Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


ANTENATAL CARE

Oleh :

WAYAN USIANA
(209012434)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
ANTENATAL CARE (ANC)

A. KONSEP DASAR PERSALINAN


1. Definisi/Pengertian
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari. (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu:
Trimester I: dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan kehamilan.
1. Trimester II: dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan
kehamilan.
2. Trimester III: dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan
(Saifuddin, 2016)

Antenatal care adalah, pengawasan sebelum persalinan terutama


ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sedangkan
pengawasan sebelum persalinan terutama yang ditujukan pada ibu disebut ante
partal care.
Antenatal adalah perawatan fisik dan mental sebelum persalinan
yaitu sejak masa kehamilan. Antenatal ini bersifat preventife care dan tujuan
secara umumnya adalah mencegah hal-hal yang kurang baik bagi bayi maupun ibu
(Prof Sulaiman Sastra Winata).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(rahmatullah, 2016).

2. Tujuan Antenatal Care


Tujuan antenatal care untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil
dan atau janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan
dini komplikasi kehamilan.(Kemenkes RI, 2018). Tujuan asuhan keperawatan
antenatal adalah mendeteksi secara dini risiko komplikasi yang mungkin dialami
ibu selama hamil, mencegah komplikasi selama hamil, memantau kesehatan ibu
dan janin, membantu dan memfasilitasi proses adptasi yang terjadi sehingga ibu
dapat beradaptasi dengan perubahan fisik dan peran barunya, menginformasikan
kunjungan ulang, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan,
menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Manurung, Tutiany, &
Suryati, 2011).

3. Jadwal kunjungan antenatal care


Program pelayanan kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu
hamil melakukan pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama masa
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan frekuensi minimal di tiap
trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Ibu hamil melakukan kunjungan antenatal
care minimal empat kali yaitu :
a. Kunjungan pertama (Trimester I)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada masa kehamilan ke pelayanan
kesehatan. Pemeriksaan pertama kehamilan diharapkan dapat menetapkan
data dasar yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim dan kesehatan ibu sampai persalinan. Kegiatan yang dilakukan sebagai
berikut: anamnesa, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri,
penilaian risiko kehamilan, menentukan taksiran berat badan janin,
pemberian imunisasi TT1, KIE pada ibu hamil, penilaian status gizi, dan
pemeriksaan laboratorium (Wagiyo & Putrono, 2016).
b. Kunjungan kedua (Trimester II)
Pada masa ini ibu dianjurkan untuk melakukan kujungan antenatal care

minimal satu kali. Pemeriksaan terutama untuk menilai risiko kehamilan,

laju pertumbuhan janin, atau cacat bawaan. Kegiatan yang dilakukan pada

masa ini
adalah anamnesis keluhan dan perkembangan yang dirasakan ibu,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan USG, penilaian risiko kehamilan, KIE pada

ibu, dan pemberian vitamin (Wagiyo & Putrono, 2016).

c. Kunjungan ketiga (Trimester III)

Pada masa ini sebaiknya ibu melakukan kunjungan antenatal care setiap

dua minggu sampai adanya tanda kelahiran. Pada masa ini dilakukan

pemeriksaan: anamnesis keluhan dan gerak janin, pemberian imunisasi TT2,

pengamatan gerak janin, pemeriksaan fisik dan obstetri, nasihat senam

hamil, penilaian risiko kehamilan, KIE ibu hamil, pemeriksaan USG,

pemeriksaan laboratorium ulang (Wagiyo & Putrono, 2016).

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kunjungan antenatal care


a. Usia
Usia memengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35
tahun) dapat berfikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia
yang lebih muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan usia produktif
memiliki motivasi lebih dalam memeriksakan kehamilannya.
b. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang
dimilikinya. ibu hamil yang berpendidikan memiliki pemahaman yang lebih
mengenai masalah kesehatan sehingga memengaruhi sikap mereka terhadap
kehamilannya sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil
c. Status pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dengan aktivitas tinggi dan padat lebih memilih untuk
mementingkan karirnya dibandingkan dengan kesehatannya sendiri, sehingga
sulit untuk patuh dalam melakukan kunjungan ANC dibandingkan dengan
ibu rumah tangga yang memiliki waktu yang lebih luang untuk dapat
mengatur dan menjadwalkan kunjungan ANC secara optimal.
d. Paritas ibu hamil
Paritas adalah banyaknya jumlah kelahiran hidup yang dialami oleh seorang
wanita. Ibu dengan jumlah paritas yang tinggi tidak terlalu khawatir dengan
kehamilannya lagi sehingga menurunkan angka kunjungannya, sedangkan
ibu dengan kehamilan pertama merasa ANC merupakan sesuatu yang baru
sehingga ibu memiliki motivasi yang lebih tinggi dalam pelaksanaannya.
e. Pengetahuan ibu hamil
Sebagai indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan, pengetahuan
merupakan faktor penting yang memengaruhi motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC. Bagi ibu dengan pengetahuan yang tinggi
mengenai kesehatan kehamilan menganggap kunjungan ANC bukan sekedar
untuk memenuhi kewajiban, melainkan menjadi sebuah kebutuhan untuk
kehamilannya.
f. Sikap ibu hamil
Sikap ibu hamil terhadap layanan pemeriksaan kehamilan memengaruhi
kepatuhannya dalam melakukan kunjungan ANC. Sikap yang positif atau
respon yang baik mencerminkan kepeduliannya terhadap kesehatan diri dan
janinnya
sehingga dapat meningkatkan angka kunjunan. Sedangkan, sikap yang
negatif membuat ibu hamil kehilangan motivasinya untuk melakukan
kunjungan.
g. Jarak tempat tinggal
Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta
semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi
ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat
ibu berfikir dua kali untuk melakukan kunjungan karena akan memakan
banyak tenaga dan waktu setiap melakukan kunjungan. Ibu yang tidak
menggunakan transportasi dan harus berjalan kaki menuju ke tempat
pelayanan kesehatan mayoritas memiliki angka kunjungan kurang dari empat
kali selama masa kehamilan.
h. Penghasilan keluarga
Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah lebih memprioritaskan
pemenuhan kebutuhan pokok untuk keluarganya sehingga hal lain menjadi
terabaikan, termasuk kesehatan kehamilannya. Sehingga, semakin rendah
penghasilan keluarga maka semakin rendah angka kunjungan ibu ke fasilitas
pelayanan ke sehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
i. Saran media informasi
Media informasi yang mencakup informasi mengenai pentingnya pelayanan
antenatal pada ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu
dalam melakukan kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi salah
satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah perilaku
masyarakat dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Media
yang digunakan dapat berupa media cetak, seperti leaflet, poster, koran,
majalah, dan lain-lain ataupun media elektronik seperti televisi, internet, dan
lain-lain.
j. Dukungan suami
Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu hamil, yang dalam hal
ini adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan
istri dan calon anaknya. Melalui dukungan suami yang baik sebagai
pendamping terdekat ibu, semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu
hamil untuk menjaga kehamilannya, sehingga ibu termotivasi untuk
melakukan kunjungan ANC.
k. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap
anggota keluarganya. Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil,
dukungan dari keluarga memegang peranan penting dalam memengaruhi
psikologi dan motivasi ibu dalam melakukan perilaku kesehatan. Dengan
dukungan yang baik dari keluarga, ibu akan lebih memperhatikan kesehatan
diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk melakukan ANC. Dukungan dari keluarga dapat berupa
bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian terhadap ibu
hamil.
l. Faktor dukungan petugas kesehatan
Sikap petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi
frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan
maka semakin sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas kesehatan
untuk memeriksakan kehamilannya. Belum meratanya petugas kesehatan
yang ada di daerah terpencil juga dapat menurunkan akses ibu hamil untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.

5. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan
berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke
saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang
mengembang oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma
yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel
mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut
pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas),
nidasi dan plasenta.
1. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di
geneta-bridge.
2. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong
agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan
bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
3. Pembuahan (konsepsi = fertilitas)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatu antara sel mani dengan sel telur di
tuba pallofi. Terjadi pada 1/3 distal tuba. Mengalami pembelahan: zigot-
morula- balstula.
4. Nidasi (implantasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Terjadi hari ke 4-7 hari setelah konsepsi.
5. Plasentasi: Tumbuh kembangnya khorion dan desidua. Pembentukan
plasenta. Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.
6. Pathway

Kehamilan

Uterus Kurangnya Kekhawat


membesar asupan iran
kalsium & mengala
fospor
Desakan Terdesaknya
pembesaran rahim diafragma ke Kram otot Ansietas
atas

Kapasitas Bentuk dan


ukuran rongga Nyeri akut
kandung kemih
dada berubah
Inkontinensia
Dispnea
Ganggun
eliminasi urine Pola nafas tidak
efektif

7. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, Tanda vital (tekanan
darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan risiko tinggi
pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan 75 kg. Batas hipertensi pada
kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi
sirkulasi plasenta)

b. Kepala : ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,


hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).

c. Muka : pigmentasi muka (kloasma grafidarum)

d. Mata : conjunctiva (adakah anemis), sclera (adakah ikterik), kelopak


mata (apakah cekung)

e. Leher : pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan


paratiroid, vena jugularis (apakah ada pembesaran).

f. Dada : keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi), dypsnea,


payudara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran).
g. Ekstremitas : diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri
(kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika ada
luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.

h. Perut : pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc


Donald)

a) Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus

b) Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan

c) Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin

d) Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP

8. Penatalaksanaan Antenatal Care (ANC)


a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA).
d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi.
f. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana).
i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


I. Pengkajian
a. Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada
kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada
unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi.
Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya
komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan
preterm, abortus.
b. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum, kelainan bentuk badan serta kesadaran, keadaan vital
sign.
b) Kepala : ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,
hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut).
c) Muka : pigmentasi muka (kloasma grafidarum)
d) Mata : conjunctiva (adakah anemis), sclera (adakah ikterik), kelopak
mata (apakah cekung)
e) Leher : pigmentasi (apakah ada peningkatan), kelenjar tiroid dan
paratiroid, vena jugularis (apakah ada pembesaran).
f) Dada : Keadaan paru-paru (inspeksi, palpasi pecusi, auskultasi),
dypsnea, payudara (apakah ada hiperpigmentasi, pembesaran).
g) Ekstremitas : diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri
(kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul). Jika
ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi
masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
h) Perut : pigmentasi (linea nigra/ alba, strie, pemeriksaan leopold Mc
Donald)
1. Leopold I : Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
2. Leopold II : Menentukan batas samping rahim kanan kiri. Menentukan
3. Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin
4. Leopold IV : Menentukan seberapa bagian bawah janin masuk PAP

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan kapasitas kandung
kemih
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kecemasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman terhadap konsep
diri, kurang terpapar informasi
III. RENCANA TINDAKAN DAN RASIONAL
No Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan Rasional

1. Setelah dilakukan a. Monitor eliminasi urine, a. Untuk mengetahui


tindakan keperawatan meliputi frekuensi, eliminasi urine pasien
3x24 jam diharapkan konsistensi, bau, volume b. Untuk mengetahui
Gangguan Eliminasi dan warna urine faktor penyebab
Urine teratasi dengan b. Identifikasi faktor apa inkontinensia
kriteria hasil : saja penyebab c. Untuk menghindari
a. Pasien dapat inkontinensia pada pasien terjadinya iritasi
mengenali c. Jelaskan penyebab d. Untuk mempermudah
keinginan untuk terjadinya inkontinensia pasien ke toilet
berkemih dan rasionalisasi setiap
b. Pasien mampu tindakan yang dilakukan
menjaga pola d. Bersihkan kulit sekitar
berkemih yang teratur area genetalia secara
c. Mengkonsumsi cairan teratur
dalam jumlah yang e. Modifikasi pakaian dan
cukup lingkungan untuk
mempermudah akses ke
toilet

2. Setelah dilakukan a. Monitor kecepatan,irama, a. Untuk mengetahui pola


tindakan keperawatan kedalaman dan kesulitan nafas pasien
3x24 jam diharapkan bernafas b. Untuk mempermudah
Pola Nafas pasien normal b. Monitor pola nafas pasien dalam
dengan kriteria hasil : c. Berikan pasien posisi melakuakn persalinan
1. Frekuensi pernafasan yang nyaman (miring
normal kanan atau kiri)
2. Irama pernafasan
normal
3. Dispnea saat istirahat
berkurang
3. Setelah dilakukan a. Lakukan pengkajian nyeri a. Untuk merencanakan
tindakan keperawatan secara komprehensif perawatan
3x24 jam diharapkan b. Kaji status pernapasan b. Untuk memberikan rasa
Nyeri pasien berkurang klien. nyaman pada pasien
dengan kriteria hasil : c. Perhatikan adanya keluhan c. Untuk mengetahui
1. Nyeri berkurang ketegangan pada tingkat nyeri yang
2. Perasaan mual punggung dan perubahan dirasakan pasien
berkurang cara jalan.
3. Keringat pasien d. Perhatikan adanya kram
berkurang pada kaki. Anjurkan klien
4. Pasien dapat untuk meluruskan kaki
beristirahat dan mengangkat telapak
5. TTV dalam batas kaki bagian dalam ke
normal posisi dorsofleksi,
TD: 120/70 mmHg menurunkan masukan
N: 80x/menit susu, sering mengganti
Suhu : 36,8̊ C posisi dan menghindari
RR : 20x/menit berdiri/duduk lama.
e. Berikan informasi
mengenai fisiologi
aktivitas uterus.
f. Monitor vita sign

4. Setelah dilakukan a. Jelaskan semua prosedur a. Untuk memberikan


tindakan keperawatan termasuk sensasi yang informasi pada klien
3x24 jam diharapkan akan dialami klien selama mengenai tindakan yang
Ansietas pasien prosedur akan diberikan dan
berkurang dengan kriteria b. Gunakan pendekatan menentukan arah dan
hasil : yang tenang dan kemungkinan pilihan /
1. Kecemasan pasien meyakinkan intervensi.
berkurang c. Ciptakan atmosfer rasa b. Untuk menghilangkan
2. Pasien dapat aman untuk ansietas berkenaan
beristirahat meningkatkan dengan ketidaktahuan
kepercayaan dan membantu keluarga
d. Libatkan keluarga untuk mengenai stress,
mendampingi klien membuat keputusan,
dengan cara yang tepat dan beradaptasi secara
positif terhadap pilihan

IV. IMPLEMENTASI
Melakukan implementasi sesuai intervensi

V. EVALUASI

No Hari / tgl Nama Evaluasi Nama dan


Diagnosa ttd

1 Gangguan Eliminasi S : Pasien mengatakan sudah


mampu BAK dengan
Urine lancar
O: Pasien dapat melakukan
toileting secara mandiri
A: Apakah kriteria hasil pada
intervensi tercapai
sebagian atau tidak
tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
2 Pola Nafas Tidak S : Pasien mengatakan merasa
lebih baik dan sesak
Efektif berkurang
O: Pola nafas pasien normal
A: Apakah kriteria hasil pada
intervensi tercapai
sebagian atau tidak
tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien

3 Nyeri Akut S : Pasien mengatakan nyeri


dan mual yang dirasakan
sudah berkurang
O: Pasien dapat beristirahat
A: Apakah kriteria hasil pada
intervensi tercapai
sebagian atau tidak
tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien
4 Ansietas S :Pasien mengatakan sudah
merasa lebih tenang
O: Pasien tampak tenang, dan
dapat beristirahat
A: Apakah kriteria hasil pada
intervensi tercapai
sebagian atau tidak
tercapai
P: Pertahankan kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKA

Putrid, Endang dan Elisabeth. (2015). Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC

Wilkinson.JM & Ahern NR. (2011). Buku Suku Diagnosis


Keperawatan:Diagnosis.NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC.
Alihbahasa oleh: Esty W. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B.G (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

NANDA internasional. (2013). Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi 2012 –


2014, Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN ANTENATAL CARE
RUANG DARA RSUD WANGAYA
TANGGAL 9-28 NOVEMBER 2020

OLEH

WAYAN USIANA

2090124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2020
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
“ANTENATAL”

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S Nama : Tn. C
Umur : 23 tahun Umur : 26 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Jenis kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Hindu Alamat : Denpasar, Bali.
Suku : Bali Status perkawinan: Kawin
Alamat : Denpasar Agama : Hindu
No CM : 22222
Tanggal MRS : 09 November 2020
Tanggal Pengkajian : 10 November 2020
Sumber informasi : Pasien

B. ALASAN MRS
a. Keluhan Utama MRS : Sesak nafas
b. Keluhan saat dikaji : Sesak
nafas
c. Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien mengatakan riwayat penyakit sekarang pasien merasa sesak nafas dan
mengalami kesulitan tidur karena sesak nafas yang dialaminya
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang berat, seperti diabetes
melitus, hipertensi, dan penyakit jantung

C. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


a. Riwayat Menstruarsi :
 Menarche : Umur 13 tahun
 Siklus : Teratur (√) tidak ( )
 Banyaknya :-
 Lama : 4 hari
 Keluhan : Nyeri haid pada hari pertama
 HPHT : 2 Maret 2020
b. Riwayat pernikahan
 Menikah : 1 kali
 Lama : 2 tahun

Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak


Umur Penyuli Jenis
No Thn Jenis Penolong Penyulit laserasi infeksi Perdarahan BB PJ
kehamilan t kelamin
31 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
1 20 Tidak ada - -
minggu ada ada ada ada ada ada ada

c. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Tidak ada


d. Riwayat kehamilan saat ini
Status Obstetrikus :
 Gravida (jumlah kehamilan sampai saat ini) : 1
Paritas (Jumlah kelahiran) :0
Abortus :0
 UK : 31 minggu
 TP : 10 November 2020
 ANC kehamilan sekarang : Berdasarkan anamnesa didapatkan kehamilan
ibu sekarang adalah kehamilan pertama, tidak pernah mengalami abortus
(G1P0A0), umur kehamilan 31 minggu.
e. Riwayat keluarga berencana
 Akseptor KB : Tidak ada
 Jenis :-
 Lama :-
 Masalah : -

D. RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit
yang parah, penyakit yang pernah dialami pasien hanya penyakit demam dan batuk
pilek.
2. Keluarga : Pasien mengatakan di keluarganya tidak
mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, ataupun penyakit
gangguan pernafasan.

E. POLA FUNGSIONAL KESEHATAN


1. Pemeliharan dan persepsi terhadap kesehatan
- Pasien mengatakan selalu menjaga kesehatannya dengan
baik, ditambah saat hamil yang sudah memasuki trimester terakhir ini pasien
selalu memelihara kesehatannya dengan baik mulai dari makan hingga melakukan
yoga kehamilan.
- Persepsi pasien terhadap kesehatan, pasien mengatakan
kesehatan adalah hal yang sangat penting jadi kesehatan harus selalu di jaga.

2. Nutrisi / metabolik
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada nutrisi metaboliknya. Pasien
mengatakan makan 3 - 4 kali sehari, 1 porsi makanan lengkap dengan lauk pauk, serta
setelah makan pasien makan buah - buahan.
Pasien mengatakan tidak ada merasa mual ataupun muntah.

3. Pola eliminasi
1) BAK :
Pasien mengatakan tidak ada masalah atau gangguan pada pola eliminasi
(pengeluaran urine). Pasien kencing 4 - 5 kali sehari tergantung dari seringnya
pasien minum, bau kencing tidak menyengat dan warna kencing jernih. Pasien
juga mengatakan tidak ada nyeri saat buang air kecil.
2) BAB :
Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada pola eliminasi. Pasien buang air
besar 1 kali dalam sehari, kadang 2 kali (tergantung banyaknya pasien
makan).

4. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0 : mandiri, 1 : alat Bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tergantung total
5. Oksigenasi
Pasien mengatakan nafasnya terasa sesak atau susah bernafas.

6. Pola tidur dan istirahat


Pasien mengatakan susah tidur karena susah bernafas (sesak nafas)

7. Pola perseptual
Pasien mengatakan kehamilan adalah sesuatu yang mutlak yang akan dilewati semua
wanita yang sudah menikan dan ingin mempunyai keturunan
8. Pola persepsi diri
Pasien mengatakan proses kehamilannya ini tidak mengganggu citra tubuh, pasien
hamil karena ingin mempunyai keturunan.

9. Pola seksual dan reproduksi


Pasien mengatakan tidak ada masalah pada pola seksualnya, saat ini pasien sedang
hamil dengan usia kehamilan 31 minggu. Pasien hamil anak pertama, tidak ada
riwayat penggunaan kontrasepsi (KB).

10. Pola peran – hubungan


Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan suami ataupun dengan mertuanya.
Hubungan pasien dengan keluarga berjalan dengan baik.

11. Pola manajemen koping stress


Pasien mengatakan jika pasien merasa stress maka pasien akan menghibur diri
dengan pergi kepantai, dengan begitu rasa stress atau penat pasien akan berkurang

12. Sistem nilai dan keyakinan


Pasien mengatakan bahwa beragama hindu, pasien selalu sembahyang setiap hari
dirumah, dan selalu berdoa setiap sebelum melakukan aktivitas.

A. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
 GCS : Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6
 Tingkat kesadaran : Komposmentis (Kesadaran penuh)
 Tanda – tanda vital : TD 120 / 70 mmHg, N 88 kali / menit, RR 28 kali
permenit, T 36,80C
 BB : 57 Kg TB: 160cm LILA : 23 cm

Head to toe :
 Kepala
Wajah :
Inspeksi : Bentuk wajah bulat, simetris, tidak ada jerawat, tidak ada lesi atau luka di
wajah.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, wajah teraba hangat.
Sklera : An ikterik
Konjungtiva : : An anemis
Pembesaran limphe node : Tidak ada pembesaran limphe node
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga :
Inspeksi : Bentuk telinga simetris kanan dan kiri, tidak terdapat serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

 Kulit
Linea nigra (√)
Striae gravidarum (√)
Pucat (-)
Cloasma (-)

 Dada
Payudara
Areola : Menghitam Putting : (menonjol)
Tanda dimpling / retraksi : Tidak ada tanda dimpling atau retraksi
Pengeluaran ASI : ASI belum keluar

Jantung :
1. Jantung ibu : Terdengar suara S1 S2 reguler tunggal, dengan denyut jantung 88
kali / menit
2. Jantung janin : Denyut jantung janin (DJJ) terdengar 120 kali/menit.

Paru: Suara paru vesikuler, nafas pendek, suara nafas tidak teratur, frekuensi nafas
28 kali permenit.
 Abdomen
Linea : Nigra Striae : Striae gravidarum berwarna merah muda
Pembesaran sesuai UK : 31 minggu
Gerakan Janin : Aktif Kontraksi : Tidak ada kontraksi
Luka bekas operasi : Tidak ada
Ballottement : Tidak ada
Leopold I : Teraba kepala janin TFU: 32 cm
Leopold II : Letak punggung janin di sebelah kanan, teraba lebar dan keras
Leopold III : Kepala janin belum masuk PAP
Leopold IV : Konvergen
Kontraksi : Belum ada kontraksi
DJJ : 120 kali/ menit Bising usus : 25 kali / menit

 Genetalia dan perineum : Bersih


Kebersihan : Baik
Keputihan : Tidak ada keputihan Karakteristik : -
Hemoroid : Tidak ada hemoroid
 Ekstremitas
Atas :
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
CRT : < 2 detik
Bawah :
Oedema : Tidak ada oedema
Varises : Tidak ada varises
CRT : < 2 detik
Refleks : Positif

B. DATA PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 9 g/dL
 Pemeriksaan USG : Jenis kelamin janin laki - laki.

C. DIAGNOSA MEDIS
G1P0A0

D. PENGOBATAN
Pengobatan yang didapatkan Ibu C selama kehamilan, yaitu :
1. Tablet zat besi
2. Vitamin C

II. ANALISA DATA


DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subyektif : Pembesaran uterus Pola nafas tidak efektif
- Pasien mengatakan
nafasnya terasa sesak
Ekspansi diafragma menurun
Data Subyektif :
- Pasien tampak sesak
nafas Oksigen masuk ke paru - paru
- Hasil TTV : tidak maksimal
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 X/ menit
Suhu : 36,80C Peningkatan frekuensi nafas (nafas
cepat dan dangkal)
RR : 28 X/ menit

Pola nafas tidak efektif

Data Subyektif : Pergerakan janin, kram Gangguan Pola Tidur


- Pasien mengatakan
susah tidur karena
sesak yang dialaminya Peningkatan frekuensi nafas, sesak
Data Subyektif : nafas
- Pasien tampak sesak
nafas Penurunan fungsi REM
- Pasien tampak lemas
dan lesu
- Pasien tampak susah Tidur pasien terjaga
tidur karena nafasnya
sesak
Gangguan pola tidur

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas :


1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi diafragma
ditandai dengan pasien mengatakan sesak nafas, dengan RR 28 x/menit.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur ditandai dengan
tidur pasien terjaga, pasien mengeluh susah tidur

III.RENCANA KEPERAWATAN
Tgl / RencanaKeperawatan
No Dx
jam Tujuan Intervensi Rasional
09/11 Setelah dilakukan Observasi Observasi
1 /20 1
tindakan keperawatan 1. Monitor vital sign 1. Tanda vital merupakan
08.00
wita selama 1 x 24 jam, pasien acuan untuk
diharapkan pola nafas 2. Monitor respirasi dan mengetahui keadaan
pasien teratasi, dengan status O2 umum klien
kriteria hasil : 3. Monitor suara paru 2. U ntuk mengetahui
1. Mendemonstrasikan 4. Monitor sianosis perifer adanya masalah pada
batuk efektif dan Nursing Treatment respirasi pasien
suara nafas bersih, 5. Buka jalan nafas, 3. Untuk mengetahui
tidak ada sianosis gunakan teknik chin lift adanya kelainan dari
dan dyspnea atau jaw thrust (bila suara nafas
(mampu perlu) 4. Untuk mengetahui
mengeluarkan 6. Bersihkan mulut, hidung adanya
sputum, mampu dan secret trakea ketidakefektifann
bernafas dengan 7. Pertahankan posisi perfusi perifer
mudah, tidak ada pasien Nursing Treatment
pursed lips) 8. Pertahankan jalan nafas 5. Untuk membebaskan
2. Menunjukkan jalan tetap paten jalan nafas pasien
nafas yang paten Edukasi 6. Untuk memastikan
(klien tidak merasa 9. Ajarkan pasien dan tidak ada sumbatan
tercekik, irama keluarga untuk jalan nafas
nafas, frekuensi memberikan pasien 7. Posisi mempengaruhi
pernafasan dalam posisi yang dapat pernafasan pasien
rentang normal, memaksimalkan 8. Mencegah terjadinya
tidak ada suara nafas ventilasi gangguan nafas
abnormal) Kolaborasi Edukasi
3. Tanda - tanda vital 10. Kolaborasi pemberian 9. Agar keluarga dan
dalam rentang terapi oksigenasi (bila pasien mengetahui
normal perlu) pentingnya ventilasi
yang baik untuk pasien
Kolaborasi
10. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen
pasien
2 09/11 2 Setelah dilakukan Observasi Observasi
/20
tindakan keperawatan 1. Monitor waktu makan 1. Untuk menghindari
08.00
wita selama 1 x 24 jam, dan minum dengan kurang atau kelebihan
diharapkan gangguan waktu teratur makan yang dapat
pola tidur pasien 2. Monitor kebutuhan tidur membuat tidur
teratasi, dengan kriteria tidur pasien setiap hari terganggu
hasil : dan jam 2. Untuk memenuhi
1. Jumlah jam tidur Nursing Treatment kebutuhan istirahat dan
dalam batas normal 3. Ciptakan lingkungan tidur pasien
6 - 8 jam perhari yang nyaman Nursing Treatment
2. Pola tidur, kualitas 4. Fasilitasi untuk 3. Untuk meningkatkan
dalam batas normal mempertahankan kualitas istirahat dan
3. Perasaan segar aktivitas sebelum tidur tidur pasien
sesudah tidur atau (membaca) 4. Sebagai salah satu hal
istirahat 5. Diskusikan dengan yang dapat
4. Mampu pasien dan keluarga meningkatkan ngantuk
mengidentifikasi hal tentang teknik tidur 5. Untuk mengetahui
- hal yang pasien teknik tidur yang dapat
meningkatkan tidur Edukasi meningkatkan pola tidur
6. Ajarkan pasien tentang pasien
pentingnya tidur yang Edukasi
adekuat 6. Untuk memenuhi
Kolaborasi kebutuhan istirahat dan
7. Kolaborasi pemberian tidur pasien
obat tidur Kolaborasi
7. Untuk memenuhi
kebutuhan istirahat dan
tidur pasien

IV. IMPLEMENTASI

Tgl / Jam No Implementasi Evaluasi Proses Paraf


Dx
09/11/202 1 1. Monitor vital sign pasien Data Subyektif : Usi
0 - Pasien mengatakan
09.30 wita nafasnya terasa sesak
Data Subyektif :
- Pasien tampak sesak
nafas
- Hasil TTV :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88 X/ menit
Suhu : 36,80C
RR : 28 X/ menit
1 2. Kolaborasi pemberian terapi
09.50 wita oksigenasi Data Subyektif : Usi
- Pasien mengatakan
nafasnya terasa sesak
Data Subyektif :
- Pasien tampak sesak
nafas
- RR : 28 X/ menit
- Pasien diberikan terapi
2 3. Monitor waktu makan dan O2 nasal kanul (3liter).
13.00 wita minum dengan waktu teratur Usi
Data Subyektif :
- Pasien mengatakan susah
tidur karena sesak yang
dialaminya
- Pasien mengatakan pola
makannya tetap teratur.
Data Subyektif :
- Pasien tampak sesak
nafas
- Pasien tampak lemas dan
lesu
2 4. Ciptakan lingkungan yang - Pasien tampak susah
14.00 wita nyaman tidur karena nafasnya Usi
sesak

Data Subyektif :
- Pasien mengatakan susah
tidur karena sesak yang
dialaminya
Data Subyektif :
- Pasien tampak tertidur
1 setelah diberikan
17.00 wita 5. Monitor vital sign pasien lingkungan nyaman Usi
(tidak bising dan bersih)

Data Subyektif :
- Pasien mengatakan
sesaknya sudah mulai
tidak dirasakan
Data Subyektif :
- Pernafasan pasien
tampak kembali normal
- Hasil TTV :
TD : 125/80 mmHg
Nadi : 85 X/ menit
2 Suhu : 36,80C Usi
20.00 wita 6. Ajarkan pasien tentang RR : 21 X/ menit
pentingnya tidur yang adekuat

Data Subyektif :
- Pasien mengatakan
tidurnya sudah sedikit
membaik
Data Subyektif :
- Pola tidur pasien
kembali normal (8 jam
sehari)
- Pasien tidak mengalami
insomnia
- Pasien tidak tidur terjaga

V. EVALUASI

Tgl/Jam No Dx Evaluasi Hasil


10/11/2020 1 Subyektif :
10.00 wita
- Pasien mengatakan sesaknya sudah mulai tidak
dirasakan
Obyektif :
- Pernafasan pasien tampak kembali normal
- Hasil TTV :
TD : 125/80 mmHg
Nadi : 85 X/ menit
Suhu : 36,80C
RR : 21 X/ menit
Assesment :
- Masalah teratasi
Plan :
- Pertahankan kondisi pasien
10/11/2020 2 Subyektif :
10.30 wita
- Pasien mengatakan sudah bisa tidur normal seperti
biasa, tidak ada gangguan tidur, dan tidur tidak
terjaga
Obyektif :
- Pola tidur pasien kembali normal (8 jam sehari)
- Pasien tidak mengalami insomnia
- Pasien tidak tidur terjaga
Assesment :
- Masalah teratasi
Plan :
- Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai