Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU PENYAKIT MATA

Cedera Mata

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 KELAS C:

Rezka Indriani 2017-11-136


Ridho Apriansyah 2017-11-137
Riza Pratiwi 2017-11-138
Salma Amelia B 2017-11-140
Salma Nuraida 2017-11-141
Revadya Wirapradina 2017-

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO ( BERAGAMA )
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Trauma mata” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang studi Ilmu Mata. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami
sebagai penyusun makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Winarti Sugiarto, drg, MM,


selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 5 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………........................................................................................... 2

DAFTAR ISI ……….......................................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………… 4

BAB II : PEMBAHASAN …………………………………………………………. 6

BAB III : KESIMPULAN …………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA ……................................................................................................ 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

Mata mempunyai sistem pelindung yang baik seperti rongga orbita, jaringan lemak
retrobulbar, palpebral serta reflek mengedip. Mata masih sering mendapat trauma dari
lingkaran luar. Trauma mata adalah tindakan sengaja yang maupun tidak sengaja yang
menimbulkan perlukaan mata atau perlukaan/cedera mata yang dapat terjadi dalam bentuk
trauma tumpul, trauma tajam, trauma kimia, trauma termis, dan trauma radiasi. Trauma
mengakibatkan kerusakan pada jaringan mata anterior sampai posterior.

Trauma mata merupakan penyebab kebutaan tersering di dunia setelah katarak,


galukoma, degenerasi macula, retinopati diabetic dan trakoma. Di Indonesia, trauma mata
merupakan penyebab kebutaan tersering setelah katarak, glaukoma, kelainan refraksi,
gangguan retina dan kelainan kornea. Trauma mata meliputi 55 juta kasus di seluruh dunia.
Trauma mengakibatkan kerusakan pada jaringan mata anterior sampai posterior. Trauma
mata merupakan kasus kegawatdaruratan, jika tidak segera ditatalaksana dapat menyebabkan
penurunan visus (low vision) hingga kebutaan. Seseorang dinyatakan mengalami penurunan
visus jika tajam penglihatan berkisar antara 6/18 sampai 3/60 dan buta jika tajam penglihatan
kurang dari 3/60 Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan
dewasa muda, kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Dewasa
muda terutama pria merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami trauma tembus
mata. Trauma oculi dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma
termal, trauma fisik, extra ocular foreign body dan trauma tembus berdasarkan mekanisme
trauma. Trauma oculi dapat terjadi di berbagai tempat seperti di tempat kerja, rumah, maupun
jalan raya. Trauma mata yang berat dapat menyebabkan cedera multiple pada palpebrae, bola
mata, dan jaringan lunak orbita.

. Mata mempunyai system pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak,
jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflek memejam atau mengedip, mata masih
sering mendapat trauma dari luar. Trauma mata merupakan tindakan sengaja ataupun tidak
sengaja pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.

Trauma mata merupakan tindakan sengaja ataupun tidak sengaja pada bola mata dan kelopak,
saraf mata dan rongga orbita. Oleh sebab itu trauma pada mata memerlukan perawatan yang
tepat untuk mencegah terjadinya trauma yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.

4
Tindakan defenitif berupa operatif dan medikamentosa kuratif yakni merekonstruksi bagian
yang terkena trauma dan melakukan ekstraksi serta terapi medikamentosa dengan
menggunakan antibiotic topical sebagai profilaktif

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian trauma mata

Definisi

Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda,
kelompok usia ini mengalami sebagaian besar cedera mata yang parah. Dewasa muda
terutama pria merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami trauma tembus mata.
Trauma oculi dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma
termal, trauma fisik, extra ocular foreign body, dan trauma tembus berdasarkan mekanisme
trauma. Trauma oculi dapat terjadi diberbagai tempat, di rumah tangga, tempat kerja, maupun
jalan raya

2.2 Klasifikasi trauma mata

Trauma pada mata memerlukan memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah
terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Adapun jenis – jenis
trauma mata sebagai berikut :

2.2.1 Trauma Tumpul

Trauma Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan diakibatkan benda yang keras atau
yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang)
ataupun lambat. Kerusakan – kerusakan yang dapat terjadi :

1. Hematoma Palpebra
Yaitu merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak
akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Trauma dapat akibat pukulan tinju atau
benda-benda keras lainnya

6
2. Edema Konjungtiva
Yaitu kelopak terpajang ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena secara
langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat
menyebabkan edema pada konungtiva.

3. Hematoma Subkonjungtiva
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah
konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pengobatan dini adalah
dengan kompres hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi
dalam 1-2 minggu tanpa diobati

7
4. Edema Kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mengenai mata dapat mengakibatkan
edema kornea malahan ruptur membran descement. Edema kornea akan memberikan
keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi di sekitar bola lampu atau cahaya
yang dilihat.

5. Erosi Kornea
Merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea akibat gesekan keras pada epitel
kornea. Pada keadaan ini pasien akan merasa sakit sekali karena kornea memiliki
serat sensibel yang banyak, lakrimasi, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh
media kornea yang keruh.

6. Iridoplegi

8
Kelumpuhan otot sfingter pupil otot sirkuler sehingga pupil menjadi lebar atau
midriasis. Pasien sukar melihat dekat atau midriasis.

7. Iridodialisis
Robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil berubah. Pasien akan melihat ganda
dengan satu matanya.

8. Hifema
Darah di dalam bilik mata depan akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah
iris atau badan silier.

9. Iridosiklitis
Radang pada jaringan uvea anterior akibat trauma tumpul. Pupil mengecil dan mata
terlihat merah akibat adanya darah pada bilik mata anterior.

10. Dislokasi Lensa.


Akibat putusnya zonula Zinn sehingga kedudukan lensa terganggu.

11. Subluksasi lensa.


Akibat putusnya sebagian zonula zinn sehingga lensa berpindah tempat. Akibat
pegangan lensa pada zonula zinn tidak ada maka lensa yang elastis menjadi cembung.

9
12. Luksasi Lensa Anterior
Akibat putusnya seluruh zonula Zinn lensa dapat masuk ke bilik mata depan akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pengaliran aqeuous humor keluar sehingga akan
timbul glaukoma kongestif akut.

13. Luksasi Lensa Posterior.


Akibat putusnya zonula zinn di seluruh lingkaran ekuator sehingga lensa jatuh ke
badan kaca. Dapat mengakibatkan mengakibatkan glaukoma fakolitik. Lakukan
ekstraksi lensa.

14. Katarak Trauma


Apabila terjadi kebocoran / robekan sedikit saja pada lensa itu dapat menyebabkan
terjadinya katarak , oleh karena masuknya aqeuosa humor ke dalam lensa.

10
15. Edema Retina
Edema retina akan mengakibatkan edema makula sehingga penglihatan akan sangat
menurun. Umunya penglihatan akan kembnali normal setrelah beberapa waktu.

16. Ablasi Retina


Terlepasnya retina dari koroid

17. Ruptur Koroid


Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina akibat ruptur koroid. Bila ruptur
koroid ini mengenai daerah makula lutea maka penglihatan akan turun dengan sangat.

18. Avulsi Papil Saraf Optik

11
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya yang akan
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan yang berat dan sering berkhir dengan
kebutaan

19. Optik Neuropati Traumatik


Kompresi pada saraf optik, perdarahan dan edema di sekitar saraf optik. Penglihatan
berkurang setelah cidera mata. Pengobatan dengan pemberian steroid.

2.2.2 Trauma bahan kimia

Trauma yang diakibatkan oleh bahan kimia.Trauma bahan kimia dapat terjadi pada
kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan
kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern. Ada
dua jenis trauma kimia : trauma asam dan trauma basa atau alkali.

a) Trauma Asam

Bila bahan asam mengenai mata akan segera terjadi pengendapan ataupun
penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi tidak
akan bersifat destruktif.

12
b) Trauma Basa atau Alkali

Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gawat pada
mata. Alkali akan menembus cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada
jaringan retina.

2.2.3 Trauma Radiasi Elekromagnetik

Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah sinar inframerah, inframerah, sinar
ultraviolet, sinar ionisasi dan sinar x.

13
a) Trauma Sinar Infra Merah

Dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja
dipemanggangan. Tidak ada pengobatan jadi sebaiknya mencegah terkenanya mata
oleh sinar infra merah .

b) Trauma Sinar Ultra Violet.

Sinar ultraviolet banyak terdapat pada saat bekerja las dan menatap sinar matahari.
sinar ultra violet akan segera merusak epitel kornea. Kerusakan terbatas pada kornea
sehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat.

c) Trauma Sinar Ionisasi dan Sinar X

Akibat dari sinar ini pada lensa akan terjadi pemecahan sel epitel secara tidak normal.
Sinar ini mengakibatkan luka bakar yang merusak kornea sehingga dapat terjadi
kerusakan permanen yang sukar diobati dan juga dapat mengakibatkan kerusaka
retina.

2.3 Komplikasi dan prognosis trauma pada mata

Komplikasi yang ditemukan pada trauma tembus bola mata :

1) Endoftalmitis : peradangan berat dalam bola mata (korpus vitreum) yang biasa
disebabkan oleh infeksi.

14
2) Panoftalmitis : peradangan berat yang melibatkan ketiga lapisan bola mata serta
korpus vitreum yang disebabkan oleh infeksi.
3) Katarak Traumatik : lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqeuosa dan kadang-kadang korpus
vitreum masuk ke dalam struktur lensa.
4) Glaukoma Sekunder : cedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini
tekanan intra peningkatan dini tekanan intra okuker akibat perdarahan ke kamera
anterior (hifema)

5) Oftalmika Simpatika : uveitis granulomatosa bilateral yang menghancurkan, yang


timbul 10 hari sampai beberapa tahun setelah cedera mata tembus di daerah corpus
siliare atau setelah kemasukan benda asing.

Prognosis trauma tembus bola mata bergantung pada banyak faktor :

15
1) Besarnya luka tembus, makin kecil makin baik
2) Tempat luka pada bola mata.
3) Bentuk trauma, apakah dengan atau tanpa benda bentuk trauma, apakah
dengan atau tanpa benda asing
4) Benda asing magnetik atau non benda asing magnetik atau non magnetik
5) Dalamnya luka tembus
6) Sudah akibat luka tembus bola mata
2.4 Penanganan pertama pada trauma mata

Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat dan darurat karena dapat
menimbulkan bahaya.

1) Mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak langsung dengan
bola mata
2) Tidak boleh dilakukan penekanan pada bola mata
3) Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksa dikeluarkan tanpa pemeriksaan
lanjutan.
4) Sebaiknya pasien dipuasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi. Penanganan
yang tepat harus dilakukan dalam waktu yang cepat (maks. 6 jam setelah trauma )
untuk mencegah terjadinya kerusakan permanen ( kebutaan).

2.5 Pelaksaan trauma mata di rumah sakit

1) Pemberian antibiotik spektrum luas.


2) Pemberian obat sedasi, anti emetik, dan analgetik sesuai indikasi
3) Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi.
4) Tindakan Tindakan pengangkatan pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva,
atau intra okuler.
5) Tindakan pembedahan dan penjahitan dan penjahitan.
6) Jika terjadi prolaps vitreus segera lakukan tindakan vitrektomi untuk mencegah
terjadinya penyakit seperti ablatio retina.

2.6 pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan Slit Lamp

16
Untuk melihat ke dalam cedera di segmen anterior bola mata. Dapat dilihat adanya
sel-sel abnormal dalam aqeuosa humor seperti sel darah merah, sel darah putih atau
granula pigmen yang akan memperlihatkan adanya kekeruhan “flare” pada aqeuosa
humor.

2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menegakkan diagnosa terutama bila ada
benda asing.

3) Pemeriksaan USG (Ultrasonografi) Pemeriksaan ini bertujuan untuk menunjukkan


letak benda asing tersebut. Bisa pada bilik mata depan, lensa ataupun retina.

4) Pemeriksaan CT Scan
CT Scan ini merupakan suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat
dibuat scanning dari organ tersebut.

5) Tes Fluorescein
Fluorescein adalah pewarna khusus yang memulas kornea dan menonjolkan setiap
ketidakteraturan pada permukaan epitelnya.

6) Tonometri
Dilakukan untuk mengetahui tekanan dalam bola mata.

7) Funduskopi
Dilakukan untuk memeriksa bagian dalam bola mata.

17
BAB III

KESIMPULAN

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan
bahkan kehilangan mata. Trauma mata dibagi menjadi beberapa macam yaitu Trauma
tertutup, Trauma terbuka,

Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan pada trauma mata yaitu : pemeriksaan


radiologi, pemeriksaan CT SCAN, pemeriksaan USG, Tes fluorescein, tonometry,
funduskopi.

Trauma mata dapat dicegah dan diperlukan penerangan kepada masyarakat untuk
menghindarkan terjadinya trauma pada mata, seperti tidak boleh dilakukan penekanan pada
bola mata, benda asing tidak boleh dilkeluarkan tanpa pemeriksa dikeluarkan tanpa
pemeriksaan lanjutan, mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak
langsung dengan bola mata. Selain itu tatalaksana yang tepat dapat mencegah prognosis yang
buruk dan mengembalikan kualitas hidup pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

M Akbar, N Helijanti, MA Munir, A Sofyan. Conjunctival Laceration Of The Tarsalis


Palpebra Inferior Et Causing By A Fishing Hook. Jurnal Medical Profession 2019:1 (2), 151-
166.

 Ilmu Penyakit Mata By Prof.Dr.H.Sidarta Ilyas,SPM Penerbit Kedokteran UI.

19

Anda mungkin juga menyukai