Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

Dosen Pengampu : Dr.Heny Astutik, S.Kep.Ners, M.Kes

KELOMPOK 6 :

 Hanum Ardya Pramesthi (P17310213037)


 Kharidah Iffah (P17310213038)
 Merlina Andriani(P17310213039)
 Nur Cahyaningrum (P17310213040)
 Nurul Izza Sulviarini (P17310213041)
 Riries Khoirotul Izah (P17310213042)
 Rizka Intan Sari (P17310213043)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahNya kami Kelompok 6 dapat menyelesaikan tugas makalah Anatomi Fisiologi ini dengan
judul “SISTEM REPRODUKSI PRIA”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa-mahasiswa Polteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang. Kami sebagai
manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan dalam pembuatan
makalah ini dan kami akan bangga apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran
maupun kritik yang bersifat membangun.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Dosen Pengampu Ibu Dr.Heny Astutik,
S.Kep.Ners, M.Kes yang telah memberikan tugas ini, tak lupa juga kami haturkan permohonan
maaf apabila makalah yang kami buat terdapat suatu kesalahan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Malang, 07 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi ................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Fisiologi Organ Reproduksi Pria......................................................................................1

2.2 Hormon Pada Pria............................................................................................................1

2.3 Spermatogenesis...............................................................................................................1

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................1

3.2 Saran.................................................................................................................................1

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk
menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Sistem
reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas) atau masa akil balik. Pada seorang pria testisnya
telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon
testosteron. Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.
Begitu pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia
sehingga ada pendapat ahli yang extrim menyatakan bahwa semua tingkah
laku manusia pada hakekatnya dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka
tidaklah mengherankan bahwa ada pendapat peneliti lain mengatakan
bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan tingkah laku terjadi
oleh adanya gangguan pola perkembangan kehidupan psikoseksualnya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana fisiologi organ reproduksi pria ?
2) Apa saja hormon yang ada pada pria ?
3) Apa saja tahap-tahap dari spermatogenesis ?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Agar para pembaca mengetahui fisiologi dari organ reproduksi pria,
2) Agar para pembaca mengetahui hormon apa saja yang ada pada pria,
3) Agar para pembaca mengetahui tahap-tahap dari spermatogenesis.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI PRIA

1. Genetalia Eksternalis
a. Penis
Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada vagina wanita
b. Skortum
c. Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis dan epididimis
dari cedera fisik dan merupakan pengaturan suhu testis
2. Genetalia Internalis
a. Testis
Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikam hormon testosteron
b. Epididimis
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai pematangan motilitas
dan fertilitas sperma, memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma.
c. Duktus deferens (Vas Deferens)
d. Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke duktus ejakulatorius
dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk mendorong sperma keluar
dari dukrus ejakulatorius dan uretra
e. Vesikula seminalis
Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma yang
dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran
reproduksi pria untuk membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian
besar cairan semen, menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan
semen.
f. Duktus ejakulatorius
Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens menuju ke basis prostat.
g. Glandula prostatica
Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang asam,
memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam vagina
pada saat penis dikeluarkan.
h. Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi)
Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.

Gambar 2.1. Anatomi reproduksi pria

2.2 HORMON PADA REPRODUKSI PRIA

Beberapa hormone yang mempengaruhi reproduksi pria antara lain:

1. Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus.
Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar
mengeluarkan hormon FSH dan LH.

2. Follicle Stimulating Hormone/FSH


Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior (Kelenjar Pituitary)
FSH berfungsi:
 merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
 Merangsang sel leydig untuk menghasilkan testosterone.

3. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior.
Fungsi LH:
 merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
 Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan
berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan
pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai
tumbuh.
 Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.

4. Testosteron
Testosteron adalah hormone diproduksi di testis oleh sel Leydig.
Testosteron berfungsi :
 merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio,
 Pada masa pubertas testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder seperti
pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan
perubahan suara.
 mendorong spermatogenesis, pada tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.

5. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.

6. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan
secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

2.3 SPERMATOGENESIS

Spermatogenesis adalah pembentukan sperma di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus


seminiferus. Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium
germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.
 Spermatogonia (mengandung kromosom diploid =2n) terus-menerus memperbanyak diri
dengan membelah secara mitosis, setelah berulangkali membelah berubah menjadi
spermatosit primer (2n).
 Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1) menjadi
2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom.
 Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.
 Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis
terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
 Spermatid = calon sperma belum mempunyai ekor dan mengandung kromosom haploid
(bentuk sel epithelium). Kemudian setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah
bentuk menjadi sperma yang memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma
disebut spermiasi
 Selama spermatogenesis, sperma yang berkembang secara perlahan-lahan didorong ke tengah
tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma mendapatkan motilitasnya
(kemampuan bergerak).

Gambar 2.4. Proses spermatogenesis

Wanita hanya memproduksi 1 sel telur tiap bulan dari setiap ovariaum, tetapi testis dapat
memproduksi 150 juta sperma dalam waktu 24 jam. Sekali ejakulasi dapat mengeluarkan 100
juta s/d 300 juta sperma, dan bila sperma tidak dikeluarkan akan diserap secara alamiah.
Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus terdapat
sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses spermatogenesis.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kita mampu mengetahui apa itu reproduksi. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Dan juga tentang fisiologi organ reproduksi pada pria
dibagi menjadi 2 yaitu (Genetalia Eksternalis) dan (Genetalia Internalis). Hormon yang ada pada
pria Beberapa hormone yang mempengaruhi reproduksi pria antara lain:
1. Hormon Gonadotropin
2. Follicle Stimulating Hormone/FSH
3. Luteinizing Hormone/LH
4. Testosteron
5. Estrogen
6. Hormon Pertumbuhan
Serta tahap-tahap dari spermatogenesis. Spermatogenesis sendiri adalah pembentukan sperma di
dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus
seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi spermatogonia
yang merupakan prekusor sperma.

3.2 Saran

Saran yang dapat kita definisikan dari kesimpulan dan penjelasan diatas yaitu sebagai seorang
pria kita harus lebih bisa menjaga kebersihan alat kemaluan dengan cara menjaga kebersihan
pakaian terutama celana dalam yang dapat membantu menjaga kelembapan di area kemaluan.
Kemudian sebagai seorang pria tetap harus menjaga kesehatan dan stamina agar sel sperma yang
dihasilkan lebih berkualitas dan mendapatkan hasil sperma yang unggu bagi lawan jenis kita
DAFTAR PUSTAKA

http://elibs.unigres.ac.id/678/1/DIKTAT%20ANFIS%20REPRO.pdf

Anda mungkin juga menyukai