Anda di halaman 1dari 2

PENYULUHAN TENTANG BERBAGAI METODE KONTRASEPSI DI POSYANDU

KONTU PAUD DESA LAIWORU KECAMATAN BATALAIWORU

Tanggal : 15 Oktober 2022


Peserta Hadir : Peserta PIDI, Petugas Puskesmas, Peserta Posyandu

1. Latar belakang

Program Keluarga Berencana (KB) adalah program pembatasan jumlah anak yakni dua
untuk setiap keluarga. Program tersebut berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan
menyelamatkan kehidupannya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memungkinkan wanita
untuk merencanakan kehamilan sebagai hak reproduksi sehingga dapat menghindari kehamilan
pada umur atau jumlah persalinan yang membawa bahaya tambahan dengan cara menurunkan
kesuburan.

Hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kematian ibu masih tinggi yaitu 359 per
100.000 kelahiran hidup. Seringnya ditemukan 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jarak
antar kelahiran, dan terlalu banyak anak yang dilahirkan) merupakan salah satu faktor yang
berperan terhadap angka kematian ibu.

Penguatan pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya penting untuk
mendukung percepatan penurunan angka kematian ibu. Data menunjukkan bahwa cakupan
kesertaan KB aktif atau Contraceptive Prevalence Rate hanya meningkat 0,5% dari 57,4%
(SDKI 2012) menjadi 57,9%, angka kehamilan pada remaja atau Age Specific Fertility Rate 15-
19 tahun masih tinggi, yaitu 48/1000 perempuan usia 15-19 tahun. Belum optimalnya indikator-
indikator yang tercapai tersebut berkontribusi pada stagnannya Total Fertility Rate dan
berdampak pada tingginya angka kematian ibu di Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana tersebut pemerintah


membentuk suatu badan yang khusus menangani hal tersebut yaitu Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN). Melalui badan inilah program-program keluarga berencana
dilaksanakan di tiap daerah-daerah di Indonesia baik di pedesaan maupun di kota-kota di seluruh
Indonesia yang kegiatannya dilaksanakan oleh petugas-petugas kesehatan yang bekerjasama
dengan masyarakat (Hartanto, 2004).
Pada dasarnya pelayanan kontrasepsi dapat dibagi sesuai dengan sasaran yang akan
dicapainya. Peserta wanita berumur di bawah 20 tahun dengan alasan menunda kehamilan
diutamakan pemakaian kontrasepsi pil oral, sedangkan penggunaan kondom tidak disarankan
karena biasanya pasangan muda masih tinggi frekuesi bersenggamanya sehingga dapat
menyebabkan kegagalan dalam mencegah kehamilan. Dapat juga digunakan IUD-Mini (Intra
Uterine Device Mini) terutama pada calon peserta yang kontraindikasi terhadap pil oral.
Pada peserta umur 20-30 tahun dengan alasan menjarangkan kehamilan maka segera
setelah anak pertama lahir dianjurkan untuk memakai IUD (Intra Uterine Device) sebagai
pilihan utama dan kegagalan kontrasepsi di sini bukanlah suatu kesalahan program. Pada peserta
di atas 30 tahun dengan alasan tidak mau hamil maka pilihan utama adalah kontrasepsi mantap,
pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan
timbulnya akibat sampingan dan komplikasi.

2. Permasalahan (Permasalahan di masyarakat, keluarga, maupun kasus ini)

1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi


2. Masih ada kepercayaan terhadap mitos yang berkembang tentang kontrasepsi
3. Kurangnya kepedulian ibu terhadap kontrasepsi
4. Masih ada ibu yang tidak menggunakan kontrasepsi

3. Perencanaan dan pemilihan intervensi (Metode penyuluhan)

Metode intervensi yang digunakan adalah dengan melakukan penyuluhan dan diskusi
secara langsung kepada para wanita usia reproduktif yang telah menikah. Materi penyuluhan
berfokus untuk menjelaskan tujuan dan fungsi KB serta memberikan contoh pilihan metode
kontrasepsi yang dapat digunakan.. Selama kegiatan penyuluhan juga digunakan untuk mendata
peserta yang pernah menggunakan KB namun selanjutnya tidak melanjutkan penggunaan (drop-
out) dan menanyakan sebab ketidak berlanjutan program. Peserta yang berminat menggunakan
KB atau ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut diarahkan untuk datang ke puskesmas.

4. Pelaksanaan (Proses intervensi yang dilakukan)

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2022 pukul 09.00 – Selesai
di Posyandu Kontu PAUD desa Laiworu, Kecamatan Batalaiworu. Kegiatan ini dihadiri oleh
sekitar 15 orang ibu-ibu. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan memberikan informasi dan
menjelaskan kepada peserta tentang tujuan dan fungsi KB serta memberikan contoh pilihan
metode kontrasepsi yang dapat digunakan. Penyuluhan berlangsung lancar dan interaktif..

5. Monitoring dan Evaluasi (Proses monitoring dan hasil evaluasi)

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan adanya kegiatan tanya jawab aktif.
Kegiatan terlaksana dengan lancar dan peserta memahami materi yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai