Anda di halaman 1dari 12

INTEGRASI 8 AKSI KONVERGENSI DALAM RAN PASTI DIK-

ABUPATEN MAJENE

Disampaikan oleh:
H. Ardiansyah, S.STP
(Sekretaris Daerah/ Wakil Ketua TPPS Majene)

Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi dan Diskusi Panel


Tindak Lanjut Hasil Diseminasi Audit Stunting Tingkat Kabupaten Majene tahun 2022
Hotel Amasi, Tanggal 5 Oktober 2022
Kebijakan Stunting 2007–2021
BUSINESS AS USUAL KOORDINASI
PENTAHELIX STRANAS
KONVENSIONAL BAPPENAS 5 PILARS - 8 ACTION
40.00%
36.80% 37.20% RAN PASTI
35.60% SUN SECR KELUARGA BERISIKO
35.00%
SETWAPRES - TP2AK STUNTING
30.80%
30.00%
27.70%

25.00% 24.40% BKKBN


6,4%/5 thn

Perpres 42/2013
1,3%/thn 3,1%/thn

Perpres 72/2021
20.00%

Stranas 2018
3,3%/3 thn
15.00% ???%/thn
1,65%/thn
10.00%

5.00%

COVID 19
0.00%
2007 2010 2013 2018 2019 2021

RPJMN 2005-2009 RPJMN 2010-2014 RPJMN 2015-2019 RPJMN 2020-2024


Tren Prevalensi Stunting Kabupaten-Provinsi
Sulbar dan Nasional 2013 - 2021
60 58.6

55

50 48 48.4
47.3 47.8
46.46 45.89
45.02
45 43.68 43.7 43.15
41.6 41.59
40.38
40 39.45
38.24 37.6
37.2
35.7 36
34.835.62
35 33.8 33.7
32.14
30.8 30.3
30 28.6
27.7
26.3
25 24.4

20

15

10
Indonesia Provinsi Sulbar Mamuju Mateng Pasangkayu Majene Polman Mamasa

Riskesdas 2013 Riskesdas 2018 SSGBI 2019 SSGI 2021

Note: Riskesdas 2013 belum mencantumkan Kab. Mamuju Tengah (Data masih bergabung dengan Kab. Mamuju)
MANDAT PERPRES 72/2021
STRANAS:
14%
Utk pelaks STRANAS
Acuan Dalam Rangka Menyelenggarakan disusun RAN -> Ps 8 (1)
Percepatan Penurunan Stunting
RENCANA AKSI NASIONAL
TUJUAN PILAR STRANAS Meliputi paling sedikit
5 hal Ps 8 (3)
1. Menurunkan prevalensi 1. Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di
stunting kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, 1. Penyediaan data keluarga
2. Meningkatkan kualitas Pemerintah Daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah berisiko stunting
penyiapan kehidupan Desa; 2. Pendampingan keluarga
berkeluarga 2. Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan berisiko stunting
3. Menjamin pemenuhan pemberdayaan masyarakat; 3. Pendampingan semua calon
3. Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan pengantin/calon PUS;
asupan gizi
Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga, Pemerintah
4. Memperbaiki pola asuh 4. Surveilans keluarga berisiko
Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
5. Meningkatkan akses dan stunting
dan Pemerintah Desa;
kualitas pelayanan 4. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat
5. Audit kasus stunting
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat;
6. Meningkatkan akses air 5. Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi,
minum dan sanitasi riset, dan inovasi Ditetapkan oleh Kepala Badan
 Ps 8 (2)
GUGUS TUGAS
1000 HPK ADAPTASI
GUGUS TUGAS 1000 HPK
KEPUTUSAN BUPATI
NO 440/230/DINKES-
2015
MENJADI TPPS
TPPS KABUPATEN
RAN PPASTI
PENDEKATAN RAN PASTI
INTERVENSI HULU
a. Penekanan intervensi pada PENCEGAHAN
INTERVENSI SPESIFIK DAN Pendekatan
lahirnya bayi stunted dengan mempersiapkan
Keluarga
SENSITIF Berisiko kehamilan calon pengantin/calon ibu melalui
Stunting perencanaan kehidupan berkeluarga.
Fokus pada program INKUBASI b. PENANGANAN balita stunting melalui
yang memperhatikan kesehatan intervensi kuratif.
dan kecukupan gizi:
3 bulan CATIN+ IBU HAMIL+ IBU
MASA INTERVAL RAN Pendekatan PENTAHELIX
+BADUTA/BALITA yang didukung
dengan penyediaan sanitasi, akses Pendekatan
PASTI Pendekatan
Menyediakan platform Kerjasama
antara pemerintah dan unsur
air bersih serta bansos. Intervensi Multisektor
dan pemangku kepentingan (dunia usaha,
Gizi Terpadu
Multipihak perguruan tinggi, masyarakat dan
media)

Kluster data presisi Kluster manajerial Kluster operasional

KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
INTEGRASI RAN PASTI KEDALAM
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Integrasi RAN PASTI dan 8 Aksi Konvergensi
#3. Rembuk Stunting #5. Pembinaan kader #7. Pengukuran & publikasi
Kabupaten/Kota Koordinator: Delegasi OPD Koordinator: Dinas Kesehatan
#1. Analisis situasi
Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris 1. Sinkronisasi tugas KPM, 1. Dilakukan pemantauan (tidak saja
1. Dilakukan penyesuaian form Daerah TPK & kader lainnya. pertumbuhan) tetapi juga
analisis situasi dari 20 Komitmen rencana aksi 2. Legalitas dan perkembangan balita dengan Kartu
menjadi 64 indicator. menjawab upaya peningkatan kapasitas Kembang Anak (KKA).
2. Sasaran catin dan pencapaian 64 indicator KPM & TPK KKA menjadi parameter
utamanya 1000 HPK untuk dimuat dalam 3. Skema insentif gangguan perkembangan
3. Memetakan program dan RKPD/Renja OPD tahun
kegiatan berdasarkan
baduta/balita stunting.
berikutnya.
perpres dan RAN PASTI 2. Menjadi bahan audit kasus stunting

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

#2, Menyusun rencana


#4. Perbup/perwali ttg
kegiatan #6. Manajemen data #8 reviu tahunan
kewenangan desa
Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Sekretaris
#7. Pengukuran & Koordinator:
Memasikan 1. Kebutuhan & kesenjangan data dari 64 Daerah dan Bappeda
publikasi Pemrakarsa/delegasi
rekomendasi program indicator Fokus pada konvergensi
Berdasarkan hasil analisis
& kegiatan hasil analisis 2. Perluasan jangkauan & peningkatan tingkat keluarga dan
situasi, min 10% APBDes,
situasi dituangkan ke kualitas surveilans keluarga berisiko rencana percepatan ke
peran camat, penguatan
dalam dokumen stunting-elsimil & eppgbm depan.
kelembagaan (TPK,
perencanaan dan 3. Berbagipakai data/interoperasbilitas
posyandu, BKB), capaian
penganggaran antar system data
konvergensi layanan
kabupaten/kota dan
berbasis keluarga berisiko
OPD
stunting*
*Sedang diusulan paket layanan di desa dengan merujuk pada perpres dan RAN PASTI kepada Kemendes, PDT & Transmigrasi
Konvergensi Berbasis Keluarga
Implementasi Program Tepat Sasaran -Tepat
Ukuran
1
4 PASTI 5 STANDAR
1 2
1. Pastikan setiap keluarga dan inddividu 1. Tenaga pengukur/pencatat tersandar
target sasaran masuk dalam daftar target
sasaran intervensi 2 3 2. Alat ukur berat dan panjang/tinggi badan,
dan aplikasi atau instrument lain
2. Pastikan setiap sasaran yang terdaftar terstandar
dalam target sasaran memperoleh
pelayanan program intervensi 3 4 3. Prosedur operasional yang terstandar

3. Pastikan setiap sasaran memanfaatkan 4. Implementasi pengukuran di lapangan


program intervensi yang dibutuhkan sesuai terstandar
kriteria program 4 5
5. Validasi data tersandar
4. Pastikan semua pelaksanaan program
intervensi tercatat dan terlapor sesuai
kebutuhan model pelaporan dan tepat
waktu
Kluster operasional: Berbasis keluarga berisiko stunting

Kemiskinan Air bersih & sanitasi & jamban Pendidikan Akses layanan kesehatan

Ibu Pasca Persalinan


Tidak/belum menggunakan KB
pasca persalinan

Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
1. Anemia; 1. Anemia; 1. BBLR;
2. Umur < 19 Tahun 2. KEK; 2. PB<48cm;
3. Lila: < 23,5 cm 3. Pertumbuhan janin 3. Tidak menerima ASI eksklusif;
4. IMT: < 18.4 kg/m2 terhambat
4. Tidak menerima Imunisasi dasar lengkap;
4. 4T (terlalu muda, terlalu tua,
5. Tidak menerima MPASI yang baik (frekuensi, keberagaman
terlalu banyak dan terlalu
rapat) makanan, kandungan protein);
6. gizi buruk/kurang & infeksi kronis (cacingan, diarre)
7. Baduta/balita dengan gangguan perkembangan & pertumbuhan
PERIODE EMAS PERIODE EMAS
3 bulan PRAKONSEPSI 1000 Hari Pertama Kehidupan
KONVERGENSI LAYANAN
TINGKAT KELUARGA
1. BBL < 2.500 gram mendapatkan
tatalaksana kesehatan dan gizi.
2. PBL < 48 cm mendapatkan
tatalaksana kesehatan dan gizi
3. 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif
4. 6-23 bulan yang mendapat MP-
ASI 1. 24-59 bulan dengan infeksi 1. balita yang memperoleh imunisasi
5. 0-23 bulan dengan infeksi kronis kronis mendapat tatalaksana dasar lengkap
yang mendapatkan tatalaksana kesehatan 2. anak berusia di bawah lima tahun
1. Konumsi TTD atau MMS kesehatan 2. 24-59 bulan dengan gizi kurang (balita) gizi buruk yang mendapat
2. Pendampingan kesehatan 1. KEK) konsumsi PMT . 6. 0-23 bulan dengan gizi kurang
mendapat PMT pelayanan tata laksana gizi buruk
2. Konsumsi TTD atau MMS > 90 yang mendapatkan PMT
reproduksi dan edukasi 7. 0-23 bulan dengan gizi buruk yang 3. 24-59 bulan dengan gizi buruk 3. anak berusia di bawah lima tahun
gizi sejak 3 bulan pra-nikah tablet mendapat tata laksana gizi (balita) gizi kurang yang mendapat
mendapatkan tata laksana gizi
3. Terima pendampingan. buruk tambahan asupan gizi.
3. periksa status anemia buruk.
4. ibu hamil dengan Pertumbuhan 8. 0-23 bulan, berat badan dan 4. 24-59 bulan diukur berat 4. Balita 0-59 bulan dengan berat
(hemoglobin) Janin Terhambat (PJT) yang panjang/tinggi badan sesuai badan dan tinggi badan sesuai badan dan panjang/tinggi badan
4. mendapatkan tatalaksana mendapat tata laksana kesehatan. standard. standar. sesuai standard.
kesehatan dan gizi. 9. 0-23 bulan dipantau
5. balita 0-59 bulan yang dipantau
5. 24-59 bulan dipantau
perkembangannya sesuai
mendapat pelayanan keluarga standard. perkembangannya sesuai perkembangannya sesuai standard.
berencana pasca melahirkan 10. 0-23 bulan mendapat imunisasi standar.
lengkap

Ibu masa
Kelompok Catin/CaPUS/
Ibu hamil interval/pasca Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran remaja
persalinan

1. menerima pendampingan keluarga berisiko Stunting


2. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui dan anak baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur (karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, vitamin dan mineral dan/atau Makanan Pendamping Air Susu Ibu/MPASI)
3. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan tunai bersyarat
4. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima bantuan pangan non-tunai
5. PUS dengan status miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menerima Penerima Bantuan Iuran (PBI)
6. keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya pekarangan untuk peningkatan asupan gizi
7. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan promosi peningkatan konsumsi ikan dalam negeri
8. keluarga berisiko Stunting yang mendapatkan KIE interpersonal sesuai standar.
9. keluarga berisiko Stunting yang mengakses air minum layak.
10. keluarga berisiko Stunting yang memiliki rumah layak huni.
11. keluarga berisiko Stunting yang mempunyai jamban sehat.
12. keluarga prasejahtera berisiko Stunting penerima bantuan social.
13. keluarga prasejahtera penerima manfaat variasi bantuan pangan selain beras dan telur.

Anda mungkin juga menyukai