri (Self
5. Evaluasi Keperawatan
6. Daftar Pustaka
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
BANYUWANGI
Disusun Oleh :
NIM : 202104174
Hari : Kamis