• Sebanyak 3,4% balita dengan status • Sebanyak 3,8% balita dengan status
gizi buruk dan 14,4% balita dengan gizi buruk dan 14% balita dengan
status gizi kurang (Total= 17,8%) status gizi kurang (Total=
17,8%)
Trend Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2016 - 2017 4
Berdasarkan Indeks TB/U
90.0 90.0
78.3 79.9
80.0 80.0
72.5 70.4
70.0 70.0
40.0 40.0
30.0 30.0
19.0 19.8
20.0 14.6 20.0 13.2 9.8
7.1 8.5 10.0 6.9
10.0
0.0 0.0
• Sebanyak 3,1% BALITA DENGAN STATUS • Sebanyak 2,9% BALITA DENGAN STATUS
GIZI SANGAT KURUS dan 8,0% balita GIZI SANGAT KURUS dan 6,7% balita
dengan status gizi kurus. TOTAL= 11,1 dengan status gizi kurus. TOTAL= 9,6%
%
TREND STATUS GIZI BALITA PROVINSI TAHUN 2016 - 2017
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
16.7
24.8
13.1
18.2
16.0
17.5
16.9
18.2
15.5
13.5
11.2
12.2
8.7
14.2
14.0
18.5
13.2
16.7
17.7
16.4
14.3
14.1
14.5
15.1
16.9
17.0
15.9
12.5
17.3
15.6
18.1
19.8
9.1
2016 8.6
20.3
22.5
28.2
28.3
2017
27.5
26.0
24.7
23.6
21.8
20.9
19.8
19.3
19.4
19.6
7.2
15.3
24.2
26.1
Menurut Provinsi, Tahun 2016 - 2017
25.1
22.8
15.8
23.9
22.3
23.4
24.8
24.8
Perbandingan Prevalensi Balita Underweight (BB/U)
24.2
23.7
17.0
17.5
23.4
23.9
15.1
19.8
17.8
17.9
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
5.0
0.0
26.4
35.7
24.4
28.4
25.5
30.7
25.1
29.8
27.0
25.1
19.2
22.8
23.0
29.5
24.8
31.5
21.9
27.3
22.9
20.9
20.1
22.6
25.1
29.2
23.9
28.5
21.8
19.8
26.1
26.9
27.0
29.6
19.7
2016
19.0
30.0
37.2
38.7
40.3
2017
34.9
36.5
34.1
38.9
31.1
34.1
27.1
30.7
31.6
33.2
21.2
31.4
32.0
Menurut Provinsi, Tahun 2016 - 2017
36.2
35.6
34.9
29.6
36.4
33.0
Perbandingan Prevalensi Balita Stunted (TB/U)
31.6
39.7
40.1
29.0
30.1
24.6
24.9
30.3
33.2
28.0
33.0
27.5
29.6
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
0.0
5.0
20.6
23.9
19.1
20.2
17.6
18.6
19.1
21.3
20.7
17.2
14.2
14.3
16.0
19.2
18.9
22.9
19.1
21.9
21.6
16.2
15.8
18.1
17.5
18.5
18.1
18.4
18.7
14.4
20.4
17.9
18.5
19.9
15.3
2016
13.6
20.7
23.4
32.2
30.0
2017
32.5
28.2
26.4
30.4
25.5
24.1
23.6
22.8
25.8
26.2
20.9
26.9
25.9
21.9
Menurut Provinsi, Tahun 2016 - 2017
26.7
21.8
22.6
25.0
24.6
24.0
Perbandingan Prevalensi Baduta Stunted (TB/U)
28.1
26.2
24.5
20.2
19.3
15.3
24.4
24.9
25.0
24.2
21.7
20.1
15.0
20.0
25.0
10.0
0.0
5.0
13.3
12.7
12.1
13.4
8.9
10.1
11.8
12.7
9.7
10.6
8.1
7.8
7.4
8.3
9.0
9.3
7.8
10.4
12.6
14.2
11.2
9.9
7.5
6.5
9.6
9.3
8.3
8.4
9.7
6.9
9.2
10.4
2016 5.5
6.3
9.8
8.5
17.4
15.9
2017
14.4
13.2
11.7
10.7
11.0
10.1
9.6
9.3
9.6
9.1
9.5
12.1
12.3
12.5
Menurut Provinsi, Tahun 2016 - 2017
9.3
8.7
10.7
13.5
13.5
12.9
Perbandingan Prevalensi Balita Wasted (BB/TB)
10.9
8.9
22.2
16.8
10.0
10.3
15.7
16.2
14.8
13.9
11.1
9.6
TREND STATUS GIZI BALITA PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2016 – 2017
12
Trend Status Gizi Balita Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 - 2017
Berdasarkan Indeks BB/U
100.0 2016
100.0
85.8
2017
87.1 84.2 90.0 83.2
90.0
80.0
80.0
70.0
70.0 60.0
60.0 50.0
50.0 40.0
40.0 30.0
30.0 20.0 10.0 12.2
20.0 12.1 10.0 2.9 1.3 2.9 1.7
9.5 0.0
10.0 2.3 1.0 2.4 1.3
0.0 0 - 23 bln 0 - 59 bln
0 - 23 bln 0 - 59 bln
Gizi Buruk
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Kurang
Gizi baik Gizi lebih
Trend Status Gizi Balita Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
13 -
2017
Berdasarkan Indeks TB/U
2016 90.0
81.5 2017
80.0
70.8
100.0 70.0
82.5
80.0 74.9 60.0
60.0 50.0
40.0
40.0
19.0 30.0
20.8
20.0 12.7
4.8 6.1 20.0 13.4
0.0 5.1 8.4
10.0
0 - 23 bln 0 - 59 bln 0.0
20.0
16.3
15.3
10.4
14.7
17.3
15.2
16.7
18.6
10.0
15.7
12.4
14.3
7.3
13.8
17.3
11.6
16.3
19.6
19.2
16.4
16.7
13.1
20.3
18.4
14.2
15.0
2016
13.9
16.5
20.5
18.8
2017
17.3
16.2
9.4
16.7
13.5
12.2
7.9
11.1
13.8
9.2
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
16.5
11.5
Perbandingan Prevalensi Balita Underweight (BB/U)
17.5
21.9
14.5
11.1
4.9
8.6
14.4
14.6
17.5
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
40.0
45.0
50.0
35.0
28.8
28.4
25.2
37.6
33.0
35.7
32.1
38.7
24.9
43.2
22.6
33.3
20.5
29.0
33.3
28.5
22.2
25.6
24.3
30.2
30.7
28.1
22.5
29.9
20.2
25.5
2016 29.9
30.8
30.2
26.1
2017
20.3
23.7
32.6
34.3
18.7
28.1
18.3
25.0
29.5
23.1
29.0
25.8
24.3
26.5
16.0
15.0
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
Perbandingan Prevalensi Balita Stunted (TB/U)
8.8
14.9
21.9
25.5
30.9
38.2
26.8
28.0
25.1
29.2
10.0
12.0
14.0
16.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
7.5
4.6
6.5
4.4
4.7
3.2
6.7
4.7
5.9
4.0
5.0
5.1
8.5
5.6
9.4
5.5
11.1
13.7
6.9
7.7
4.0
5.0
14.4
9.0
8.5
8.6
2016
5.9
6.6
13.0
10.6
11.1
2017
11.6
5.6
8.4
8.7
4.1
4.6
4.3
5.8
5.5
5.5
3.9
8.3
10.5
12.3
7.5
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
Perbandingan Prevalensi Balita Wasted (BB/TB)
4.6
5.4
7.5
5.6
4.7
3.5
6.4
7.4
7.5
6.5
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
10.4
14.3
10.4
10.8
17.5
13.2
12.3
14.8
8.2
13.2
5.5
11.8
8.0
12.4
11.4
10.7
12.2
15.8
16.0
13.5
11.6
10.1
16.0
13.2
11.0
10.1
2016 9.0
14.2
19.8
14.3
2017
18.0
14.6
7.1
14.7
9.7
11.2
6.0
5.2
9.1
6.9
16.7
12.1
14.6
21.5
12.5
8.3
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
2.8
12.2
10.9
Perbandingan Prevalensi Baduta Underweight (BB/U)
9.5
19.4
9.9
11.4
15.9
11.9
12.9
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
17.7
17.9
23.0
24.0
18.7
22.8
22.7
27.5
11.4
31.3
16.0
14.6
12.9
17.8
25.9
20.5
9.4
15.8
13.9
10.9
20.6
17.0
13.0
23.1
15.5
13.2
2016 18.7
19.1
24.5
14.9
2017
15.6
17.5
26.2
21.0
12.1
15.5
11.4
9.0
18.2
9.4
22.6
14.5
17.4
16.7
9.6
9.0
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
Perbandingan Prevalensi Baduta Stunted (TB/U)
9.7
10.9
16.7
12.5
29.5
21.2
21.6
15.9
17.5
18.5
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
9.1
7.2
5.9
6.6
8.4
5.3
9.2
7.7
9.2
7.8
3.1
9.3
9.8
7.9
10.8
8.7
13.9
20.1
9.8
14.7
5.2
8.2
21.3
13.3
12.9
13.7
2016 9.0
10.1
17.7
13.7
2017
18.0
18.3
7.8
12.3
9.7
6.8
4.8
6.7
9.1
9.4
8.3
7.6
13.9
16.6
22.1
11.1
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2016 - 2017
4.2
Perbandingan Prevalensi Baduta Wasted (BB/TB)
11.6
9.0
8.8
6.5
6.0
8.4
10.9
10.3
10.5
21
50
40
TAHUN 2017
35 TAHUN 2016
31.3
30
29.2
25.1 24.9
25
20 18.5
17.5
15
11.4
10
0
JAWA BARAT GARUT JAWA BARAT GARUT
PENGERTIAN
STUNTING
PENCEGAHAN PENANGANAN
MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
KERANGKA KONSEP PENURUNAN STUNTING
Intermediate
26
Program Intervensi Efektif
Outcome
Konsumsi Remaja Putri
1. Pemberian Tablet Tambah Bumil &
• Perbaikan Gizi yang
Darah (remaja putri, catin,
Adekuat Busui:
Gizi bumil)
Masyarakat 2. Promosi ASI Eksklusif • Anemia
• PKGBM 3. Promosi Makanan • BBLR
• GSC Pendamping-ASI Pola • ASI Eksklusif
4. Suplemen gizi mikro
• PKH Asuh • Kecacinga
• PAUD-GCD
(Taburia) yang n Stunting
5. Suplemen gizi makro (PMT) tepat
• PAMSIMAS 6. Tata Laksana Gizi
• SANIMAS Kurang/Buruk
• STBM 7. Suplementasi vit.A
• BKB 8. Promosi garam iodium
Akses ke Baduta:
• KRPL 9. Air bersih, sanitasi, dan cuci
pelayanan
tangan pakai sabun • Diare
• Kegiatan Lain kesehatan,
10. Pemberian obat cacing dan • Gizi buruk
11. Bantuan Pangan Non-Tunai kesehatan
lingkungan
Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan
ANUNG untuk POPM Ditjen P2P
Ketahanan Pangan 26
PENCEGAHAN STUNTING PEMBERDAYAAN ORANG
TERDEKAT (SUAMI, ORANG
Program 1000 HPK TUA, GURU, REMAJA PUTRA)
KUALITAS REMAJA PUTRI
INTEGRASI KEGIATAN
INTERVENSI SENSITIF : INTERVENSI SOSIAL :
HOLISTIK LINTAS
1. Penyediaan akses dan ketersediaan air bersih INTERVENSI PENDIDIKAN : 1. Penggerakan Toma (Tokoh Masyarakat)
GENERASI
serta sarana sanitasi (jamban sehat) di untuk mensosialisasikan Keluarga
keluarga 1. Pendidikan Kespro di Sekolah
Berencana
2. Pelaksanaan fortifikasi bahan pangan 2. Pemberian edukasi gizi remaja
2. Penyediaan Bantuan Sosial dari Pemda
3. Pembentukan konselor sebaya untuk
3. Pendidikan dan KIE Gizi Masyarakat untuk Keluarga Tidak Mampu (Keluarga
membahas seputar perkembangan Miskin)
4. Pemberian Pendidikan dan Pola Asuh dalam remaja
Keluarga
5. Pemantapan Akses dan Layanan KB TERSIER
6. Penyediaan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dan Jaminan Persalinan
SEKUNDER
7. Pemberian Edukasi Kespro PEMBERDAYAAN ORANG
KUALITAS REMAJA PUTRI
PRIMER TERDEKAT (SUAMI,
INTERVENSI KESEHATAN : ORANG TUA, GURU,
PROGRAM 1000 HPK 1. Suplementasi Tablet Tambah Darah pada REMAJA PUTRA)
Remaja Putri
INTERVENSI SPESIFIK :
2. Pemberian obat cacing pada Remaja Putri INTERVENSI KESEHATAN
1. Suplementasi Tablet Besi Folat pada Bumil
3. Promosi Gizi Seimbang 1. Konsultasi perencanaan kehamilan dengan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bumil KEK melibatkan suami dan keluarga (orang tua)
4. Pemberian Suplementasi Zink
3. Promosi dan Konseling IMD dan ASI Eksklusif 2. Pelayanan kontrasepsi bagi Suami untuk
5. Penyediaan akses PKPR (Pelayanan
4. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Kesehatan Peduli Remaja) di Puskesmas penundaan kehamilan
5. Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu 3. Bimbingan konseling ke Bidan bersama
dengan suami untuk penentuan tempat dan
6. Pemberian Imunisasi penolong persalinan
7. Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang 4. Pendidikan Kespro bagi Remaja Putra
8. Pemberian Vitamin A 5. Mempersiapkan konseling Calon Pengantin
9. Pemberian Taburia pada Baduta
10. Pemberian Obat Cacing pada Bumil
PENANGANAN STUNTING
28
PENIMBANGAN
CFC COLLABORATIVE
BALITA RESEARCH
1. PMT Pemulihan
2. Konseling
KONSELING
GIZI KURANG
ANAK TERLAMBAT
YANKES DASAR
TFC
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
Usia 4 tahun
4 bulan
STUNTING SULIT DIKENALI ATAU DILIHAT33
STUNTING ADALAH
Ketika balita
lebih pendek dari
standar tinggi
badan seumurnya.
Yang disebabkan
oleh kekurangan gizi
dalam jangka waktu
yang lama mulai dari
masa kehamilan
Stunting adalah Normal usia 5 tahun 110
bentuk Kekurangan cm
Gizi Kronis. Stunting/Pendek (-2SD) 100
cm
Stunting Berat/Sangat 96 cm
Secara fisik balita pendek (-3SD)
stunting memiliki
tinggi badan di
bawah standar
pertumbuhan anak
normal seusianya
pada populasi
rujukan WHO*
*Anak-anak memiliki potensi pertumbuhan yang sama sampai usia lima tahun, terlepas dari di mana mereka dilahirkan
Apa Penyebab
Terjadinya
Stunting?
SEBAB AKIBAT STUNTING
KURANG GIZI
IBU&ANAK
ASUPAN
PENYEBAB MAKANAN
LANGSUNG TIDAK PENYAKIT
MEMADAI
LINGKUNGAN
PRAKTEK KELUARGA
KERAWANAN PEMBERIAN TIDAK SEHAT
PENYEBAB TIDAK MAKANAN & LAYANAN
PANGAN
LANGSUNG KELUARGA TIDAK KESEHATAN
MEMADAI TIDAK
MEMADAI
Bahaya/Dampak
Apa saja yang dapat terjadi jika
bayi/anak mengalami stunting?
Mengapa
Pemerintah
Sangat Perhatian
dengan Masalah
Stunting?
Mengapa Fokus pada Stunting? 42
INTERVENSI
BKP/PERTANIAN PU
Ketahanan Pangan Air Bersih &
dan Gizi Sanitasi
PP DAN PA
BPJS Remaja
Jaminan Perempuan
Kesehatan
Masyarakat
AGAM
SOSIAL A
Pendidikan Gizi
Penanggulangan
Kemiskinan BKKBN Masyarakat
DIKBUD
Keluarga
Dinas Kesehatan Kab. Garut
Berencana
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
49
UKBM:
PUSKESMAS
KELAS IBU, POSYANDU, POS UKK
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
• Pertemuan Pemberian Suplementasi Gizi Ibu • Setiap bungkus PMT Bumil @100 gram mengandung
Hamil Tingkat Provinsi: 3 unsur pengelola 520 kalori. Dalam 1 bungkus berjumlah 5 keping.
program kab/kota (Gizi, KIA, Yankes) Berarti 1 keping PMT Bumil mengandung 104 kalori
• Pertemuan Pemberian Suplementasi Gizi Ibu • Tambahan energi trimester I=180 kal/hr, trimester
Hamil Tingkat Kab/Kota: puskesmas (kepala II=300 kal/hr, trimester III=300 kal/hr
pusk, petugas gizi, bidan) • Sehingga untuk memenuhi tambahan energi ibu
hamil perlu mengonsumsi PMT minimal 2-3 keping/hari
(tergantung usia kehamilan)
Dinas Kesehatan Kab. Garut
BEBERAPA GIZI MIKRO PENTING PADA IBU HAMIL 51
UKBM:
PUSKESMAS
POSYANDU, BKB
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
• Pertemuan Pemberian PMT bagi • Setiap bungkus PMT balita @120 gram mengandung 540 kalori. Dalam 1
bungkus berjumlah 12 keping. Berarti 1 keping PMT Balita mengandung 45 kalori
balita kurus tingkat Provinsi: 3 unsur
• Pemberian PMT untuk melengkapi pemenuhan kebutuhan gizi agar mencapai
pengelola program kab/kota (Gizi, berat badan sesuai umur
KIA, Yankes) • Contoh: ditemukan balita kurus usia 12 bulan. Kebutuhan energi/hari= 1.125
• Pertemuan Pemberian PMT bagi kalori. Hasil assessent asupan energi/hari=900 kalori. Maka kekurangan 225
balita kurus tingkat Kab/Kota: kalori. Dipenuhi melalui PMT sebanyak 5 keping/hari
puskesmas (kepala pusk, petugas • Monitoring pertambahan berat badan setiap bulan melalui penimbangan di
gizi, bidan) Posyandu
Dinas Kesehatan Kab. Garut
Suplementasi tablet tambah darah
(TTD) ibu hamil PERLU
: 90% KARTU 53
GIZI
SASARAN TTD: DATA KOHORT ASSESMENT OLEH
SELURUH IBU HAMIL IBU PETUGAS GIZI DAN PEMBERIAN TTD
(NASIONAL) (PUSKESMAS) BIDAN (PAGT)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
• Pertemuan Pemberian TTD bagi • Setiap ibu hamil yang memeriksakan diri ke bidan atau dokter (ANC) diberikan
minimal 30 tablet tambah darah/bulan selama 3 bulan.
ibu hamil tingkat Provinsi: 4 unsur
• TTD mengandung senyawa zat besi setara dengan 60 mg besi elemental
pengelola program kab/kota (Gizi, (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat) dan
KIA, Yankes, Yanfar) 400 mcg asam folat.
• Pertemuan Pemberian TTD bagi • Pemberian TTD untuk melengkapi pemenuhan kebutuhan zat besi dan folat
ibu hamil tingkat Kab/Kota: agar tidak terjadi anemia
puskesmas (kepala pusk, petugas
gizi, bidan)
Dinas Kesehatan Kab. Garut
Suplementasi tablet tambah darah
(TTD) remaja putri : 20% PERLU
KARTU 54
GIZI
SASARAN TTD:
DATA REGISTER ASSESMENT OLEH
REMAJA PUTRI USIA
SISWA??? PETUGAS GIZI PEMBERIANTTD
12 – 18 THN
(SEKOLAH) (PAGT)
(NASIONAL)
PUSKESMAS SEKOLAH
PERHITUNGAN KEBUTUHAN
KETENTUAN PEMBERIAN
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
• Pemberian TTD dilakukan secara program dan mandiri. Pemberian TTD program dilakukan
• Pertemuan Pemberian TTD bagi secara blanket approach yang didistribusikan melalui sekolah. Sasaran pemberian TTD
remaja putri tingkat Provinsi: 4 remaja putri usia 12 – 18 tahun yang berada di sekolah dan WUS dengan dosis
unsur pengelola program pemberian:
kab/kota (Gizi, KIA, Yankes, Yanfar) Remaja putri
Dosis 1x/minggu sepanjang tahun. Pemberian TTD pada remaja putri dengan
• Pertemuan Pemberian TTD bagi
menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di wilayah
remaja putri tingkat Kab/Kota: masing-masing. Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur sekolah.
puskesmas (kepala pusk, petugas WUS
gizi, bidan) Pemberian TTD pada WUS dilakukan secara mandiri melalui Gerakan Pekerja
Dinas Kesehatan Kab. Garut Perempuan Sehat Produktif (GP2SP). Dosis 1x/minggu sepanjang tahun
Pendidikan gizi seimbang dan pemberian makanan bayi dan anak pada
keluarga : Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI PERLU
eksklusif 44% KARTU 55
GIZI
SASARAN: DATA REGISTER ASSESMENT OLEH
KONSELING
BAYI 0 – 6 BULAN BALITA PETUGAS GIZI
(NASIONAL) (PUSKESMAS) (PAGT) PMBA
• Pertemuan Pendidikan gizi Persentase jumlah bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari mendapat ASI
seimbang dan pemberian Eksklusif 6 bulan terhadap jumlah bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari yang
makanan bayi dan anak pada datang dan tercatat dalam register pencatatan/Buku KIA/KMS di suatu
keluarga tingkat Provinsi: 3 unsur wilayah pada periode tertentu
pengelola program kab/kota (Gizi,
KIA, Yankes) PELAKSANAAN KEGIATAN
• Pertemuan Pendidikan gizi
seimbang dan pemberian
makanan bayi dan anak pada
keluarga tingkat Kab/Kota:
puskesmas (kepala pusk, petugas
gizi, bidan)
Dinas Kesehatan Kab. Garut
PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
56
KEPEMIMPINAN
P P
R
R
O PENGUATAN KEBIJAKAN PUBLIK
E
V
M PENDEKATAN KELUARGA E
O N
KEPEMIMPINAN
TI DAN TATA KELOLA EFEKTIF TI
F PROMOTIF PREVENTIF - JKN F
Terima Kasih
Dinas Kesehatan Kab. Garut