AGUSTUS 2020
2020
TRAUMA
Agenda MATA
Style
Wa Ode Indri Lestari Kalimin, S.Ked (K1A115046)
01 Contents
Ananto Windha Pratiwi, S.Ked (K1A115051)
Wd Siti
GetRahayu
a modern Fathanah, S.Ked (K1A115123)
PowerPoint Presentation that is beautifully
Filomena
designed.Paula GD,I believe
I hope and S.Kedthat
(K1A113083)
this Template will your
Time.
Muh. Rizal, S.Ked (K1A114030)
02
Ifah Suharwaty Z, S.Ked (K1A114068)
Contents
Komang Widyastuti, S.Ked (K1A114110)
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
Anisa Adam, S.Ked (K1A115057)
designed. I hope and I believe that this Template will your
Darwangsah Adhe Arya, S.Ked (K1A113008)
Time.
03 Contents
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully
Pembimbing :dr. Nevitadesigned.
Yonnia Ayu
I hope andSoraya,
I believe thatM.Kes.,
this TemplateSp.M
will your
Time.
B
Trauma Tajam
C
Trauma Kimia
D
Trauma Radiasi
• Identitas
• Pengukuran visus
• Keluhan utama
• Pemeriksaan proyeksi cahaya
• Mekanisme, waktu, benda atau bahan yang mengenai
• Pemeriksaan motilitas mata
mata, dan tempat kejadian trauma
• Pemeriksaan sensasi kulit preorbita
• Apakah menggunakan pelindung mata saat
• Pemeriksaan kornea menggunakan slitlamp
terjadinya trauma
• Apakah terjadi penurunan penglihatan (sebelum atau
sesudah terjadinya trauma)
Pemeriksaan Fisik
• Apakah saat terjadinya trauma disertai keluarnya
darah
• Riwayat pertolongan sebelumnya • Foto polos kepala
• Hematoma Palpebra
• Edema konjungtiva
• Hematom konjungtiva
• Edema kornea
• Iridoplegia
• Iridodialisis
• Hifema
• Katarak traumatik
• Edema retina
• Ablasi retina
• Ruptur koroid
TRAUMA TUMPUL
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
Hematom Palpebra
Hematoma palpebra yang merupakan pembengkakan atau penimbunan
darah dibawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra.
Trauma dapat akibat pukulan tinju, atau benda-benda keras lainnya.
.
Hematom kacamata
Perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai
kedua kelopak dan berbentuk kaca mata hitam yang
sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai
hematoma kacamata. Hematoma kacamata terjadi
akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan
tanda fraktur basis kranii
Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan iniisi sehingga cairan konjungtiva
kemotik keluar melalui insisi tersebut.
TRAUMA TUMPUL KONJUNGTIVA
2. Hematoma Subkonjungtiva
Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat di
bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pecahnya pembuluh
darah ini dapat akibat batuk rejan, trauma tumpul basis kranii ( hematoma kacamata),
atau pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah pecah. Pembuluh darah
akan rentan dan mudah pecah pada usia lanjut , hipertensi, arteriosklerosa, konjungtiva
meradang (konjungtivis) , anemia, dan obat-obat tertentu.
Anastesi topikal dapat diberikan untuk memeriksa tajam penglihatan dan menghilangkan rasa
sakit yang sangat. Hati-hati bila memakai obat anestetik topikal untuk menghilangkan rasa sakit
pada pemeriksaan karena dapat menambah kerusakan epitel.
TRAUMA TUMPUL KORNEA
3. Erosi Kornea Rekuren
Terjadnya erosi kornea berulang akibat epitel tidak dapat bertahan pada defek epitel
kornea. Sukarnya epitel menutupi kornea di akibatkan oleh terjadinya pelepasan
membran basal epitel kornea tempat duduknya sel basal epitel kornea. Biasanya
membran basal yang rusak akan kembali normal setelah 6 minggu.
Pada pasien dengan iridoplegia sebaiknya dianjurkan istirahat untuk mencegah terjadinya
kelelahan sfingter dan pemberian roboransia.
• TRAUMA TUMPUL UVEA
2. Iridodialisis
Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil
menjadi berubah. Pasien akan melihat ganda dengan satu matanya. Pada iridodialisis
akan terlihat pupil lonjong. Biasanya iridodialisis terjadi bersama-sama dengan
terbentuknya hifema.
Bila keluhan demikian maka pada pasien sebaiknya dilakukan pembedahan dengan
melakukan reposisi pangkal iris yang terlepas.
• TRAUMA TUMPUL BMD
Hifema
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul yang
merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit, dengan
epifora dan blefarospasme. Penglihatan akan sangat menurun.
Pengobatan: merawat pasien dengan tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30 derajat
pada kepala, diberi koagulasia, dan mata ditutup. Biasanya hifema akan hilang
sempurna. Kadang-kadang sesudah hifema atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi
perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunder.
Pembedahan: Parasentesis (mengeluarkan darah atau nanah dari bilik mata depan)
• TRAUMA TUMPUL LENSA
1. Dislokasi lensa
Dislokasi lensa terjadi pada putusnya zonula zinn yang
akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.
2. Subluksasi lensa
Subluksasi lensa terjadi akibat putusnya
sebagian zonula zinn sehingga lensa berpindah
tempat. Subluksasi lensa dapat terjadi spontan
akibat pasien menderita kelainan pada zonula
zinn yang rapuh ( sindrom Marphan).
Pasien pasca trauma akan mengeluh
penglihatan berkurang. Subluksasi lensa akan
memberikan gambaran pada iris berupa
iridodonesis. Subluksasi dapat mengakibatkan
glaukoma sekunder dimana terjadi penutupan
sudut bilik mata oleh lensa yang mencembung.
• TRAUMA TUMPUL LENSA
3. Luksasi lensa anterior
Seluruh zonula zinn di sekitar ekuator putus akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam
bilik mata depan.
Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak, disertai rasa sakit yang berat, mata
merah dengan blefarospasme. Terdapat injeksi siliar yang berat, edema kornea, lensa didalam
bilik mata depan. Iris terdorong ke belakang dengan pupil yang lebar, tekanan bola mata
sangat tinggi. Pada luksasi lensa anterior sebaiknya pasien secepatnya di kirim pada dokter
mata untuk dikeluarkan lensa nya dengan terlebih dahulu diberikan asetazolamida untuk
menurunkan tekanan bola matanya.
Pengobatan katarak traumatik tergantung pada saat terjadinya. Bila terjadi pada anak
sebaiknya di pertimbangkan akan kemungkinan terjadinya ambliopia. Untuk mencegah
ampliopia pada anak dapat dipasang lensa intra okular primer atau sekunder. Pada
katarak trauma apabila tidak terdapat penyulit maka dapat ditunggu sampai mata
menjadi tenang. Bila terjadi penyulit seperti glaukoma, uveitis dan lain sebagainya maa
segera dilakukan ekstraksi lensa.
• TRAUMA TUMPUL LENSA
6. Cincin Vossius
Pada trauma lensa dapat terlihat apa yang disebut
sebagai cincin Vossius yang merupakan cincin
berpigmen yang terletak tepat di belakang pupil yang
dapat terjadi segera setelah trauma, yang
merupakan deposit pigmen iris pada dataran depan
depan lensa sesudah sesuatu trauma, seperti suatu
stempel jari.
• TRAUMA TUMPUL RETINA & KOROID
1. Edema Retina dan Koroid
Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina, penglihatan akan
sangat menurun. Edema retina akan memberikan warna retina yang lebih abu-abu
akibat sukarnya melihat jaringan koroid melalui retina yang sembab.
2. Ablasi Retina
Trauma merupakan salah satu pencetus terlepasnya retina dari koroid pada
penderita ablasi retina. Biasanya pasien telah mempunyai bakat untuk terjadinya
ablasi retina seperti retina tipis akibat retinitis sanata, miopia, dan proses degenerasi
retina lainnya. Pasien akan mengeluhkan adanya selaput yang seperti tabir
mangganggu lapang pandangannya. Bila terkena atau tertutup daerah makula maka
tajam penglihatan akan menurun. Pada pasien dengan ablasi retina maka
secepatnya di rawat untuk di lakukan pembedahan oleh dokter mata.
• TRAUMA TUMPUL RETINA & KOROID
Ruptur Koroid
Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina akibat ruptur koroid.
Ruptur ini biasanya terletak di polus posterior bola mata dan melingkar konsentris di
sekitar papil saraf optik. Bila ruptur koroid ini terletak atau mengenai daerah makula lutea
maka tajam penglihatan akan sangat menurun. Ruptur ini bila tertutup oleh perdarahan
subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabsorbsi maka akan
terlihat bagian ruptur berwarna putih karena sklera dapar dilihat langsung tanpa tertutup
koroid.
• TRAUMA TUMPUL SARAF OPTIK
1. Avulsi Saraf Optik
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf
optik terlepas dari pangkalnya didalam
bola mata yang disebut sebagai avulsi
papil saraf optik. Keadaan ini akan
mengakibatkan turunnya tajam
penglihatan yang berat dan sering
berakhir dengan kebutaan. Penderita ini
perlu dirujuk untuk dinilai kelainan fungsi
retina dan saraf optiknya.
Pengobatan adalah dengan merawat pasien pada waktu akut dengan memberi steroid. Bila
penglihatan memburuk setelah steroid maka perlu dipertimbangkan untuk pembedahan.
TRAUMA TEMBUS
PADA MATA
TANDA TRAUMA TEMBUS MATA
Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata akan terlihat tanda–tanda, seperti:
Derajat 3 : hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea.