Anda di halaman 1dari 42

Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan

Angka Stunting (RAN PASTI) di Provinsi Kalimantan


Selatan

B K

Ir. H. Ramlan, MA
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan

BERENCANA ITU KEREN


LATAR BELAKANG: VISI INDONESIA 2045

Pembangunan SDM Unggul, Indonesia Maju


yang merata
dan inklusif
Memiliki kecerdasan Sehat menyehatkan
yang komprehensif dalam interaksi
Negara yang (produktif dan inovatif) alamnya
demokratis,
kuat dan bersih
Damai dalam
interaksi sosialnya Berperadaban
Ekonomi yang
maju dan dan berkarakter kuat unggul
berkelanjutan
2030

Feminization of ageing

Abundant labor force..


Yet, Its quality?

Low fertility

3
LATAR BELAKANG : Pencapaian Target SDGs 2030

2030 2030
menghilangkan kelaparan dan menjamin mengurangi rasio angka kematian ibu hingga
akses bagi semua orang, khususnya orang kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
miskin dan mereka yang berada dalam kondisi
rentan, termasuk bayi, terhadap makanan mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita
yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
tahun berusaha menurunkan Angka Kematian
Neonatal setidaknya hingga 12 per 1000 KH
menghilangkan segala bentuk kekurangan (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita
gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai 25 per 1000
target yang disepakati secara internasional
untuk anak pendek dan kurus di bawah usia 5 menjamin akses universal terhadap layanan
tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk
perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta keluarga berencana, informasi dan pendidikan,
manula dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam
strategi dan program nasional
01 STUNTING
Konsep, Penyebab, Dampak dan Fakta
Pengertian Stunting

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan


perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya
asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan
stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada
1.000 Hari Pertama Kehidupan.

Balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih
dari kinus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.
Persebaran Stunting Menurut Provinsi
PROPORSI STUNTING (TB/U) PADA BALITA MENURUT PROVINSI, SSGBI 2021
STUNTING
PADA BALITA (0-59 BULAN)
Hasil SSGI Kab/Kota di Kalsel Tahun 2021
No Kabupaten Prevalensi Stunted

1 Tanah Bumbu 18,7


2 Kota Banjarbaru 19,0
3 Hulu Sungai Utara 20,9
4 Kotabaru 21,8
5 Kota Banjarmasin 27,8
6 Tabalong 28,2
7 Hulu Sungai Selatan 29,1
8 Hulu Sungai Tengah 29,6
9 Tanah Laut 31,0
10 Balangan 32,3
11 Barito Kuala 32,4
12 Tapin 33,5
13 Banjar 40,2
Kalsel 30,0
CARA PENCEGAHAN STUNTING
FAKTOR PENYEBAB STUNTING
Tidak Langsung Intermediate Langsung
• Sanitasi  PUPR • Jarak Anak • Nutrisi  Dinkes
(Jamban Sehat) • Jumlah Anak • ASI Ekslusif ( Bayi < 6
• Air Bersih  PUPR • Umur Ibu Bulan)  Dinkes
• Sosek  Kemensos • (4T)  BKKBN dan • 6-23 Bulan MPASI 
(Kemiskinan, Bansos) Dinkes Dinkes
• Pasangan Catin  • Berkurangnya KTD  • Penyakit (Balita Gizi
Kemenag dan BKKBN BKKBN Buruk)  Dinkes
• Pertanian dan • Pendewasaan • Pola Asuh  Stunting
Ketahanan Pangan  Perkawinan dan • Pendampingan Keluarga
Din.Pertanian Kekerasan terhadap Berisiko Stunting 
• Penyediaan Pangan dan Perempuan dan Anak BKKBN
Telur  Din.  DPPPA • Screening dan Konseling
Peternakan CAPUS siap nikah 
BKKBN

Sensitif 70% Spesifik 30% *Perban 12 Tahun 2021


Rumah Layak Huni Persentase Kepemilikan
Rumah Layak Huni

917.627 dari 1.051.582


keluarga terdata tinggal di rumah layak huni

87,26% 12,74%
Layak Tidak Layak

 
Sumber Air Minum Utama Layak Persentase Sumber
Air Minum Utama Layak
903.090 dari 1.051.582 keluarga terdata
memiliki sumber air minum utama layak

85,88% 14,12%
Layak Tidak Layak

Sumur
Terlindungi
Sumber air minum layak memenuhi
Sumur Bor
salah satu kriteria berikut :
 Air Kemasan/ Isi Ulang
 Ledeng/PAM Ledeng/PAM
 Sumur BOR
 Sumur Terlindungi Air Kemasan/
Isi Ulang
Sanitasi Layak Persentase Kepemilikan
Jamban per Kabupaten/Kota

842.804 dari 1.051.582 keluarga


terdata telah memiliki jamban dengan septic
tank

80,15% 19,85 %
Layak Tidak Layak
APA SAJA DAMPAK STUNTING ?

Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal


tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama dalam 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK)
Pe kem bangan O ak A nak S n ing Pe kem bangan O ak A nak Seha

 Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil,


 pendek, kurus)
 Hambatan perkembangan kognitif dan
motorik Gangguan metabolik pada saat
dewasa: risiko penyakit tidak menular
(diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung)

WHO anak-anak memiliki potensi pertumbuhan yang sama sampai usia


5 tahun, terlepas di mana mereka dilahirkan
Sumber:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains ni
Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org

HIDUP
BERENCANA
BERENCANA
ITU ITU
KEREN
KEREN
Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan
kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan

Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted Pengalaman dan bukti Internasional
menunjukkan bahwa stunting….

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar kerja

Hilangnya 11% GDP


Mengurangi
pendapatan pekerja
dewasa hingga 20%
singapura 2
Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak
vietnam 17 Indonesia di urutan
64 terendah dari 65 negara* Memperburuk kesenjangan/inequality
Mengurangi 10% dari Kemiskinan
thailand 50
total pendapatan seumur hidup antar-generasi

malaysia 52

indonesia 64

*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for
International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science Sumber: diolah dari laporan World Bank Investing in Early Years brief, 2016

HIDUP
BERENCANA
BERENCANA
ITU ITU
KEREN
KEREN
Perlu Akselerasi
“Zero Penambahan Stunting “  Pendekatan Hulu

Sumber : Pusat Data dan Informasi Kemenkes: - Riskesdas 2018 & - SSGBI 2019 Sumber: Perpres 18/2020 ttg RPJMN 2020-2024
8
PENCEGAHAN STUNTING DARI HULU
 Memastikan setiap calon pengantin/calon pasangan usia subur (Catin/Calon
PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil;
 Setiap Catin/Calon PUS harus memperoleh pemeriksaan kesehatan dan
pendampingan selama 3 (tiga) bulan pranikah serta mendapatkan bimbingan
perkawinan dengan materi pencegahan stunting.
 Salah satu fokus dalam pendampingan adalah meningkatkan pemenuhan gizi
Catin/Calon PUS untuk mencegah kekurangan energi kronis dan anemia
sebagai salah satu risiko yang dapat melahirkan bayi stunting.
02 STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
BKKBN
Sebagai
KETUA PELAKSANAAN PROGRAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
siap melaksanakan arahan presiden pada rapat terbatas (ratas) percepatan
penurunan stunting tanggal 25 januari 2021

melalui

menjadi 14% pendekatan


keluarga

Rencana Aksi Nasional

Mekanisme Dan Tata


Kerja
Pemantauan, Evaluasi Dan Pelaporan

PERATURAN PRESIDEN Nomor 72 tahun


Terdapat 4 (empat) peraturan pelaksanaan sebagai turunan
2021 tentang Percepatan Penurunan Perpes 3 diantaranya dibawah koordinasi BKKBN
Stunting
STRATEGI NASIONAL
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting menjadi acuan bagi kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah
Daerah kabupaten/kota, Pemerintah Desa, dan Pemangku Kepentingan dalam rangka menyelenggarakan Percepatan Penurunan Stunting.

TUJUAN PILAR STRANAS RENCANA AKSI NASIONAL


Pendekatan Keluarga
1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
1. Penyediaan data keluarga
stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi,
Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah berisiko stunting
2. Meningkatkan kualitas 2. Pendampingan keluarga
penyiapan kehidupan Desa;
2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan berisiko stunting
berkeluarga 3. Pendampingan semua calon
3. Menjamin pemenuhan pemberdayaan masyarakat;
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan pengantin/calon PUS;
asupan gizi 4. Surveilans keluarga berisiko
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
4. Memperbaiki pola asuh stunting
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
5. Meningkatkan akses dan dan Pemerintah Desa; 5. Audit kasus stunting
kualitas pelayanan 4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat;
6. Meningkatkan akses air 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
minum dan sanitasi riset, dan inovasi Ditetapkan oleh Kepala BKKBN
PENDEKATAN RAN PASTI

Pendekatan
Keluarga
Berisiko
Stunting

RAN
PASTI Pendekatan
Pendekatan
Intervensi Multisektor
Gizi Terpadu dan
Multipihak
03 KOLABORASI DAN SINERGITAS
SEMUA ELEMEN
PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

PELIBATAN SECARA KONVERGEN


DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota
evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04
daya manusia
PENDEKATAN MULTISEKTOR DAN MULTIPIHAK

G S PT MS M

G overnment S wasta PT MS a yarakat M edia

Keterpaduan Partisipasi Aktif Swasta Partisipasi Aktif Partisipasi Partisipasi Media


Kementerian/ dalam percepatan Perguruan Tinggi dan Masyarakat Sipil dalam percepatan
Lembaga, penurunan stunting baik akademisi dalam (LSM, NGO, penurunan stunting
Pemerintah Daerah langsung maupun tidak percepatan penurunan Perseorangan, dan melaui KIE
dan Pemerintah langsung kepada stunting melalui Mitra Pembangunan) Pencegahan dan
Desa . kelompok sasaran. Tridarma Perguruan dalam percepatan Penanganan
Tinggi penurunan stunting. Stunting.
PENGARAH
Ketua: Gubernur
Anggota:
Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah

Keanggotaan bidang-bidang dalam TPPS PELAKSANA SEKRETARIAT PELAKSANA:


Ketua : Wakil Gubernur Kaper BKKBN Provinsi
Provinsi dapat menyesuaikan dengan Wakil Ketua: Satgas:
kebutuhan dan potensi wilayah 1. Sekda, Tim Pakar dan Tim
2. Ka. Bappeda. Teknis/Lapangan
3. Ka. TP PKK
Sekretaris:
Kaper BKKBN Provinsi

BIDANG INTERVENSI
BIDANG KOMUNIKASI PERUBAHAN BIDANG KOORDINASI DAN BIDANG DATA, MONEV &
PELAYANAN SENSITIF DAN
PERILAKU DAN PENDAMPINGAN KONVERGENSI KNOWLEDGE MANAGEMENT
SPESIFIK
KELUARGA Koord:
Koord: Koord: OPD Bidang Dalduk & KB Bappeda Koord : Perguruan Tinggi
OPD Bid. Kesehatan
Anggota: Anggota Anggota
Anggota
OPD Bidang terkait dan Pemangku OPD bidang terkait dan OPD bidang terkait dan Pemangku
OPD bidang terkait dan Kepentingan Pemangku Kepentingan Kepentingan
Pemangku Kepentingan
PENGARAH
Ketua: Bupati/Walikota
Anggota:
Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah

PELAKSANA
Ketua: Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keanggotaan bidang-bidang dalam TPPS Wakil Ketua: SEKRETARIAT PELAKSANA:
kabupaten/kota dapat menyesuaikan 1) Sekda, Kepala OPD Dalduk & KB
dengan kebutuhan dan potensi wilayah 2) Ka. Bappeda, Satgas:
3) Ka. TP PKK Tim Pakar dan Tim
Sekretaris: Teknis/Lapangan
Ka. OPD Bid. Dalduk & KB

BIDANG PELAYANAN BIDANG KOMUNIKASI


BIDANG KOORDINASI, BIDANG DATA, MONEV &
INTERVENSI SENSITIF DAN PERUBAHAN PERILAKU DAN
KONVERGENSI & PERENCANAAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
SPESIFIK PENDAMPINGAN KELUARGA
Koord: Bappeda Koord: Perguruan Tinggi
Koord: OPD Bid. Kesehatan Koord: OPD Bid Dalduk & KB
Anggota: OPD bidang terkait dan Anggota: OPD bidang terkait dan
Anggota: OPD bidang terkait Anggota: OPD bidang terkait dan
Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan
dan Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan

TPPS KECAMATAN
PENGARAH
TPPS KAB/KOTA
Keanggotaan bidang-bidang dalam TPPS
Kecamatan dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi wilayah PELAKSANA
Ketua : Camat
Wakil: Kepala Puskesmas
Ka.UPT KB Kec/Koord.
Penyuluh KB

BIDANG KOORDINAS PELAYANAN


BIDANG KOORDINASI PENGGERAKAN SPESIFIK & SENSITIF BIDANG KOORDINASI DATA
LAPANGAN Koord: Ketua IBI Koord: Sekretaris Camat/ Penyuluh
Koord:Ketua TP. PKK Anggota: KB/PLKB
Anggota Bidan, Tenaga Gizi, Tenaga Kesehatan Anggota
Penyuluh KB/PLKB, Fasilitator PKM, Toma, Link. Puskesmas, Kader Posyandu dan Koord Statistik Kecamatan, Petugas Data
Toga, Todat, dan Pemangku Kepentingan Pemangku Kepentingan Kecamatan, dan Pemangku Kepentingan
PENGARAH
TPPS KAB/KOTA
Kepala Desa/Lurah

PELAKSANA
Ketua: Ketua TP PKK
Wakil: Sekretaris
Desa/Lurah
Sekretaris: PPKBD

KOORDINATOR LAPANGAN KOORDINATOR LAPANGAN


TIM PENDAMPING KELUARGA PENGELOLAAN DATA
Koord: Bidan/Penyuluh Koord : KPM/Kader Sub PPKBD/Koord.
KB/PLKB/Ketua Pokja IV TP. PKK Posyandu

TIM PENDAMPING KELUARGA TIM PENDAMPING KELUARGA TIM PENDAMPING KELUARGA


(BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB) (BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB) (BIDAN, KADER TP PKK, KADER KB)
04
PROGRAM INOVASI
PENCEGAHAN DAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
INTERVENSI GIZI MELALUI DASHAT
Risiko stunting karena faktor spesifik dan sensitif
2 Pendekatan di tingkat lini lapangan

KONVERGENITAS PARTISIPATIF

meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama bagi Keluarga Beresiko


Stunting melalui optimalisasi berbagai sumber daya dalam rangka
Salah satu bentuk intervensi stunting adalah mempercepat upaya penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan.
pemberian makanan bergizi seimbang bagi
keluarga resiko stunting dengan optimalisasi
bahan pangan lokal dalam kegiatan

Desa/Kelurahan dengan Target: kelompok Pelaksana: Pemerintah


kasus stunting tinggi (1 Ibu Hamil, Ibu Desa/Kel. Implementasi
desa setidaknya memiliki Menyusui, dan melalui pengembangan
1 Dashat di tingkat Balita (Keluarga kelembagaan lokal yang
Beresiko Stunting) sesuai dengan potensi
RW/Posyandu)
TIM PENDAMPING KELUARGA
TIM PENDAMPING KELUARGA
Akan ada Permenkes BIDAN, KADER PKK dan KADER KB
TUGAS/KEG. PENDAMPINGAN
• Mendeteksi dini faktor resiko stunting (spesifik & sensitif);
• Pendampingan dan Surveilans:
a. penyuluhan;
b. fasilitasi pelayan rujukan; dan
c. penerimaan bantuan sosial

KEGIATAN DAN SASARAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Catin Ibu Hamil Pasca Persalinan Anak 0-5 Th


(Anak 0-2 Th Prioritas)
identifikasi faktor risiko stunting dan melakukan pelayanan KIE pelayanan
kesehatan dan pelayanan lainnya untuk pencegahan risiko stunting
Elsimil : APLIKASI SKRINING KESIAPAN MENIKAH DAN HAMIL

CHAT INBOX & NOTIFIKASI


SCORING HASIL KUESIONER
Fitur Chat Inbox bisa digunakan oleh Catin
Scoring kuesioner dilakukan secara
dan Petugas untuk
otomatis melalui system aplikasi dan akan
Berkomunikasi/Berkonsultasi.
langsung muncul setelah kuesioner di-
Notifikasi untuk distribusi informasi penting
submit oleh Catin

EDUKASI INFORMASI CATIN


Fitur Edukasi dalam format Infografis
Informasi Catin menampilkan calon
maupun Artikel berisi informasi tentang
pengantin wanita dan pria.
Kesiapan Menikah dan Hamil. Misalnya,
Kesehatan reproduksi, kesiapan fisik, dan
lain sebagainya.

KUESIONER Profil ID/QR CODE


Kuesioner berisi variabel Kesehatan Profil ID dan Fitur QR Code bisa digunakan
terhadap risiko stunting yang diisi oleh untuk simplifikasi penambahan pasangan.
Catin Wanita dan Pria
SKRINING
Mendeteksi risiko melahirkan anak stunting sejak Catin/Calon
PUS yang dilakukan dengan melakukan skrining kesiapan
menikah dan hamil

Strategi EDUKASI KESPRO DAN GIZI


Pencegahan Hasil skrining merupakan potret kondisi kesiapan menikah dan
hamil yang harus difahami oleh setiap Catin/Calon PUS sehingga
Stunting dari menjadi input dalam melakukan edukasi kesehatan reproduksi
Hulu dan gizi

PENDAMPINGAN
Pendampingan Catin/Calon PUS untuk memastikan kondisi risiko
stunting teridentifikasi, dipahami, dan ditindaklanjuti dengan
upaya-upaya kesehatan dan peningkatan status gizi sehingga
pada saat menikah berada dalam kondisi ideal
Implementasi Strategi Pencegahan Stunting
dari Hulu dengan Aplikasi Elsimil

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4


DESA/KEL PUSKESMAS PETUGAS KUA DAN
PENDAMPING DINAS
DUKCAPIL

Surat Pengantar Pemeriksaan Pengisian Elsimil oleh Pendaftaran nikah


Nikah (N1). kesehatan: tinggi + Catin. Pendamping dan Rekomendasi
Petugas berat badan, LiLA, memastikan data yg
menikah.
menginformasikan diinput sesuai dg hasil
Hb, merokok/ tidak pemeriksaan kesehatan di
Petugas meminta
tentang keharusan merokok. Petugas Catin melampirkan
faskes. Pendamping
melakukan mencatat dan Sertifikat/Kartu
menjelaskan hasil Elsimil,
registrasi di Elsimil memberikan hasil Kewaspadaan
edukasi, konsultasi, akses
dan mengisi pemeriksaannya untuk meningkatkan status Stunting yang dapat
kuesioner skrining kepada Catin kesehatan dan gizi, serta didownload setelah
berdasarkan hasil rujukan. Pendampingan Catin mengisi
pemeriksaan dilakukan selama 3 bulan Kuesioner di Elsimil
kesehatan sebelum menikah
TIM SATGAS STUNTING TINGKAT PROVINSI
Yang terdiri dari :

1. Koordinator Manager

2. Manager Program

3. Manager Data

4. Technical Assistant (TA)

Tujuan Pembentukan Satgas Stunting:

5. Penguatan Advokasi dan Komunikasi kebijakan terkait percepatan penurunan Stunting;

6. Penguatan koordinasi multisektor dan multipihak;

7. Penguatan pengelolaan satu data Stunting;

8. Penguatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Percepatan Penurunan Stunting.


TIM AUDIT STUNTING
Penanggung Jawab : Wakil Bupati/ Walikota
Ketua : Kepala Dinas OPD KB
Wakil Ketua : Kepala Dinkes Kab/Kota
Tim Teknis : - Kabid KB Kab/Kota;
- Dinkes;
- Rumah Sakit;
- Kepala Puskesmas;
- BPS;
- Para Camat;
Tim Pakar : - Dokter Sp. Obgyn;
- Dokter Sp. Anak;
- IBI;
- Ahli Gizi;
- Psikolog;
Tujuan : Identifikasi kasus Stunting dan penanganannnya
Anggaran : Ada di BOKB

Menurut Perpres 72 Tahun 2021 dan Perban 12 Tahun 2021, bahwa audit stunting dilaksanakan minimal setahun dua kali.
Data yang diperlukan : ePPBGM dan data keluarga beresiko Stunting dari PK21.
KABUPATEN/KOTA YANG TELAH TERBENTUK TIM AUDIT KASUS STUNTING
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2022

NO KABUPATEN/KOTA SUDAH TERBENTUK TIM AUDIT BELUM TERBENTUK TIM AUDIT


KASUS STUNTING KASUS STUNTING
1 Tanah Laut √ -

2 Kotabaru   √

3 Banjar   √

4 Barito Kuala   √

5 Tapin √ -

6 Hulu Sungai Selatan   √

7 Hulu Sungai Tengah   √

8 Hulu Sungai Utara √ -

9 Tabalong   √

10 Tanah Bumbu   √

11 Balangan   √

12 Kota Banjarmasin   √

13 Kota Banjarbaru √ -

KALSEL 4 9
PERJANJIAN KERJASAMA
BKKBN-KEMENAG RI
 Harmonisasi kebijakan bimbingan dan
pendampingan bagi remaja, calon pengantin, dan
keluarga muda untuk mendukung penurunan
stunting.
 Sinergitas dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan pendampingan bagi remaja, calon
pengantin, dan keluarga muda. Penguatan
bimbingan perkawinan dengan materi
pencegahan stunting.
 Hasil Pengisian kuesioner pada Aplikasi Elsimil
berupa “Kartu Kewaspadaan Stunting” atau
“Sertifikat Siap Nikah dan Hamil” menjadi salah
satu dokumen untuk pendaftaran menikah di
Kantor Urusan Agama (KUA) atau Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil.
BUNDA GENRE SEBAGAI DUTA PENURUNAN STUNTING

Bunda Genre sebagai ibu dari


remaja-remaja memiliki peran
penting dalam pengasuhan
dan pendampingan tumbuh-
kembang remaja secara
optimal, dan menghantarkan
remaja-remaja di daerahnya
menjadi Calon Orangtua yang
sehat sehingga akan
melahirkan anak-anak yang
berkualitas untuk mewujudkan
Indonesia Emas yang bebas
stunting.
TERIMA KASIH
#2ANAK LEBIH SEHAT
#BERENCANA ITU KEREN

Anda mungkin juga menyukai