Anda di halaman 1dari 23

Pembangunan Ekonomi Daerah dan

Peran Bank Indonesia


AHMAD ERANI YUSTIKA
Kerangka Paparan

Pondasi Pembangunan Ekonomi

Perkembangan Ekonomi di Daerah

Tantangan Pembangunan Ekonomi di


Daerah

Peran Kantor Perwakilan Bank


Indonesia
Pondasi Pembangunan
Ekonomi
Makro Ekonomi Kokoh
Perkembangan Inflasi Tahun Berjalan (ytd, %)
Tren Pertumbuhan Ekonomi,
Rata-rata 2005-2009 Rata-rata 2015-2018 3.0%
2015-2018 (%) 8.8%
5.3
5.2 5.27 17.1 Rata-rata 2010-2015 6.3%
5.1
5 5.02 5.07 11.06
4.9
4.9 8.38
8.36000000000
4.8 6.6 6.59 6.96 001
2.13
4.7 4.3
2015 2016 2017 2018* 2.78 3.79 3.35 3.02 3.61

60 Data Kemiskinan (dalam Juta Jiwa dan Persentase)


50 47.97
39.3
40 37.34 35.1 34.96
31.02 28.71 28.6
30.01 27.73 28.51 27.76
30 26.58
23.43 25.95
20
10.64
10 18.2 16.66 17.75 15.42 13.33 12.36 11.66
11.46 10.96 11.13 10.7 9.82
0
i
999 002 003 004 uar aret aret aret aret aret aret ber aret ber aret ber aret ber aret ber aret ber aret ber aret
1 2 2 2 br M M M M M M em M em M em M em M em M em M em M
Fe 06 07 08 09 10 11 ept 12 ept 13 ept 14 ept 15 ept 16 ept 17 ept 18
5
0 20 20 20 20 20 20 1 S 20 2 S 20 3 S 20 4 S 20 5 S 20 6 S 20 7 S 20
20 1 1 1 1 1 1 1
20 20 20 20 20 20 20

Penduduk Miskin (juta) Presentase Penduduk Miskin


Keadilan Ekonomi
Indeks Gini 2010-2018
Bantuan Sosial Tepat Sasaran

Program Keluarga Harapan

Kartu Indonesia Pintar, Kartu


Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga
Sejahtera,

Rusunawa untuk Pekerja

Reforma Agraria

Target Reforma Agraria: 9 juta hektar


Target Perhutanan Sosial: 12,7 juta hektar

• Pada Maret 2018, rasio gini mengalami penurunan dibandingkan September 2017, dari 0,391 menjadi 0,389.
• Rasio gini di perkotaan juga turun dari 0,404 pada September 2017 menjadi 0,401 pada Maret 2018. Sementara itu,
rasio gini di pedesaan naik menjadi 0,324 pada Maret 2018, dari 0,32 pada September 2017.
Pembangunan Ekonomi yang Berkelanjutan
Peringkat Infrastruktur Peringkat Daya Saing Jumlah Negara
2017-2018 52 36 137 Logistic Performance Index
2016-2017 60 41 138
2015-2016 62 37 140 2018 46
2014-2015 56 34 144
2013-2014 61 38 148 2016 63
2012-2013 78 50 144
2014 53
2011-2012 76 46 142
2010-2011 82 44 142 2012 59
2009-2010 84 54 133
2008-2009 86 55 134 2010 75
0 10 20 30 40 50 60 70 80
• Peringkat infrastruktur Indonesia mengalami akselerasi dari 60
(2017) menjadi 52 (2018).

• Akselerasi pembangunan infrastruktur mendorong peningkatan


Logistic Performance Index dari 75 (2010) menjadi 46 (2018).

• Peningkatan tersebut turut mendorong peningkatan peringkat daya


saing Indonesia dari 41 (2017) menjadi 36 (2018).
Kemandirian Ekonomi
Tata Kelola Pembangunan
450 Perkembangan Anggaran Infrastruktur (2009-2019) 25
17.236432202 Perkembangan Anggaran Kesehatan 2005-2019
400 19.274167434
18.5
6776
16.982427532 0003 140.00 5.00 6.00
350 15.593558068 20
3449 5.00 5.00 5.00
300 338 120.00 5.00
10.669081679 15 100.00 3.80 4.00
250 9.1926418165 9.1830728283 3.00 3.30
8478 80.00 2.70 2.80 2.70 2.80
200 8.8 7331 5098 3.00
8.1 8.3 10 60.00 111.00
150 40.00 92.30 2.00
61.00
100 5 20.0028.00 28.80 39.40 41.50 48.20 1.00
74.80 104.90 122.00
50 - -
76.3 86 114 137.1 176.1 163.2 281.7 316.6 386.9 410.7 420.5 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
0 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
APBN Kesehatan (Triliun Rp) Linear (Kesehatan (Triliun Rp))
Rasio thd Belanja Negara (%)
Infrastruktur (Triliun Rp) Linear (Infrastruktur (Triliun Rp))
Rasio thd Belanja Negara (%)
• Realokasi anggaran subsidi yang tidak produktif dan
Perkembangan Anggaran Pendidikan 2009-2019 penambahan utang diarahkan untuk anggaran prioritas antara
lain pembangunan infrastruktur, anggaran pendidikan dan
600 21.0
20.0 20.0 20.2 20.2 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 20.0 kesehatan.
500 20.0 • Anggaran infrastruktur meningkat 438,3% dari Rp 76,3 triliun di
400 19.0 2009 menjadi Rp 410,7 triliun di 2018.
300 18.0 • Anggaran pendidikan meningkat 114,1% dari Rp 207,4 triliun di
200 17.0 2009 menjadi Rp 444,1 triliun di 2018. Rasio anggaran
100 16.0 pendidikan juga tetap dijaga sebesar 20% sesuai mandat UU
207.4 209.5 249 309.7 345.2 375.3 408.7 416.6 416 444.1 487.9
0 15.0 Pendidikan.
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
• Anggaran Kesehatan meningkat 296,4% dari Rp 28 triliun di
Pendidikan (Triliun Rp) Linear (Pendidikan (Triliun Rp)) 2009 menjadi Rp 111 triliun di 2018. Rasio anggaran
Rasio thd Belanja Negara (%) kesehatan untuk pertama kalinya mencapai 5% 8 sesuai
Sumber: Kementerian Keuangan (diolah) mandat UU Kesehatan.
Kondisi Terkini Ekonomi
di Daerah
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Laju PDRB
Per Provinsi di Indonesia 2017
7 Indonesia (5,07%)
6.2 (dalam %)
6 5.59 5.53
5.28 5.23 5.15
4.86 4.71 4.7
5 4.53 4.48 4.44
4.15 4.11 4.1 4.06 4.05 3.95
4 3.84 3.66 3.65 3.63 3.5 3.39
2.97 2.79 2.77
3 2.39 2.32
2 1.51
0.99
1
0.29
0

-1 -0.66
-1.09
-2
I BI
A
AN A R G A H A R
A
R TA ALO UR RAT RA AH AH AL AN RT UN
A G
R AT KU RA RAT RAT AN TEN UR ULU M P UA ARA UNG CEH RA
T
UR IAU IAU RA
T
T T A N T I M A G G B T A U T A A A T I M A A BA I M R R
A N
EL U U I TE SI U JAK
T T A
I B N G TE
G N N A A P L
EL YAK AM A B MA A U A B N B SEL BA
A N T GK J PA UT LIT T . BA
S R O A S E TE S L R A EN N E A N K EP A
I K S E I W E A N G R R W TA TA A B PU N T A AR
ES ALU WE AW DK GO JA AW SI T AW TA R A YO TE TE JA AN GA
B
W E J N E I A A A N T G AN G K PA A GG
LA
M A
SU
L L
SU AW
A AT D M M IM AN N IM AN M EN
U S UL L I M
U M SU SU L I M TE L B A LI T
S
SU
L S K A AL SA KA P . K SA
KA NU
Sumber: BPS, 2018 K KE N U

 Pada 2017, ada 6 Provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi di atas nasional yang sebesar 5,07%, yaitu
Sulawesi Selatan (6,2%), Maluku Utara (5,59%), Sulawesi Tengah (5,53%), Sulawesi Utara (5,28%), DKI
Jakarta (5,23), dan Gorontalo (5,13%).
 Sementara ada 2 Provinsi yang mengalami pertumbuhan PDRB negatif, yaitu Kepri (-0,66%) dan Nusa
Tenggara Barat (-1,09)
Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi, Maret 2018
 27 provinsi mengalami penurunan persentase penduduk
miskin. Lima provinsi dengan penurunan
persentase penduduk miskin tertinggi:
• Jawa Tengah (0,91 % poin)
• Sulawesi Selatan (0,43 % poin)
• Jawa Barat (0,38 % poin)
• Banten (0,36 % poin)
• Sulawesi Tenggara (0,35 % poin)
x Ada tujuh provinsi yang mengalami kenaikan persentase
penduduk miskin, diantaranya:
• Jambi (0,03 persen poin)
• Aceh (0,05 % poin)
• Sulbar (0,07 % poin)
• Kepri (0,08 % poin)
• Lampung (0,10 % poin)
• Kalimantan Utara (0,13 % poin)
• Maluku Utara (0,20 % poin)

Sumber: BPS, 2018


Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Pulau, Maret 2018

Sumber: BPS, 2018


Rasio Gini Menurut Provinsi,
September 2017

 Terdapat 9 provinsi dengan Rasio Gini


di atas Rasio Gini Indonesia.

Rasio Gini tertinggi tercatat di


Provinsi DI Yogyakarta
sebesar 0,441
x Rasio Gini terendah tercatat di
Provinsi Bangka Belitung sebesar
0,281

Sumber: BPS, 2018


Indeks Pembangunan Manusia, 2017

90
 Pada 2017, hanya 9 provinsi
80 yang memiliki IPM tinggi diatas
IPM Indonesia : 70,81 rata-rata IPM Indonesia (70,81)
70 yaitu Provinsi Sumatera Barat
(71,24), Riau (71,79), Kep.Riau
60 (74,45), DKI Jakarta (80.06), DI
Yogyakarta (78.89), Banten
50 (71,42), Bali (74,3), Kalimantan
Timur (75,12) dan Sulawesi
40 Utara (71,66).

30  Sedangkan 5 Provinsi yang


memiliki IPM terendah adalah
20
Papua (59,09), Papua Barat
(62,99), Nusa Tenggara Timur
10
(63,73), Sulawesi Barat (64,3),
Kalimantan Barat (66,26).
0
I I
EH RA AT IAU B AN LU NG NG IAU TA AT AH TA UR EN AL AT UR AT AH AN UR RA RA AH AN RA LO AT KU RA AT UA
AC UTA BAR R JAM LAT GKU PU LITU . R KAR BAR ENG KAR TIM ANT B BAR TIM BAR ENG LAT TIM UTA UTA ENG LAT GA NTA BAR ALU UTA BAR PAP
A A SE N M E EP JA A T A A B T E I T E G I
RA ARA TAN AN N S TAN TAN ES ESI SI S TEN ORO ES M UKU PUA
TER TER RA BE LA A B K KI AW WA OGY AW A A W E I W
A A E K D J A Y J G G N T T A N N A W S G A A L PA
UM UM AT A NG J DI
ENG ENG IMA AN AN LIM IMA SUL ULA LAW WE SUL M
S S M B T T L M
A LI IM A A L U
S S UL A
SU P. SA USA K KA KAL K K S
KE U
N N Sumber: BPS, 2018
Realisasi Investasi Penanaman Modal Luar Negeri Menurut
Provinsi (Juta US$), 2017

Sumber: BPS, 2018

 Pada 2017, 5 Provinsi yang memiliki realisasi investasi penanaman modal luar negeri tertinggi berturut-turut
adalah Jawa Barat (5.143 juta US$), DKI Jakarta (4.595 juta US$), Banten (3.048 juta US$), Jawa Tengah (2.373
juta US$) dan Papua (1.924 juta US$).
 Sedangkan 5 Provinsi yang memiliki realisasi terendah, yaitu: Aceh, DIY, Gorontalo, Jambi dan Papua Barat
Realisasi Investasi Penanaman Modal dalam Negeri Menurut Provinsi
(Miliar Rupiah), 2017

Sumber: BPS, 2018

 Untuk realisasi investasi penanaman modal dalam negeri, ada 5 provinsi yang menduduki peringkat tertinggi
berturut-turut yaitu DKI Jakarta (Rp 47.262 Miliar), Jawa Timur (Rp 45.045 Miliar), Jawa Barat (Rp 38.391
Miliar), Jawa Tengah (Rp 19.866 Miliar), dan Banten (Rp 19.866 Miliar).
 Sedangkan 5 Provinsi yang memiliki realisasi terendah, yaitu: Maluku, Papua Barat, DIY, Bengkulu dan Bali.
Klasifikasi Ekspor Per Provinsi,2017

Klasifikasi Industri Provinsi 2017 2016 2017


%
Kode ISIC 2 Nilai Nilai
Kalimantan Timur 4.114,3 Digit Uraian ISIC 2 Digit Perubahan
Ekspor % thd total Ekspor % thd total Nilai
(Juta US$) (Juta US$)
Ekstraksi Minyak Mentah dan Gas Alam (ISIC 06) Kepulauan Riau 2.973,1
10 Industri Produk Makanan 25,678.50 17.69 31,029.50 18.38 20.84
Sulawesi Tengah 1.098,8 Pertambangan Batu Bara dan
05 14,528.20 10.01 20,473.30 12.13 40.92
DKI Jakarta 4.216,1 Lignit
06 Ekstrasi Minyak Mentah dan 12,189.10 8.40 14,025.80 8.31 15.07
Jawa Timur 1.802,0 Gas Alam
Industri Kimia dan Produk-Produk Kimia (ISIC 20) Sumatera Utara 1.773,2 20 Industri Kimia dan Produk- 10,010.20 6.89 12,124.40 7.18 21.12
Produk Kimia
Riau 1.111,3 24 Industri Logam Dasar 7,203.20 4.96 10,484.50 6.21 45.55
Kepulauan Riau 963,1 Pertanian, Peternakan,
01 Perburuan dan Kegiatan yang 6,699.30 4.61 8,738.40 5.18 30.44
DKI Jakarta 3.024,3 Berhubungan dengan itu
Sulawesi Tengah 1.869,8 14 Industri Pakaian Jadi 7,222.70 4.97 7,925.80 4.69 9.73
Industri Logam Dasar (ISIC 24) Jawa Timur 1.628,8 Lainnya 61,654.90 42.47 64026.6 37.92 3.85
Total Ekspor 145,186.10 100.00 168,828.30 100.00 187.52
Kepulauan Bangka Belitung 1.309,9
Banten 645,7 Sumber: BPS, 2018
Sumatera Utara 1.853,1
DKI Jakarta 1.696,4  Pada 2017, kontribusi ekspor terbesar Indonesia masih
Pertanian, Peternakan , Perburuan, dan Kegiatan yang Berhubungan
Sumatera Selatan 1.453,3
dengan itu (ISIC 01) didominasi oleh beberapa Provinsi tertentu.
Jawa Timur 1.331,7
Lampung 808,7  Secara keseluruhan, ekspor produk makanan memiliki
DKI Jakarta 6.049,7
nilai ekspor tertinggi yaitu 31 miliar USD, diikuti dengan
Jawa Tengah 1.600,3
Industri Pakaian Jadi (ISIC 14) Kepulauan Riau 107,7 batu bara sebesar 20,5 miliar USD dan minyak mentah
Jawa Timur 100,4 dan gas alam sebesar 14 miliar USD.
Bali 61,5

Sumber: BPS, 2018


Tantangan Pembangunan
Ekonomi di Daerah
Tantangan Pembangunan Ekonomi di Daerah

Tantangan Fokus
Penguatan nilai tambah
Transformasi melalui komoditas unggulan
Ekonomi di masing-masing wilayah

Transformasi Penguatan kapasitas manusia


Pembangunan Insani

Mendorong munculnya
Transformasi Inovasi kreativitas dan pemanfaatan
teknologi serta sistem informasi
Peran Perwakilan Bank
Indonesia
Sinergi Antara BI dan Pemangku Kepentingan Daerah

Bank Indonesia
Tata Kelola Kelembagaan Strategi
yang Efektif Upaya Mewujudkan Pencapaian
Efektivitas Pembangunan
Teknologi Informasi Kebijakan Ekonomi
Daerah
Pemangku
Kepentingan Daerah

Sumber: Rahutami & Suhartoko (2012)


Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Aktor Pembangunan
Fungsi Intelegensi Ekonomi di Daerah
Berkelanjutan

Koordinasi
Pengendalian kebijakan Pembinaan
Pengembaangan
Ekspektasi Ekonomi antar Data-Based Pelaku Sektor
Kapasitas
Inflasi Pemangku Riil
Kepentingan

Penyadaran Pengembangan Pengembangan


Dasar Pembuatan Kebijakan di BI dan Komoditas
Perilaku
Masyarakat Pusat Pemberdayaan Unggulan

Transformasi
Transformasi
Transformasi Ekonomi Pembangunan
Inovasi
Insani
Kesimpulan

Daerah masih menghadapi tiga tantangan yang perlu diseleseikan: ketimpangan ekonomi
antar daerah, ketimpangan sumber daya manusia, dan struktur komoditas dengan nilai
tambah rendah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia berperan penting dalam membantu menyeleseikan tiga
permasalahan pokok di daerah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia dapat memainkan peran intelegensi ekonomi dalam
menyeleseikan tantangan transfomasi ekonomi di daerah

KPBI juga dapat membantu menyeleseikan tantangan transfomasi manusia dan inovasi
melalui pembinaan sektor riil

Anda mungkin juga menyukai