Anda di halaman 1dari 13

A.

PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

1. Penyakit Tuberkulosis (TBC) Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini menular melalui droplet manusia yang telah terinfeksi
Mycobacterium Tuberculosis.
Program TBC telah dilaksanakan secara strategi DOTS sejak tahun 1995. Inovasi dan
akselerasi program telah dilaksanakan. Perluasan layanan DOTS dari Puskesmas dan fasilitas
kesehatan lain seperti Rumah Sakit, Lapas/Rutan, Dokter Praktek Mandiri dilaksanakan secara
bertahap. Penguatan SDM TBC seperti pelatihan, orientasi, on the job training telah dilakukan
secara berkesinambungan. Telah dilakukan kerjasama lintas program seperti Kolaborasi TBC
HIV, Kolaborasi TBC DM dan kegiatan penemuan kasus TBC yang terintegrasi PIS-PK.

Beberapa kegiatan inovasi telah dilakukan diantaranya pembentukan KOPI TB (Koalisi


Organisasi Penanggulangan TB), pembentukan PPM (Public Private Mix), pemakaian TCM (Tes
Cepat Molekuler) dalam penegakan diagnosis, penemuan aktif berupa kegiatan ketuk pintu
terintegrasi PIS-PK, investigasi kontak, deteksi dini ditempat-tempat berisiko (lapas/rutan,
pesantren, daerah padat hunian), serta penyisiran kasus di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.
Hadirnya pandemi covid-19 menjadi tantangan baru dalam upaya eliminasi TBC di indonesia
dan khususnya di Kabupaten Buol yang ditargetkan pada tahun 2030. Cepatnya laju penularan
covid-19 membuat respon terhadap covid-19 menjadi fokus utama kegiatan pemerintah, baik
pusat maupun daerah, sehingga sangat berdampak pada penanggulangan penyakit TBC. Berikut
ditampilkan grafik capaian program penanggulangan penyakit TBC di Kabupaten Buol tahun 2021.

Grafik.1 Penemuan kasus TBC Tahun 2021.

400
368

350

300

250

200
168

150
130

100 86
75.8 75.0 75.0 7266.7 72.7
66.7 67 66.7 64.8 69.2
61.1 56 60.0
48 54 54
45 45
50 33
38.9 33.3 33.3 33.3
40.0 35 35.2
25 27.3 30.8
24.2 25.0 25.0
24 24
11 18 18 16 15 19
8 6 8 7 8 12
6 8 6 9 9 6 2 8 11 9 13
1 2 1 4 0 0 0 3 1 3 4
0
PALELEH TIMBULON GADUNG BUNOBOGU BOKAT MODO BOILAN MOMUNU BIAU KARAMAT LAKEA
PALELEH PALELEH BARAT GADUNG BUNOBOGU BOKAT BUKAL TILOAN MOMUNU BIAU KARAMAT LAKEA

SESUAI STANDAR Laki-Laki Presentase Laki-laki Perempuan


Presentase Perempuan Jumlah Semua Kasus KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN

Berdasarkan grafik diatas terlihat angka penemuan kasus TBC yang ditemukan dan diobati
tahun 2021 belum mencapai target. Dari grafik terlihat terjadi penurunan penemuan kasus yang
signifikan dari tahun 2020. Penurunan penemuan kasus TBC di Kabupaten Buol tahun 2021
merupakan dampak dari pandemic covid-19 yang sangat mempengaruhi penanggulangan
penyakit TBC disemua tingkatan baik di puskesmas maupun di rumah sakit
Grafik.2 angka kesembuhan,pengobatan, dan keberhasilan kasus TB Tahun 2021

120

100.0
100
87.9 87.5
83.3 81.5
77.8 78.6 77.8 80.0 78.3
80 77.4 75.0 73.3 75.0 75.0 76.9
70.0 70.0 70.0
63.663.6
60.0
60 54

41.7
44
40 33 37.5 36
33.3 33.3
29
24 24 24 23.1
20 21 22.2
20 18 16.7
15.2 14 12 16.7 15 14.8 13
11 12 1110 12 11 10
8 7 9 8 97 9 7 5 6.7 8 7 7 7
5 6 5.6
13.0 3 3 0.0 3 1 2 00.0 00.0 00.0 2 0.0 1 23.7 00.0 0.0
3
0.0
0
EH AT G T L AT A
U
KA KA AN U AU KE
EL R UN OG U LO UN BI M LA
PA
L BA AD O B B O B TI
OM R A
EH G N M KA
LEL BU
PA

KASUS TB TERDAFTAR & DIOBATI ANGKA KESEMBUHAN TB


PRESENTASE ANGKA KESEMBUHAN TB ANGKA PENGOBATAN LENGKAP KASUS TB
PRESENTASE ANGKA PENGOBATAN LENGKAP KASUS TB ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN KASUS TB
PRESENTASE ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN KASUS TB KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN TB
PRESENTASE ANGKA KEMATIAN
Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Berdasarkan grafik di atas bahwa Angka Kesembuhan dan Keberhasilan Pengobatan TBC pada
tahun 2020 s.d. tahun 2021 berkisar pada 87-100 % dan persentase angka keberhasilan itu terdapat
pada puskesmas Boilan, sedangkan Angka kesembuhan berkisar pada 78-60 %.

2. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan
gabungan penyakit AIDS, malaria, dan campak. Penyakit ini lebih banyak di bawah usia 5 (lima) tahun dan
diperkirakan 1,1 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh pneumonia (WHO, 2012). Diperkirakan dua
balita meninggal setiap menit disebabkan oleh pneumonia (WHO, 2013). Banyak faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian pneumonia, dan tidak ada intervensi tunggal yang secara efektif dapat mencegah,
mengobati dan mengendalikan.
Adapun intervensi sederhana namun efektif jika dilaksanakan secara tepat, yang dapat menurunkan
beban penyakit ini yaitu :
a. Lindungi (Protect
b. Cegah (Prevent)
c. Obati (Treat)

Grafik dibawah ini menjelaskan bahwa Pada tahun 2021 jumlah perkiraan penderita kasus pneumonia
sedang dan berat pada balita naik sebesa 95 kasus dari target 869 sedangkan pada tahun 2020 269 dari
target 842 kasus serta jumlah balita penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebanyak 95
kasus. Dalam hal ini bahwa tahun 2021 mengalami penurunan kasus.
GRAFIK.3
JUMLAH KASUS PNEUMONIA DITANGANI PER PUSKESMAS
DI KABUPATEN BUOL TAHUN 2021

1,800
1,671 1,672
1,600

1,400

1,200

1,000
887

800
694 695
630 631
600 558 549
477 470 488 470
426 416 413 424 415
400 323 321
301 287 314
282
263 260
250
224 236
217 219
200 161 148 148
67 68 5338
71.7 75 84 74 84 61
33 21 51
11.5 00.0 1014.7 79.3 78.3 28.4 89.5 00.0 35.9 00.0
0
PALELEH

LAKEA
MODO
TIMBULON

BOKAT

KARAMAT
BUNOBOGU

BIAU
BOILAN

MOMUNU
GADUNG

PALELEH PALELEH GADUNG BUNOBOG BOKAT BUKAL TILOAN MOMUNU BIAU KARAMAT LAKEA
BARAT U

JUMLAH BALITA JUMLAH KUNJUNGAN


PERKIRAAN PNEUMONIA BALITA JUMLAH PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
PRSENTASE PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA JUMLAH BATUK BUKAN PNEUMONIA
Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

3. Penyakit Kusta

Penyakit kusta tergolong kepada kelompok penyakit tropis terabaikan yang dapat
menyebabkan kecacatan apabila tidak ditemukan secara dini dan tidak ditangani secara tepat.
Kecacatan yang ditimbulkan tentunya dapat merugikan penderita dan keluarganya, bahkan
masyarakat dan negara. Sejak tahun 2018, kusta termasuk kedalam salah satu penyakit prioritas
nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah 2018 dan penetapan ini juga dilanjutkan pada Rencana
Kerja Pemerintah yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72
tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2019.

Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Kusta menyerang


berbagai bagian tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada
saraf tepi dan mukosa dari saluran pernafasan atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati
dari luar.
Kusta bukan penyakit keturunan apalagi akibat kutukan. Jenis infeksi Mycobacterium ini termasuk
kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, dikelilingi oleh membrane sel lilin yang
merupakan ciri dari spesies Mycobacterium, berukuran panjang 1-8 micro, lebar 0,2-0,5 micro biasanya
berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam (BTA) atau gram
positif, tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau
alcohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil “tahan asam”. Indonesia telah mencapai status
eliminasi kusta, yaitu prevalensi kusta <1 per 10.000 penduduk (<10 per 100.000 penduduk), pada tahun
2000. Setelah itu Indonesia Indonesia masi bisa menurunkan angka kejadian kusta meskipun relative
lambat. Selain itu ada beberapa provinsi yang prevalensinya masih di atas 1 per 10.000 penduduk, angka
prevalensi ini belum bisa dinyatakan bebas kusta dan terjadi di 10 provinsi di Indonesia termasuk
Provinsi Sulawesi Tengah. Di Kabupaten Buol Angka trend kasus baru kusta dalam 5 tahun terakhir
dapat terlihat dalam grafik berikut :
Grafik. 4
Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Puskesmas Tahun 2021

4
4

3 3 3
3

2 2 2 22 2 22 2 2
2

1 1 1 11 1 11 1 11 1 1 1 11 11 1 1
1

000 000000000 000 00 0 000000000 000 00 0 000 00 0 000 00 0 000 00 0 0 000000000 000 0
0
EH AT G T L AT A
U
KA KA AN U AU KE
EL R UN BO
G
O U LO UN BI M A
PA
L BA AD O B B TI OM R A L
EH G N M KA
LEL BU
PA

KUSTA KERING (LAKI-LAKI) KUSTA KERING (PEREMPUAN) TOTAL KUSTA KERING


KUSTA BASAH (LAKI-LAKI) KUSTA BASAH (PEREMPUAN) TOTAL KUSTA BASAH
KASUS PB+MB (LAKI-LAKI) KASUS PB+MB (PEREMPUAN) TOTAL KASUS PB+MB
Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
Grafik.5

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,

PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN DENGAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BUOL TAHUN 2021 B


20
250

200.0
200

150

100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0


100

50
25.0

33 00.000.00 000.000.000.00 11 00.000.00 000.000.000.00 11 00.000.00 22 00.000.00 11 2 00.00 11 00.000.00 44 00.01 0 000.000.000.00 33 00.000.00
0
EH AT T L AT A
G GU KA KA AN U AU KE
EL R UN BO O U LO UN BI M LA
PA
L BA AD B B TI M R A
EH G NO M
O KA
LEL BU
PA

PENDERITA KUSTA CACAT TINGKAT 0


PRSENTASE CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2
PRSENTASE CACAT TINGKAT 2 PENDERITA KUSTA ANAK <15 TAHUN
PRSENTASE PENDERITA KUSTA ANAK <15 TAHUN

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Seperti terlihat pada dua grafik diatas trend kasus kusta dikabupaten buol mengalami
peningkatan selama 5 (lima) tahun terakhir dimana ditahan 2018 angka kejadian kusta sebanyak 35
kasus dan naik pada tahun 2019 sebanyak 36 kasus dan mengalami penurunan pada tahun 2020
sebanyak 22 kasus sedangkan pada tahun 2021 sebanyak16 kasus .

4. Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi berak lebih dari biasanya, tiga kali atau lebih dalam sehari atau penyakit
terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses dari frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila
buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam. Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi,
dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan
mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang
cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.
Dari hasil laporan tahun 2019 Jumlah kasus penyakit diare sebanyak 3.869 kasus
dengan angka Insiden Rate penyakit diare tahun 2019 (23,39%) lebih rendah atau
terjadi penurunan kasus pada tahun 2020 sebanyak 3.060 kasus dengan angka
Insiden Rate (18,50%).sedangkan pada tahun 2021 angka kasus Balita 866 (30,0%) dan
angka kasus semua umur 2,553 (55,9 %).
Tindakan dalam pencegahan diare ini antara lain dengan perbaikan keadaan
lingkungan, seperti penyediaan sumber air minum yang bersih, penggunaan jamban,
pembuangan sampah pada tempatnya, sanitasi perumahan dan penyediaan tempat
pembuangan air limbah yang layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti
pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih, kebiasaan
mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang tinja anak pada tempat
yang tepat, memberikan imunisasi morbilitas. Masyarakat dapat terhindar dari
penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga
perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat.

Grafik. 5
Kasus Diare Yang Di layani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Puskesmas Tahun 2021

DIARE
1,200 1140

1,000

800 726

600
470
438 439
390 386
400 348 355 329
309 320
274 279 279 264
222 226 222 249 254 246 220 204 209
200 174 186 184 174
151 168
125 110 106.9 117 98 70.5 120 107.1
79 81.0 85.2 76 70 65.3
37 47
42.7 56 51.8 45.4 47.065.1 48.8 54.1
16.735.9 24.8 35.1 10.519.3 259.5
158.9 34.3
0
H AT T L AT A
LE
G U
KA KA A N U AU KE
LE
R UN BO
G
O U LO UN BI M LA
PA BA AD O B B TI OM R A
EH G N M KA
LE
L BU
PA

TARGET PENEMUAN KASUS DIARE BALITA TARGET PENEMUAN KASUS DIARE SEMUA UMUR
JUMLAH BALITA YANG DILAYANI PRSENTASE KASUS DIARE BALITA YANG DILAYANI
JUMLAH SEMUA UMUR YANG DILAYANI PRSENTASE KASUS DIARE SEMUA UMUR YANG DILAYANI

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

5. HIV/AIDS dan Penyakit Menular melalui Hubungan Seksual (PMS)


HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS
dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem
kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun
yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah
putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan, tubuh dapat diserang berbagai
macam penyakit yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Sebelum memasuki fase
AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di
masyarakat dapat diketahui melalui tiga metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling,
and Testing (VC), sero survey, dan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku (STBP).
Penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg phenomena),
yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang
sebenarnya, telah menyebar di sebagian besar provinsi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa
jumlah pengidap infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya di Indonesia masih sangat sulit diukur
dan belum diketahui secara pasti.

Grafik.6 Jumlah Kasus HIV Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Kabupaten Buol Tahun 2021
120

100

80

60

40

20

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 0 3 0 0 0
0
≤ 4 TAHUN 5 - 14 TAHUN 15 - 19 20 - 24 25 - 49 ≥ 50 TAHUN
TAHUN TAHUN TAHUN

Laki-Laki TOTAL KASUS KELOMPOK UMUR

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Grafik. 7 Jumlah Kasus Dan Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur
Kabupaten Buol Tahun 2021
1

0
< 1 TAHUN 1-4 5 - 14 15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 ≥ 60 TIDAK
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN DIKETAHUI

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Dari Grafik di atas tahun 2021 penderita baru HIV sebanyak 4 kasus diantaranya penderita laki-
laki sebanyak 4 orang dan perempuan 0 orang. Jika dilihat dari tahun 2020 kasus HIV sebanyak 16
kasus, di tahun 2021 ada penurunan kasus HIV.melihat grafik kasus AIDS tahun 2021 tidak ada kasus.
A. PENYAKIT BERSUMBER BINATANG

1. Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(plasmodium) yang ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles). Secara
epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang manusia baik laki-laki maupun
perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa. Ada
beberapa macam plasmodium malaria yang dikenal saat ini, yaitu :
a. Plasmodium vivax ( P. vivax)
b. Plasmodium ovale (P. ovale)
c. Plasmodium falcifarum (P. falciparum)
d. Plasmodium malariae (P. malariae)
e. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi)
Kabupaten Buol telah menerima sertifikat eliminasi malaria pada tahun 2016 dan
sekarang sudah pada tahap pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan tetap
dilakukan upaya – upaya deteksi dini malaria baik itu kegiatan didalam gedung
maupun diluar gedung guna untuk mencapai target API >10/00.

Grafik. 1.b
Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten Buol Tahun 2021
120
MALARIA
100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0
100

80

60

40
3030
2424 2525
2121
20 1616
1313

000 000 0 00.00 0 0 0 00.00 0 0 0 00.00 0 0 0 00.00 0 0 000 111 000 000 0 00.00 0 0
0
PALELEH PALELEH GADUNG BUNOBOGU BOKAT BUKAL TILOAN MOMUNU BIAU KARAMAT LAKEA
BARAT

SUSPEK KONFIRMASI LABORATORIUM PRESENTASE KONFIRMASI LABORATORIUM


POSITIF MALARIA (LAKI-LAKI) POSITIF MALARIA (LAKI-LAKI & PEREMPUAN) PENGOBATAN STANDAR (ACT)
Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Berdasarkan data dan grafik diatas dapat dilihat bahwa angka suspek malaria di Puskesmas
Paleleh berjumlah 16 orang dan yang dikonfirmasi laboratorium sebanyak 16 orang sehingga
konfirmasi sediaan darah tercapai 100%, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas
Timbulon angka suspek malaria berjumlah 21 orang dan yang dikonfirmasi laboratorium 21 orang
sehingga konfirmasi sediaan darah tercapai 100%, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di
Puskesmas Gadung angka suspek malaria 0, dan yang dikonfirmasi laboratorium 0, kasus positif 0,
kasus meninggal 0. Di Puskesmas Bunobogu angka suspek malaria 0, dan yang dikonfirmasi
laboratorium 0, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Bokat angka suspek malaria 0,
yang dikonfirmasi laboratorium 0, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Modo angka
suspek malaria , kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Boilan angka suspek malaria
berjumlah 30 orang dan yang dikonfirmasi laboratorium 30 orang sehingga konfirmasi sediaan darah
tercapai 100%, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Momunu angka suspek malaria
berjumlah 24 orang dan yang dikonfirmasi laboratorium 24 orang sehingga konfirmasi sediaan darah
tercapai 100%, kasus positif 1 berjenis kelamin laki – laki, yang mendapatkan pengobatan standar
(ACT) 1 Pasien, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Biau angka suspek malaria berjumlah 13 orang
dan yang dikonfirmasi laboratorium 13 orang sehingga konfirmasi sediaan darah tercapai 100%,
kasus positif 0, kasus meninggal 0. Di Puskesmas Karamat angka suspek malaria berjumlah 25
orang dan yang dikonfirmasi laboratorium 25 orang sehingga konfirmasi sediaan darah tercapai
100%, kasus positif 0, kasus meninggal 0. Dan di Puskesmas Lakea angka suspek malaria 0, kasus
positif 0, kasus meninggal 0.
Sehingga total angka suspek malaria tahun 2021 sebanyak 129 orang, yang dikonfirmasi
laboratorium sebanyak 129 orang (100%), jumlah kasus positif 1 orang (kasus import), yang
mendapatkan pengobatan standar (ACT) 1 orang, tidak ada kasus meninggal dan angka API (annual
parasit insiden) 0,010/00.

2. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan
jumlah kabupaten/ kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini
sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap
merupakan gambaran penyakit di masyarakat. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu
2 (dua) tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2–5 tahunan. Sedangkan
angka kematian cenderung meningkat dimana Angka kematian (CFR) penyakit DBD di Kabupaten
Buol pada tahun 2020 mengalami peningkat dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 0,0 % menjadi
2,13% tahun 2020. Namun demikian jumlah kasus DBD meningkat dari 49 kasus dengan kematian 0
pada tahun 2019 menjadi 961 kasus dengan kematian 2 kasus pada tahun 2020. Terlihat pada grafik
dibawah ini:
Grafik. 2.b

Kasus Demam Berdaharah Dengue ( DBD ) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,


Puskesmas,Kabupaten Buol Tahun 2021

7
6
6
5
5
4
4
3
3

2
1 1 1 1
1
000 0 000 000 000 000 000 000 000
0
EH T G U T L N U AT A
RA KA KA A AU KE
LEL A DUN OG O U LO UN BI A M LA
PA B B B B TI M R
H GA NO O KA
E LE BU
M
L
PA

LAKI-LAKI PEREMPUAN KASUS DBD

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Bila dilihat dari grafik di atas untuk kasus DBD terjadi peningkatan kasus terjadi pada awal
tahun yaitu bulan januari, April hingga bulan beriukutnya untuk intervensi pengendalian penyakit
( DBD ), dalam upaya pengendalian kasus diperlukan penanganan kasus secara kolektif baik secara
lintas program maupun lintas sector, dan yang terpenting peran serta masyarakat.untuk kegiatan
pengendalian penyakit DBD terutama yang pelaksanaa oleh masyarakat langsung, diharapkan
kegiatan utamanya pemberdayaan masyarakat 3M Plus, dengan pengembangan 1 Rumah 1
Jumantik.

Penyakit Demam Berdarah Dengue telah menyebar secara luas ke seluruh kawasan dengan
jumlah kabupaten/ kota terjangkit semakin meningkat hingga ke wilayah pedalaman. Penyakit ini
sering muncul sebagai KLB sehingga angka kesakitan dan kematian yang terjadi dianggap
merupakan gambaran penyakit di masyarakat. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari
tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu
2 (dua) tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2–5 tahunan. Sedangkan
angka kematian cenderung meningkat dimana Angka kematian (CFR) penyakit DBD di Kabupaten
Buol pada tahun 2020 mengalami peningkat dibandingkan tahun 2019, yaitu dari 0,0 % menjadi
2,13% tahun 2020. Namun demikian jumlah kasus DBD meningkat dari 49 kasus dengan kematian 0
pada tahun 2019 menjadi 961 kasus dengan kematian 2 kasus pada tahun 2020.dan pada tahun
2021 jumlah suspek 116 dengan jumlah yang positif ada 1 kasus.

3. FILARIASIS

Filariasis ( Penyakit Kaki Gajah ) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
cacing filarial yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat merusak
sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, glandula mammae, scrotum,
menimbulkan kecacatan seumur hidup serta stigma social bagi penderita dan keluarganya.
Secara tidak langsung penyakit yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk ini dapat berdampak
pada penurunan produktifitas kerja penderita, beban keluarga, dan menimbulkan kerugian
ekonomi bagi negara yang tidak sedikit.

Indonesia menetapkan Eliminasi Filariasis ( Kaki Gajah ) sebagai salah satu prioritas nasional
pengendalian penyakit menular, dengan menerapkan dua strategi utama yaitu :

- Memutuskan rantai penularan Filariasis dengan program pemberian Obat Pencegahan


Massal ( POPM ) Filariasis di Kabupaten / Kota Endemis Filariasis.
- Dan upaya pencegahan serta membatasis kecacatan dengan melaksanakan program
penatalaksanaan penderita Filariasis.

Bulan Eliminasi kaki gajah diharapakan dilaksanakan setiap tahun sampai eliminasi
filariasis Indonesia tercapai, setiap Kabupaten/ Kota endemis filariasis wajib melaksanakan POPM
Filariasis setahun sekali selama 5 ( Lima ) tahun berturut – turut sebagai upaya menghentikan
penularan cacing filarial di daerah tersebut.
Dalam hal ini untuk kabupaten Buol tahun 2021 tidak mengalamin kasus filariasis dilihat
pada grafik di bawah ini.

Grafik.3.b
Penderita Kronis Filariasis Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas kabupaten
Buol tahun 2021

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E H A T
N G G U AT AL AN U
IA
U AT KE
A
LE
L R U O OK UK LO UN B AM LA
PA BA AD OB B B TI
OM R
LE
H G N M KA
LE BU
PA

Sumber : Seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

Anda mungkin juga menyukai