Anda di halaman 1dari 27

INTERVENSI

STUNTING
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang ditandai
dengan panjang atau tinggi badannya berada
di bawah standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021).
Akibat Stunting

Jangka Pendek Jangka Panjang


• Gangguan perkembangan otak • Tingkat kecerdasan rendah
• Gangguan pertumbuhan fisik • Prestasi belajar tidak baik
• Gangguan perkembangan motorik • Prestasi kerja tidak baik (produktivitas
pada bayi rendah)
• Cenderung gemuk di usia tua sehingga
menderita penyakit degeneratif
(hipertensi, jantung, diabetes, dll)
PENCEGAHAN STUNTING
1. POLA KONSUMSI
Tantangan pola konsumsi untuk
pencegahan stunting:
Perilaku konsumsi kurang gizi makro,
kurang protein hewani, kurang sayur dan
buah, kurang gizi mikro, praktek IMD, ASI
Eksklusif 6 bulan, dan MPASI
26 EDISI 02 | 2018 EDISI 02 | 2018 27
2. POLA ASUH
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi
Kunjungan ANC yang terjadwal sejak
kehamilan dan selama kehamilan sangatlah
PERILAKU penting untuk kondisi kesehatan dan tumbuh

PENGASUHAN kembangnya, sehingga mendukung


pertumbuhan janin yang optimal.
KESEHATAN
- (Kuhnt J dan Vollmer S 2017)

ANC
Sehingga dapat mencegah dimulai
terjadinya stunting dalam kandungan
(Nohora F Ramirez dkk 2012, Schmidt dkk 2002
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan
afeksi

Pemantuan kondisi dan kesehatan


Bayi baru lahir atau Kunjungan Neonatal
(KN) yang dilakukan pada saat bayi
berumur 6-48 jam (KN1), 3-7 hari (KN2),
PERILAKU dan 8-28 hari (KN3) sangatlah penting
(Lawn JE dkk 2005)

PENGASUHAN
Riskesdas 2013: cakupan kunjungan
KESEHATAN
- neonatal lengkap masih sangat rendah:
NEONATAL 39,3%. Alasan tidak melakukan pemeriksaan
neonatal (kelompok umur 0-5 bulan): bayi tidak sakit
(78,9%), bayi tidak boleh dibawa pergi (8,2%), tempat
pelayanan jauh 11,2%), tidak punya biaya 4,7%).
Tantangan pola asuh untuk pencegahan stunting meliputi
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi

PERILAKU Imunisasi adalah upaya yang dilakukan agar anak


baduta sehat tetap sehat dan terhindar dari berbagai
PENGASUHAN penyakit infeksi (Olofin dkk 2013), agar proses tumbuh
kembangnya tidak terganggu. Secara nasional cakupan
KESEHATAN
-
imunisasi dasar pada anak baduta Lengkap: 59,2%;
Tidak lengkap: 32,1%; Tidak imunisasi:8,7% (Riskesdas
ANAK BALITA 2013).
Keluarga tidak mengijinkan (27,2% / 25,1%)
Takut anak menjadi panas (28,2% / 29,7%)
Anak sering sakit (7,5% / 5,7%)
Tidak tahu tempat imunisasi (5,0% / 8,7%)
Tempat imunisasi jauh (21,5% / 22%)
Sibuk/repot (18,7% / 14,2%)
PERILAKU
Tantangan PENGASUHAN TUMBUH
pola asuh untuk pencegahan KEMBANG
stunting meliputi

DAN AFEKSI
perilaku pengasuhan kesehatan, tumbuh kembang dan afeksi

Tiap tahap pertumbuhan anak balita


membutuhkan stimulasi dari
pengasuhnya khususnya kasih Lebih dari
sayang/afeksi ibunya, serta
lingkungannya. Tanpa afeksi & 30% anak balita

stimulasi ibu & lingkungannya semua sama sekali tidak


pernah
upaya pemberian gizi dan pengasuhan ditimbang
kesehatan yang diberikan tidak akan
cukup berdampak bagi tumbuh
kembangnya.

(Gardner JM Powel dkk 2005).


3. HIGIENIS PRIBADI - CTPS
• CTPS atau Cuci Tangan Pakai Sabun
merupakan perilaku efektif mencegah diare pada
bayi/balita.
• Fakta CTPS:
5 waktu CTPS:
Riset Curtis & Cairncross (2003), CTPS di
1.Sebelum makan
waktu-waktu penting dapat mengurangi
risiko anak terkena diare sebesar 42 -44%, 2.Sesudah buang air besar
CTPS dapat mencegah 1 juta kematian 3.Sebelum memegang bayi
anak balita per tahunnya. 4.Sesudah membersihkan buang
air besar (BAB)
5.Sebelum menyiapkan makanan
4. SOSIAL BUDAYA
Kehamilan diyakini oleh banyak orang dari berbagai budaya sebagai suatu kondisi khusus
yang penuh bahaya. Bahaya bagi ibu hamil dan janinnya dan dianggap dapat terjadi dalam
berbagai situasi, baik dari alam nyata maupun gaib (Swasono 1998:7). Untuk melindungi
ibu dan janinnya berbagai masyaakat di dunia diharuskan mematuhi larangan-
larangan tertentu yang harus dipatuhi oleh ibu hamil dan ibu masa nifas.

Pantang makanan adalah bahan


makanan atau masakan yang tidak Adat makanan ditemui di banyak
boleh dimakan oleh para individu masyarakat di dunia, termasuk di
dalam masyarakat karena alasan Indonesia. Makanan atau sumber gizi
yang bersifat budaya. yang dipantang oleh ibu hamil dan ibu
nifas seperti : ikan, telur, cumi, dll

dikalangan wanita Sunda (Penelitian


Anggorodi (Ulaen 1998),
BENAHI GIZI, singkatan dari :
Berikan Tablet Tambah Darah pada ibu hamil & remaja putri
Edukasi gizi keluarga melalui pemberdayaan kearifan lokal
Nutrisi ibu hamil dan balita kurus
Akses air bersih sanitasi lingkungan yang tersedia & memenuhi syarat
kesehatan
Hidup sehat dimulai dari diri sendiri
Intervensi gizi pada ibu hamil KEK
Gerakan masyarakat hidup sehat pada setiap siklus kehidupan
Intervensi makanan pada balita gizi kurang dan gizi buruk
Zink diberikan pada balita
Ingat fokus perhatian 100 hari pertama kehidupan melalui pendekatan keluarga
STRATEGI PEMBERIAN MAKAN BAYI
DAN ANAK (PMBA)
MENU IBU HAMIL
MENU IBU
MENYUSUI
USIA 0-6 BULAN
IMD dan ASI eksklusif
• IMD → segera setelah lahir dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dan
ibu dalam waktu 1 jam setelah kelahiran dan berlangsung 1 jam
• ASI eksklusif → sesering mungkin/semau bayi (8-12 kali/lebih), bila bayi
tidur > 3jam, bangunkan dan susui
USIA 6 BULAN
- 2 TAHUN
 MP-ASI
Intervensi Percepatan Perbaikan Gizi
Intervensi Gizi Spesifik (Kesehatan)

Ibu Hamil Bayi 0–23 Bulan


• Suplementasi besi folat • Suplementasi zink
• Pemberian makanan pada ibu hamil Kurang Energi Kronik • Zink untuk manajemen diare
(KEK) • Suplemen vitamin A
• Penanggulangan kecacingan • Pemberian garam iodium
• Suplementasi kalsium • Pencegahan kurang gizi akut
• Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu hamil yang • Pemberian obat cacing
positif malaria • Fortifikasi besi dan kegiatan suplementasi
Ibu Menyusui
• Promosi menyusui
• Komunikasi perubahan perilaku untuk memperbaiki
pemberian makanan pendamping ASI
Intervensi Percepatan Perbaikan Gizi
Intervensi Gizi Sensitif (Non-Kesehatan)

Jaminan persalinan dasar


Penyediaan air bersih dan sanitasi
• Meningkatkan kualitas layanan
• Meningkatkan kualitas dan fasilitas air bersih dan sanitasi
Fortifikasi pangan
serta integrasi dengan lokus masalah gizi
• Perluasan pengawasan garam beryodium dan implementasi
Ketahanan pangan dan gizi
tindak lanjut hasil pengawasan
• Budidaya sumber pangan lokal
Pendidikan gizi masyarakat
• Memperkuat program KRPL
• Memperkuat strategi KIE dan perubahan perilaku serta
Keluarga berencana
pelaksanaan PAUD-HI
• Pelatihan dan penguatan PLKB
Intervensi untuk remaja perempuan
• Mengembangkan kurikulum khusus calon pengantin
• Pendidikan kesehatan reproduksi
Jaminan kesehatan masyarakat
Pengentasan kemiskinan
• Meningkatkan coverage atau jumlah
• PKH dan bantuan pangan non tunai
Terima
kasih!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai