PENDAHULUAN
Bab ini membahas (1) latar belakang, (2) rumuan masalah, (3) tujuan, dan
(4) manfaat. Berikut ini penjelasan masing-masing subbahasan tersebut.
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bab ini membahas (1) Pengertian stunting, (2) factor penyebab gizi, dan
(3) upaya penanggulangan gizi. Berikut penjelasan masing-masing subbahasan
tersebut.
Salah satu akibat anak yang mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang
lama adalah gagal tumbuh, yaitu stunting. Stunting adalah kondisi pertumbuhan
yang gagal pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) karena kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (TNP2K,2017:5). Wulandari
(2017) menyatakan bahwa stunting pada balita merupakan faktor yang
menyebabkan meningkatnya risiko angka kematian, kemampuan kognitif
menurun dan perkembangan motorik rendah dan juga fungsi-fungsi tubuh tidak
seimbang. Maka dari itu stunting merupakan salah satu hal yang harus segera
ditangani dengan serius oleh pemerintah.
3
asupan protein Ibu hamil adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian
anak bertubuh pendek pada saat anak berusia 12 bulan.
Faktor yang lain adalah faktor lingkungan kejadian stunting pada balita
berhubungan dengan pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, dan
ketersediaan pangan di keluarga dan sanitas lingkungan. Ayah dengan pendidikan
dasar dapat meningkatkan resiko stunting 4,37 kali dan ibu dengan pendidikan
4
dasar 3,02 kali lebih besar. Pengetahuan ibu terhadap stunting dengan tingkat
pendidikan rendah berpeluang 5,1 kali lebih tinggi untuk mempunyai anak
berumur 6-23 bulan mengalami stunting (Rahayu & Khairiyati, 2014). Karena ibu
dengan berpendidikan rendah akan sulit menyerap informasi gizi sehingga anak
dapat beresiko mengalami stunting.Maka dari itu untuk meningkatkan
pengetahuan responden diharapkan ibu-ibu tersebut aktif mengikuti penyuluhan
dan kegiatan kesehatan lainnya agar informasi dan edukasi (KIE) mengenai gizi
seimbang meningkat. Karena tanpa pengetahuan tentang gizi terlebih mengenai
stunting pada anak balita akan lebih sulit mengubah perilaku ibu untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita maupun kesehatan ibu itu sendiri
(Wulandari, 2017). Pendapatan, dan ketersediaan pangan keluarga yang rendah
juga dapat meningkatkan resiko terjadinya stunting (Kusumawati dkk, 2015).
Selain itu anak yang dilahirkan dari ibu yang pendek memiliki peluang
lebih besar untuk tumbuh stunting. Tinggi badan ibu ternyata merupakan faktor
yang berhubungan deengan tinggi badan anaknya kelak. Akan tetapi ada banyak
hal lain yang dapat mempengaruhi kejadian stunting yang utama seperti interaksi
antara genetik dan faktor lingkungan balita (Amin & Julia, 2014)
5
2.3 Upaya penanggulangan
6
BAB III
PENUTUP
Bab ini membahas (kesimpulan) dan (2) saran. Berikut ini penjelasan
masing-masing tersebut.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR RUJUKAN
Al-Rahmad, A.H., Ampera, M dan Abdul, H. 2013. Kajian Stunting pada Anak
Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi dan
Karakteristik Keluarga di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah
Nasuwakes. Vol 6. (http://nasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-
8j3ofmBubGZcnDrd.pdf). diakses 09 September 2018.
Amin, A.N., & Madrina, J. 2014. Faktor Sosiodemografi dan Tinggi Badan
Orang Tua Serta Hubungannya dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6-
23 Bulan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Vol 2.
(http://ejournal.almaata.ac.id/ index.php/ IJND/article/view/299/271). diakses
09 September 2018.
Anindita, P. 2012. HubunganTingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga,
Kecukupan Protein & Zinc dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6-35
Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Volume 1. (http://download.garuda.ristekdikti.go.id/ article.php?
article= 73881
&val=4700&title=HUBUNGAN%20%20TINGKAT%20PENDIDIKAN%20
IBU,%20PENDAPATAN%20KELUARGA,%20KECUKUPAN%20PROTE
IN%20&%20ZINC%20DENGAN%20STUNTING%20(PENDEK)%20PAD
A%20BALITA%20USIA%206%20%C3%A2%C2%80%C2%93%2035%20
BULAN%20DI%20KECAMATAN%20TEMBALANG%20KOTA%20SEM
ARANG). diakses 09 September 2018.
Aridiyah, O.F., Ninna, R & Mury, R. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan.
Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol 3. (http://download.garuda .ristekdikti .go.id/
article .
php?article=431528&val=5039&title=Faktorfaktor%20yang%20Mempengar
uhi%20Kejadian%20Stunting%20pada%20Anak%20Balita%20di%20Wilay
ah%20Pedesaan%20dan%20Perkotaan%20(The%20Factors%20Affecting%2
0Stunting%20on%20Toddlers%20in%20Rural%20and%20Urban%20Areas).
diakses 09 September 2018.
Astari, L.D., Amini, N., & Cesilia, M.D. 2006. Hubungan ASI dan MP-ASI Serta
Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan di Kabupaten Bogor. Jurnal Media
Gizi dan Keluarga. (https://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/
123456789/41885/Hubungan%20Konsumsi%20Asi%20%26%20MP-
Asi.pdf?sequence=1&isAllowed=y). diakses 09 September 2018.
Ernawati, F., Yuniar, R & Yurista, P. 2013. Pengaruh Asupan Protein Ibu Hamil
dan Panjang Badan Bayi Lahir Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia
12 Bulan di Kabupaten Bogor. Penelitian Gizi dan Makanan. Vol 36.(http://
ejournal.litbang.kemkes.go.id/ index.php/pgm/article/view/3388/3381).
diakses 09 September 2018.
Hidayati, L., Hamam, H., & Amitya, K. 2010. Kekurangan Energi dan Zat Gizi
Merupakan Faktor Risiko Kejadian Stunted Pada Anak Usia 1-3 Tahun yang
8
Tinggal di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol 3.
(https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/2315/10.%2
0LISTYANI%20H.pdf?sequence=1&isAllowed=y). diakses 09 September
2018.
Kusudaryati, D.P.D. 2013. Kekurangan Asupan Besi dan Seng Sebagai Faktor
Penyebab Stunting Pada Anak. Profesi. Volume 10. (https://
ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/66/57). diakses 09
September 2018.
Kusumawati, E., Setiyowati, R & Hesti, P.S. 2015. Model Pengendalian Faktor
Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah Tiga tahun. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. Vol 9. (http://jurnalkesmas.ui.ac.id/ kesmas/ article
/view/ 572/456). diakses 09 September 2018.
Ngaisyah, D. 2015. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Jurnal Medika Respati.
Vol X. (http://medika.respati.ac.id/ index.php/ Medika/article/view/105/101).
diakses 09 September 2018.
Ni’mah, K & Siti, R.N. 2015. Faktor yangBerhubungan dengan Kejadian Stunting
pada Balita. Jurnal Media Gizi Indonesia. Vol 10. (https://e-
journal.unair.ac.id/MGI/article/view/3117/2264). diakses 09 September 2018.
Ni’mah, C & Lailatul, M. 2015. Hubungan Tingkat Pendidikan,
TingkatPengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada
Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia. Vol 10. (http:// download
.garuda .ristekdikti.go .id/
article.php?article=467532&val=8230&title=HUBUNGAN%20TINGKAT%
20PENDIDIKAN,%20TINGKAT%20PENGETAHUAN%20DAN%20POL
A%20ASUH%20IBU%20DENGAN%20WASTING%20DAN%20STUNTI
NG%20PADA%20BALITA%20KELUARGA%20MISKIN). diakses 09
September 2018.
Rahayu, A & Laily, K. 2014. Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting
Pada Anak 6-23 Bulan. Penel Gii Makan. Vol 37. (http://
ejournal.litbang.depkes.go.id/ index.php/pgm/article/view/4016/3833).
diakses 09 September 2018.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100
Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta
Pusat.
Wulandari. 2017. Faktor yang Mempengaruhi Stunting pada Balita. (http://
repository.unmuhpnk.ac.id/236/1/JURNAL%20WULANDARI%201.pdf).
diakses 09 September 2018.