Rerata konsumsi jeroan & olahan, ikan dan olahan, telur dan
olahan, susu bubuk dan olahan, susu cair, minyak dan olahan
serta gula dan konfeksionari penduduk Indonesia adalah sebesar
PERILAKU 2,1 gram, 78,4 gram, 19,7 gram, 4,9 gram , 3,6 gram, 37,4 gram
KONSUMS dan 15,7 gram per orang per hari. Dari konsumsi kelompok bahan
makanan sumber protein hewani, terlihat yang banyak
KURANG
I dikonsumsi penduduk adalah ikan dan olahan diikuti telur dan
PROTEI olahan, sedangkan konsumsi susu bubuk dan olahan, susu cair
HEWANI
N serta jeroan dan olahan termasuk yang rendah (Sumber: SKMI
2014).
Tantangan pola konsumsi untuk pencegahan stunting meliputi perilaku
konsumsi kurang gizi makro, kurang protein hewani, kurang sayur dan buah,
kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
PRAKTEK IMD, ASI sebagai sumber zat gizi terlengkap dan terbaik bagi bayi, dg kolostrum yang
ASI sangat dbutuhkan bayi untuk melawan infeksi, sementara sistem imun tubuhnya
masih berkembang, ternyata dari data RISKESDAS 2013 Dalam Angka, belum
EKSKLUSIF 6 diupayakan kesuksesan pemberiannya kepada bayi. Persentase proses mulai
BULAN DAN menyusu pada anak umur 0-23 bulan menurut provinsi mulai dari menyusu kurang
dari satu jam setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini) adalah 34,5 persen, dengan
MPASI persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan terendah di Papua Barat
(21,7%)
Pemberian prelakteal kepada bayi baru lahir: susu formula (79,8%), susu non
formula (1,6%), madu/madu+air (14,3%), air gula (4,15), air tajin (1,6%), air kelapa
(0,9%), kopi (0,9%), teh manis (1,2%), air putih (13,2%), bubur tepung/bubur saring
(2,7%), pisang dihaluskan (4,1%), nasi dihaluskan (2,3%). Persentase bayi baru lahir
yang diberikan susu formula seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan
dan kuintil indeks kepemilikan teratas (tertinggi 90,6% dan 89,5%).
2. POLA ASUH
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
PERILAKU PENGASUHAN
TUMBUH KEMBANG
DAN Lebih dari
AFEKSI
Tumbuh kembang anak balita TDK dapat
dipenuhi hanya oleh kecukupan gizi &
30% anak balita
sama sekali tidak pernah
pengasuhan kesehatannya saja. Tiap ditimbang
tahap pertumbuhan balita
membutuhkan
anak dari
stimulasi pengasuhnya kasih
sayang/afeksi
khususnya ibunya,
serta lingkungannya. Tanpa afeksi &
stimulasi ibu & lingkungannya semua
upaya pemberian gizi dan pengasuhan
kesehatan yang diberikan tidak akan
cukup berdampak bagi tumbuh
kembangnya.
3. HIGIENIS PRIBADI - CTPS
• CTPS atau Cuci Tangan Pakai Sabun
merupakan perilaku efektif mencegah diare pada
bayi/balita.
• Fakta CTPS:
Lima waktu penting cuci tangan
Riset Curtis & Cairncross (2003), pakai sabun:
CTPS di waktu-waktu penting dapat 1.sebelum makan 2.sesudah
mengurangi risiko anak terkena diare buang air besar 3.sebelum
sebesar 42 -44% atau bila memegang bayi
diterjemahkan lebih lanjut, CTPS 4.sesudah membersihkan buang air
dapat mencegah 1 juta kematian anak besar (BAB)
balita per tahunnya. 5.sebelum menyiapkan makanan
FAKTA CUCI TANGAN PAKAI SABUN
Hasil Studi IUWASH, (2016) di 15 kabupaten kota
menunjukkan hasil yang belum begitu
menggembirakan. Prosentase responden yang
sama sekali tidak mempraktikkan CTPS di 5 waktu
penting merupakan mayoritas, yaitu sekitar 67%
65% ibu balita tidak dari total responden
melakukan CTPS
Hasil Responden
dari ibu balita atau 5% mencuci tangan pakai sabun di
kelompok berisiko semua 5 waktu penting
- Untuk Indonesia, WHO memperkirakan setiap tahun sekitar 31.200 balita meninggal
karena diare. Artinya, lebih dari 31.000 anak di Indonesia tidak dapat merayakan ulang
tahun yang ke-5.
TENAGA Bidan
KESEHATAN
KELOMPOK TERSIER Pengambilan kebijakan (Bupati)
dll
10 KUNCI SUKSES
“ANAKKU SEHAT BANGSAKU
KUAT”
1. Calon ibu merencanakan kapan keluarga, mengkonsumsi pangan bergizi seimbang dan aman,
lingkar lengan atas tidak kurang dari 23,5 cm.
2. Calon ibu secara rutin minum tablet besi dan asam folat tanpa absen, mempersiapkan
“SUKSES ASI” dengan mengikuti kelas ibu hamil.
3. Pemeriksaan kehamilan dan konseling di fasilitas kesehatan dilakukan sesuai jadwal.
4. Ibu melahirkan di fasilitas kesehatan dan langsung melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
berkualitas.
5. Ibu memberikan ASI Eksklusif enam bulan penuh, dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
pada saat bayi tepat berusia enam bulan dengan menu makanan bervariasi.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, Ukur, Timbang, memberikan imunisasi dan vitamin
sesuai jadwal.
7. Ibu rajin bercerita dan bercanda dengan bayi sejak baru lahir sampai remaja.
8. Mengkonsumsi air minum yang sehat, aman, dan bebas dari cemaran.
9. Menggunakan jamban dan tangki septik yang aman sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
dengan pengurasan tangki septik terjadwal.
10. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air yang mengalir di lima waktu penting (sebelum
menyiapkan makanan, sebelum makan, sebelum memegang bayi, sesudah BAB, sesudah
memegang binatang).
SALAM
SEHAT
TERIMA KASIH