Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN KEGAWAT


DARURATAN PADA MATA

OL EH : N s. H a r ya nti Ku su ma Wa hyu j ati ., S.Kep

Pelatihan Keperawatan Mata Dasar


Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
PROFIL PENGA JAR
Nama : Haryanti Kusuma Wahyujati
TTL : Jakarta, 30 September 1977
Alamat : SKU Jln. Dahlia Blok C18 N0. 15
Mekarsari Tambun Selatan
Pendidikan : S1 Keperawatan UMJ Jakarta
Lulus : Tahun 2013
Mulai Bekerja : Tahun 1995
RSCM Kirana : Tahun 2013

Pelatihan Keperawatan Mata Dasar


Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Tu j u a n Pe m b e l a j a ra n

Tujuan Umum:
Setelah mengikuti p e l ati h a n i n i d i
ha ra p ka n p e se r ta m e n ge r ti te nta n g
kegawatdaruratan ya n g te r j a d i p a d a
mata

Pelatihan Keperawatan Mata Dasar


Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Tu j u a n K h u s u s :

Setelah mengikuti pelatihan ini di harapkan

peserta mengerti tentang :

➢ Definisi kegawat daruratan

➢ klasifikasi kegawatdaruratan

➢ Definisi trauma mata

➢ Klasifikasi trauma mata

➢ Tr a u m a m a t a a k i b a t b e n d a t u m p u l

➢ Tr a u m a m a t a a k i b a t b e n d a t a j a m / s a y a t a n

➢ Tr a u m a k i m i a a s a m

➢ Tr a u m a k i m i a b a s a

➢ Akep pasien trauma mata


Pendahuluan
Mata merupakan organ kecil yang sangat peka
terhadap berbagai rangsangan , baik yang datang
dari dalam maupun dari luar. Mata mempunyai
sistem pelindung yang baik, seperti rongga orbita,
jaringan lemak retrobulbar, palpebra serta reflek
mengedip. Meskipun demikian, mata masih sering
mendapat trauma dari lingkungan luar. Trauma
yang terjadi pada mata merupakan kasus
kegawatdaruratan, jika tidak segera tertangani
dapat menyebabkan penurunan penglihatan hingga
kebutaan.

Pelatihan Keperawatan Mata Dasar


Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di
Amerika Serikat mengalami gangguan penglihatan akibat
trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata
Data dari WHO tahun 1998 trauma okular dapat
mengakibatkan kebutaan unilateral sebanyak 19 juta
orang, Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia
dikarenakan oleh pajanan pekerjaan
Trauma kimia dapat terjadi pada seluruh usia, namun
kebanyakan terjadi pada usia 16-45 tahun. Pria tiga kali
lebih sering terkena trauma kimia daripada wanita, hal ini
dikarenakan pria yang mendominasi bekerja pada bidang
perindustrian
Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR),
frekuensi di Amerika Serikat mencapai 16 % dan
meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah.
A p a i t u ko n d i s i
kegawat d a ru rata n ?
Gawatdarurat (emergency) adalah suatu
keadaan klinis yang membutuhkan
tindakan medis dengan segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan (Permenkes RI No. 47 tahun
2018

Kegawatdaruratan mata adalah


keadaan yang mengancam tajam
penglihatan seseorang berupa
turunnya ketajaman penglihatan
sampai terjadinya kebutaan Pelatihan Keperawatan Mata Dasar
Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Klasifikasi Kegawatdaruratan
.
Pada Mata
• Tindakan pengobatan harus di lakukan dalam
Sangat beberapa menit
Gawat • Seperti kejadian trauma pada mata akibat bahan
kimia asam / basa

• Tindakan dilakukan dalam waktu satu jam


Gawat sampai beberapa jam
• Seperti radang atau infeksi pada mata

• Tindakan di lakukan dalam waktu beberapa hari


Semi sampai minggu
Gawat • Seperti radang saraf mata, Glaucoma

Pelatihan Keperawatan Mata Dasar


Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Anatomi Mata
Apa itu Trauma
Mata ?

Trauma mata merupakan kondisi yang dapat


merusak kelopak mata, tulang orbita, bola mata dan
syaraf mata akibat benturan keras benda tajam atau
tumpul pada area sekitar mata, serta dapat
disebabkan juga oleh trauma panas, radiasi dan
trauma kimia.
Dampak kerusakan dapat terlihat dan dirasakan
seketika setelah kejadian ataupun berlangsung
secara lambat. Trauma mata merupakan kasus yang
paling sering ditemukan di instalasi gawat darurat
Trauma Mata

Trauma Mekanik terdiri dari trauma Trauma non mekanik


akibat benda tumpul, laserasi lamelar, terdiri dari trauma kimia,
ruptur, benda asing dan trauma penetrasi trauma radiasi, dan
trauma termal

Trauma Tertutup disebabkan


karena trauma tumpul yang
Trauma Terbuka
dapat menyebabkan hifema,
dapat berupa
pendarahan vitreus, robekan
ruptur bola mata,
atau lepasnya retina, ruptur
penetrasi, dan
koroid, edema makula,
perforasi
perdarahan retrobulbar, dan
neuropati optik akibat trauma
Klasifikasi Trauma Berdasarkan BETT

Trauma Mata

Trauma Tertutup Trauma Terbuka

Kontusio Laserasi Lameral Laserasi Ruptur

Penetrasi Perforasi Benda Asing

Trauma Mekanik
Dikutip dari : Kuhn
Istilah Definisi

Dinding mata Sklera dan kornea


Trauma bola mata Tidak ada luka dengan ketebalan penuh dari dinding mata
tertutup
Trauma bola mata Luka dinding mata dengan ketebalan penuh
terbuka
Kontusio Tidak ada luka pada dinding mata
Laserasi lamelar Luka dengan ketebalan separuh dari dinding mata
Ruptur Luka dengan ketebalan penuh dari dinding mata yang
diakibatkan benda tumpul
Laserasi Luka dengan ketebalan penuh dari dinding mata yang
diakibatkan benda tajam
Penetrasi Lokasi masuknya benda tajam sama dengan tempat keluar
benda tersebu
Benda asing pada bola Satu atau lebih benda asing yang terdeteksi
mata
Luka perforasi okasi masuknya benda tajam berbeda dengan tempat keluar
benda tersebut.
Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT)
Merupakan standar sistem terminologi dan klasifikasi yang digunakan untuk menjelaskan dan
membagikan informasi trauma pada mata
Tujuan Managemen
Trauma

a
Mengembalikan anatomi bola
mata
Memaksimalkan tajam
penglihatan pasien.
Mencegah Infeksi
Meminimalisir kemungkinan
memberat nya trauma
Managemen Trauma

Mangemen non bedah


Manajemen bedah sebaiknya dilakukan dalam 24 jam dengan pemberian
untuk mengurangi risiko endoftalmitis. terapi antibiotik untuk
Benda asing pada kornea dan konjungtiva dapat mencegah terjadinya
diangkat dengan menggunakan jarum berukuran kecil infeksi mata
Benda asing pada bola mata perlu dilakukan operasi
pengangkatan benda asing
Laserasi konjungtiva pada beberapa kasus hanya
diberikan obat-obatan
Laserasi kornea dapat dilakukan penjahitan kornea dan
pembentukan kedalaman bilik mata depan.
Laserasi pada kelopak mata perlu dilakukan operasi
Trauma Tertutup
Akibat dari Trauma Tumpul
Hifema

Hifema didefinisikan sebagai


keberadaan sel darah merah di
kamera okuli anterior (anterior
chamber).
Darah didalam bilik mata depan
terdapat di daerah antara
kornea dan iris, yang dapat
terjadi akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah
iris atau badan siliar dan
bercampur dengan humor
aqueus (cairan mata) yang jernih
Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hifema terbagi menjadi tiga yakni:
– Hifema Traumatik
• Benda tumpul, misalnya bola, batu, projektil, mainan anak-anak,
pelor mainan, paint ball, maupun tinju
– Hifema Iatrogenik
• komplikasi dari proses medis, seperti proses pembedahan.
– Hifema Spontan
• akibat adanya proses neovaskularisasi, neoplasma, maupun
adanya gangguan hematologi.
Klasifikasi hifema secara skematis
GRADE ANTERIOR CHAMBER DIAGRAM BEST
FILLING PROGNOSIS FOR
20/50 VISION
OR BETTER
Microhyphema Circulating red blood 90 percent
cell by slitlamp exam
only
I Kurang dari 33 percent 90 percent

II 33-50 percent 70 percent

III Lebih dari 50 percent 50 percent

IV 100 percent 50 percent

(Sumber: drhem.com)
Manifestasi Klinik

▪ Mengeluh nyeri pada mata disertai dengan epifora dan


blefarospasme
▪ Pengelihatan pasien buram dan akan sangat menurun
▪ Terdapat penumpukan darah : bila jumlahnya cukup banyak.
▪ Dapat terjadi peningkatan tekanan intraocular
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hifema sangat bergantung kepada derajat hifema,


komplikasi yang terjadi, serta respons pasien terhadap pengobatan
Untuk kasus ringan, penatalaksanaan dapat meliputi terapi konservatif,
seperti:
➢Membatasi aktivitas pasien
➢Melakukan penutupan mata dengan eye patch atau eye cover
➢Melakukan elevasi kepala 30-45o.
➢Memberikan sedasi, terutama pada pasien pediatri yang hiperaktif.
➢Pemberian analgesik,
➢Pemeriksaan Visus, TIO , serta regresi hifema.
Penatalaksanaan

Pasien diindikasikan rawat inap jika:


▪Pasien mengalami hifema derajat II atau
lebih, sebab berpotensi terjadinya
perdarahan sekunder
▪Terjadi trauma tembus okuli
▪Pasien yang memiliki riwayat glaukoma
Trauma Tumpul
Haematoma
Palpebra

Hematoma palpebra terjadi akibat pukulan, tinju


atau benda benda keras lainnya.
Pada Hematoma ini dapat di berikan kompres
dingin sesegera mungkin untuk menghentikan
perdarahan dan mengurangi rasa sakit. Namun,
pastikan hanya menekan bagian sekitar mata
dan hindari memberi tekanan langsung pada bola
mata . Setelah pembengkakan sudah membaik
dalam beberapa hari untuk absorbsi dapat di
lakukan kompres hangat pada kelopak
Trauma Tumpul

Erosi Kornea

Erosi Kornea merupakan terkelupasnya


epitel kornea yang dapat di akibatkan oleh
gesekan keras pada epitel kornea.
Pengobatan di berikan siklopegik untuk
mengurangi nyeri atau untuk mengurangi
radang uvea.
Antibiotik tetes di berikan dan mata di tutup
untuk mempercepat pertumbuhan epitel
baru dan mencegah infeksi sekunder
Trauma Terbuka Akibat dari
Trauma Tajam

Ruptur Bola Mata

Benda tajam yang mengenai mata, seperti tongkat,


pisau, bahkan kuku jari, bisa melukai kornea dan
mengakibatkan trauma.
Luka atau sayatan yang ringan biasanya dapat
sembuh sendiri. Namun, jika benda tajam menyayat
terlalu dalam, hal tersebut berisiko mengganggu
penglihatan
Benda tajam seperti pisau akan menimbulkan luka
laserasi bola mata.
Trauma penetrasi terjadi bila luka masuk dan prolaps
dari isi bola mata
Ruptur bola mata dapat terjadi ketika objek tumpul /
Khemosis Konjungtiva
sayatan menekan orbita mengakibatkan terjadinya
peningkatan tekanan intraokular, sehingga terjadi
robekan kornea dan sklera.
Ruptur akibat trauma tumpul sering kali terjadi pada
daerah-daerah tertipis pada sklera, insersi otot-otot
ekstraokular , limbus dan cornea
Ruptur kornea merupakan trauma pada kornea baik
partial- maupun full-thickness. Luka partial-thickness
tidak mengganggu bola mata (abrasi) Luka full-
thickness penetrasi penuh pada kornea, menyebabkan
ruptur dari bola mata
Ruptur sklera ditandai oleh adanya khemosis
konjungtiva, hifema total, bilik depan yang dalam,
tekanan bola mata yang sangat rendah, dan
pergerakan bola mata terhambat terutama ke arah
tempat ruptur. Pelatihan Keperawatan Mata Dasar
Instalasi Pelayanan Kesehatan Mata Terpadu
RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
Pemeriksaan fisik dilakukan secara hati-hati dan
penekanan dilakukan seminimal mungkin. Pada
pemeriksaan fisik lihat tanda-tanda trauma
apakah sampai melibatkan sclera (full thickness)
atau tidak. Ruptur bola mata harus diperbaiki di
kamar operasi
Jika laserasi kornea kecil maka tidak perlu
penjahitan karena bisa terjadi penyembuhan.
Pada luka kornea dengan ukuran medium atau
yang lebih besar maka harus dilakukan hecting
kornea. Penyembuhan luka kornea secara
perlahan karena sifat kornea yang aselular,
masa penyembuhan bisa berbulan-bulan
Pada kasus ruptur bola mata dengan kerusakan
yang parah maka harus dilakukan tindakan
pengangkatan bola mata berupa eviserasi
Apa Yang Bisa Dilakukan Jika Terjadi Trauma Di Luar RS

➢Hindari manipulasi area luka / menekan luka


➢Hindari merimbang atau mencuci luka mata dengan air
sumur/air mentah/air sirih/ cairan apapun
➢Hindari membuang atau mengambil objek yang menusuk
atau tersangkut di mata.
➢ Hindari mengucek mata yang terluka
➢Segera bawa ke dokter spesialis mata atau RS yang
mempunyai fasilitas dokter spesialis mata
➢ Hindari Obat-obatan yang berisiko meningkatkan
perdarahan pada mata
Trauma
UX
Kimia
Trauma kimia pada mata merupakan trauma
yang mengenai bola mata akibat terpaparnya
bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa
yang dapat merusak struktur bola mata
tersebut
Trauma Basa / Alkali

 Trauma akibat bahan kimia


Trauma Asam basa akan memberikan
akibat yang sangat gawat
 Trauma asam merupakan pada mata.
salah satu jenis trauma  Alkali akan menembus
kimia mata dan termasuk dengan cepat kornea, bilik
kegawatdaruratan mata mata depan, dan sampai
yang disebabkan zat kimia pada jaringan retina.
bersifat asam dengan  Disebabkan oleh zat kimia
pH < 7 bersifat basa dengan PH > 7
Trauma Asam

Trauma kimia asam kerusakannya tidak


sehebat trauma basa karena pada
trauma kimia asam ini terjadi proses
presipitasi dengan jaringan protein serta
adanya daya buffer dari bahan asam,
maka kerusakannya cenderung
terlokalisir tidak sampai penetrasi ke
dalam jaringan organ mata.
Trauma Asam

Bahan kimia bersifat asam : asam cuka, air accu,


zat pemutih,.
Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada
cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan
cairan pembersih yang kuat.
Trauma Basa / Alkali
Trauma kimia basa sangat berbahaya dibandingkan trauma
kimia asam karena akan terjadi proses penyabunan
(saponifikasi) pada jaringan membran sel dan kolagen
kornea mata sehingga terjadi kerusakan sel dan pelunakan
jaringan mata yang berakibat kerusakan yang lebih dalam
dan berat (penetrasi) pada organ mata.
Bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak
dalam sel membran sehingga terjadi proses saponifikasi
atau penyabunan yang mengakibatkan kerusakan sel,
diikuti koagulasi dan pelunakan jaringan.
Pada kornea mata bahan basa tersebut dapat penetrasi ke
dalam stroma kornea sehingga cepat merusak jaringan
kolagen dan proteoglikan
Trauma Basa / Alkali

Bahan kimia berupa cairan, gas atau padat yang


mempunyai keasaman (pH) lebih tinggi dari 7.0 dan
menyebabkan terjadinya proses penyabunan.

Bahan kimia bersifat basa: amoniak, Freon, sabun,


shampo, kapur gamping, semen, tiner, lem, cairan
pembersih dalam rumah tangga, soda kuat, pupuk
Tanda dan Gejala Apa Saja yang Bisa
Timbul Pada Pasien Trauma Kimia ini ?

1. Umumnya mengeluh nyeri sampai tidak dapat membuka mata


(Blefarospasme)
2. Keluar air mata (Epifora),
3. Buram, silau, kelopak mata bengkak, kadang kadang nampak luka
bakar di kulit sekitar mata, pada selaput lendir mata (konjungtiva)
merah.
4. Edema (Khemosis), sampai terjadi iskhemia bahkan nekrosis
(konjungtiva dan sklera berwarna pucat).
5. Kerusakan kornea mata berupa erosi, sampai kekeruhan kornea
yang hebat sehingga organ dalam bilik mata depan sulit dievaluasi.
Patofisiologi
Bahan Kimia Alkali / Basa

Kontak dengan jaringan okuler

Terjadi Koagulasi di kornea

Pandangan buram

Menembus epitel kornea

Protease dan kolagenase keluar

Liguefactive

Nekrosis kornea dan sklera

Inflamasi intraokuler parah, vaskularisasi, perforasi


Gangguan pengelihatan
Derajat Trauma Kimia
A B

C D

A. Derajat 1: Kornea jernih dan tidak ada iskemik limbus (prognosis sangat baik)
B. Derajat 2: Kornea berkabut dengan gambaran iris yang masih terlihat dan
terdapat kurang dari 1/3 iskemik limbus (prognosis baik)
C. Derajat 3: Epitel kornea hilang total, stroma berkabut dengan gambaran iris
tidak jelas dan sudah terdapat ½ iskemik limbus (prognosis kurang)
D.Derajat 4: Kornea opak dan sudah terdapat iskemik lebih dari ½ limbus
(prognosis sangat buruk)11
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pH bola mata secara Pemeriksaan oftalmoskopi direk


berkala dengan kertas lakmus. Irigasi dan indirek juga dapat dilakukan
pada mata harus dilakukan sampai
tercapai pH normal

Pemeriksaan bagian anterior mata Pemeriksaan tonometri untuk


dengan lup atau slit lamp bertujuan mengetahui tekanan intraocular
untuk mengetahui lokasi luka
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan trauma kimia pada


mata terdiri dari 6 langkah utama yaitu

1. Membersihkan bahan kimia melalui


irigasi,
2. Memfasilitasi proses reepiteliasi
kornea
3. Mengendalikan proses peradangan,
4. Mencegah terjadinya infeksi
5. Mengendalikan TIO
6. Menurunkan rasa nyeri.
Penatalaksanaan

1. Irigasi dengan garam fisiologik selama mungkin (2000 ml


selama ±30menit)
2. Pemeriksaan kertas lakmus.
3. Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi dengan basa
pada jaringan)
5. Antibiotik : Mencegah infeksi.
6. Siklopegi : Mengistirahatkan iris, mengatasi iritis.
7. Anti glaukoma : Mencegah glaukoma sekunder.
8. Steroid (7 hari pertama) : Anti inflmasi.
9. Analgetik : Mengurangi nyeri .
10. Vitamin C : Membentuk jaringan kolagen.
11. Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan
tetes air mata buatan.
13. Operasi keratoplasti → Bila kekeruhan kornea sangat
mengganggu penglihatan.
Komplikasi
1.Simblefaron
2.Kornea keruh, edema, neovaskuler
3.Sindroma mata kering
4.Katarak traumatik
5.Entropion dan phthisis bulbi
6.Perforsi kornea
7.Radang purulen intra okuler
8.Keratitis
9.Glaucoma skunder
Prognosis

1.Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah


daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan
cedera dan prognosis penyembuhannya.
2. Makin besar iskemia dari konjungtiva dan
pembuluh darah limbus, luka yang terjadi akan makin
parah.
3. Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk
dari trauma asam.
Tabel 1. Perbandingan Trauma Asam dan Trauma Basa

NO Perbedaan Trauma Kimia Asam Trauma Kimia Basa

1 Kerusakan yang Kerusakan yang ditimbulkan Kerusakan yang ditimbulkan lebih berat
ditimbulkan lebih terbatas, batas tegas dan karena sudah mencapai bagian yang lebih
bersifat tidak progresif dalam yaitu stroma
2 Kemampuan penetrasi Tidak sekuat trauma basa Penetrasi bisa terjadi lebih dalam hingga
pada organ mata mencapai stroma
3 Mekanisme terjadinya Koagulasi pada permukaan -Saponifikasi dari selular barrier
kerusakan pada mata protein yang akan membentuk -Denaturasi mukoid
barier -Pembengkakan kolagen
-Disrupsi mukopolisakarida stroma
4 Derajat kerusakan Lebih ringan karena hanya di Lebih berat
bagian permukaan
5 Prognosis Lebih baik Lebih Buruk
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian / Anamnesis:

1. Riwayat trauma kaji tentang :


• Proses terjadinya trauma
• Berapa besar / banyak benda atau zat yang masuk ke dalam mata
• Terbuat dari apa benda atau zat yang masuk besi, kayu atau bahan lain
• Benda tersebut datang dari arah depan, samping, atas atau bawah
• Bagaimana kecepatan benda atau zat yang mengenai mata
• Kapan kejadian mata terkena cairan kimia
• Lama nya kejadian trauma
Asuhan Keperawatan

2. Keluhan utama:
• Penurunan pengelihatan
• Nyeri
• Fotofobia
• Kesulitan mengakomodasikan mata
• Keterbatasan gerak
• Perdarahan
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
•Riwayat penyakit DM dapat menyebabkan infeksi sulit
sembuh
•Riwayat penggunaan obat obatan sebelumnya
•Riwayat alergi
•Adakah riwayat kesulitan membaca /pandangan buram

4. Riwayat Penyakit sekarang


Tindakan apa yang sudah dilakukan pada saat trauma
terjadi dan sebelum dibawa ke RS.

5. Gangguan aktivitas dan psikososial


• Gangguan pola tidur
• Pembatasan aktivitas karna penurunan pengelihatan
• Gangguan citra tubuh dan kecemasan akan terjadinya
kecacatan pada mata dapat juga mengalami
gangguan komunikasi dan interaksi sosial
6. Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksan visus ( Tajam pengelihatan menurun atau tidak ada )
• Gerakan bola mata ( dapat terjadi pembatasan gerak atau
hilangnya sebagian )
• Pupil ( reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau hilang, bentuk
pupil berubah atau tidak )
• TIO ( meningkat atau tidak )
• Rontgen mata
• Pembatasan aktivitas karna penurunan pengelihatan
Daftar Masalah Keperawatan
1. Nyeri
2. Gangguan pengelihatan.
3. Resiko injuri
4. Resiko infeksi
5. Resiko perdarahan
6. Kecemasan
7. Defisit perawatan diri
8. Gangguan pola tidur
9. Gangguan citra tubuh
10.Interaksi sosial
Intervensi Keperawatan
• Kaji skala nyeri, intensitas dan durasi nyeri
• Ajarkan tehnik relaksasi
• Kompres sesuai indikasi
• Pantau tajam pengelihatan pasien
• Atur posisi pasien semi fowler
• Anjurkan pasien bedrest
• Ganti balutan mata setiap hari / bila kotor
• Lakukan irigasi mata
• Orientasikan ruangan
• Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
• Berikan penerangan yang cukup
• Edukasi pencegahan jatuh
• Edukasi pencegahan infeksi
• Edukasi hand hygiene
Intervensi Keperawatan
• Bantu perawatan diri pasien sesuai
kebutuhan
• Berikan informasi tentang kondisi pasien
• Anjurkan pasien untuk berdoa
• Libatkan pasien dalam setiap tindakan dan
pengambilan keputusan
• Melakukan persiapan operasi
• Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian terapi
Evaluasi Keperawatan
1. Nyeri teratasi
2. Tidak terjadi perburukan pengelihatan .
3. Tidak terjadi Injuri pada pasien
4. Infeksi tidak terjadi
5. Perdarahan tidak terjadi
6. Kecemasan pasien teratasi
7. Perawatan diri pasien terpenuhi
8. Gangguan pola tidur teratasi
9. Gangguan citra tubuh tidak terjadi
10.Interaksi sosial tidak terjadi
Kesimpulan
Trauma mata merupakan kondisi yang dapat merusak kelopak mata,
tulang orbita, bola mata dan syaraf mata, dapat berupa lesi superfisial
hingga membahayakan penglihatan. Trauma pada mata yang merupakan
kegawatdaruratan dapat dibedakan menjadi trauma mekanik dan trauma
non mekanik. Trauma mekanik terdiri dari trauma akibat benda tumpul,
laserasi lamelar, ruptur bola mata, trauma penetrasi, benda asing pada
bola mata, dan trauma penetrasi. Trauma mekanik dapat berupa trauma
tertutup dan trauma terbuka. Trauma non mekanik terdiri dari trauma
kimia, trauma radiasi, dan trauma termal.
Managemen trauma terdiri dari bedah dan non bedah yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi, mengembalikan anatomi bola mata
dan memaksimalkan tajam penglihatan pasien dan meminimalisir
kemungkinan memberatnya trauma. Penanganan trauma sedini mungkin
dan menyeluruh menjadi kunci dalam pencegahan trauma pada mata,
maka diperlukan penanganan yang cepat dan tepat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai