Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN KESEHATAN

KEBIJAKAN DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

DIREKTORAT P2PTM

19 September 2022
• Gamb aran S i t u as i PT M S aat I n i
• Tran sfo rmas i Ke s e h atan
• S t rate gi Pe n an g gul angan PT M
OUTLINE
• D ete ks i D in i PT M d alam L ayan an Us ia P ro d u kt if
Besaran Masalah PTM Global dan Indonesia
Tren Hipertensi, Obesitas, Diabetes, Stroke dan Ginjal Kronis di
Indonesia meningkat 1 :
Beban penyakit (global) berdasarkan faktor risiko: 34.1

25.8
21.8

14.8
10.9
8.5
6.9 7
3.8
2

Hipertensi * Obesitas Diabetes Stroke** Ginjal Kronis**

2013 2018
* : hasil pengukuran
** : permil

Persentase PTM penyebab kematian terbanyak 2 :

19,4% 14,4% 13,5% 6,2%


stroke kardio- kanker DM dan
vaskuler komplikasinya

Pembiayaan kesehatan terbesar 3 :


Tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi dan
8,2T 3,1T 2,1T 1,9T
obesitas menduduki 5 besar faktor risiko yang
kardio- kanker stroke gagal
menyebabkan beban penyakit di dunia vaskuler ginjal

Sumber: Our World in Data (2021) dan IHME (2019) Sumber: 1 Riskesdas (2013, 2018), 2 IHME (2019), 3 BPJS (2020) 2
Faktor Risiko PTM

100 95.5
93.5
90
Rata-Rata Nasional:
80

70
5,5% konsumsi gula >50gr/hari
60
53,5% konsumsi garam >2000
50 gr/hari
40
33.5
24% konsumsi lemak >67 gr/hari
31 29.3
28.8
30 26.6 26.1
21.8
20 14.8

10
28,7% masy. melebihi batas
0
Obesitas pada Obesitas sentral Merokok Aktivitas fisik Kurang makan konsumsi GGL yang dianjurkan
dewasa kurang sayur dan buah

2013 2018 Sumber : Survei Diet Total 2014

Sumber : Riskesdas 2018


Data RISKESDAS 2018

4,1% PNS/TNI/Polri/
BUMN/BUMD
4,59%
prevalensi kanker berdasarkan prevalensi (permil) Penyakit Ginjal
diagnosis dokter (per mil)

12,2%
prevalensi (permil) stroke pada
penduduk umur ≥ 15 tahun berdasarkan
diagnosis dokter
• Gamb aran S i t u as i PT M S aat I n i
• Tran sfo rmas i Ke s e h atan
• S t rate gi Pe n an g gul angan PT M
OUTLINE
• D ete ks i D in i PT M d alam L ayan an Us ia P ro d u kt if
Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkankesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepatperbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Meningkatkan akses
a b c d dan mutu layanan a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan sekunder &tersier Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan ketahanan sektor ketahanan
utama kapabilitas Pembangunan RS di farmasi & alat tanggap darurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit Kawasan Timur, jejaring
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer kesehatan Jejaring nasional
pengampuan 6 layanan
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan unggulan, kemitraan Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., dengan world’s top 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat healthcare centers. (a.l obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan DM, Jantung, Stroke, volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan bayi. SDM kesehatan primer Kanker) kesiapsiagaan krisis.

4 Transformasi sistem 5
Transformasi SDM
6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

4
4 TEMATIK PTM komprehensif promotif – rehabilitatif : DM, Penyakit Jantung, Stroke, Kanker
• Gamb aran S i t u as i PT M S aat I n i
• Tran sfo rmas i Ke s e h atan
• S t rate gi Pe n an g gul angan PT M
OUTLINE
• D ete ks i D in i PT M d alam L ayan an Us ia P ro d u kt if
INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
1. Prevalensi merokok pada penduduk usia 10 -18 thn
2. Prevalensi obesitas
1. Persentase penduduk sesuai kelompok
3. Prevalensi tekanan darah tinggi
usia yang dilakukan skrining PTM prioritas
2. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80%
INDIKATOR INDIKATOR puskesmas
RPJMN RENSTRA 3. Persentase penyandang hipertensi yang
tekanan darahnya terkendali di
puskesmas/FKTP
4. Persentase penyandang diabetes melitus
yang gula darahnya terkendali di
INDIKATOR puskesmas/FKTP
5. Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan
1. Penyandang P2PTM Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
hipertensi 6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
melakukan pelayanan Upaya Berhenti Merokok
pengobatan
secara teratur INDIKATOR
INDIKATOR
2. Anggota PIS-PK SPM
keluarga tidak
ada yang
merokok
1. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
2. Pelayanan kesehatan penyandang hipertensi
3. Pelayanan kesehatan penyandang diabetes melitus
Dasar Pelaksanaan Kegiatan
● Instruksi Presiden ● PMK Nomor 71 ● Dalam Rangka Mencapai
Nomor 1 Tahun Tahun 2015 Target Rencana
2017 tentang tentang Pembangunan Jangka
GERMAS Penanggulangan Menengah (RPJMN) dan
PTM target SPM tertuang dalam
PMK Nomor 4 tahun 2019
tentang standar teknis
pemenuhan mutu pelayanan
dasar pada SPM Bidang
Kesehatan.

7
PEMBUDAYAAN PERILAKU HIDUP SEHAT
STRATEGI & KEBIJAKAN P2PTM
(PERMENKES No. 71/2015 tentang PENANGGULANGAN PTM)

PROMOSI DETEKSI PERLINDUNGAN PENANGANAN


KESEHATAN DINI KHUSUS KASUS

Identifikasi dan Pengobatan di


Perubahan Perilaku fasyankes
dan Pemberdayaan
intervensi sejak Vaksinasi (HPV)
dini faktor risiko sesuai standar
Masyarakat
PTM & PTM

LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTOR


SURAT BAPAK MENTERI KESEHATAN
Identifikasi Sasaran
Kelompok Sasaran

Usia 18 -25 tahun Usia > 25 tahun Tempat


Usia 15 – 18 tahun Kampus, Tempat Kerja,
Sekolah Kerja/institusi,
Komunitas/ masyarakat Komunitas/ masyarakat
• Gamb aran S i t u as i PT M S aat I n i
• Tran sfo rmas i Ke s e h atan
• S t rate gi Pe n an g gul angan PT M
OUTLINE
• D ete ks i D in i PT M d alam L ayan an Us ia P ro d u kt if
Deteksi Dini PTM

1. Deteksi Dini Obesitas → BB, TB, LP


2. Deteksi Dini Hipertensi → Tensi Darah
3. Deteksi Dini Diabetes → Tes Gula Darah
4. Deteksi Dini Gangguan Indera → Tes Hitung Jari/ Tes E tumbling
dan Tes berbisik
5. Deteksi Dini PPOK → Instrumen PUMA
6. Deteksi Dini Kanker Payudara → SADANIS
7. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim → Pemeriksaan IVA

8
Pelaksanaan Deteksi Dini

● Tempat : Posbindu/ Posyandu.


Posyandu di tempat kerja/sekolah
universitas dan FKTP
● Waktu : sepanjang tahun

10
1. Deteksi Dini Obesitas
Sasaran usia ≥ 15
tahun

Obesitas Umum dan Obesitas Sentral

1 2

Obesitas umum diukur Obesitas Sentral dihitung


berdasarkan pengkategorian IMT berdasarkan pengukuran
yaitu perbandingan antara Berat Lingkar Perut
Badan (kg) dan Tinggi Badan (m2) > 80 pada perempuan
> 90 pada Laki-Laki

11
2. Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥ 15
tahun

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi

12
3. Deteksi Dini Diabetes
Sasaran
● Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
● Usia ≥ 40 tahun

Alat
● Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)
● Alat pemeriksaan kadar gula darah (Fotometer/ Clinical Chemistry Analyzer).

1 2

Kriteria Gula darah sewaktu Gula darah Puasa


(mg/dl) (mg/dl)
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 -199 100 – 125
Normal
*Disertai gejala klasik < 100 < 100 13
4. Deteksi Dini Gangguan Indera
Sasaran
● Anak Usia 7-15 tahun
● Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran


menggunakan metode hitung jari, dengan menggunakan metode
dan/atau berbisik
Penilaian :
• Pemeriksaan menggunakan metode E- • Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
tumbling yakni mengukur ketajaman pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS
penglihatan seseorang dari jarak 6 dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih
meter. lanjut menggunakan audiometri. 14
5. Deteksi Dini PPOK
Sasaran
● Usia ≥ 40 tahun
● Mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi udara, lingkungan tempat
kerja
● Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak nafas, gejala
berlangsung lama umumnya semakin memberat.

Menggunakan instrumen (PUMA) kuesioner dengan isian 7


pertanyaan, ditambah dengan gejala dan tanda klinis yang
ditemukan. Selanjutnya dari hasil penilaian ditentukan
2
yang akan diperiksa berikutnya dengan Siprometri.
• Skor < 7 : Risiko rendah PPOK
• Skor > 7 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri 15
24
6. Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADANIS
Sasaran
● Perempuan Usia 30-50 tahun

● DD Ca Payudara sebaiknya dilakukan sejak seorang perempuan mengalami haid


pertama
● SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 hingga hari ke 10
dihitung dari hari pertama haid.
● SADANIS dilakukan setiap 3 tahun sekali atau lebih cepat apabila ditemukan
kelainan pada SADARI dan pada perempuan usia ≥ 40 tahun dianjurkan
SADANIS setiap tahun.

16
7. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metoda
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Sasaran
● Perempuan Usia 30-50 tahun yang sudah kontak seksual
● Bagi perempuan selain usia 30-50 tahun yang sudah kontak seksual
tetap dianjurkan untuk melakukan deteksi dini kanker leher rahim

● Tes IVA dilakukan dilakukan 3 tahun sekali.


● Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat
menstruasi, dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. Sebaiknya tunda
pemeriksaan IVA pada ibu hamil

17
Deteksi Dini Gangguan Indera
Sasaran
● Anak Usia 7-15 tahun
● Penduduk usia >15 tahun

Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1
2

• Pemeriksaan tajam • Pemeriksaan tajam pendengaran dengan


penglihatan menggunakan menggunakan metode berbisik
metode hitung jari, dan/atau
Penilaian :
• Pemeriksaan menggunakan • Kata-kata yang dapat diulang > 80% =
metode E-tumbling yakni LULUS pemeriksaan,
mengukur ketajaman • Kata-kata yang dapat diulang < 80% =
penglihatan seseorang dari TIDAK LULUS dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan lebih lanjut
jarak 6 meter. menggunakan audiometri.

27
Sarana & Prasarana
• Posbindu kit (Alat ukur tinggi badan, Alat ukur Berat
Badan, alat ukur lingkar perut, tensimeter, glucometer,
alat ukur kadar kolesterol dan asam urat)
• Kit Ophthalmologi Komunitas (E-Tumbling, occluder
pinhole, tali pengukur 6 meter)
• BMHP (Strip test gula darah, kolesterol dan asam urat;
lancet; kapas alkohol)
• IVA kit (Lidi kapas, asam asetat, spekulum, lampu sorot,
dan bahan penunjang lainnya)
• Instrumen PUMA

20
Pencatatan dan Pelaporan
● Menggunakan Aplikasi ASIK (Sehat IndonesiaKu)

21
Aplikasi Sehat Indonesia Ku
(ASIK)

30
Kesimpulan
● Pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular dengan berperilaku hidup
sehat dan deteksi dini perlu melibatkan semua pihak.
● Deteksi dini merupakan kunci untuk penemuan kasus PTM dalam tahap awal
untuk dilakukan intervensi.
● Pelaksanaan deteksi dini perlu dilakukan secara rutin dan berkala
● Deteksi dini FR PTM untuk mendukung SDM sehat, kualitas hidup baik dan
produktif
VIDEO DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO PTM

32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai