Di Susun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Reza amalia_1121207 7. Rika Fadilah 1121127
2. Rifa Nurul Hilmi 1121092 8. Nurnabila Robbiyatul A 1121242
3. Wina Sofia Widi 1121170 9. Esa Rahmi S 1121138
4. Kokom Komalasari 1121150 10. Wita Amelya 1121122
5. Pitri Langsany Firmansah 1121109 11.Meiys Nur Mala 1121177
6. Lisa Fatmawati 1121208 12.Rendy Setiawan 1121238
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan ini dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Dewasa program studi Sarjana Keperawatan Institut Kesehatan
Rajawali Bandung dengan judul “Trauma mata ”.
Dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini kami mendapat bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Bapa Mokh Sandi Haryanto, S.Kep., Ners., M.Kep
sebagai dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Dewasa. Kami menyadari
bahwa dalam menyusun Asuhan keperawatan ini masih banyak kekurangan. Oleh
karna itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna kemajuan
penulis selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1 Definisi
Salah satu indera yang penting dan vital bagi manusia adalah mata karena
lebih dari 80% informasi visual ditangkap melalui mata dan digunakan untuk
melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari (Kemenkes RI, 2018).
Mata mempunyai sistem pelindung yang baik, seperti rongga orbita, jaringan
lemak retrobulbar, palpebra serta reflek mengedip. Mata masih sering mendapat trauma
dari lingkungan luar. Trauma mata adalah perlukaan/cedera mata yang dapat terjadi dalam
bentuk trauma tumpul, trauma tajam, trauma kimia, trauma termis dan trauma radiasi.
Trauma mengakibatkan kerusakan pada jaringan mata anterior sampai posterior. Trauma
mata merupakan kasus kegawatdaruratan, jika tidak segera ditatalaksana dapat
menyebabkan penurunan visus (low vision) hingga kebutaan. Trauma mata merupakan
penyebab kebutaan tersering di dunia setelah katarak, glaukoma, degenerasi makula,
retinopati diabetik dan trakoma. Di Indonesia, trauma mata merupakan penyebab
kebutaan tersering setelah katarak, glaukoma, kelainan refraksi, gangguan retina
dan kelainan kornea.
Menurut Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT) yang dimaksud trauma
tembus adalah trauma yang mengakibatkan adanya "pintu masuk" terjadinya luka (injury
with an entance wound) yang menembus ke intraokular. Mekanisme terjadinya trauma
tembus pada mata ini adalah trauma terbuka (open globe)8,9Trauma tembus
menyebabkan gangguan pada lapisan mata terluar tanpa menganggu kontinuitas anatomi
keseluruhan mata, tidak sampai terjadi prolapsus dari isi bola mata. Namun demikian
trauma ini menjadi hal yang sangat serius dan mengancam fungsi penglihatan yang
memakan waktu serta biaya yang mahal dan prognosis kebanyakan kasus adalah buruk
2.2 Etiologi
Trauma mata dibagi menjadi :
1. Trauma Mata Mekanik
a. Trauma mata tumpul (contusio oculi)
Trauma tumpul adalah trauma pada mata yang akibat benturan mata dengan benda yang
relatif besar, tumpul, keras maupun tidak keras. Trauma tumpul dapat menyebabkan
cedera perforasi dan non perforasi. Cedera perforasi dapat menyebabkan bahaya seperti
infeksi intra okuler, retensi serpihan benda asing didalam bola mata dan kerusakan
struktur mata yang lebih dalam dan lebih halus. Trauma tumpul pada mata dapat
mengenai organ eksterna atau interna mata.
b. Trauma mata tajam (perforasi trauma)
Cedera tajam atau tembus disebabkan oleh benda tajam atau benda asing yang masuk ke
mata seperti kaca, logam atau partikel kayu berkecepatan tinggi, percikan proses
pengelasan, dan peluru. Benda memasuki mata melalui kelopak mata, sclera atau
kornea. Prognosis visual akibat cedera ini bersifat jelek. (istiqomah, indriana N. 2003)
Evaluasi diagnosis tingkat gangguan kesadaran perlu ditentukan dengan menilai respon
motorik, besar dan reaksi pupil, gerak bola mata dan pola pernapasan. Dengan
mengetahui tingkat gangguan kesadaran secara berkala dapat ditentukan
prognosis pasien.
2.4 Pathofisiologis
Kerusakan akibat trauma tumpul dapat mengenai kelopak mata dan struktur mata
bagian luar sehingga mengakibatkan hematoma kelopak. Jika trauma menembus
ke bagian konjugativa, maka kemungkinannya akan terjadi hematoma
subkonjugasi akibat pecahnya pembuluh darah sebagai akibat terkena hantaman
benda tumpul dan keras.
Kerusakan yang terjadi akibat trauma tajam/tembus akan lebih parah lagi
karena melibatkan kerusakan hingga bagian dalam struktur dan jaringan mata.
Kondisi ini biasanya sampai merusak fungsi mata dan kerusakannya permanen
(dapat disembuhkan hanya melalui operasi). Gangguan mata akibat trauma tajam
juga beragam, tergantung pada organ mata yang terkena dan seberapa besar
kerusakannya.
sedangkan pada trauma khemis/kimia, jika traumanya akibat asam
biasanya hanya akan menyebabkan kerusakan pada bagian permukaan/dangkal
saja karena terjadi pengendapan dan penggumpalan bahan protein permukaan.
Namun pada trauma akibatnya basa/alkali, kerusakan yang terjadi bisa gawat
karena alkali akan menembus kornea dengan cepat lalu keruang mata depan
sampai pada jaringan reti tidak. Bahan alkali dapat merusak kornea dan retina
karena bahan alkali bersifat mengkoagulasi sel sehingga akan menghancurkan
jaringan kolagen sehingga memperparah kerusakan kornea hingga ke retina.
Pada trauma fisis, kerusakan yang ditimbulkan hanya pada permukaan
karena bahan yang merusak hanya mengenai permukaan dan tidak sampai tembus
dan juga adanya mekanisme proteksi pada mata. Namun demikian hanya
mengenai bagian permukaan, trauma fisis akan tetap menyebabkan kerusakan
pada jaringan walaupun tidak bersifat permanen.
2.5 Pathway
2.6 Komplikasi
1. Glaukoma sekunder, disebabkan oleh adanya penyumbatan oleh darah pada sudutnya
kamera okuli anterior.
2. Imhibis Kornea, yaitu masuknya darah yang terurai dalam lamel-lamel kornea,
sehingga kornea menjadi berwarna kuning tengguli dan visus sangat menurun.
Identitas Klien
Nama : Tn, P
Usia : 38 tahun
Jenis kelamin : laki laki
1. Status kesehatan Saat Ini : terlihat mata bengkak dan berair
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini : gangguan penglihatan
3. Diagnosa medis : Trauma Okuli
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu : -
1. Penyakit yg pernah dialami : -
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : -
b. Operasi (jenis & waktu) : -
c. Penyakit : -
d. Kronis : -
e. Terakhir masuki RS : saat lahiran sc
5. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum :
2. TTV : 120/90
3. Suhu : 36,2
4. Nadi : 80
5. Respirasi : 20 x/menit
6. BB : 57 kg
7. TB : 165 cm
ANALISA DATA
DO:
Setelah dilakukan
pengukuran visus (
ketajaman melihat )
didapatkan mata kanan 0
tidak dapat melihat angkat,
lambaian tangan dan cahaya.
Dan mata sebelah kiri
didapatkan visus 6/60 dalam
batas normal.
2. DS: Gangguan penglihatan Gangguan persepsi
Pasien mengeluhkan mata sensori
sebelah kanannya seperti ada
benda yang masuk setelah
membajak sawah dan
pandangannya gelap
DO:
Setelah dilakukan
pengukuran visus (
ketajaman melihat )
didapatkan mata kanan 0
tidak dapat melihat angkat,
lambaian tangan dan cahaya.
Dan mata sebelah kiri
didapatkan visus 6/60 dalam
batas normal.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan sensori persepsi
2. Gangguan persepsi sensori behubungan dengan gangguan penglihatan
NO Standar Standar Luaran Standar Intervensi Rasional
Diagnosis Keperawatan Keperawatan
Keperawatan Indonesia ( Indonesia ( SIKI )
Indonesia ( SDKI SLKI )
)
1. Gangguan Gangguan Gangguan mobilitas -Untuk memberi
mobilitas fisik ( mobilitas fisik fisik : dukungan
D.0054 ) dapat menurun Intervensi luaran mobilisasi
berhubungan dalam waktu 2 Dukungan
dengan gangguan x 24 jam mobilisasi -Untuk
sensori persepsi dengan kriteria Intervensi memberikan
dibuktikan hasil : pendukung dukungan
dengan 1. ventilasi Dukungan perawatan diri-
pandangan yg spontan perawatan diri – pemberian obat
gelap sehingga 2. pemulihan pemberian obat intravena
tidak bisa pasca bedah intravena Manajemen
melakukan 3. status Manajemen medikasi-terapi
aktivitasnya. kenyamanan medikasi – terapi aktivitas
aktivitas Manajemen
DS: Manajemen sensasi sensasi perifer-
Pasien perifer – terapi terapi relaksasi
mengeluhkan relaksasi otot otot progresif
mata sebelah progresif
kanannya seperti
ada benda yang
masuk setelah
membajak sawah
dan
pandangannya
gelap dan tidak
bisa melakukan
aktivitasnya.
DO:
Setelah
dilakukan
pengukuran visus
( ketajaman
melihat )
didapatkan mata
kanan 0 tidak
dapat melihat
angkat, lambaian
tangan dan
cahaya. Dan
mata sebelah kiri
didapatkan visus
6/60 dalam batas
normal.
DO:
Setelah
dilakukan
pengukuran visus
( ketajaman
melihat )
didapatkan mata
kanan 0 tidak
dapat melihat
angkat, lambaian
tangan dan
cahaya. Dan
mata sebelah kiri
didapatkan visus
6/60 dalam batas
normal.
BAB IV
LITERATUR REVIEW JURNAL
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlunya
matadan merupakan kasus gawat darurat mata.Perlukaan yang ditimbulkan dapat
ringansampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata(Sidarta,
2005).Trauma mata adalah kondisi mata yang mengalami trauma (rudapaksa) baik oleh
zatkimia maupun oleh benda keras dan tajam (Anas, 2010).Trauma mata dapat
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :
1. Trauma tumpul disebabkan oleh benturan matadengan benda yang relatifbesar,tumpul,
keras maupun tidak keras misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shuttlecock,membuka
tutup botol tidak dengan alat, ketapel.
2. Trauma tajam ( Penetrating Injuries) disebabkan oleh benda tajam atau benda asing
yangmasuk ke mata seperti kaca, logam, atau partikel kayu berkecepatan tinggi, percikan
proses pengelasan, dan peluru.
3. Trauma Khemis disebabkan oleh substansi yang bersifat asam dan alkali yangmasuk
ke mata.
4.2 Saran
Dalam pembuatan Asuhan keperawatan ini penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangn dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karna itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
akan lebih baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan tentang Asuhan
Keperawatan Trauma mata dapat terus dikembangkan dan diterapkan dalam bidang
keperawatan dalam menangani pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Dhillon PK, Jeemon P, Arora NK, Mathur P, Maskey M, Sukirna RD, et al.
Status of epidemiology in the WHO South-East Asia Region: burden of
disease, determinants of health and epidemiological research, workforce and
training capacity. Int J of Epid. 2013 Feb 1;42(1):361.
Askep Trauma Mata | PDF - Scribd https://id.scribd.com/document/390565321/Askep-
Trauma-Mata
Almira, Raisah. 2019. Hubungan Antara Jenis Trauma Bola Mata Terhadap Tajam
Penglihatan Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.Abdul Moeloek Lampung
Periode Tahun 2016-2017. Lampung: Universitas Negeri Lampung.
https://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/971/847