Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar 1elakang

Stunting merupakan suatu masalah yang sedang dihadapi di dunia ini Menurut data
WHO 2012 terdapat sebanyak 162 Juta anak usia di Bawah 5 tahun (Balita) secara global
mengalami stunting Seseorang dikatakan sebagai stunting apa bila tinggi badannya berada di
bawah minus dua standar devinisi (<-2SD/) dari tabel status gzi WHO child growth standard
(WHO 2012) Sedangkan menurut Kemenkes tahun 2010 stunting adalah keadaan tinggi Badan
yang tidak sesuai dengan umur anak akibat kekurangan gizi dalam waktu lama yang diawali
sejak masa janin hingga tahun pertama kehidupan.Sejak masa janin sampai usia dua tahun
pertama anak akan mengalami phase pertumbuhan cepat (growth spurt) sehingga phase ini
merupakan periode kesempatan emas kehidupan (window of opportunity) bagi anak .

Gagal tumbuh pada masa emas ini dapat berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan
akan terlihat jelas pada saat anak mengalami mulai masuk usia sekolah karena pada usia ini anak
akan mengalami pertumbuhan lambat atau phase growth palte Akibat lebih lanjut dari tingginya
prevalensi kurang gizi pada masa balita dan tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan
(catch up growth) yang sempurna pada masa berikutnya maka tidak heran apabila pada usia
sekolah banyak ditemukan anak yang kurang gizi kronis yang mengakibatkan anak usia sekolah
di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah .

Berdasarkan data riskesdas 2013 angka kejadian stunting di Indonesia pada anak balita
adalah 37,2% (18% sangat pendek dan 19,2% pendek) Anak usia 5 – 12 tahun adalah 30,7%
(12,3% sangat pendek sebesar dan 18,4% pendek) Anak usian 13-15 tahun adalah 35,1%
(13,8% sangat pendek dan 21,3% pendek) Anak usia 15-18 tahun adalah 31,4%(7,5% sangat
pendek dan 23,9% pendek) Sumatera Utara merupakan salah satu dari 15 provinsi dengan
prevalensi anak usia 5 -12 tahun sangat pendek diatas prevalensi nasional, dengan angka
kejadian pendek sekitar 18% dan sangat pendek 19%( Riskesdas)2013

Masalah Balita pendek menggamBarkan adanya masalah gizi kronis dipengaruhi dari
kondisi ibu/Calon ibu, masa janin dan masa bayi/balita termasuk penyakit yang diderita selama
masa balita Seperti masalah gizi lainnya tidak hanya terkait masalah kesehatan, namun juga
dipengaruhi berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung mempengaruhi Kesehatan
BALITA
Oleh karenanya upaya perbaikan harus meliputi upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara langsung intervensi gizi spesifik dan upaya untuk mencegah dan mengurangi
gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif ) Intervensi gizi spesifik umumnya

dilakukan di sektor kesehatan namun hanya berkontribusi 30% sedangkan 70% nya merupakan
kontribusi intervensi gizi sensitif yang melibatkan berbagai sektor seperti ketahanan pangan,
ketersediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial dan
sebagainya Upaya intervensi gizi spesifik untuk balita pendek difokuskan pada kelompok 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu Ibu Hamil, ibu Menyusui dan Anak 6 bulan karena
penanggulangan balita pendek yang paling efektif dilakukan pada 1000 HPK

Periode 1000 HPK meliputi yang 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama
setelah Bayi yang dilahirkan telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan
kualitas kehidupan Periode ini ada yang menyebutnya sebagai ,periode emas, periode kritis dan
Bank Dunia(2006) menyebutnya sebagai “window of opportunity” Dampak buruk yang dapat
ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam
tubuh Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung
dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak
kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi

Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1000 HPK , namun status
gizi remaja putri atau pra nikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan
kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu Anak dengan tinggi tubuh yang
kurang atau pendek berasal dari ibu hamil yang mengalami kurang gizi Ibu hamil yang kurang
gizi mempunyai resiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. dibandingkan ibu hamil
normal Apabila bayi BBLR. tidak meninggal pada awal kehidupn, bayi BBLR akan tumbuh
dan berkembang dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat, terlebih
lagi apabila mendapat ASI eksklusif yang kurang dan makanan pendamping ASI yang tidak
cukup

Oleh karena itu, bayi BBLR. cenderung menjadi balita dengan status gizi yang lebih jelek
balita yang kurang gizi biasanya akan mengalami hambatan pertumbuhan terutama jika
konsumsi makanannya tidak cukup dan pola asuh tidak benar .Balita kurang gizi ini akan
cenderung tumbuh menjadi remaja yang mengalami gangguan pertumbuhan dan mempunyai
produktifitas rendah jika remaja ini tumbuh dewasa, maka remaja tersebut akan menjadi dewasa
yang pendek dan apabila terjadi pada perempuan maka perempuan tersebut akan mempunyai
resiko melahirkan bayi BBLR lagi begitu seterusnya
Fokus terhadap periode 1000 HPK merupakan upaya perbaikan gizi karena periode
remaja memberikan kesempatan tambahan di dalam siklus kehidupan yangdapat memperbaiki
stunting dan dapat memberikan efek positif bagi generasi seterusnya oleh karena itu diperlukan
suatu program pengembangan berbasis pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah
stunting pada balita Salah satu program yang dapat dilakukan di masyarakat untuk mengurangi
adanya stunting pada balita yaitu dengan membentuk “PIZMAP” yaitu Pos gizi remaja Putri
di Dusun W Kelurahan X Kecamatan G Kabupaten Z

B. Nama Program Pengembangan

PIZMAP (Pos gizi remaja Putri)

Merupakan wadah 6agi remaja putri usia 12-18 tahun untuk mengenal dan memahamilebih
dalam tentang gizi, kesehatan dan 1000 HPK agar kelak saat menjadi seorang ibu sudah siap
dan kejadian balita stunting dapat dicegah Pada program ini juga dilaksanakan penyuluhan,
posyandu remaja putri PMT penyuluhan dan PMT pemulihan bagi remaja putri yang KEK

C. TuJuan

1 TuJuan Umum

MenCegah keJadian stunting pada Balita dengan meningkatkan keberhasilan 1000 HPK
pada remaja putri

2 Tujuan Khusus
 Memantau status gizi remaja putri
 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang gizi

kesehatan dan 1000 HPK

 Mempersiapkan remaja putri untuk melaksanakan 1000 HPK


 Meningkatkan partisipasi remaja putri dalam melaksanakan 1000 HPK

D. Manfaat

1. Remaja Putri

 Dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang gizi, kesehatan
dan 1000 HPK
 Dapat melaksanakan 1000 HPK dengan tepat

2. Kader dan Ahli Gzi

 Dapat memantau status gizi remaja putri


 Dapat mempersiapkan remaja putri untuk melaksanakan 1000 HPK
 Dapat meningkatkan keberhasilan 1000 HPK
BAB II

METODE PELAKSANAAN

A. Lokasi

Lokasi pembentukan PIZMAP akan dilaksanakan di dusun 2 kelurahan F kecamatan G


kabupaten Z

B. asaran

Sasaran pada program PIZMAP ini adalah semua remaja putri usia 12-18 tahun didusun 2
kelurahan F kecamatan G kabupaten Z

C. Langkah - Langkah Kegiatan

1. Perencanaan dan pembentukan tim

Ahli gizi, kader posyandu dan tokoh masyarakat melakukan rapat pembentukantim PIZMAP
Tim pengurus PIZMAP terdiri atas kader posyandu dan beberapa remaja desa yang dipilih
Setelah tim selesai dibentu, dibuatlah proposal program PIZMAP yang dialukan ke Kecamatan
Setelah proposal disetuju PIZMAP dapat didirikan di Dusun F sesuai dengan ketentuan yang
telah disepakati oleh tim Pengurus

2. Pendataan

remaja Putri yang ada di dusun 2 kelurahan F kecamatan G kabupaten ,Pendataan dilakukan
dengan mencatat semua remaja putri usia 12-18 tahun yang didapatkan dari data sekunder di
kepala dusun Semua remaja putri diundanguntuk datang dalam kegiatan PIZMAP

3. Pelaksanaan PIZMAP

a. Pelatihan untuk pengurus PIZMAP yang dilakukan setiap 3 bulan sekali


b. Posyandu remaJa putri dan PMT penyuluhan yang dilakukan setiap bulan sekali
c. Penyuluhan gizi dan kesehatan yang dilakukan setiap bulan sekali
d. Pemberian PMT pemulihan pada remaja putri KEK
e. Konsultasi gizi untuk remaja putri yang dilakukan setiap seminggu sekali

4.Pemantauan dan Evaluasi

Dilakukan pemantauan terhadap setiap pelaksanaan kegiatan dalam PIZMAP evaluasi dilakukan
setiap 3 bulan sekali dengan mengadakan rapat evaluasi yang dilakukan oleh tim pengurus
PIZMAP beserta ahli gizi sebagai Pembina

D. Pelatihan/Penyadaran

1. Pelatihan tim pengurus PIZMAP


a. Topik

gizi dan kesehatan pada 1000 HPK

b. Materi
 Pengertian gizi, kesehatan dan 1000 HPK
 Pentingnya gizi, kesehatan dan 1000 HPK
 Masalah akibat kegagalan pada 1000 HPK
 Mencegah Stunting dengan 1000 HPK
c. Alat bantu

Powerpoint, leaflet

d. Perlengkapan

LHD /Proyektor, microfone, camera, meja dan kursi, ATK

2. Penyadaran dengan penyuluhan untuk remaja putria

a. Topik

Stunting dan 1000 HPK

b. Materi

1. Pengertian stunting dan 1000 HPK

2. Pentingnya 1000 HPK

3.Stunting sebagai kegagalan dari 1000 HPK

4.Mencegah stunting dengan memperhatikan gizi dan kesehatan pada 1000 HPK

c. Alat bantu

Powerpoint, leaflet

d. Perlengkapan

LHD/Proyektor,mirofone, camera, tikar, ATK

E. Pembinaan

1 Ahli gizi memberikan pembinaan kepada tim pengurus PIZMAP untuk mengetahui dan
memahami cara mencapai keberhasilan 1000 HPK
2 Ahli gizi melakukan pembinaan kepada tim pengurus PIZMAP untuk mencegah jadinya
stunting dengan menerapkan gizi dan kesehatan pada 1000 HPK untuk remaja putri di
dusun X
F. Evaluasi

1 . Evaluasi input

a. waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan dan melaksanakan PIZMAP

b. Dana dan materi yang dibutuhkan untuk melaksanakan PIZMAP

2 Evaluasi Output

Jumlah remaja putri yang berpartisipasi dalam kegiatan PIZMAP

3 Evaluasi hasil

Keberhasilan PIZMAP diukur dari tercapainya tujuan dibentuknya PIZMAP.Jika


Berhasil maka program PIZMAP tersebut dapat dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA

Purnasari,Galih Strategi Pencegahan Stunting melalui Perbaikan Gizi Remaja: Best Practise
diberbagai Negara. Departemen Ilmu Gizi. Bogor 16680 dalam

Www Strategi Pencegahan Stunting melalui Per-pdf diakses pada 16 Desember 2017 pukul
06:45am http://repository.us.ac.id/diakses pada diakses pada 16 Desember 2017 pukul 06:00am

http://www.depkes.go id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi;balita;pendek 2016 pdf


diakses pada pada 16 Desember 2017 pukul 09:15 pm
KERANGKA ACUAN PENCEGAHAN STUNTING PADA 1000
HARI PERTAMA KEHIDUPAN (PESTA SARIMADU) DAN
KADU MONTONG

PUSKESMAS CIBEBER KECAMATAN CIBEBER


KABUPATEN CIANJUR

Anda mungkin juga menyukai