STUNTING
TRISAKTI:
3 D IM E N S I P E M B A N G U: NPAE NM B A N G U N A N M A N U S IA ,
N O R M AP E M B A N G U N A N K A B IN E T K E R JA
Agenda ke 5: Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia
KELUARGA
DTPK
SEHAT
2
12 INDIKATOR KELUARGA
SEHAT
3
TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS
Koord & Fasilitasi
Gerakan Pemda
Memasyarakatkan Makan
Ikan
Partisipasi perempuan untuk
deteksi dini PTM, KIE
Promosi makan sayur dan
buah dalam negeri
Kampanye Gemar OR,
Sarana OR
Meningkatkan pelayanan
Promprev Konseling pra nikah,
Poskestren
Insiden 6,7%
Prevalensi 37,2%
Gizi Buruk
Stunting
Diare
Sistem Pencernaan Rusak
Gizi tidak terserap dengan
baik
STUNTING
Hygiene dan sanitasi yang buruk menyebabkan
gangguan inflamasi usus kecil yang mengurangi
penyerapan zatgizi dan meningkatkan permeabilitas usus
yang disebut juga Environmental Enteropathy (EE)
dimana terjadi pengalihan energi, yang seharusnya 24% BAB di tempat
digunakan untuk pertumbuhan tetapi akhirnya digunakan terbuka (JMP, 2013)
untuk melawan infeksi dalam tubuh. (EHP vol.122)
12 balita
mengalami
wasting 100 balita
(undernourished)
Intelektual
stunting
11
INTERVENSI GIZI hanya bagian kecil dari solusi
penanggulangan STUNTING
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF
12
Universal Access of Water and Sanitation 2019
100% Akses air minum, 0 % daerah kumuh dan 100% layanan sanitasi
UU 17/2007 tentang
RPJPN 2005-2025
6.A
Kemitraan
multi sektor
6.B
Partisipasi
Lokal/Daerah
Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui peningkatan demand & supply
18
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN
BERI
TIDAK TERPICU RASA MALU TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU TAKUT SAKIT TERPICU
APLAUS
BERI
TIDAK TERPICU HARGA DIRI TERPICU
APLAUS
PEMICUAN SELESAI /
FASILITASI
TRANSECT WALK PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
Prinsip-prinsip stbm
20
Putar FILM DEWI dan Putri
• Curah pendapat tentang tanda-tanda stunting, sebab,
penanggulangannya
21
stunting
22
Akibat Stunting
• Gangguan pertumbuhan sejak dalam kandungan akan berakibat secara fisik, mental dan
intelektual pada bayi yang dilahirkan.
• Anak perempuan yang stunting kelak berisiko melahirkan bayi berat badanlahir rendah (BBLR)
dan juga stunting.
• Stunting kelak menurunkan produktivitas anak pada usia dewasa, dengan penghasilan yang lebih
rendah
• Stunting pada anak telah terbukti berkorelasi bermakna dengan kejadian penyakit tidak menular
(PTM) saat dewasa.
23
Tangga perubahan perilaku STBM - STUNTING
ke posyandu
Masyarakat sudah
mempraktekkan Perilaku rutin, semua
SANITASI perilaku Hygienes bayi ASI
TOTAL sanitasi secara baru Eksklusif,
Tangga Perubahan
permanen
menjadi MPASI 4
kebiasaan bintang, K4,
Perilaku Visi STBM • Terjadinya peningkatan kualitas TTD, Gizi
sarana sanitasi.
Improved • Terjadinya perubahan perilaku seimbang
+ hygienes lainnya di masyarakat.
Perilaku • Adanya upaya pamasaran dan Ke posyandu, ASI
promosi sanitasi.
Hygienes
Eksklusif, MPASI,
lainnya • Adanya pemantauan dan
evaluasi
Mencoba ANC,TTD, Gizi
perilaku seimbang
• 100 % masyarakat sudah
berubah perilakunya dengan
status ODF (terverifikasi).
• Adanya rencana untuk
ODF merubah perilaku Hygienes Pergi ke posyandu, tahu ttg ASI
lainnya.
• Adanya aturan dari
Tahu Eksklusif,MPASI, Pemeriksaan
kehamilan, gizi seimbang
masyarakat untuk menjaga
status ODF /
• Adanya proses pemicuan
• Adanya Komite/”Natural
• Adanya pemantauan dan
verifikasi secara berkala sadar
leaders”
OD • Adanya Rencana Aksi Tidak ke
• Adanya pemantauan terus
menerus Tidak Tahu Posyandu/Kurang gizi
24 • Tersedianya supply
Pilar 6- Gizi Ibu Hamil
Pencegahan stunting perlu dilakukan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena itu,
terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan oleh Ibu Hamil untuk menjaga kondisi izinya, yaitu:
a. Calon pengantin dan ibu pra-hamil harus berada pada status gizi baik dan tidak menderita kurang
darah. Untuk mempersiapkan hal ini, calon pengantin harus mengatur pola konsumsi makanan yang
beraneka ragam dan bergizi seimbang.
b. Menunda kehamilan pada remaja sampai mereka berusia 20 tahun, sehingga tubuhnya sudah siap
menghadapi kehamilan.c. Semua ibu hamil harus mengkonsumsi 1 tablet tambah darah setiap hari
selama kehamilannya, minimal 90 tablet berturut-turut.
d. Ibu hamil minum 1 tablet suplemen Multipel Mikronutrien (MMN) setiap hariselama
kehamilannya.
e. Ibu hamil yang menderita KEK harus mendapat makanan tambahan pemulihan.
25
Pilar 7- Pemberian Makan Bayi dan Anak
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya asupan gizi pada bayidan
anak yang tidak baik yang disebabkan karena pemberian makan bayi dan anak yang tidak
baik. Oleh karena itu, langkah-langkah berikut perlu dilakukan:
b. Pemberian MP ASI yang tepat dan baik mulai anak berumur 6 bulan,
denganpenambahan tabur gizi pada makanan.
26
Pilar 8- Pemantauan Pertumbuhan
Untuk mencegah stunting, perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan bayi dan anak secara rutin,
diantaranya dengan cara:
a. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) saat pertama kali dideteksi.
b. Selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) 2 kali dalam setahun pada
bulan Februari dan Agustus.
27
Investasi Masyarakat dalam Pembangunan Sanitasi
Sangat Besar !
Perbandingan Biaya Investasi Pemerintah
dengan Nilai Swadaya / Gotong Royong Masyarakat membangun Jamban Sehat • Perubahan sikap & perilaku lebih
( Estimasi rata-rata 1 unit Jamban Sehat @ Rp 300.000,-)
memungkinkan untuk terjadinya
Periode : Th. 2008-2013 (Status 31 Desember 2013)
perkembangan jumlah sarana
dibandingkan dengan sebaliknya.
• Dukungan Subsidi Sanitasi
mendorong ketergantungan
masyarakat, sehingga keberlanjutan
melemah
7X
• Program yang dirancang sendiri oleh
masyarakat, akan meningkatkan rasa
percaya diri dan tanggung jawab dari
masyarakat.
Kesepakatan bersama Kementerian Kesehatan
dengan AKKOPSI untuk alokasi anggaran kesehatan
dengan 2/3 untuk preventif dan promotif.
FATWA MUI
• Telah disusun
ATER 2017 ET
A BA 1.284
RIAU RAT 2018
1.035 1.284 TOTA
JAMB 2019
I 1.035 1 .284 L
279 DESA
SUM 1 1.284 /KEL ODF
ATER 279 .0 35 VERIF
BENG A SE LA T 3 91 1.035 IKASI
5.136
perprovinsi.
JAWA ARTA
TIMU 1.394 1.037 65 - 1 1 8 9 01
B A NT R
EN 1.394 1.037 65 282 59
BALI 36 733
1.394 2 6 2 1 41
1.590 -
NU S A 470 3.844
TENG 1.590 - 131
NU S A GARA 366
TENG BARA 1 - 4.652 1.922
T 445 366 9 7
KALIM GARA 2.326
ANTA TIMU 366 - 36
KALIM N BA R 184 -
ANTA RAT 126 3.377 18
N TEN 527 - -
KALIM 1 .2 1.688
ANTA GAH 527 - - 24 ,50
KALIM N SEL 291
ANTA A TAN 291 217 - 445 612
362
• Tiap provinsi
KALIM N TIM 222,5
ANTA UR 362 291 - 184
SULA N UT 498
WESI ARA 2 2 9 1 1.271 9
UTAR 147 498 89 2
SULA A 1.164 635,5
WESI 147 352 -
SULA TENG 54 1.013
WESI AH 14 7 - 5 82
SELA 117 54
diharapkan membuat
SULA TAN 147 1.348 506,5
WESI 117 54
GORO TENG 399
NTAL GARA 3 117 54 588 674
SULA O 974 9 9
WESI 399 1 17 216 294
BARA 445 974
MALU T 3 4 4
KU 445 105 5 68 108
• Sehingga meng-Update
tepat waktu sangat
penting.
Advokasi & Peningkatan Kapasitas
• Menyelenggarakan
kegiatan Advokasi
Nasional untuk
mensinergikan STBM
dengan berbagai agenda
dan program
pembangunan lainnya.
• Meningkatkan kapasitas
regulator dan operator
STBM.
Kesepakatan 5 KL
• Mendorong
Kesepakatan Lima
Kementerian dan
Lembaga dalam
mengarusutamaan
STBM dalam
percepatan target
pemenuhan akses
sanitasi seluruh
masyarakat Indonesia
tahun 2019.
RENCANA KEGIATAN 2018
Mendorong inovasi daerah dalam
upaya pencapaian target Universal
Access Sanitasi yang berkelanjutan.
• Peningkatan
kapasitas
Faskab/Korprov
• Sosialisasi Inserting
PKAM di DDA
100 KABUPATEN/KOTA SASARAN KEGIATAN STUNTING
SUMATERA
KALIMANTAN SULAWESI
17 KAB/KOTA PRIORITAS
MALUKU - PAPUA
5 KAB/KOTA PRIORITAS 9 KAB/KOTA PRIORITAS
1. ACEH TENGAH
11 KAB/KOTA PRIORITAS
2. PIDIE 1. KETAPANG 1. BOLAANG MONGONDOW UTARA
3. LANGKAT 2. BARITO TIMUR 2. BANGGAI 1. MALUKU TENGAH
4. PADANG LAWAS 3. HULU SUNGAI UTARA 3. ENREKANG 2. SERAM BAGIAN BARAT
5. NIAS UTARA 4. PENAJAM PASER UTARA 4. BUTON 3. HALMAHERA SELATAN
6. GUNUNG SITOLI 5. MALINAU 5. BOALEMO 4. SORONG SELATAN
7. PASAMAN 6. GORONTALO 5. TAMBRAUW
8. PASAMAN BARAT 7. MAJENE 6. JAYAWIJAYA
9. ROKAN HULU 8. POLEWALI MANDAR 7. TOLIKARA
10. KERINCI 9. MAMUJU 8. NDUGA
11. OGAN KOMERING ILIR
9. LANNY JAYA
12. KAUR
10. DOGIYAI
13. LAMPUNG SELATAN
11. INTAN JAYA
14. LAMPUNG TIMUR
15. LAMPUNG TENGAH
16. BANGKA BARAT
17. NATUNA
1. KEPULAUAN SERIBU 11. INDRAMAYU 21. GROBOGAN 31. PROBOLINGGO 1. LOMBOK BARAT 11. ALOR
2. BOGOR 12. SUBANG 22. BLORA 32. NGANJUK 2. LOMBOK TENGAH 12. LEMBATA
3. SUKABUMI 13. KARAWANG 23. DEMAK 33. LAMONGAN 3. LOMBOK TIMUR 13. NGADA
4. CIANJUR 14. BANDUNG BARAT 24. PEMALANG 34. BANGKALAN 4. SUMBAWA 14. MANGGARAI
5. BANDUNG 15. CILACAP 25. BREBES 35. SAMPANG 5. DOMPU 15. ROTE NDAO
6. GARUT 16. BANYUMAS 26. KULON PROGO 36. PAMEKASAN 6. LOMBOK UTARA 16. SUMBA TENGAH
7. TASIKMALAYA 17. PURBALINGGA 27. TRENGGALEK 37. SUMENEP 7. SUMBA BARAT 17. SUMBA BARAT
8. KUNINGAN 18. KEBUMEN 28. MALANG 38. PANDEGLANG 8. SUMBA TIMUR DAYA
9. CIREBON 19. WONOSOBO 29. JEMBER 39. GIANYAR 9. TIMOR TENGAH 18. MANGGARAI TIMUR
10. SUMEDANG 20. KLATEN 30. BONDOWOSO SELATAN 19. SABU RAIJUA
10. TIMOR TENGAH UTARA
10 KABUPATEN PRIORITAS, 100 DESA PRIORITAS TAHAP I
SUMATERA SULAWESI
2 KAB PRIORITAS KALIMANTAN 1 KAB PRIORITAS MALUKU
JAWA
3 KAB PRIORITAS
PAPUA
1. CIANJUR NUSA TENGGARA
2. PEMALANG 1 KAB PRIORITAS
3. BREBES 1 KAB PRIORITAS
1. LANNY JAYA
1. LOMBOK
TENGAH
Mari kita berdiskusi...
TERIMAKASIH
Bersama Wujudkan
Masyarakat Sehat
melalui Air Minum
dan Sanitasi
TERIMA KASIH
Ayo hidup
SEHAT ...
40