Anda di halaman 1dari 20

TATALAKSANA PENDERITA DENGAN BATUK DAN ATAU

SUKAR BERNAFAS MELALUI PENDEKATAN MTBS

dr. Marilin Natalia


Puskesmas Empat Ulu
DINAS KESEHATAN KOTA PALEMBANG

Disampaikan pada
Workshop Peningkatan Kapasitas Dokter Fungsional dan Petugas MTBS tentang Pneumonia di Puskesmas
Tahun 2019
Apa itu MTBS ?

Suatu PENDEKATAN keterpaduan


dalam tatalaksana balita sakit
di fasilitas kesehatan tingkat dasar

Sejalan dengan UU no 36/2009 tentang


kesehatan, Permenkes no 25/2014 tentang
upaya kesehatan anak, dan Standar
Pelayanan Minimal Kab/Kota.
Standar pelayanan bagi balita sakit yang
dinilai cost effective dan memberikan
kontribusi sangat besar untuk menurunkan
angka kematian neonatus, bayi dan anak
balita bila dilaksanakan secara benar & luas

Penerapan MTBS dapat meningkatkan


kualitas dan efektifitas pelayanan kesehatan
balita, meningkatkan peran keluarga dan
masyarakat, serta melindungi perawat/bidan
jika menjumpai permasalahan setelah
memberikan pelayanan.

3
Latar belakang
LANCET

• Dilaksanakan sejak tahun 1997 (adaptasi


dari WHO)
• Pada tahun 2003 WHO menyatakan bahwa
MTBS merupakan pendekatan terbaik
dalam menurunkan angka kematian balita.
Hal ini terbukti terjadinya penurunan
kematian balita yang sangat bermakna
dari negara-negara yang menerapkan
MTBS
RPJ
MN
SD
Gs
ANGKA KEMATIAN
SDKI 2017 TARGET SDGs 2030
2024

NEONATAL 15 (72.000) 10 7
BAYI 24 16 12
(151.200
BALITA 32 24 18,8
(153.600)

5
Persentase anak dibawa ke fasilitas kesehatan
karena
ISPA (92%),
demam (90%),
diare (80%)
TUJUAN MTBS

Menurunkan angka kesakitan


Memberikan Memperbaiki
dan kematian yang terkait
kontribusi praktik keluarga
dengan penyebab utama
terhadap dan masyarakat
penyakit pada balita, melalui
pertumbuhan dalam perawatan
peningkatan kualitas pelayanan
dan di rumah dan pola
kesehatan di unit rawat jalan
perkembangan pencarian
fasilitas kesehatan dasar
kesehatan anak pertolongan
(puskesmas, pustu, polindes).
STRATEGI MTBS

 Meningkatkan keterampilan
petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus.

 Memperbaiki sistem kesehatan


agar penanganan penyakit pada balita
lebih efektif.

 Memperbaiki praktek keluarga


& masyarakat dalam perawatan di
rumah dan pola pencarian pertolongan.
PADA SEBAGIAN BESAR ANAK, DIAGNOSA TUNGGAL
MUNGKIN KURANG TEPAT
Keluhan yang disampaikan Kemungkinan penyebab atau kondisi
yang menyertai
Batuk dan/atau napas cepat 1. Pnemonia
2. Anemia berat
3. Malaria (falciparum)

Letargis atau tidak sadar 1. Malaria serebral


2. Meningitis
3. Dehidrasi berat
4. Pnemonia berat

Ruam campak 1. Pnemonia


2. Diare
3. Infeksi telinga

Bayi muda yang “sakit berat” 1. Pnemonia


2. Meningitis
3. Sepsis
Intervensi yang tercakup dalam strategi MTBS

Meningkatkan pertumbuhan.
Pencegahan penyakit Pelayanan kuratif

1. Intervensi untuk meningkatkan gizi 1. Tatalaksana kasus secara dini


di tingkat rumah tangga/ masyarakat 2. Pola pencarian pertolongan yang
2. Insektisida - pemasangan kelambu tepat
Di rumah 3. Kepatuhan terhadap pengobatan

1. ASI dan MP-ASI 1. Tatalaksana kasus : ISPA, diare,


2. Suplemen campak, malaria dan malnutrisi,
3. Imunisasi infeksi serius yang lain
4. Mikronutrien 2. Konseling tentang pemberian
Pelayanan makan dan pemberian ASI
kesehatan 3. Pengobatan dengan tablet besi
4. Pengobatan kecacingan
MANFAAT DAN KEUNTUNGAN
PROGRAM KEUNTUNGAN DARI MTBS
ISPA dan Diare Keterpaduan tatalaksana kasus

Imunisasi Mengurangi “missed


opportunities”
Malaria Memperbaiki penanganan malaria
pada balita dan promosi kelambu
Gizi Konseling bagi ibu untuk
pemberian makanan pada anaknya
dan meneteki
Pengobatan, QA Pedoman tatalaksana yang baku
Promosi Mencari pertolongan kesehatan
kesehatan secara tepat
Warna pada bagan memiliki arti:
Kolom Kolom
Kolom
Kolom Penilaian
Penilaian Tindakan/Pen
Klasifikasi
gobatan

Merah
muda

Kuning

Hijau
FORMULIR PENCATATAN MTBS
REGISTER RAWAT JALAN
PERATURAN PEMERINTAH 2/2018 TENTANG SPM
PERMENKES 4/2019 TENTANG JUKNIS SPM
PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
STANDAR KUANTITAS
Kunjungan minimal 3 kali selama masa peroide neonatal dengan ketentuan :
1. Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
2. Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari

STANDAR KUALITAS
1. Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
a. Pemotongan dan perawatan tali pusat
b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
c. Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
d. Pemberian salep/tetes mata antibiotik
e. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)

2. Pelayanan Neonatal Setelah Lahir 9 6-28 Hari) meliputi:


a. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
b. Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau belum
mendapatkan Vitamin K
d. imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
e. Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
PERATURAN PEMERINTAH 2/2018 TENTANG SPM
PERMENKES 4/2019 TENTANG JUKNIS SPM
PELAYANAN KESEHATAN BALITA

Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5)Pemberian imunisasi dasar lengkap

Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5)Pemberian Imunisasi Lanjutan

Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:


1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun

Pelayanan Balita sakit


adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan manajemen terpadu
Balita Sakit (MTBS).
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai