PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1990 WHO meluncurkan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) di
dukung oleh badan-badan internasional seperti UNFPA, UNICEF dan Word Bank,
sebagai upaya untuk menurunkan AKI dan AKB yang masih cukup tinggi dan
sebagian besar terjadi di negara-negara berkembang. Tiga pesan kunci MPS adalah
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri
dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan setiap wanita usia subur
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi
dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 2007 angka
kematian ibu berkisar 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 34/1.000
kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2008: 25&27). Salah satu penyebabnya
kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan
eklampsia, penyebab tak langsung kematian ibu antara lain adalah anemia, kurang
energi kronis (KEK) dan keadaan “4 terlalu “ muda / tua, sering dan banyak
Untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat perlu pemahaman
tentang kehamilan resiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi
Bahaya yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan resiko tinggi antara lain :
bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR),
persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah apabila gejalanya ditemukan sedini mungkin,
ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan,
pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif, makan makanan yang bergizi yaitu
memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Hal yang dapat dilakukan seorang ibu untuk
kehamilan risiko tinggi dan segera ke Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit
2007, 18:38).
Faktor penyebab terjadinya kehamilan resiko tinggi tidak hanya ditentukan oleh
pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, namun juga
merupakan faktor sosial budaya yang berperan pada tingginya angka kematian
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
ialah Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Status Ekonomi Ibu Hamil Dengan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan status ekonomi ibu hamil
2. Tujuan Khusus
resiko tinggi.
b. Untuk mengetahui hubungan status ekonomi ibu hamil dengan kehamilan resiko
tinggi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
hubungan status ekonomi dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko
tinggi.
Sebagai bahan bacaan dan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian adik kelas
selanjutnya.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
panca indra yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
1. Awareness (Kesadaran)
3. Evaluation (menimbang-nimbang)
4. Trial
5. Adaption
yaitu subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
1. Pengalaman
pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara
permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara
2. Pendidikan
3. Kepercayaan
menunjukkan sikap pro atau anti kepercayaan. Sering diperoleh dari orang tua,
C. Status Ekonomi
1. Pengertian
ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2002: 33). Kehamilan
resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami resiko atau bahaya yang lebih besar
pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan ibu hamil
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih faktor resiko,
baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberikan dampak yang kurang
tidak darurat, dengan jumlah skor 6-10 (Poedji Rochjati, 2003: 28).
kehamilan resiko tinggi pada seorang ibu pada saat kehamilannya yaitu :
1. Faktor Non-Medis
ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, status gizi buruk, sosial ekonomi yang
Kriteria kehamilan resiko tinggi diperoleh dari anamnesa tentang umur, paritas,
riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, pemeriksaan kehamilan yang sekarang
tinggi menurut Poedji Rochjati yang dikutip oleh Manuaba (2002: 33) yaitu :
mempengaruhi kehamilan.
Sementara menurut Mochtar (1998: 203) akibat atau dampak dari kehamilan resiko
Menurut Hartanto (2004: 23) kehamilan resiko tinggi dapat timbul pada keadaan
”4 terlalu” yaitu :
H. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep yang dapat penulis gambarkan adalah sebagai berikut
Tingkat pengetahuan
Kehamilan Resiko
Tinggi
Status ekonomi