TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian pengetahuan
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Panca intra manusia terdiri
dari indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar
pengetahuan yang didapat manusia dari mata (penglihatan) dan dan telinga
(pendengaran). Selain itu proses pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan
atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (PPNI,
2016).
Riyanto, 2013) :
1) Pendidikan
dapat diperoleh dari dua cara yaitu melalui pendidikan formal maupun informal
yang dapat memberikan pengaruh yang dapat menghasilkan perubah dan adanya
peningkatan pengetahuan.
pengetahuan yang baik pula. Status ekonomi juga menentukan tingkat pengetahuan
seseorang karena seseorang yang mempunyai status ekonomi tinggi akan mudah
4) Lingkungan
5) Pengalaman
6) Usia
Usia mempengaruhi seseorang dalam daya ingat dan pola pikir, semakin
pengetahuan..
atau masa hamil. ANC bersifat preventif care dan bertujuan mencegah hal-hal yang
8
kurang baik bagi ibu dan anak (Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Antenatal Care
adalah perawatan yang dilakukan atau diberikan kepada ibu hamil mulai dari saat
perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis,
persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
hamil antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat (Dinas
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini
adalah mendeteksi secara dini risiko komplikasi yang mungkin dialami ibu selama
hamil, mencegah komplikasi selama hamil, memantau kesehatan ibu dan janin,
membantu dan memfasilitasi proses adptasi yang terjadi sehingga ibu dapat
9
menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Manurung, Tutiany, &
Suryati, 2011).
trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care
dalam rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai
imunisasi TT1, KIE pada ibu hamil, penilaian status gizi, dan pemeriksaan
Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care
minimal satu kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan, laju
pertumbuhan janin, atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada masa ini
10
adalah anamnesis keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan USG, penilaian risiko kehamilan, KIE pada ibu, dan pemberian
Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap
dua minggu sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan pemeriksaan:
anamnesis keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2, pengamatan gerak
janin, pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam hamil, penilaian risiko
dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama), mengenali kehamilan risiko tinggi/
terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas, data tercatat dengan tepat pada
kesehatan ibu hamil yang diberikan harus sesuai dengan standar dan memenuhi
11
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya).
Cania, 2017) :
1) Usia
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35
tahun) dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih
muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif memiliki motivasi lebih
2) Tingkat pendidikan
yang dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih
12
mengenai masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap
3) Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih
sehingga sulit untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan
ibu rumah tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat mengatur dan
seorang wanita. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan
dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu yang baru sehingga
untuk melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi
kepatuhannya dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau respon
13
sehingga dapat meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang negatif
Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta
semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi ibu
hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir
dua kali untuk melakukan kunjungan karena akan memakan banyak tenaga dan
waktu setiap melakukan kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan transportasi dan
8) Penghasilan keluarga
pelayanan antenatal pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi
ibu dalam melakukan kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah
satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah perilaku masyarakat
dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Media yang digunakan
dapat berupa media cetak, seperti leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain
14
10) Dukungan suami
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu hamil, yang dalam
hal ini adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri
dan calon anaknya. Melalui dukungan suami yang baik sebagai pendamping
terdekat ibu, semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu hamil untuk menjaga
terhadap anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil,
dan motivasi ibu dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan dukungan yang baik
dari keluarga, ibu akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu
ANC. Dukungan dari keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau
frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka
semakin sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan untuk
daerah terpencil juga dapat menurunkan akses ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
15
B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Defisit Pengetahuan
Pengkajian
menstruasi, riwayat obstetri, riwayat kontrasepsi, riwayat penyakit dan operasi, dan
Biodata klien : nama klien dan suami, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,
Keluhan utama : anamnesa yang perlu diarahkan untuk menggali keluhan utama
ibu hamil, keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang kehamilannya (Manurung
et al., 2011)
Riwayat kesehatan keluarga : data ini meliputi penyakit keluarga yang bersifat
16
Riwayat menstruasi : menarche, lama haid, siklus, jumlah darah haid,
dismenorrhae, keluhan haid (Manurung et al., 2011), hari pertama haid terakhir
gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH), berat badan bayi saat lahir dan
berakibat buruk pada janin, ibu atau keduanya. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahilan dan berlanjut saat kehamilan yang tidak diketahui dapat
Riwayat pola hidup sehari-hari : data yang perlu dikaji pemenuhan kebutuhan
dan pola gaya hidup (penggunaan zat adiktif, alkohol dan merokok) (Manurung
et al., 2011).
17
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital sign.
Pemeriksaan kebidanan
Leher: pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan paratiroid, vena
k. Pemeriksaan penunjang : Urine, Darah : Hb, Ht, golongan darah, faeses, USG,
Diagnosa keperawatan
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2016). Diagnosis keperawatan yang
18
Tabel 1
Diagnosa Keperawatan Defisit Pengetahuan
Kategori: Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
Definisi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu
Penyebab a. Keterbatasan kognitif
b. Gangguan fungsi kognitif
c. Kekeliruan mengikuti anjuran
d. Kurang terpapar informasi
e. Kurang minat dalam belajar
f. Kurang mampu mengingat
g. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Gejala dan tanda mayor
Subjektif Objektif
a. Menanyakan masalah yang a. Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
dihadapi. b. Menunjukan persepsi yang keliru terhadap
masalah.
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
a. (tidak tersedia) a. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
b. Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. Apatis,
bermusuhan, agitasi, histeria)
Kondisi klinis terkait : a. Kondisi klinis yang baru dihadapi oleh klien
b. Penyakit akut
c. Penyakit kronis
(Sumber : PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016)
Intervensi keperawatan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
19
Tabel 2
Intervensi Keperawatan Defisit Pengetahuan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Defisit SLKI SIKI
pengetahuan Luaran Utama : Tingkat Edukasi Perawatan Kehamilan
Pengetahuan a. Identifikasi pengetahuan klien
Kriteria hasil : tentang perawatan masa
a. Kemampuan menjelaskan kehamilan.
suatu topik meningkat b. Jelaskan tanda bahaya
b. Perilaku sesuai dengan kehamilan
pengetahuan meningkat c. Berikan informasi kunjungan
Luaran Tambahan : Tingkat minimal antenatal care.
Kepatuhan d. Anjurkan ibu untuk rutin
Kriteria hasil : memeriksakan kehamilannya
a. Verbalisasi kemauan e. Berikan kesempatan untuk
mematuhi program bertanya
perawatan meningkat
(Sumber : PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018. PPNI, Standar Luaran
Keperawatan Indonesia, 2018)
JJJJJJ JJJJJ JJJJ JJJJJ JJJJJ JJJJ JJJJJ JJJJ JJJJJ JJJJ JJJJJ JJJJJ JJ
Implementasi keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry,
2006). Tahap pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang
Evaluasi keperawatan
20
pada perubahan perilaku dan kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
Hdh
h
Tabel 3
Evaluasi Keperawatan Defisit Pengetahuan
Diagnosa
No Evaluasi
Keperawatan
1 Defisit pengetahuan S (Subjektif):
Data yang diperoleh dari respon pasien secara verbal
O (Objektif):
Data yang diperoleh dari respon pasien secara non verbal atau
melalui pengamatan perawat
A (Assessment):
Tindak lanjut dan penentuan apakah implementasi akan
dilanjutkan atau sudah terlaksana dengan baik
P (Planning):
Rencana selanjutnya
(Sumber : Asmadi, Konsep Dasar Keperawatan, 2008)
21