OLEH: MUH. ZUKRI MALIK • Peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis trauma pada mata. • Peserta didik mampu mengidentifikasi penyebab trauma pada mata. • Peserta didik mampu menjelasakan keganasan pada mata. • Peserta didik mampu menjelasakan keganasan pada Nasopharing. ANATOMI MATA PENDAHULUAN • Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting . • Mata merupakan organ tubuh yang sangat peka. • Walaupun mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik, namun mata masih sering mendapat gangguan dari luar yang dapat mengakibatkan trauma. • Trauma mata dapat menjadi suatu kondisi kegawatdaruratan. • Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kelainan dan kerusakan pada mata yang dapat berakibat terjadinya penurunan fungsi penglihatan. TRAUMA MEKANIK TRAUMA BENDAN TAJAM • Tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. • Disebabkan oleh benda tajam atau benda berukuran kecil dengan kecepatan tinggi yang menembus kornea atau sklera • Benda tajam seperti pisau akan menimbulkan luka laserasi yang jelas pada bola mata. • Penyebab tersering adalah karena kecelakaan saat bekerja, bermain dan berolahraga. TRAUMA BENDA TAJAM Kelainan yang dapat terjadi: • Gangguan pergerakan bola mata • Ketajaman penglihatan buruk • Perdarahan didalam bola mata • Lensa yang pecah • Rusaknya susunan jaringan bola mata • Terlihat bintik mata • Terjadi perubahan bentuk pupil • Perubahan tekanan bola mata TRAUMA BENDA TAJAM Trauma oleh benda tajam, misalnya: • Terkena pecahan kaca • Terkena pensil, lidi, pisau, besi, kayu • Terkena kail, lempengan alumunium, seng, alat mesin tenun. TRAUMA MEKANIK TRAUMA BENDA ASING • Benda asing disebut Corpus alienum . • Merupakan salah satu penyebab cedera mata yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. • Meskipun kebanyakan bersifat ringan, tetapi beberapa cedera bisa berakibat serius . • Masuknya benda asing ke dalam bola mata kemungkinan akan timbul infeksi TRAUMA BENDA ASING Jenis Benda Asing pada Mata • Benda logam, Terbagi menjadi benda logam magnit dan bukan magnit Contoh : emas, perak, timah hitam, seng, nikel, aluminium, tembaga, besi. • Benda bukan logam Contoh : batu, kaca, porselin, karbon, bahan pakaian dan bulu mata. • Benda Insert Contoh : Pasir, tanah, Abu, plastik tertentu LASERASI KELOPAK MATA LASERASI PALPEBRA TRAUMA TEMBUS BOLA MATA CORPUS ALINEUM TRAUMA MEKANIK TRAUMA TUMPUL • Kontusio, yaitu kerusakan disebabkan oleh kontak langsung dengan benda dari luar terhadap bola mata, tanpa menyebabkan robekan pada dinding bola mata. • Konkusio, yaitu bila kerusakan terjadi secara tidak langsung. Trauma terjadi pada jaringan di sekitar mata, kemudian getarannya sampai ke bola mata. TRAUMA TUMPUL Trauma oleh benda tumpul, misalnya : • Terkena tonjokan tangan • Terkena lemparan batu • Terkena lemparan bola • Terkena jepretan ketapel, dan lain-lain TRAUMA TUMPUL Kelainan yang dapat terjadi: • Fraktur orbita • Segment anterior: Hyphema: bila total dan disertai tekanan intra okular yang tinggi, diperlukan evakuasi hyphema segera. Iris dan sudut bilik mata depan. • Lensa: Katarak traumatika. Lens subluxation TRAUMA TUMPUL TRAUMA NON MEKANIK TRAUMA KIMIA • Dibedakan menjadi 2, trauma oleh zat yang bersifat asam dan trauma yang bersifat basa. • TRAUMA BERSIFAT ASAM Terjadi koogulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekerutan pada kornea Akibat koogulasi kadang seluruh kornea terkelupas Bila terjadi penetrasi jaringan yang lebih dalam akan terjadi edema kornea dan iris Keadaan terburuk apabila terkena trauma asam berupa vaskularisasi berat pada kornea. TRAUMA NON MEKANIK • TRAUMA BERSIFAT BASA Dapat menyebabkan pecah atau rusaknya jaringan Meningkatkan tekanan intraokuler Karena keruh dalam beberapa menit Pembentukan jaringan parut pada kelenjar asesari air mata, yang mengakibatkan mata menjadi kering Lensa keruh diakibatkan kerusakan kaps lensa TRAUMA NON MEKANIK TRAUMA KIMIA • Bahan asam yang menyebabkan trauma: HCl H2SO4 • Bahan alkali yang sering mengakibatkan trauma: Amonia NaOH Ca(OH)2 • Bahan kimia yang sering kita jumpai seperti: Air accu, asam cuka, cairan HCL, air keras Coustic soda, kaporit, jodium tincture, baygon Bahan pengeras bakso, semprotan bisa ular, getah papaya, miyak putih TRAUMA BAHAN KIMIA TRAUMA NON MEKANIK TRAUMA TERMIS • Trauma ini disebabkan seperti panas, umpamanya percikan besi cair, diperlukan sama seperti trauma kimia. • Bila siperficila dan bulu mata hangus kulit palpebra hipermis dan terjadi edema palpebra • Bila lebih berat terjadi nekrosis sehingga dapat kehilangan sebagian palpebra • Bila kornea terkena dapat terjadi erosi karena adanya reflek menutup pada kelopak umumnya kornea tidak terkena TRAUMA NON MEKANIK TRAUMA RADIASI • Radiasi Sinar X • Radiasi Inframerah • Radiasi Ultraviolet • Radiasi Sinar terionisasi (Alfa, Beta, Gamma) HIFEMA Terkumpulnya darah dibilik mata anterior yaitu daerah di antara kornea dan iris. Robeknya pembuluh darah iris atau badan siliar. Darah yang terkumpul di bilik mata bercampur dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Hifema sering disebabkan oleh trauma tumpul, trauma bedah, discrasia darah (hemofilia), tumor intra kranial dan banyak pada usia muda HIFEMA Hifema yang bertahan lama dapatmenyebabkan peningkatan tekanan bolamata dan imbibisi kornea. Terapi: penderita harus istirahat totaldengan kepala ditinggikan 30-45º. Perdarahan yang banyak dikeluarkandengan parasintesis. Hifema yang terjadi setelah 3-5 hari disebuthifema sekunder yang lebih berat dansukar hilang. HIFEMA HIFEMA RUPTUR GLOBE • Trauma dimana semua lapisan organ dan jaringan bola mata mengalami kerusakan. • Umumnya disebabkan karena trauma. • Penyebab paling sering adalah trauma mekanik. • Trauma Kimia • Trauma fisik RUPTUR GLOBE MANIFESTASI KLINIK Adapun manifestasi klinisnya adalah sebagai berikut: • Lebam • Oedema • Nyeri • Lakrimasi • Laserasi • Adanya benda asing • Pupil bergeser (TIO meningkat) • Adanya zat kimia • Perubahan visus. KOMPLIKASI MENGANCAM PENGLIHATAN • Glaukoma kronik • Perdarahan vitreus • Eksoftalmus unilateral • Kelainan saraf KOMPLIKASI KERUSAKAN PERMANEN • Benda asing (kornea atau intra okuler) • Abrasi kornea • Laserasi bola mata • Infeksi konjungifitis berat, selulitis orbita • Penyumbatan arteri • Pengelupasan retina • Ensoftalmus MANAJEMEN KASUS • Triase, Adalah proses untuk menentukan urgensi intervensi. Terdiri dari 2 komponen, yaitu komponen sistemik dan komponen okular. • Evaluasi: tentukan tipe dan luas jejas. • Apakah merupakan trauma okular terbuka? • Apakah terdapat risiko komplikasi apabila tindakan bedah ditunda beberapa jam? Bila terdapat ancaman Expulsive Choroidal Hemorrhage, tindakan bedah merupakan suatu emergensi. • Apakah dapat dikerjakan atau harus dirujuk? MANAJEMEN KASUS • Apabila harus dirujuk, perhatikan aturan pada saat transportasi penderita: Batasi manipulasi (minimal) Jangan mencabut benda asing yang tertanam, kecuali apabila ada kemungkinan dicabut oleh penderita. Jangan menjahit luka, kecuali bila transportasi memerlukan waktu yang lama. Jangan memberikan terapi topikal, kecuali pada kondisi tertentu. Berikan penutup mata. Sertakan seluruh hasil pemeriksaan bersama penderita. Berikan terapi sistemik yang diperlukan untuk mengurangi nyeri, mual, tekanan darah yang tinggi dan kecemasan. ALUR TRIASE TRAUMA OPTALMIK Jangan lakukan penekanan Bila ada kecurigaan adanya laserasi, cedera tembus, ruptur bola mata. Penekanan dapat mengakibatkan ekstrusi isi intraokule dan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada atas dan bawah orbita robekan kelopak mata. TRAUMA TUMPUL MATA Kompres es Tutup kedua bola mata Obat-obatan analgetik Pemberian obat-obat anti perdarahan dan pembengkakan Memberikan moral support Evaluasi ketajaman penglihatan mata Tidur dengan posisi kepala agar lebih tinggi Evaluasi tekanan bola mata LUKA BAKAR KIMIA Lakukan irigasi dengan air selama 30 menit sebanyak 2000 ml; lebih lama lebih baik. Periksa dengan kertas lakmus; pH normal air mata 7,3. Lakukan debridemen (pengeluaran benda asing). Berikan antibiotika untuk mencegah infeksi. Berikan Steroid untuk menekan peradangan. Kolagenase inhibitor untuk menghalangi efek kolagenase. Vitamin C untuk pembentukan kolagen. Verban pada mata dan air mata buatan. Keratoplasti ABRASI KORNEA Mengimobilisasi kelopak mata Beri balut tekan mata Kolaborasi pemberian antibiotik, anastesi. Pembalutan setelah penyembuhan tanpa jaringan parut (24 s/d 48 jam). Monitor epitelisasi dan penyembuhan. CEDERA BOLA MATA Hindari manipulasi mata sampai saat perdarahan. Pasang balutan ringan (tanpa tekanan) dan perisai logam yang bersandar pada tulang orbita diplester kedahi dan pipi. Jaga jarak bola mata minimalà Pembalutan bilateral. Antibiotik, analgesik, anti tetanus dllà Kolaborasi. Bila ruptur bola mata sudah teratasi periksakan struktur lain dapat dilakukan. Penjahitan Laserasi kelopak mata. BREAK Tumor Mata • Tumor mata merupakan benjolan atau pembengkakan abnormal pada daerah mata Epidemiologi • Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis. Epidemiologi (Lanjutan) • Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbita penderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut handerson (1984); disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer metastasis dan pertumbuhan terus 21 %, kista 12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9 %, malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf tengkorak 4%, serta glioma optikus dan neurisistik 5%. Etiologi • Penyebab Tumor pada Mata antara lain: 1. Virus SV4 2. Mutasi gen pengendali pertumbuhan 3. Berfungsinya onkogen 4. Gangguan mekanisme pengendalian pertumbuhan normal 5. Herediter Patofisiologi • Terjadinya perubahan epitel pada daerah orbita karena adanya virus SV4, mutasi gen pengendali pertumbuhan, berfungsinya onkogen, gangguan mekanisme pengendalian pertumbuhan normal, ataupun bersifat herediter. Patofisiologi (Lanjutan) • Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi. Patofisiologi (Lanjutan) • Sel tumor pada tumor ganas tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu. Patofisiologi (Lanjutan) • Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991). • Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA, berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak melakukan pembelahan). Jenis-Jenis Tumor pada Mata 1. Retinoblastoma 2. Tumor Palpebra 3. Tumor Orbita 4. Tumor Metastis Retinoblastoma • Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokuler yang ditemukan pada anak-anak, terutama pada anak usia dibawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional. Tumor ini bersifat herediter. • Gejala Klinis: 1. Leukokoria 2. Strabismus 3. Mundurnya visus sampai buta 4. Proptosis 5. Memberi kesan lebih besar dari mata yang lainnya RETONOBLASTOMA Tumor Palpebra • Tumor palpebra merupakan tumor eksternal karena menyerang bagian palpebra. • Gejala Klinis: 1. Karsinoma Sel Basa: keropeng pada palpebra 2. Karsinoma Sel Squamosa: adanya bercak putih kusam pada daerah konjungtiva 3. Melanoma: tahi lalat 4. Adenokarsinoma: bintitan Tumor Orbita • Orbita merupakan rongga yang berisi bola mata dan jaringan lunak. • Gejala Klinis: 1. Proptosis 2. Nyeri 3. Gangguan pergerakan mata 4. Turunnya penglihatan sampai buta 5. Penglihatan Ganda 6. Merah pada mata Tumor Metastis • Jenis tumor ini merupakan penyebaran dari sel-sel tumor ganas dari bagian tubuh lain ke organ mata. • Gejala Klinis: 1.Proptosis 2.Penglihatan terganggu 3.Peninggian tekanan bola mata Pemeriksaan Penunjang 1. Fundus Okuli 2. X-Ray 3. USG 4. LDH Penatalaksanaan 1. Pembedahan 2. Chemotherapy 3. Foto Koagulasi KNF PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring secara biologis
berbeda dari tumor leher dan kepalalainnya. Cenderung cepat bermetastase ke kelenjar limfe & metastase jauh. Bedah kuratif sulit dilakukan karena keadaan anatomi dan penyebaran limfatik. Terapi utama adalah radioterapi, dapat dikombinasi dengan kemoterapi. KLASIFIKASI MENURUT WHO • TIPE KERATINIZING • Tipe 1 : keratinizing squamous cell carcinoma
• TIPE NON KERATINIZING
• Tipe 2 : non-keratinizing (differentiated) carcinoma • Tipe 3 : undifferentiated carcinoma (UCNT) ETIOLOGI • Penyebab pasti belum diketahui • Ada yang berpendapat merupakan • implikasi dari 3 faktor, yaitu: a. Genetik : ras dan keturunan b. infeksi viral : Epstein-Barr virus c. lingkungan/ adat kebiasaan: • makanan • non makanan Riwayat Alami • Tumor biasanya muncul dari daerah fossa Rosenmuller atau atap nasofaring. Ke anterior meluas ke cavum nasi Posterior, ke inferior melalui dinding faring ke palatum mole dan tonsil. • Keterlibatan dasar tengkorak 35%. • Dapat menginvasi sinus sfenoid dan sinus kavernosus melalui foramen lacerum. • Syaraf kranial III-VI dapat terkena, terutama syaraf V & VI. GEJALA KLINIS • Keluhan tersering adalah perdarahan hidung dan benjolan di leher • Tumor primer menyebabkan sumbatan hidung, sekret atau perdarahan. • Sumbatan tuba Eustachius menyebabkan oititis media otalgia dan tinnitus. • Keluhan lain bergantung perluasan tumor : sakit kepala, trigeminal neuralgia, proptosis, diplopia, oftalmoplegi, nyeri tenggorok, odinofagia, disfagia, gangguan kecap. PENANGANAN • Radioterapi : modalitas terapi utama untuk KNF. • Kemoterapi : sebagai neoajuvan atau induksi, concomitan, ajuvan, kombinasi concomitan dan ajuvan, palliatif. • Pembedahan untuk penyakit rekuren TIPS MATA SEHAT Konsumsi buah-buahan dan sayur. Biasakan untuk tidak terlalu lama menatap layar monitor. Dinginkan dua kantung teh dalam lemari es dan taruh teh tersebut diatas mata kamu setiap kamu selesai beraktifitas. Hindari penggunaan contact lens lebih dari 19 jam. Hindari membaca terlalu dekat, dengan pencahayaan yang minim. Hindari menggosok mata terlalu sering Selalu menggunakan pelindung mata jika harus berhadapan dengan zat-zat kimia berbahaya atau gas berbahaya lainnya. Dinginkan 2 potong mentimun, kemudian letakkan di atas mata. Sering-sering cuci mata* maksudnya jalan-jalan Jangan melihat yang belum halal untukmu* hehehe BURUNG IRIAN BURUNG CENDERAWASIH CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH