Cedera Mata
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Trauma mata” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang studi Ilmu Mata. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami
sebagai penyusun makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Mata mempunyai sistem pelindung yang baik seperti rongga orbita, jaringan lemak
retrobulbar, palpebral serta reflek mengedip. Mata masih sering mendapat trauma dari
lingkaran luar. Trauma mata adalah tindakan sengaja yang maupun tidak sengaja yang
menimbulkan perlukaan mata atau perlukaan/cedera mata yang dapat terjadi dalam bentuk
trauma tumpul, trauma tajam, trauma kimia, trauma termis, dan trauma radiasi. Trauma
mengakibatkan kerusakan pada jaringan mata anterior sampai posterior.
. Mata mempunyai system pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak,
jaringan lemak retrobulbar selain terdapatnya reflek memejam atau mengedip, mata masih
sering mendapat trauma dari luar. Trauma mata merupakan tindakan sengaja ataupun tidak
sengaja pada bola mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.
Trauma mata merupakan tindakan sengaja ataupun tidak sengaja pada bola mata dan kelopak,
saraf mata dan rongga orbita. Oleh sebab itu trauma pada mata memerlukan perawatan yang
tepat untuk mencegah terjadinya trauma yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.
4
Tindakan defenitif berupa operatif dan medikamentosa kuratif yakni merekonstruksi bagian
yang terkena trauma dan melakukan ekstraksi serta terapi medikamentosa dengan
menggunakan antibiotic topical sebagai profilaktif
5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda,
kelompok usia ini mengalami sebagaian besar cedera mata yang parah. Dewasa muda
terutama pria merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami trauma tembus mata.
Trauma oculi dapat dibagi menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma
termal, trauma fisik, extra ocular foreign body, dan trauma tembus berdasarkan mekanisme
trauma. Trauma oculi dapat terjadi diberbagai tempat, di rumah tangga, tempat kerja, maupun
jalan raya
Trauma pada mata memerlukan memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah
terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Adapun jenis – jenis
trauma mata sebagai berikut :
Trauma Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan diakibatkan benda yang keras atau
yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang)
ataupun lambat. Kerusakan – kerusakan yang dapat terjadi :
1. Hematoma Palpebra
Yaitu merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak
akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Trauma dapat akibat pukulan tinju atau
benda-benda keras lainnya
6
2. Edema Konjungtiva
Yaitu kelopak terpajang ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena secara
langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat
menyebabkan edema pada konungtiva.
3. Hematoma Subkonjungtiva
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di bawah
konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Pengobatan dini adalah
dengan kompres hangat. Perdarahan subkonjungtiva akan hilang atau diabsorpsi
dalam 1-2 minggu tanpa diobati
7
4. Edema Kornea
Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mengenai mata dapat mengakibatkan
edema kornea malahan ruptur membran descement. Edema kornea akan memberikan
keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi di sekitar bola lampu atau cahaya
yang dilihat.
5. Erosi Kornea
Merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea akibat gesekan keras pada epitel
kornea. Pada keadaan ini pasien akan merasa sakit sekali karena kornea memiliki
serat sensibel yang banyak, lakrimasi, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh
media kornea yang keruh.
6. Iridoplegi
8
Kelumpuhan otot sfingter pupil otot sirkuler sehingga pupil menjadi lebar atau
midriasis. Pasien sukar melihat dekat atau midriasis.
7. Iridodialisis
Robekan pada pangkal iris sehingga bentuk pupil berubah. Pasien akan melihat ganda
dengan satu matanya.
8. Hifema
Darah di dalam bilik mata depan akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah
iris atau badan silier.
9. Iridosiklitis
Radang pada jaringan uvea anterior akibat trauma tumpul. Pupil mengecil dan mata
terlihat merah akibat adanya darah pada bilik mata anterior.
9
12. Luksasi Lensa Anterior
Akibat putusnya seluruh zonula Zinn lensa dapat masuk ke bilik mata depan akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pengaliran aqeuous humor keluar sehingga akan
timbul glaukoma kongestif akut.
10
15. Edema Retina
Edema retina akan mengakibatkan edema makula sehingga penglihatan akan sangat
menurun. Umunya penglihatan akan kembnali normal setrelah beberapa waktu.
11
Pada trauma tumpul dapat terjadi saraf optik terlepas dari pangkalnya yang akan
mengakibatkan turunnya tajam penglihatan yang berat dan sering berkhir dengan
kebutaan
Trauma yang diakibatkan oleh bahan kimia.Trauma bahan kimia dapat terjadi pada
kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium, industri, pekerjaan yang memakai bahan
kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan yang memakai bahan kimia di abad modern. Ada
dua jenis trauma kimia : trauma asam dan trauma basa atau alkali.
a) Trauma Asam
Bila bahan asam mengenai mata akan segera terjadi pengendapan ataupun
penggumpalan protein permukaan sehingga bila konsentrasinya tidak tinggi tidak
akan bersifat destruktif.
12
b) Trauma Basa atau Alkali
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gawat pada
mata. Alkali akan menembus cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada
jaringan retina.
Trauma radiasi yang sering ditemukan adalah sinar inframerah, inframerah, sinar
ultraviolet, sinar ionisasi dan sinar x.
13
a) Trauma Sinar Infra Merah
Dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan pada saat bekerja
dipemanggangan. Tidak ada pengobatan jadi sebaiknya mencegah terkenanya mata
oleh sinar infra merah .
Sinar ultraviolet banyak terdapat pada saat bekerja las dan menatap sinar matahari.
sinar ultra violet akan segera merusak epitel kornea. Kerusakan terbatas pada kornea
sehingga kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata terlihat.
Akibat dari sinar ini pada lensa akan terjadi pemecahan sel epitel secara tidak normal.
Sinar ini mengakibatkan luka bakar yang merusak kornea sehingga dapat terjadi
kerusakan permanen yang sukar diobati dan juga dapat mengakibatkan kerusaka
retina.
1) Endoftalmitis : peradangan berat dalam bola mata (korpus vitreum) yang biasa
disebabkan oleh infeksi.
14
2) Panoftalmitis : peradangan berat yang melibatkan ketiga lapisan bola mata serta
korpus vitreum yang disebabkan oleh infeksi.
3) Katarak Traumatik : lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqeuosa dan kadang-kadang korpus
vitreum masuk ke dalam struktur lensa.
4) Glaukoma Sekunder : cedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini
tekanan intra peningkatan dini tekanan intra okuker akibat perdarahan ke kamera
anterior (hifema)
15
1) Besarnya luka tembus, makin kecil makin baik
2) Tempat luka pada bola mata.
3) Bentuk trauma, apakah dengan atau tanpa benda bentuk trauma, apakah
dengan atau tanpa benda asing
4) Benda asing magnetik atau non benda asing magnetik atau non magnetik
5) Dalamnya luka tembus
6) Sudah akibat luka tembus bola mata
2.4 Penanganan pertama pada trauma mata
Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gawat dan darurat karena dapat
menimbulkan bahaya.
1) Mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak langsung dengan
bola mata
2) Tidak boleh dilakukan penekanan pada bola mata
3) Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksa dikeluarkan tanpa pemeriksaan
lanjutan.
4) Sebaiknya pasien dipuasakan untuk mengantisipasi tindakan operasi. Penanganan
yang tepat harus dilakukan dalam waktu yang cepat (maks. 6 jam setelah trauma )
untuk mencegah terjadinya kerusakan permanen ( kebutaan).
16
Untuk melihat ke dalam cedera di segmen anterior bola mata. Dapat dilihat adanya
sel-sel abnormal dalam aqeuosa humor seperti sel darah merah, sel darah putih atau
granula pigmen yang akan memperlihatkan adanya kekeruhan “flare” pada aqeuosa
humor.
2) Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menegakkan diagnosa terutama bila ada
benda asing.
4) Pemeriksaan CT Scan
CT Scan ini merupakan suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat
dibuat scanning dari organ tersebut.
5) Tes Fluorescein
Fluorescein adalah pewarna khusus yang memulas kornea dan menonjolkan setiap
ketidakteraturan pada permukaan epitelnya.
6) Tonometri
Dilakukan untuk mengetahui tekanan dalam bola mata.
7) Funduskopi
Dilakukan untuk memeriksa bagian dalam bola mata.
17
BAB III
KESIMPULAN
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan
bahkan kehilangan mata. Trauma mata dibagi menjadi beberapa macam yaitu Trauma
tertutup, Trauma terbuka,
Trauma mata dapat dicegah dan diperlukan penerangan kepada masyarakat untuk
menghindarkan terjadinya trauma pada mata, seperti tidak boleh dilakukan penekanan pada
bola mata, benda asing tidak boleh dilkeluarkan tanpa pemeriksa dikeluarkan tanpa
pemeriksaan lanjutan, mata tidak boleh dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak
langsung dengan bola mata. Selain itu tatalaksana yang tepat dapat mencegah prognosis yang
buruk dan mengembalikan kualitas hidup pasien.
18
DAFTAR PUSTAKA
19