Anda di halaman 1dari 107

BUPATI MERANGIN

PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI MERANGIN


NOMOR 60 TAHUN 2022

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MERANGIN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (1)


Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pedoman dan Tata Cara Pencalonan,
Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa dalam rangka memujudkan Pemilihan
Kepala Desa yang lebih berkualitas;
b. bahwa Peraturan Bupati Merangin Nomor 47 Tahun
2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa Serentak sudah tidak sesuai dengan
perkembangan peraturan perundang-undangan dan
dinamika perkembangan masyarakat dalam
pelaksanaan pemilihan kepala desa, sehingga perlu
diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu Menetapkan
Peraturan Bupati Merangin tentang Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.
Mengingat : 1. Undang-UndangNomor 12 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara
Tahun 1956 Nomor 25), Sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan
Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 2755);
3. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun1999 Nomor182, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000
tentang Perubahan atas Undang-Undang 54 Tahun
1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Inonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2020
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1409);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 157);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 1409);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pedoman dan Tata Cara Pencalonan,
Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin
tahun 2016 Nomor 5 );
16. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 10
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Merangin tahun 2016 Nomor 10 );
17. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 9 Tahun
2021 tentang Penetapan Protokol Kesehatan dalam
Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 (Lembaran
Daerah Kabupaten Merangin Nomor 9-78/2021);
18. Peraturan Bupati Merangin Nomor 63 Tahun 2020
tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum
Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian (Berita Daerah Kabupaten Merangin
Tahun 2020 Nomor 63).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN


PEMILIHAN KEPALA DESA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Merangin.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Merangin.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah.
5. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah Penyelenggara urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah
desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa adalah yang selanjutnya disebut BPD
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan keterwakilan perempuan dan ditetapkan secara
demokratis.
10. Musyawarah Desa adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh BPD
untuk Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
11. Kepala Desa adalah Pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang,
tugas dak kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah.
12. BPD bertanggungjawab dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa.
13. Panitia pemilihan kepala desa yang selanjutnya disebut panitia pemilihan
tingkat desa, adalah panitia yang dibentuk oleh BPD untuk
menyelenggarakan proses pemilihan kepala desa.
14. Panitia Pemungutan Suara, Pemilihan Kepala Desa selanjutnya disingkat
PPS Pemilihan Kepala Desa, adalah panitia yang dibentuk untuk
menyelenggarakan pemilihan kepala desa ditingkat desa.
15. PPS dibantu oleh Sekretariat PPS.
16. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, Pemilihan Kepala Desa,
selanjutnya disebut KPPS Pemilihan Kepala Desa adalah kelompok yang
dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di TPS.
17. Panitia pemilihan kepala desa tingkat kabupaten yang selanjutnya disebut
Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten adalah yang dibentuk oleh Bupati
pada tingkat kabupaten dalam mendukung pelaksanaan pemilihan kepala
desa.
18. Panitia pemilihan kepala desa tingkat kecamatan yang selanjutnya
disebut Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan adalah tim yang dibentuk
oleh Camat dalam rangka untuk memperlancar penyelenggaraan
pemilihan kepala desa dalam wilayah kecamatan agar berjalan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
19. Pengawas Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten selanjutnya disebut
Pengawas Pemilihan Tingkat Kabupaten adalah Tim yang dibentuk Bupati
pada tingkat kabupaten dalam mengawasi penyelenggaraan pemilihan
kepala desa.
20. Pengawas Pemilihan Tingkat Kecamatan selanjutnya disebut Pengawas
Pemilihan Tingkat Kecamatan adalah Tim yang dibentuk Camat pada
tingkat kecamatan dalam mengawasi tahapan penyelenggaran pemilihan
kepala desa dikecamatan.
21. Calon terpilih adalah calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak
dalam pelaksanaa pemilihan kepala desa.
22. Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah memenuhi
persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan kepala desa.
23. Daftar penduduk potensial pemilih disediakan oleh pemerintah daerah
berisikan data penduduk potensial pemilih baru yang diambil dari data
pemilih pemilihan umum terakhir (Pemiliham Umum Lagislatif dan atau
Pemilihan Umum Presiden dan atau Pemilihan Umum Kepala Daerah).
24. Hak pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap
pilihannya.
25. Hak pilih adalah hak yang dimiliki masyarakat yang memenuhi syarat
untuk pemilihan kepala desa.
26. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disebut DPS adalah daftar
pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali atas
kebenarannya ditambah dengan pemilih baru.
27. Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu yang selanjutnya disebut DP4
adalah kumpulan data penduduk sebagai dasar penentuan Daftar Pemilih
Sementara (DPS).
28. Daftar Pemilihan Tambahan yang selanjutnya disebut DPTam adalah
daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena yang
bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.
29. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar pemilih
yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai dasar penentuan
identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam pemilihan kepala desa.
30. Kepala Desa Antar Waktu adalah Kepala Desa yang dipilih berdasarkan
kesepakatan Musyawarah Desa yang melaksanakan wewenang, tugas dan
kewajiban Kepala Desa dalam hal Kepala Desa berhenti dengan sisa masa
jabatan lebih dari 1 (satu) tahun.
31. Penjabat Kepala Desa adalah pejabat yang melaksanakan tugas, hak dan
wewenangan serta kewajiban kepala desa dalam kurun waktu tertentu.
32. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah.
33. Laporan akhir masa jabatan kepala desa adalah laporan proses kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa oleh kepala desa kepada bupati
melalui camat.
34. Tempat Pemungutan Suara selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara.

BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 2

Pemilihan Kepala Desa terdiri :


a. Pemilihan Kepala Desa Serentak; dan
b. Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.

Pasal 3

(1) Pemilihan Kepala Desa Serentak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2


huruf a dilakukan 1 (satu) kali atau dapat secara bergelombang yang
dilaksanakan mengikuti masa jabatan kepala desa periode berikutnya.
(2) Pemilihan Kepala Desa Serentak yang dilakukan 1 (satu) kali sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan pada hari yang sama
dan/atau hari lain diseluruh desa pada wilayah kabupaten.
(3) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilaksanakan dengan pertimbangkan :
a. Pengelompokan waktu berakhirnya masa jabatan kepala desa di
wilayah kabupaten;
b. Kemampuan keuangan daerah; dan/atau
c. Ketersedian PNS dilingkungan kabupaten yang memenuhi persyaratan
sebagai penjabat kepala desa.
(4) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6
(enam) tahun .
(5) Kemampuan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf
b, adalah meliputi ketersediaan peralatan dan biaya pemilihan kepala
desa.
(6) Pemilihan kepala desa bergelombang sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan dengan interval waktu paling lama 2 (dua) tahun.

Pasal 4

(1) Pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf b, dilaksanakan dalam hal kepala desa berhenti dengan sisa masa
jabatan lebih dari 1 (satu) tahun, terhitung pada saat tanggal penetapan
pemberhentian berdasarkan keputusan bupati.
(2) Pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan melalui musyawarah desa.
(3) Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak kepala
desa diberhentikan.

Pasal 5

Penanggung jawab pemilihan adalah BPD.

Pasal 6

(1) BPD memberitahukan kepada kepala desa mengenai akan berakhirnya


masa jabatan kepala desa secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum masa
jabatannya berakhir.
(2) BPD membentuk panitia pemilihan tingkat desa dalam jangka waktu
paling cepat 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan
dan disesuaikan dengan SK tahapan dan jadwal yang ditetapkan oleh
Bupati.
(3) Pembentukan panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan BPD dan disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada
Bupati melalui Camat.
(4) Kepala Desa menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepada Bupati
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberitahuan akhir
masa jabatan.
(5) Panitia pemilihan tingkat desa mengajukan perencanaan biaya pemilihan
kepada Bupati dan atau kepada Penjabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) melalui Camat serta setelah verikasi SKPD teknis dalam jangka 30
(tiga puluh) hari setelah terbentuknya panitia pemilihan tingkat desa.
(6) Persetujuan biaya pemilihan dari Bupati atau Penjabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak
diajukan oleh panitia pemilihan tingkat desa.
(7) Bupati dapat menunda kepesertaan pemilihan kepala desa serentak
dengan mempertimbangkan saran dan pendapat dari panitia pemilihan
tingkat kecamatan dan panitia pemilihan tingkat kabupaten dan
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB III
PEMILIHAN KEPALA DESA SERENTAK

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 7

(1) Pemilihan Kepala Desa Serentak dilaksanakan secara demokratis


berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(2) Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui tahapan :
a. persiapan;
b. pencalonan;
c. pemungutan suara; dan
d. penetapan.

Bagian Kedua
Persiapan

Pasal 8

Tahapan persiapan pemilihan kepala desa terdiri atas :


a. pembentukan panitia pemilihan;
b. pembentukan pengawas pemilihan;
c. pendaftaran pemilih dan penetapan pemilih.

Paragraf 1
Pembentukan Panitia Pemilihan

Pasal 9

Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, terdiri atas :


a. panitia pemilihan tingkat kabupaten;
b. panitia pemilihan tingkat kecamatan; dan
c. panitia pemilihan tingkat desa.

Pasal 10

(1) Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 huruf a dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Susunan panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri
dari :
a. Bupati sebagai Penanggungjawab;
b. Sekretaris Daerah sebagai Ketua;
c. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sebagai Wakil ketua;
d. Kepala perangkat daerah yang membidangi urusan Pemerintahan
Desa sebagai Sekretaris;
e. Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa sebagai Anggota;
f. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil sebagai anggota.
g. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Komunikasi dan
Informatika sebagai anggota.
h. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Pengelolaan
Keuangan daerah sebagai anggota.
i. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Pengelolaan
Administrasi Kepegawaian Daerah sebagai anggota.
j. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Pendidikan sebagai
anggota.
k. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Kesehatan sebagai
anggota.
l. unsur perangkat daerah yang membidangi urusan Kesatuan Bangsa
dan Politik sebagai anggota.
m. instansi yang membidangi Hukum sebagai anggota.
n. instansi yang membidangi keagamaan;
o. Lembaga Adat Kabupaten.
(3) Tugas Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :
a. memfasilitasi proses pemilihan kepala desa.
b. menyusun pedoman tahapan dan jadwal pemilihan kepala desa.
c. mengawasi jalannya proses penyelenggaraan pemilihan kepala desa;
dan
d. menyelesaikan permasalahan pemilihan kepala desa di tingkat
kabupaten.

Pasal 11

(1) Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 huruf b dibentuk dan ditetapkan oleh Camat.
(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Camat sebagai Penanggungjawab;
b. 1 (satu) orang ketua;
c. 1 (satu) orang sekretaris; dan
d. 4 (empat) orang anggota yang berasal dari unsur Kecamatan.
(3) Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mempunyai tugas :
a. melaksanakan pembinaan dan pengarahan serta petunjuk kepada
Panitia Pemilihan Tingkat Desa;
b. membantu Panitia Pemilihan Tingkat Desa dalam melaksanakan
penelitian dan klarifikasi kelengkapan persyaratan administrasi bakal
calon;
c. membantu pelaksanaan pembentukan Panitia Pemilihan Tingkat Desa,
penyusunan Tata Tertib Pemilihan Kepala Desa (Pemilihan Kepala
Desa), pengundian nomor urut calon dan penyusunan Anggaran Biaya
Pemilihan Kepala Desa;
d. memverifikasi perencanaan anggaran yang diajukan oleh panitia
pemilihan tingkat desa;
e. mengecek dan mengawasi kesiapan logistik di setiap TPS;
f. melakukan monitoring dan pengawasan pelaksanaan pemungutan dan
penghitungan suara;
g. membantu panitia pemilihan tingkat desa dalam menyelesaikan
perselisihan hasil pemilihan kepala desa di tingkat kecamatan; dan

Pasal 12

Panitia Pemilihan Tingkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c,


terdiri dari :
a. PPS; dan
b. KPPS.

Pasal 13

(1) PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a dibentuk melalui


musyawarah BPD dan ditetapkan dengan keputusan BPD.
(2) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah gasal dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk kurang dari 500 jiwa, jumlah panitia 7 (tujuh)
orang;
b. Jumlah penduduk 501 jiwa sampai dengan 1000 jiwa, jumlah panitia
9 (sembilan) orang;
c. Jumlah penduduk 1000 jiwa ke atas jumlah panitia 11 (sebelas)
orang ;
(3) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. unsur Kelembagaan Kemasyarakatan;
b. unsur Perangkat Desa; dan
c. tokoh masyarakat.
(4) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berjumlah gasal dengan
susunan sebagai berikut :
a. 1 (satu) orang ketua;
b. 1 (satu) orang Sekretaris;
c. 1 (satu) orang Bendahara; dan
d. Anggota.

Pasal 14

(1) Persyaratan untuk menjadi PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12


huruf a, adalah sebagai berikut :
a. warga negara Indonesia;
b. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun;
c. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil dan/atau
berpengalaman sebagai PPS/KPPS pada pemilu maupun pilkades.
e. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat;
f. berpendidikan minimal SMA/sederajat;
g. sehat jasmani dan rohani;
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. foto copy Kartu Tanda Penduduk;
b. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar
Negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas
bermaterai cukup;
c. fotocopy ijazah terakhir yang telah dilegalisir;
d. surat keterangan berbadan sehat dari Puskesmas; dan
e. surat pernyataan tidak mencalonkan diri sebagai calon kepala desa.

Pasal 15

(1) PPS mempunyai tugas sebagai berikut :


a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi
dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. melakukan pendataan dan pendaftaran pemilih;
c. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan penyediaan peralatan;
e. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan;
f. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan pemilihan diwilayah kerjanya;
g. membentuk dan menetapkan serta mengawasi kegiatan KPPS; dan
h. melaporkan hasil pemilihan kepala desa kepada BPD dengan
tembusan kepada camat.
(2) PPS mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. menetapkan dan mengumumkan DPS;
b. menetapkan dan mengumumkan DPTam;
c. menetapkan dan mengumumkan DPT;
d. menetapkan jumlah TPS;
e. menetapkan bakal calon kepala desa yang telah memenuhi
persyaratan administrasi;
f. menetapkan bakal calon kepala desa menjadi calon kepala desa;
g. menetapkan tata tertib pelaksanaan pemilihan;
h. menetapkan tata tertib pelaksanaan kampanye;
i. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan
mengumumkan hasil pemilihan; dan
j. menetapkan calon kepala desa terpilih.
(3) Jumlah TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dibentuk
dengan pertimbangan jumlah pemilih dan situasi serta kondisi bencana
alam maupun bencana non alam serta ketersediaan sarana dan
prasarana, serta kemampuan keuangan daerah/desa.
Pasal 16

(1) Apabila PPS tidak melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana


dimaksud Pasal 15, maka BPD dan/atau panitia pemilihan tingkat
kecamatan melakukan fasilitasi penyelesaian tahapan pemilihan kepala
desa.
(2) Dalam hal fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah dilakukan
dan PPS tidak melaksanakan tugas dan wewenang, maka BPD dan/atau
Panitia Pemilihan tingkat kecamatan dapat mengambil alih tugas dan
wewenang PPS sesuai tahapan pemilihan kepala desa.
(3) Dalam mengambil alih tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), BPD dan/atau panitia pemilihan tingkat kecamatan
berkoordinasi dengan panitia pemilihan tingkat kabupaten.
(4) Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang PPS yang diambil oleh BPD
dan/atau panitia pemilihan tingkat kecamatan ditetapkan oleh panitia
pemilihan tingkat kabupaten.

Pasal 17

(1) Dalam menjalankan tugas PPS dibantu oleh Sekretariat PPS.


(2) Sekretariat PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh 1
(satu) orang sekretaris diambil dari unsur perangkat desa yang
membidangi pemerintahan dan dibantu oleh 1 (satu) orang staf sekretariat
yang diambil dari unsur kepala kewilayahan (kepala dusun) yang
ditetapkan dengan keputusan kepala desa atau penjabat kepala desa.
(3) Syarat untuk menjadi Sekretariat PPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), sebagai berikut :
a. perangkat desa setempat;
b. tidak pernah dijatuhi sanksi disiplin;
c. independen dan tidak berpihak; dan
d. sehat jasmani dan rohani.

Pasal 18

(1) Sekretariat PPS mempunyai tugas sebagai berikut :


a. menyiapkan administrasi kegiatan PPS;
b. membantu pelaksanaan kegiatan pendaftaran pemilih;
c. membantu PPS menyiapkan kelengkapan persiapan, pelaksanaan dan
hasil pemungutan suara;
d. menatausahakan pengelolaan keuangan pemilihan kepala desa;
e. mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan pemilihan kepala
desa; dan
f. melaporkan pengelolaan keuangan pemilihan kepala desa kepada
kepala desa, dan bupati melalui camat.
(2) Tugas Sekretariat PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
huruf e dan huruf f dilaksanakan apabila anggaran pemilihan kepala desa
berada pada pos anggaran desa yang bersumber dari APBDes.
Pasal 19

(1) KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b dibentuk dan


ditetapkan dengan keputusan PPS.
(2) KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 7 (tujuh) orang
dengan susunan sebagai berikut :
a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota;
b. 1 (satu) orang wakil ketua merangkap anggota;
c. 3 (tiga) orang anggota; dan
d. 2 (dua) petugas ketertiban.

Pasal 20

(1) Dalam KPPS terdapat petugas ketertiban guna menjaga ketentraman dan
ketertiban dilokasi TPS.
(2) Petugas ketertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berjumlah 2
(dua) orang untuk setiap TPS.
(3) Petugas ketertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berasal dari
Perlindungan Masyarakat Desa atau Linmas Desa.

Pasal 21

(1) Persyaratan untuk menjadi KPPS adalah sebagai berikut :


a. warga negara Indonesia;
b. berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun;
c. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil dan/atau
berpengalaman sebagai PPS/KPPS pada pemilu maupun pilkades;
e. berpendidikan minimal SMA/sederajat;
f. sehat jasmani dan rohani;
g. tidak menjabat sebagai perangkat desa, anggota BPD, staf perangkat
desa dan staf administrasi BPD.
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. foto copy Kartu Tanda Penduduk;
b. surat pernyataan setia dan taat kepada Pancasila sebagai Dasar
Negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah yang dibuat oleh yang bersangkutan diatas kertas
bermaterai cukup;
c. fotocopy ijazah terakhir yang telah dilegalisir;
d. surat keterangan berbadan sehat dari Puskesmas;
a. surat pernyataan tidak menjabat sebagai perangkat desa dan anggota
BPD.
Pasal 22

(1) KPPS mempunyai tugas pokok :


a. mengumumkan dan menempelkan DPT di TPS;
b. menyampaikan undangan;
c. melaksanakan pemungutan dan perhitungan suara di TPS;
d. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh saksi dan masyarakat pada hari pemungutan suara;
e. menjaga keamanan keutuhan kotak suara pada saat pemungutan
suara dan pada saat penghitungan suara serta selanjutnya kotak
suara disegel;
f. membuat berita acara pemungutan dan penghitungan suara;
g. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS;
h. menyerahkan kotak suara yang berisi surat suara kepada PPS;
i. menyiapkan peralatan, perlengkapan dan tempat pemungutan suara.
(2) Tugas Ketua KPPS, meliputi :
a. memimpin kegiatan KPPS;
b. memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara dan
penghitungan suara;
c. membuka kegiatan pemungutan suara tepat waktu;
d. menandatangani berita acara pemilihan;
e. menutup kegiatan pemungutan suara tepat waktu;
f. memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acara dan hasil
perhitungan suara kepada saksi calon kepala desa;
g. menyerahkan hasil pelaksanaan pemungutan suara; dan
h. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita
acara dan hasil perhitungan suara kepada PPS.
(3) Tugas Wakil Ketua KPPS, meliputi :
a. membantu Ketua KPPS dalam melaksanakan tugas;
b. mewakili Ketua KPPS dalam memimpin kegiatan KPPS;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
dan
d. memberikan pendapat dan saran kepada Ketua KPPS.
(4) Tugas Anggota KPPS, meliputi :
a. membantu Ketua KPPS dalam melaksanakan tugas;
b. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. memberikan pendapat dan saran kepada Ketua KPPS.

Pasal 23

(1) PPS dan KPPS sebelum melaksanakan tugas terlebih dahulu dilantik
dengan mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh petugas yang
melantik.
(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagi PPS adalah BPD dan
bagi KPPS adalah PPS.
(3) PPS melantik Ketua KPPS paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari
pemungutan suara.
(4) Ketua KPPS melantik anggota KPPS paling lambat 1 (satu) jam sebelum
pemungutan suara dilaksanakan.
(5) Susunan sumpah/janji panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut :
“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji :
Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota
PPS/KPPS kepala desa dengan sebaik-baiknya;
Bahwa saya akan menyelenggarakan pemilihan kepala desa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban tidak akan tunduk
pada tekanan dan pengaruh apapun dari pihak manapun yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
Bahwa saya dalam menjalan tugas dan kewenangan, akan bekerja dengan
sungguh-sungguh, jujur, adil dan cermat demi suksesnya pemilihan
kepala desa, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta mengutamakan
kepentingan Negara Republik Republik Indonesia dari pada kepentingan
pribadi atau golongan”.

Pasal 24

Honorarium Panitia dan Pengawas Pemilihan Kepala Desa terdiri atas :


a. honorarium Panitia dan Pengawas Tingkat Kabupaten;
b. honorarium Panitia dan Pengawas Tingkat Kecamatan
c. honorarium PPS; dan
d. honoraium KPPS.

Pasal 25

(1) Honorarium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a, huruf b,


huruf c dan huruf d dapat dianggarkan melalui APBD dan APBDes dan
besaran honorarium disesuaikan dengan ketersediaan dana.

Paragraf 2
Pembentukan Pengawas Pemilihan

Pasal 26

Pengawas pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, terdiri


atas :
a. pengawas pemilihan tingkat kabupaten; dan
b. pengawas pemilihan tingkat kecamatan;

Pasal 27

(1) Pengawas pemilihan tingkat kabupaten sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 26 huruf a dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Susunan pengawas pemilihan tingkat kabupaten sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terdiri dari :
a. Pimpinan DPRD sebagai Ketua;
b. Kejaksaan Negeri Merangin sebagai Wakil Ketua;
c. Unsur Inspektorat Kabupaten Merangin sebagai Sekretaris
d. unsur Polisi Pamong Praja sebagai anggota;
e. unsur Kepolisian sebagai anggota;
f. unsur Kodim 0420 sebagai anggota;
(3) Tugas Pengawas Pemilihan Tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) meliputi :
a. mengawasi penyelenggaraan pemilihan kepala desa;
b. menerima laporan pelanggaran tahapan pemilihan kepala desa dari
kecamatan;
c. menerima laporan pelanggaran yang tidak dapat diselesaikan oleh Tim
Pengawas dan Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan untuk diteruskan
ke Panitia Kabupaten.

Pasal 28

(1) Pengawas Pemilihan Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 26 huruf b dibentuk dan ditetapkan oleh Camat.
(2) pengawas Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Kepala Kepolisian Sektor;
b. Komandan Rayon Militer; dan
c. Kepala Seksi Pemerintahan dan Trantibum Kecamatan.
(3) Pengawas Pemilihan Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud ayat (2)
mempunyai tugas :
a. mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala desa;
b. menerima laporan pelanggaran tahapan pemilihan kepala desa;
c. meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan oleh
Panitia Tingkat desa ke Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan.
(4) Pengawas pemilihan tingkat kecamatan berkewajiban :
a. memperlakukan calon kepala desa secara adil dan setara;
b. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan secara aktif;
c. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada panitia pemilihan
tingkat kecamatan.

Pasal 29

Pengawas pemilihan tingkat kecamatan dibentuk oleh Camat.

Pasal 30

(1) Pelanggaran pada setiap tahapan pemilihan dilaporkan kepada pengawas


tingkat kecamatan oleh masyarakat atau calon kepala desa.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis
yang berisi :
a. nama dan alamat pelapor;
b. waktu dan tempat kejadian perkara;
c. nama dan alamat pelanggaran;
d. nama dan alamat saksi-saksi; dan
e. uraian kejadian.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada
pengawas selambat-lambatnya 1 (satu) hari sejak terjadinya pelanggaran.

Pasal 31

(1) Pengawas mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima.


(2) Pengawas memutuskan untuk menindaklanjuti atau tidak
menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-
lambatnya 1 (satu) hari setelah laporan diterima.
(3) Dalam hal panitia pengawas memerlukan keterangan tambahan dari
pelapor untuk melengkapi laporan putusan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan paling lambat 1 (satu) hari setelah laporan diterima.
(4) Dalam hal pelaporan yang bersifat sengketa tidak mengandung unsur
tindak pidana disampaikan oleh pengawas kepada panitia tingkat
kecamatan.

Pasal 32

(1) Apabila panitia pemilihan tingkat kecamatan tidak dapat menyelesaikan


sengketa sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 ayat (4) maka pengawas
tingkat kecamatan menyampaikan laporan hasil sengketa kepada
pengawas atau panitia tingkat kabupaten.
(2) Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh tim pengawas kabupaten atau
panitia pemilihan kepala desa tingkat kabupaten sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus diputuskan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
dilimpahkan panitia pengawas.
(3) Keputusan tim pengawas kabupaten atau panitia pemilihan kepala desa
tingkat kabupaten sebagaimana dimaksud ayat (2) bersifat final dan
mengikat.

Paragraf 3
Pendaftaran Pemilih dan Penetapan Pemilih

Pasal 33

(1) Pendaftaran pemilih berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK).


(2) DP4 terakhir yang berasal dari instansi terkait dapat dipergunakan
sebagai bahan penyusunan data pemilih.
(3) DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diserahkan oleh pemerintah
desa kepada PPS.
(4) Pendaftaran pemilih dilakukan oleh PPS dengan melibatkan ketua RT dan
Kepala Dusun dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.
(5) Apabila ditemukan lebih dari 1 (satu) bukti yang sah mengenai usia
pemilih pada saat pendaftaran pemilih dilaksanakan, maka yang dijadikan
dasar penentuan usia pemilih adalah bukti yang sah menurut waktu yang
ditetapkan paling lama.
Pasal 34

Yang berhak memilih pada pemilihan kepala desa adalah :


a. warga Negara Republik Indonesia;
b. penduduk desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan kepala desa
sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah menikah;
c. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya;
d. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
e. terdaftar sebagai penduduk Desa yang bersangkutan secara sah dan telah
bertempat tinggal sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak
terputus-putus pada saat pendaftaran pemilihan yang dibuktikan dengan
KTP/KK; dan
f. bukan anggota TNI/POLRI.

Pasal 35

(1) Penduduk desa yang memenuhi syarat sebagai pemilih didaftarkan oleh
PPS dalam DPS.
(2) Pendaftaran pemilih dilakukan oleh PPS dengan melibatkan Ketua RT
dan/atau Kepala Dusun guna menghindari terdaftarnya pemilih dibawah
umur atau pemilih diluar status penduduk desa.
(3) Daftar pemilih disusun berdasarkan wilayah tempat pemungutan suara.

Pasal 36

(1) PPS melakukan pemuktahiran dan validasi DP4 sesuai data faktual
penduduk di desa.
(2) Pemuktahiran dan validasi DP4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan terhadap pemilih yang :
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal
pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah menikah
yang dibuktikan dengan akta nikah/akta cerai;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah domisili ke desa lain;
e. bukan anggota TNI/POLRI; dan
f. belum terdaftar.
(3) Pengecekan kembali data pendaftaran pemilih dimaksud pada ayat (2)
dilakukan PPS.
(4) Warga desa wajib berperan aktif dalam pengecekan kembali atau
pendataran pemilih.
(5) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPS
menyusun dan menetapkan DPS.
(6) Bagi penduduk yang telah berdomisili lebih dari 6 (enam) bulan sebelum
ditetapkannya DPS dan memiliki status kependudukan berdomisili ganda
harus melakukan perubahan data kependudukan terlebih dahulu dari
daerah asal.
(7) Bagi penduduk yang telah berdomisili lebih dari 6 (enam) bulan sebelum
ditetapkannya DPS dan tidak memiliki dokumen kependudukan, maka
dapat ditetapkan sebagai pemilih dengan ketentuan telah melakukan
perekaman data kependudukan pada instansi terkait.
(8) Bagi penduduk desa setempat yang sedang berdomisili diluar wilayah
pemilihan dikarenakan sekolah/kuliah/bekerja/bepergian sementara
waktu dengan alasan tertentu dan belum melakukan perubahan data
kependudukan dapat didaftarkan menjadi pemilih dalam DPS.

Pasal 37

(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (5), diumumkan oleh
PPS pada tempat yang mudah dijangkau masyarakat.
(2) DPS yang akan diumumkan harus ditandatangani oleh PPS.
(3) Jangka waktu pengumuman DPS selama 3 (tiga) hari.

Pasal 38

(1) Dalam jangka waktu pengumuman DPS sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 37 ayat (3), pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul
perbaikan mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya
berdasarkan dokumen kependudukan yang dimiliki.
(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih atau
anggota keluarga dapat memberikan informasi yang meliputi :
a. pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. pemilih sudah tidak berdomisili di desa tersebut;
c. pemilih yang sudah nikah di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun; atau
d. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat
sebagai pemilih.
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diterima, panitia pemilihan segera mengadakan perbaikan DPS.

Pasal 39

(1) Pemilih yang belum terdaftar dalam DPS, secara aktif melaporkan kepada
PPS melalui Ketua RT dan/atau Kepala Dusun.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai pemilih
tambahan.
(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari sejak berakhir pengumuman
DPS.
(4) Daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dalam DPTam.

Pasal 40

(1) DPTam diumumkan oleh PPS pada tempat-tempat yang mudah dijangkau
oleh masyarakat.
(2) DPTam diumumkan harus diparaf oleh PPS.
(3) Jangka waktu pengumuman DPTambahan dilaksanakan selama 3 (tiga)
hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan DPTam.

Pasal 41

(1) PPS menetapkan DPS dan DPTam menjadi DPT.


(2) Penetapan DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 3 (tiga)
hari terhitung sejak berakhirnya pengumuman DPTam.
(3) Penetapan DPT dilakukan dalam rapat pleno PPS, dengan mengundang
para calon kepala Desa, BPD, Panitia dan Pengawas Kecamatan.
(4) Hasil rapat pleno penetapan DPT dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh PPS, Calon Kepala Desa yang hadir dan diketahui
oleh BPD.
(5) DPT yang telah ditetapkan dalam rapat pleno sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan PPS dan diumumkan.
(6) Jika PPS tidak melaksanakan rapat pleno penetapan DPT sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), maka dalam jangka waktu 1 (satu) kali 24 (dua
puluh empat) jam setelah berakhirnya jangka waktu penyusunan DPT,
Panitia Pemilihan Tingkat Kecamatan mengambil alih penetapan DPT
untuk disahkan dan diumumkan.
(7) Dalam hal terdapat calon Kepala Desa yang tidak menyetujui dan tidak
memaraf/menandatangani DPT, maka DPT dianggap sah.

Pasal 42

(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (5), diumumkan


ditempat yang strategis di desa untuk diketahui oleh masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan
DPT.
(3) DPT yang telah disahkan dan ditetapkan tidak dapat diubah.
(4) Dalam hal ada pemilih yang meninggal dunia, PPS membubuhkan catatan
dalam DPT pada kolom keterangan “meninggal dunia”.

Bagian Ketiga
Pencalonan

Paragraf 1
Umum

Pasal 43

(1) Pencalonan kepala desa melalui proses penjaringan dan penyaringan.


(2) Penjaringan bakal calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pengumuman dan pendaftaran bakal calon; dan
b. Pemenuhan persyaratan bakal calon.
(3) Proses penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. Penelitian dan verifikasi faktual berkas kelengkapan persyaratan
administrasi bakal calon;
b. Seleksi tambahan bakal calon; dan
c. Penetapan bakal calon menjadi calon.

Paragraf 2
Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa

Pasal 44

(1) PPS mengumumkan jadwal penjaringan bakal calon kepala desa dalam
jangka waktu 9 (sembilan) hari.
(2) Penduduk yang akan mencalonkan diri/dicalonkan sebagai bakal calon
kepala desa, mendaftarkan diri kepada PPS dilengkapi dengan
kelengkapan persyaratan bakal calon kepala desa.

Pasal 45

(1) Syarat-syarat calon kepala desa adalah :


a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Melaksanakan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Pertama atau
sederajat yang diakui oleh pemerintah;
e. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun;
f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. Tidak pernah di jatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan penjara paling singkat
5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah di pidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
i. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari
pejabat yang berwenang;
k. Tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan baik di dalam wilayah Kabupaten Merangin maupun di daerah
lain dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
l. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK);
m. Tidak pernah dihukum secara adat oleh masyarakat dalam wilayah
Kabupaten Merangin selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari lembaga adat desa diketahui
lembaga adat kecamatan dan lembaga adat Kabupaten;
n. Tidak pernah terlibat sebagai pengguna/pengedar narkoba;
o. Apabila terpilih menjadi kepala desa sanggup bertempat tinggal di
wilayah desa setempat selama menjabat sebagai kepala desa;
p. Jika terpilih menjadi kepala desa sanggup tidak akan mengundurkan
diri dari jabatan kepala desa;
q. Tidak akan melakukan politik uang;
r. Siap menerima kekalahan dan kemenangan dan mengakui proses
pemilihan kepala desa dengan sadar dan penuh tanggungjawab;
s. Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencalonkan diri sebagai Kepala
Desa harus memiliki surat keterangan persetujuan dari Pembina
Kepegawaian Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan
yang berlaku;
t. Bagi anggota TNI/Polri yang akan mencalonkan diri sebagai kepala
desa berlaku ketentuan yang ada dilingkup TNI/Polri;
u. Sanggup dan bersedia memahami terhadap nilai-nilai ketentuan
hukum adat yang menjadi kearifan lokal desa setempat;
v. Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali harus mengajukan
izin cuti kepada Bupati sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon
kepala desa;
w. Perangkat Desa yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepala
desa harus mengajukan cuti kepada camat sebelum mendaftarkan diri
sebagai bakal calon kepala desa;
x. Anggota BPD yang akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepala
desa harus mendapatkan izin dari camat atas nama Bupati sebelum
mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa;
y. Calon Kepala Desa yang beragama Islam harus dapat mengaji yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari kantor Kementerian Agama
Kecamatan/KUA.
(2) Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Surat pernyataan sebagai warga Negara Republik Indonesia;
b. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. Photo copy ijazah/STTP yang dimiliki dan dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang;
e. Photo copy surat keterangan akta kelahiran atau bukti lainnya yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
f. Photo copy KTP dan KK yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
g. Surat pernyataan bersedia menjadi calon Kepala Desa;
h. Surat keterangan tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. Surat pernyataan fakta integritas;
j. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak pernah dijatuhi pidana
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih,
kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
k. Surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
l. Surat keterangan berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat
keterangan sehat dari pejabat yang berwenang;
m. Surat keterangan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga)
kali masa jabatan baik di dalam wilayah Kabupaten Merangin maupun
di daerah lain dalam Negara Republik Indonesia;
n. Surat keterangan berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK);
o. Surat keterangan tidak pernah dihukum secara adat sekurang-
kuranya beras 20 (dua puluh) gantang, kambing 1 (satu) ekor dalam
wilayah Kabupaten Merangin selama kurun waktu 5 (lima) tahun
terakhir yang dibuktikan dengan surat keterangan dari lembaga adat
desa atau kecamatan dan diketahui oleh lembaga adat Kabupaten;
p. Surat keterangan tidak pernah terlibat sebagai pengguna/pengedar
Narkoba;
q. Surat pernyataan tidak menjadi pengurus dan anggota partai politik
jika terpilih menjadi kepala desa;
r. Surat pernyataan apabila terpilih menjadi kepala desa sanggup
bertempat tinggal diwilayah desa setempat selama menjabat sebagai
kepala desa;
s. Surat pernyataan jika terpilih menjadi kepala desa sanggup tidak akan
mengundurkan diri dari jabatan kepala desa;
t. Surat pernyataan tidak akan melakukan politik uang dan siap
menerima kekalahan dan kemenangan serta mengakui proses
pemilihan kepala desa dengan sadar dan penuh tanggung jawab;
u. Surat keterangan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian
daerah bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ketentuan yang ada
dilingkup TNI/Polri bagi anggota TNI/Polri yang mencalonkan diri
sebagai calon Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku;
v. Surat keterangan sanggup dan bersedia memahami terhadap nilai-
nilai ketentuan hukum adat yang menjadi kearifan lokal desa
setempat;
w. Surat keterangan cuti bagi kepala desa yang akan mencalonkan diri
kembali sebagai calon kepala desa dari Bupati;
x. Surat keterangan cuti bagi perangkat desa yang akan mencalonkan
diri dari camat sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala
desa;
y. Surat keterangan izin bagi anggota BPD yang ingin mencalonkan diri
dari camat sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa
dan surat pernyataan pengunduran diri sebagai anggota BPD apabila
sudah ditetapkan sebagai calon kepala desa wajib mengundurkan diri
dari anggota BPD sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang
berlaku.
z. Surat keterangan dapat mengaji dari kantor Kementerian Agama
Kecamatan/KUA bagi Calon kepala desa yang beragama Islam;
aa. Pas photo terbaru ukuran 4 x 6;
bb. Naskah visi dan misi calon kepala desa;
cc. Daftar riwayat hidup;
dd. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak.
(3) Berkas permohonan pendaftaran dan kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diserahkan kepada PPS yang dibuat
rangkap 4 (empat) dan dimasukkan masing-masing ke dalam map
snelhecter plastik.
(4) Format kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdapat pada
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.

Pasal 46

(1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai kepala desa, selain
harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45,
juga harus mendapat izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
(2) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala desa,
yang bersangkutan dibebaskan untuk sementara waktu dari jabatannya
selama menjadi kepala desa, tanpa kehilangan hak dan statusnya sebagai
Pegawai Negeri Sipil, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Bagi anggota TNI dan POLRI yang mencalonkan diri sebagai kepala desa,
selain harus memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
45, juga harus mendapat izin tertulis dari atasan dan/atau pejabat yang
berwenang, serta tetap mematuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang tentang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang tentang
Kepolisian Republik Indonesia.

Pasal 47

(1) Bagi calon kepala desa yang pernah menjabat sebagai kepala desa sampai
dengan berakhir masa jabatan, disamping harus memenuhi syarat-syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, juga harus memenuhi syarat
telah menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepala desa yang
dibuktikan dengan surat keterangan telah menyampaikan laporan akhir
masa jabatan yang dikeluarkan oleh camat.
(2) Bagi calon kepala desa yang sedang menjabat dapat mencalonkan diri
sebagai calon kepala desa dengan mengajukan cuti kepada Bupati melalui
Camat terhitung sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya
pelaksanaan penetapan calon terpilih.
(3) Surat cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Camat
atas nama Bupati setelah surat permohonan cuti dari kepala desa
disetujui oleh Bupati.
(4) Dalam hal kepala desa melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), camat menunjuk sekretaris desa atau perangkat desa lainnya
sebagai pelaksana tugas kepala desa.
(5) Bagi penjabat kepala desa yang akan mencalonkan diri sebagai kepala
desa wajib mengundurkan diri sebagai penjabat kepala desa pada saat
mendaftar sebagai bakal calon kepala desa yang dibuktikan dengan surat
pernyataan pengunduran diri diatas kertas bermaterai.
(6) Dalam hal penjabat kepala desa mengundurkan diri sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Camat menunjuk sekretaris desa atau perangkat
desa lainnya sebagai pelaksana harian kepala desa sampai dengan
dilantiknya penjabat kepala desa.

Pasal 48

(1) Bagi perangkat desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa
mengajukan permohonan cuti kepada camat yang permohonan cutinya
diketahui oleh kepala desa/penjabat kepala desa terhitung sejak yang
bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon kepala desa sampai dengan
selesainya penetapan calon terpilih.
(2) Tugas perangkat desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirangkap oleh perangkat desa
yang ditetapkan dengan keputusan kepala desa.
(3) Surat keterangan izin bagi anggota BPD yang ingin mencalonkan diri dari
camat sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa, dan
apabila sudah ditetapkan sebagai calon kepala desa wajib mengundurkan
diri dari anggota BPD sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang
berlaku.
(4) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat tetap dan
tidak dapat ditarik kembali dengan dibuktikan dengan surat pernyataan
tertulis diatas kertas bermaterai cukup.
(5) Bagi calon kepala desa yang berasal dari tenaga honorer/PTT dan
karyawan perusahaan, disamping harus memenuhi syarat-syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, juga harus mengundurkan diri
setelah ditetapkan sebagai calon terpilih yang dibuktikan dengan surat
pernyataan pengunduran diri dan melampirkan surat keputusan
pemberhentian dari pimpinan instansi tempat bekerja/perusahaan.

Pasal 49

(1) Selama masa pendaftaran, PPS hanya menerima berkas kelengkapan


persyaratan bakal calon kepala desa dalam keadaan lengkap dan
dibuktikan dengan tanda terima berkas.
(2) Setelah habis masa waktu pendaftaran yang ditetapkan, PPS membuat
berita acara penutupan pendaftaran dengan mencantumkan jumlah
berkas bakal calon kepala desa.
Paragraf 3
Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa

Pasal 50

(1) Proses penyaringan bakal calon kepala desa meliputi kegiatan penelitian
dan verifikasi faktual berkas kelengkapan persyaratan bakal calon kepala
desa.
(2) Proses penyaringan bakal calon kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan paling lama 20 (dua puluh) hari.
(3) Penelitian berkas persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah proses penelitian dan klarifikasi terhadap berkas kelengkapan
persyaratan administrasi bakal calon kepala desa.
(4) Verifikasi faktual berkas kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah proses mencocokkan dan meneliti secara langsung
berkas kelengkapan persyaratan bakal calon kepala desa dengan kondisi
sebenarnya.
(5) Apabila hasil verifikasi faktual terhadap berkas kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terbukti tidak memenuhi syarat,
maka PPS berhak menggugurkan keikutsertaannya sebagai bakal calon
kepala desa.
(6) Hasil proses penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diumumkan oleh PPS.

Pasal 51

(1) Bakal calon kepala desa yang berkas kelengkapan persyaratannya


dinyatakan memenuhi syarat setelah dilakukan penelitian dan verifikasi
faktual, ditetapkan menjadi calon kepala desa.
(2) Calon kepala desa yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.
(3) Dalam hal bakal calon kepala desa yang memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kurang dari 2 (dua) orang, PPS memperpanjang
waktu pendaftaran selama 20 (dua) hari.
(4) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
jumlah bakal calon tetap kurang dari 2 (dua) orang, bupati menunda
pelaksanaan pemilihan kepala desa sampai dengan waktu yang
ditetapkan kemudian, selanjutnya bupati mengangkat penjabat kepala
desa dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkup Pemerintah Kabupaten
Merangin sampai terpilihnya kepala desa defenitif.
(5) Dalam hal bakal calon kepala desa yang memenuhi syarat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) lebih dari 5 (lima) orang, maka PPS melakukan
seleksi tambahan.

Pasal 52

(1) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (5)


dilakukan dengan menggunakan kriteria tingkat pendidikan, usia dan
pengalaman bekerja dilembaga pemerintahan.
(2) Tata cara penggunaan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
sebagai berikut :
a. bakal calon kepala desa yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi
ditetapkan menjadi calon kepala desa;
b. bakal calon kepala desa yang memiliki usia dari 31 tahun sampai
dengan 60 tahun, ditetapkan menjadi calon kepala desa;
c. bakal calon kepala desa yang memiliki pengalaman bekerja di
pemerintahan lebih lama, ditetapkan menjadi calon kepala desa;
(3) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud ayat (1), maka Panitia
Pemilihan melakukan seleksi tambahan berupa Pengalaman Kerja
dibidang Pemerintahan, Tingkat Pendidikan dan usia dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Bobot penilaian pengalaman bekerja dilembaga pemerintahan yaitu :
a. Pengalaman bekerja 1 s/d 5 tahun :2
b. Pengalaman bekerja 6 s/d 10 tahun :4
c. Pengalaman bekerja 11 s/d 15 tahun : 6
d. Pengalaman bekerja 16 s/d 20 tahun : 8
e. Pengalaman bekerja 21 s/d 25 tahun : 10
2. Bobot penilaian tingkat pendidikan, yaitu :
a. Jenjang pendidikan SMP/Sederajat :4
b. Jenjang pendidikan SMA/Sederajat :8
c. Jenjang pendidikan Diploma : 12
d. Jenjang pendidikan Strata S1 : 16
e. Jenjang pendidikan Pasca Sarjana : 20
3. Bobot penilaian usia, yaitu :
a. Usia dari 25 tahun – 30 tahun :8
b. Usia dari 31 tahun – 60 tahun : 10
c. Usia dari 60 tahun keatas :5
(4) Bobot penilaian pengalaman kerja dibuktikan dengan surat pengalaman
kerja, bobot penilaian tingkat pendidikan dibuktikan dengan ijazah dan
telah dilegalisir oleh instansi yang berwenang, dan bobot penilaian usia
dibuktikan dengan KTP/KK.

Pasal 53

(1) Penetapan calon kepala desa dilakukan dalam rapat pleno PPS yang
dituangkan dalam berita acara dan ditetapkan dengan keputusan PPS.
(2) Penetapan calon kepala desa oleh PPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disusun berdasarkan abjad dan disampaikan kepada BPD.
(3) Penetapan calon kepala desa oleh PPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) bersifat final dan mengikat.
(4) Calon kepala desa yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diumumkan kepada masyarakat ditempat umum sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat paling lambat (tujuh) hari
sejak ditetapkan.
(5) Bakal calon yang telah ditetapkan menjadi calon kepala desa tidak
dibenarkan mengundurkan diri.
Pasal 54

(1) PPS mengadakan rapat dengan mengundang para calon kepala desa
untuk menentukan nomor urut masing-masing calon kepala desa dengan
terlebih dahulu menyampaikan tata tertib pengundian.
(2) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh seluruh calon
kepala desa.
(3) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita
acara yang ditanda tangani oleh PPS dan calon kepala desa.
(4) calon kepala desa yang telah ditentukan berdasarkan nomor urut
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan keputusan PPS.
(5) Hasil penetapan nomor urut calon kepala desa bersifat final dan mengikat
dan diumumkan kepada masyarat.
(6) Hasil penetapan nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
menjadi dasar pencetakan surat suara.

Pasal 55

(1) Pelaksanaan kampanye calon kepala desa difasilitasi oleh PPS.


(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan menetapkan tata
tertib pelaksanaan kampanye.
(3) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya
meliputi :
a. jadwal kampanye;
b. tempat/lokasi kampanye; dan
c. pemasangan alat peraga kampanye.
(4) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan
kondisi pandemi Covid-19 saat ini dan sosial budaya masyarakat
setempat dan peraturan perundang-undangan.
(5) PPS mengundang seluruh para calon kepala desa guna menyampaikan
tata tertib kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dituangkan dalam berita acara.

Pasal 56

Kampanye dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan pada masa


pendemi Covid-19 melalui :
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka dan dialog;
c. media cetak, media elektronik dan media sosial;
d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
e. pemasangan alat peraga ditempat umum;
f. rapat umum; dan
g. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

(1) Dalam pelaksanaan kampanye, calon kepala desa dapat menyampaikan


visi dan misi secara lisan maupun tertulis kepada masyarakat.
(2) Kampanye pertemuan/rapat/tatap muka sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 dilakukan langsung oleh calon kepala desa dengan
mempertimbangkan pada masa pandemi Covid-19.
(3) Penyampaian materi kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib,
dan bersifat mendidik.
(4) Pemasangan alat peraga kampanye pada tempat yang menjadi milik pihak
lain harus seizin pemilik tempat tersebut.

Pasal 58
Dalam kampanye dilarang :
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. melibatkan/mengikutsertakan secara aktif kepala desa dan atau penjabat
kepala desa, perangkat desa, dan Badan Permusyawaratan Desa, staf
perangkat desa, staf administrasi BPD dan penggiat desa lainnya;
c. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye calon lain;
d. menggunakan fasilitas pemerintah/pemerintah desa, tempat ibadah, dan
tempat pendidikan kecuali sarana olah raga dan lapangan;
e. menjanjikan dan/atau memberi uang atau materi lainnya untuk
mempengaruhi pemilih;
f. menjanjikan jabatan di pemerintahan desa dan/atau ancaman
pemberhentian terhadap perangkat desa atau penggiat desa lainnya;
g. menghina seseorang, agama, suku, ras, dan golongan;
h. menghasut atau mengadu domba seseorang dan/atau kelompok
masyarakat;
i. menggunakan kekerasan, ancaman atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang dan/atau kelompok masyarakat;
j. mengadakan pawai dan arak-arakan kendaraan yang mengganggu
keamanan, ketentraman dan ketertiban umum; dan
k. melakukan huru hara yang dapat mengganggu pelaksanaan pemilihan
kepala desa.

Pasal 59

(1) PPS dapat memberikan sanksi pelanggaran kampanye kepada calon


kepala desa, berdasarkan :
a. hasil pengamatan PPS selama para calon kepala desa melaksanakan
kampanye disertai bukti pelanggaran; dan
b. hasil informasi dan/atau pengaduan yang disertai bukti pelanggaran.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. apabila pelaksanaan kampanye melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e
dan huruf f diberi peringatan tertulis;
b. apabila pelaksanaan kampanye melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf g, huruf h, huruf i dan huruf j
dilakukan penghentian kegiatan kampanye; dan
c. apabila pelaksanaan kampanye melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58 huruf k, maka calon kepala desa dibatalkan
dari keikutsertaannya sebagai calon kepala desa.
Pasal 60

(1) Masa tenang ditetapkan selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.
(2) Dalam masa tenang dilarang melakukan kampanye.
(3) Dalam masa tenang, seluruh atribut calon kepala desa yang terpasang
harus diturunkan oleh calon kepala desa bersangkutan kecuali atribut
yang berada dirumah/posko induk calon kepala desa.
(4) Dalam hal calon kepala desa tidak menurunkan atribut sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), PPS berwenang untuk menurunkan/mencabut
secara paksa atribut dimaksud.
(5) Pelanggaran larangan dalam masa tenang dapat menjadi pertimbangan
PPS untuk membatalkan calon kepala desa.

Pasal 61

Dalam hal pelaksanaan pemilihan kepala desa yang demokratis, jujur, adil,
tertib, aman dan lancar, pemerintah daerah dapat memfasilitasi pelaksanaan
deklarasi damai pemilihan kepala desa.

Bagian Keempat
Pemungutan Suara dan Perhitungan Suara

Pasal 62

(1) Pelaksanaan pemungutan suara bersifat demokratis, langsung, umum,


bebas, rahasia, jujur dan adil.
(2) Hari dan tanggal pemungutan suara ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(3) PPS mengumumkan hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum
pemungutan suara dilaksanakan.

Pasal 63

(1) Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara


dilaksanakan, KPPS harus menyiapkan tempat pemungutan dan
perhitungan suara yang terdiri dari :
a. ruang panitia;
b. ruang pemungutan dan perhitungan suara;
c. tempat duduk para calon atau saksi calon disertai tanda gambar
masing-masing calon;
d. ruang tunggu para pemilih;
e. bilik suara;
f. alat dan alas coblos atau seperangkat peralatan pemungutan suara;
g. kotak suara;
h. surat suara dalam bentuk kertas suara atau dalam bentuk foto calon;
i. kertas dan alat penghitung suara;
j. meja dan alat kelengkapan pemberian suara; dan
k. perlengkapan lain yang dipandang perlu.
(2) Bilik suara dan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dan huruf g dibuat oleh panitia sesuai kebutuhan.
(3) KPPS memberikan undangan secara tertulis kepada pemilih yang terdaftar
dalam DPT untuk menggunakan hak pilihnya pada saat pemungutan
suara.
(4) Surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus sudah
diterima pemilih atau anggota keluarga pemilih paling lambat 3 (tiga) hari
sebelum pelaksanaan pemungutan suara yang dibuktikan dengan tanda
terima.
(5) Apabila 1 (satu) hari kerja sebelum pemilihan dilaksanakan masyarakat
yang telah terdaftar sebagai pemilih belum mendapat undangan maka
yang bersangkutan dapat melapor kepada panitia pemilihan.
(6) Pelaksanaan pemungutan suara dilaksanakan pada satu tempat
pemungutan suara.
(7) Apabila tidak memungkinkan dilaksanakan disatu tempat pemungutan
suara dengan alasan yang memungkinkan maka dapat dilaksanakan
dibeberapa TPS dalam keadaan kondisi masa pandemi Covid-19, untuk 1
(satu) TPS paling banyak 500 (lima ratus) mata pilih.

Pasal 64

(1) Pemungutan suara dipimpin oleh Ketua KPPS.


(2) Calon kepala desa dapat hadir di TPS dan/atau dapat menunjuk saksi
pada setiap TPS dengan menyampaikan surat mandat/kuasa bermaterai
cukup kepada KPPS.
(3) Surat mandat/kuasa tersebut sudah diterima KPPS paling lambat 1 (satu)
hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara.
(4) Jika surat mandat/saksi diserahkan pada hari pelaksanaan pemungutan
suara, maka saksi dari calon tidak diperkenankan untuk berada di dalam
lokasi TPS.
(5) Saksi dari calon kepala desa harus mematuhi tata tertib pemungutan dan
perhitungan suara serta bertindak untuk dan atas nama calon kepala
desa.
(6) Jika pada TPS tidak ada saksi dari calon kepala desa, maka calon kepala
desa wajib menerima hasil pemungutan dan penghitungan suara yang
telah ditetapkan oleh KPPS.

Pasal 65

(1) Pelaksanaan pemungutan suara di mulai dari pukul 08.00 WIB dan
berakhir pukul 13.00 WIB.
(2) Sebelum melaksanakan tugas, KPPS harus melakukan :
a. pembukaan kotak suara;
b. mengeluarkan seluruh isi kotak suara;
c. mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan; dan
d. penghitungan setiap jenis dokumen dan peralatan.
(3) Sebelum pemungutan suara dimulai, Ketua KPPS mengatur penempatan
para anggotanya sesuai dengan pembagian tugas sebagai berikut :
a. petugas yang mengatur masuk dan keluarnya para pemilih;
b. petugas yang meneliti, mencocokkan surat undangan pemilih dengan
DPT;
c. petugas yang menerima surat undangan dan menukar dengan surat
suara;
d. petugas yang mengatur pemilih yang akan mengunakan hak
pemilihnya;
e. petugas yang mengatur pemilih yang akan memasukkan surat suara
ke dalam kotak suara;
f. petugas yang memberikan tanda bagi pemilih yang telah
menggunakan hak pilihnya;
g. petugas yang mengatur keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan
pemungutan dan penghitungan suara.
(4) Kegiatan KKPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dihadiri oleh
saksi calon, PPS, BPD, masyarakat dan Panitia Tinggkat Kecamatan serta
ditandatangani oleh KPPS, calon dan/atau para saksi calon.

Pasal 66

(1) Pemilih yang mengunakan hak pilih, harus terdatar dalam DPT.
(2) Setiap pemilih yang datang ke TPS harus membawa surat undangan dan
menujukkan Kartu Tanda Penduduk elektronik atau Kartu Keluarga.
(3) Dalam hal pemilih kehilangan surat undangan dan terdaftar dalam DPT,
pemilih tetap dapat diizinkan untuk menggunakan hak pilihnya dengan
menunjukkan Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau Kartu Keluarga.
(4) Pemilih yang kehilangan surat undangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), harus melapor kepada KPPS.
(5) KPPS memeriksa tanda terima undangan pemilih dan DPT bagi pemilih
yang kehilangan surat undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
(6) Jika dalam tanda terima undangan dan DPT nama pemilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ada, maka KPPS dapat mengizinkan yang
bersangkutan untuk memberikan hak suaranya.

Pasal 67

(1) Panitia pemilihan menyediakan surat suara sebanyak jumlah pemilih


yang terdaftar dalam DPT ditambah cadangan sebanyak 2,5% (dua koma
lima perseratus) dari jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT.
(2) Pencetakan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilaksanakan oleh panitia pemilihan tingkat kabupaten/panitia pemilihan
tingkat kecamatan atau panitia pemilihan tingkat desa setelah penetapan
dan pengundian nomor urut calon kepala desa selesai dilaksanakan.
(3) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sudah selesai
dicetak paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan pemungutan
suara.
Pasal 68

(1) Surat suara adalah surat suara yang dicetak oleh panitia pemilihan
sebagai sarana utama bagi pemilih dalam memberikan suara.
(2) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat foto, nama dan
nomor urut para calon kepala desa.
(3) Bentuk, susunan dan lipatan surat suara sebagaimana pada ayat (2)
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 69

(1) Pemungutan suara secara manual dilakukan dengan mencoblos surat


suara menggunakan alat pencoblos yang disediakan oleh KPPS.
(2) Pada saat memberikan suaranya, pemilih dilarang menambah
tulisan/catatan/tanda lainnya dalam bentuk apapun pada surat suara.
(3) Pencoblosan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam
bilik suara.
(4) Apabila pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat
meminta surat suara pengganti kepada KPPS sebanyak 1 (satu) kali.
(5) Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, pemilih dapat
meminta surat suara pengganti kepada panitia, panitia memberikan surat
suara pengganti hanya satu kali.
(6) Surat suara pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diberikan
dalam hal surat suara belum dimasukkan kedalam kotak suara.

Pasal 70

(1) Pemilih penyandang disabilitas atau yang mempunyai halangan fisik


lainnya pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh KPPS
atas permintaan pemilih sendiri.
(2) Dalam hal pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meminta dibantu
oleh KPPS, maka Ketua KPPS menugaskan anggota KPPS untuk
memberikan bantuan.
(3) Anggota KPPS yang membantu sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
wajib merahasiakan pilihan pemilih dengan tetap memegang teguh prinsip
pelaksanaan pemilihan kepala desa secara demokratis, langsung, umum
bebas, rahasia, jujur dan adil.
(4) Dalam hal pemilihan dilaksanakan secara manual terhadap pemilih
penyandang disabilitas atau halangan fisik lainnya yang tidak dapat hadir
ke TPS, maka KPPS atas persetujuan calon/saksi calon dan didampingi
oleh calon /saksi calon kepala desa mendatangi pemilih untuk
memberikan suara selambat-lambatnya 1 (satu) jam sebelum pemungutan
suara ditutup.

Pasal 71

(1) Ketua KPPS menutup pemungutan suara berdasarkan waktu yang telah
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 pada ayat (1).
(2) Apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan, pemilih yang berada
di dalam lokasi TPS masih ada yang belum memberikan suara maka
penutupan ditunda sampai selesainya pemilih terakhir memberikan hak
suaranya berdasarkan kesepakatan para calon/saksi dan KPPS.
(3) Apabila semua pemilih telah memberikan suara dan batas waktu
penutupan pemungutan suara belum selesai sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) maka pemungutan suara dapat ditutup berdasarkan kesepakatan
para calon dan KPPS.
(4) Pada penutupan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
KPPS menghitung dan mengumumkan :
a. jumlah pemilih sesuai DPT;
b. jumlah pemilih yang hadir dan memberikan suara sesuai dengan
check list kehadiran pemilih;
c. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena
cacat/rusak atau keliru cara memberikan suara; dan
d. jumlah sisa surat suara yang tidak terpakai.

Pasal 72

(1) KPPS melaksanakan penghitungan surat suara yang disaksikan oleh


calon dan/atau saksi setelah pemungutan suara berakhir/ditutup.
(2) Penghitungan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dengan cara :
a. membuka satu per satu surat suara, meneliti dan menunjukan kepada
para saksi, serta mengumumkan sah/tidaknya surat suara;
b. surat suara yang telah dibaca dan dinyatakan keabsahannya dilipat
kembali, ditata secara terpisah menurut perolehan masing-masing
calon kepala desa dan surat suara yang tidak sah juga dikumpulkan
secara terpisah.
(3) Penghitungan surat suara oleh KPPS hanya dilakukan 1 (satu) kali/tidak
ada penghitungan ulang.
(4) Penghitungan surat suara, dilakukan dengan cara yang memudahkan
para calon kepala desa, para saksi calon kepala desa dan penduduk desa
yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.

Pasal 73

Surat suara dinyatakan sah apabila :


a. surat suara ditanda tangani oleh Ketua KPPS dan distempel basah; dan
b. tanda coblos hanya terdapat dalam 1 (satu) kotak segi empat yang memuat
gambar calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat
nomor urut, foto dan nama calon yang telah ditentukan; atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih didalam satu kotak segi empat
yang memuat nomor urut, foto dan nama calon; atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat
nomor urut, foto dan nama calon.
f. tanda coblos terdapat pada salah satu kotak segi empat nomor urut, poto
dan nama calon masih dalam keadaan terlipat (satu coblosan tembus
dalam lipatan dengan posisi sejajar atau simetris).

Pasal 74

(1) Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 72, KPPS membuat berita acara hasil penghitungan suara
yang ditanda tangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangya 4 (empat)
orang anggota KPPS serta dapat ditanda tangani oleh saksi calon.
(2) Apabila berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak ditanda
tangani oleh saksi calon, maka berita tersebut tetap dianggap sah.
(3) KPPS memberikan salinan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada masing-masing saksi calon
yang hadir.
(4) Ketua KPPS menyampaikan Berita Acara Hasil Penghitungan Suara
beserta kotak suara dan kelengkapan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara kepada PPS setelah penghitungan suara selesai.

Pasal 75

(1) Paling lambat 1 (satu) hari setelah menerima Berita Acara Hasil
Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (4) dari
seluruh TPS, PPS melaksanakan pleno penghitungan rekapiltulasi
perolehan suara masing-masing calon kepala desa dan surat suara yang
tidak sah.
(2) Pleno penghitungan rekapiltulasi perolehan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dihadiri oleh Panita Kecamatan, BPD, Ketua KPPS dan
calon/saksi calon.
(3) PPS membuat Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara yang ditanda
tangani oleh Ketua dan anggota PPS.
(4) Apabila berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak ditanda
tangani oleh salah satu anggota PPS, maka berita acara tersebut tetap
dianggap sah.
(5) Ketua PPS menyerahkan Berita Acara Rekapitulasi Penghitungan Suara,
kotak suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada BPD
paling lambat 1 (satu) hari setelah selesai melakukan rekapitulasi
penghitungan suara.
(6) Format hasil rekapitulasi penghitungan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 76

(1) Calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara
sah ditetapkan sebagai calon kepala desa terpilih.
(2) Dalam hal jumlah calon kepala desa terpilih memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) calon, pada desa yang TPS lebih dari 1(satu)
ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih
terbanyak.
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang mempunyai suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1 (satu), maka
calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah tempat tinggal dengan
jumlah pemilih terbesar.
(4) Apabila calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak berada di 1 (satu)
tempat tinggal, ditempat tinggal yang sama sebagaimana dimaksud ayat
(3) dilakukan pemilihan ulang.

Pasal 77

(1) Panitia pemilihan menyampaikan laporan hasil pemilihan kepala desa


kepada BPD paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara.
(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan kepala desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyampaikan calon kepala desa terpilih kepada
Bupati melalui Camat paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima
laporan dari PPS.
(3) Camat melaporkan calon kepala desa terpilih kepada Bupati paling lambat
5 (lima) hari setelah menerima laporan dari Ketua BPD dan ditembuskan
kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
(4) Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan kepala desa dengan
Keputusan Bupati paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah menerima
laporan dari BPD.
(5) Bupati melantik calon kepala desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah diterbitkannya Keputusan Bupati dengan tata cara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Pelantikan kepala desa terpilih hasil pemilihan serentak yang tidak sedang
dalam proses perslisihan/sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara,
dapat dilakukan secara serentak di Kabupaten oleh Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk.
(7) Pelantikan kepala desa terpilih hasil pemilihan serentak yang sedang
dalam proses perselisihan/sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara,
maka pelantikanya berdasarkan keputusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap.

BAB IV
PERSELISIHAN PEMILIHAN KEPALA DESA

Bagian Kesatu
Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Masalah

Pasal 78

(1) Pengaduan dan atau keberatan atas proses pemilihan Kepala Desa dapat
diajukan sebelum tahapan pengangkatan, pelantikan dan pengambilan
sumpah/janji calon Kepala Desa tepilih kepada Bupati atau Instansi yang
berwenang;
(2) Pengaduan dan atau keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui tahapan sebagai beikut:
1. Melalui panitia pemilihan tingkat desa dan BPD dalam jangka waktu 5
(lima) hari sejak penetapan calon kepala desa terpilih, Panitia
Pemilihan Tingkat Desa dan BPD wajib memberikan jawaban;
2. Apabila permasalahan tersebut pengadu belum dapat menerima maka
panitia pemilihan tingkat desa dan BPD melanjutkan ke tingkat
kecamatan, tingkat kecamatan menyelesaikan paling lambat 7 (tujuh)
hari sejak diterimanya surat tersebut;
3. Apabila pengadu belum bisa menerima penyelesaian dari tingkat
kecamatan maka permasalahan tersebut disampaikan kepada Bupati
melalui Camat, Bupati wajib menyelesaikan permasalahan tersebut
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari;
4. Dalam masa 30 (tiga puluh) hari tersebut, Bupati melakukan
indentifikasi permasalahan ke desa sebagai berikut :
a. Apabila hasil identifikasi membuktikan adanya kesalahan pada
panitia pemilihan tingkat desa maka Bupati dapat memerintahkan
untuk dilakukan pemilihan ulang;
b. Apabila hasil identifikasi membuktikan panitia pemilihan tingkat
desa sudah benar sesuai dengan aturan maka Bupati dapat
memerintahkan kepada BPD untuk menetapkan kepala desa
terpilih.

BAB V
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 79

Dalam Rangka Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dilakukan melalui


musyawarah desa.
Pasal 80

(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79


diselenggarakan apabila Kepala Desa berhenti karena :
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri; dan/atau
c. diberhentikan dengan sisa masa jabatan lebih dari 1 (satu) tahun.
(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c, karena:
a. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan, yaitu
apabila Kepala Desa menderita sakit, yang mengakibatkan baik fisik
maupun mental tidak berfungsi secara normal yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter yang berwenang, sedang menjalani
proses pidana dan/ atau tidak diketahui keberadaannya;
b. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa;
c. melanggar larangan sebagai Kepala Desa;
d. tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; atau
e. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai ketentuan hukum tetap.

Pasal 81

(1) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan apabila sisa masa jabatan Kepala
Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun karena berhenti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 80 ayat (1) huruf a, huruf b dan dan huruf c.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan
paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Kepala Desa diberhentikan.
(3) Masa jabatan Kepala Desa Antar Waktu terhitung sejak tanggal
pelantikannya sampai dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa
yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Kedua
Jadwal dan Tahapan Musyawarah Desa

Pasal 82

(1) Jadwal kegiatan Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu tidak diselenggarakan pada hari raya keagamaan atau hari
kemerdekaan.
(2) Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
dilaksanakan melalui tahapan:
a. persiapan;
b. pencalonan;
c. pemilihan; dan
d. penetapan.

Bagian Ketiga
Tempat Penyelenggaraan

Pasal 83

(1) Tempat penyelenggaraan Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan


Kepala Desa Antar Waktu dapat berupa gedung kantor Desa, gedung
pertemuan milik Desa, atau lapangan Desa.
(2) Tempat penyelenggaraan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus berada di wilayah Desa.
(3) Tempat penyelenggaraan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disesuaikan dengan kondisi obyektif Desa dan kondisi sosial
budaya masyarakat.
Bagian Keempat
Biaya Pemilihan

Pasal 84

(1) Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan dapat diberikan
bantuan keuangan dari Pemerintah Daerah dengan cara ditransfer melalui
rekening kas pemerintah desa yang dicatat dalam APBDes.
(2) Bantuan keuangan dari pemerintah kabupaten diperuntukan untuk
kegiatan yang menunjang pada hari “H” pelaksanaan pemilihan kepala
desa melalui musyawarah desa.
(3) Penjabat kepala desa dan bendahara desa mencairkan dana dimaksud
paling lambat 2 (dua) hari terhitung sejak tanggal pemindahbukuan ke
rekening kas pemerintah desa.
(4) Panitia pemilihan menerima dana sebagaimana dimaksud pada ayat 2
(dua) dari penjabat kepala desa dan bendahara desa paling lambat 2 (dua)
hari terhitung sejak tanggal pencairan.
(5) Panitia pemilihan menggunakan anggaran sesuai dengan perencanaan
yang menganut asas hemat, efisien, transparan dan akuntabel.
(6) Penggunaan anggaran Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipertanggungjawabkan Panitia Pemilihan kepada Pemerintah
Desa dan BPD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Tata Tertib Musyawarah Desa

Pasal 85

(1) Panitia pemilihan menyusun tata tertib Musyawarah Desa dalam rangka
pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dengan berpedoman kepada
Peraturan ini.
(2) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan dalam
pelaksanaan Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu.
(3) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
keputusan Panitia pemilihan. (4) Tata tertib sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dimaksud paling sedikit memuat:
a. jadwal dan tahapan Musyawarah Desa;
b. tugas, fungsi, dan tanggungjawab Panitia Pemilihan;
c. persyaratan administrasi calon Kepala Desa Antar Waktu;
d. mekanisme penjaringan dan penyaringan bakal calon;
e. pembiayaan;
f. tempat Musyawarah Desa;
g. tata cara Musyawarah Desa;
h. pemungutan suara;
i. penghitungan suara;
j. penetapan hasil pemungutan suara;
BAB VI
TAHAPAN PERSIAPAN

Bagian Kesatu
Laporan Rencana Pelaksanaan Musyawarah Desa

Pasal 86

(1) BPD menyelenggarakan musyawarah tentang rencana pelaksanaan


Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu.
(2) BPD melaporkan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Bupati melalui Camat.

Bagian Kedua
Pembentukan dan Penetapan Panitia Musyawarah Desa Dalam Rangka
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 87

(1) Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu oleh BPD
paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak
Kepala Desa diberhentikan atau sesuai jadwal dan tahapan yang telah
ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (3).
(2) BPD yang difasilitasi pemerintah Desa menyelenggarakan musyawarah
dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dengan mengundang
anggota lembaga kemasyarakatan Desa dan tokoh masyarakat Desa
setempat.
(3) Panitia Pemilihan terdiri dari unsur perangkat Desa, lembaga
kemasyarakatan dan/atau tokoh masyarakat Desa setempat.
(4) Panitia Pemilihan Kepala Desa berjumlah 7 (tujuh) orang, dengan
susunan keanggotaan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang Ketua;
b. 1 (satu) orang Sekretaris;
c. 1 (satu) orang Bendahara;
d. 4 (empat) orang Anggota.
(5) Panitia Pemilihan ditetapkan dengan Keputusan BPD dengan masa tugas
terhitung sejak tanggal pembentukan sampai dengan dilantiknya Kepala
Desa Antarwaktu hasil Musyawarah Desa.
(6) Setiap anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
membuat pernyataan sanggup bersikap netral/tidak memihak, tidak
mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Antar Waktu dan bersedia
menyukseskan pelaksanaan Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu.
(7) Setiap Anggota Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
mengucapkan sumpah/janji dan dilantik oleh Ketua BPD disaksikan oleh
Camat atau pejabat yang ditunjuk.
(8) Sumpah/janji Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (7),
sebagai berikut:
“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
memenuhi tugas saya sebagai Panitia pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
dengan sebaikbaiknya, sejujur-jujurnya, dan seadil-adilnya, dan bahwa
saya selaku Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu akan selalu
melaksanakan segala aturan perundangundangan yang berlaku dengan
selurus-lurusnya”.
(9) Laporan pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati melalui Camat.

Pasal 88

Panitia Pemilihan mempunyai tugas:


a. merencanakan dan mengajukan biaya Pemilihan kepada Penjabat Kepala
Desa;
b. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelengarakan, mengawasi, dan
mengendalikan semua Tahapan Pelaksanaan teknis Musyawarah Desa
dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu;
c. menetapkan tata tertib pemilihan Kepala Desa Antar Waktu;
d. menetapkan nama-nama yang mewakili unsur masyarakat yang menjadi
peserta musyawarah Desa;
e. mengumumkan dan menerima pendaftaran bakal calon Kepala Desa Antar
Waktu;
f. mengadakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Desa
Antarwaktu;
g. melaksanakan penelitian dan klarifikasi berkas bakal calon Kepala Desa
Antarwaktu;
h. menetapkan dan mengumumkan bakal calon Kepala Desa Antar Waktu
yang memenuhi persyaratan Administrasi;
i. menetapkan dan mengumumkan Calon Kepala Desa Antar Waktu;
j. mengundang peserta musyawarah Desa untuk hadir dalam Musyawarah
Desa.
k. melaksanakan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dalam Musyawarah
Desa;
l. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara apabila pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu dilakukan berdasarkan suara terbanyak;
m. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara
yang terdapat dalam kotak suara apabila pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu dilakukan berdasarkan suara terbanyak;
n. menetapkan calon Kepala Desa Antar Waktu terpilih hasil Musyawarah
Desa;
o. melakukan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Musyawarah Desa.
Bagian Ketiga
Pengajuan dan Persetujuan Biaya Pemilihan

Pasal 89

(1) Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APBDes atau yang bersumber
dari Bantuan Keuangan Pemerintah Daerah oleh Panitia Pemilihan kepada
Penjabat Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
Panitia Pemilihan terbentuk.
(2) Pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh Penjabat Kepala Desa paling
lambat (30) tiga puluh hari terhitung sejak diajukan oleh Panitia
Pemilihan.

Bagian Keempat
Penetapan Peserta Musyawarah Desa dalam Rangka Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 90

Peserta Musyawarah Desa dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
terdiri dari BPD, unsur Pemerintah Desa dan unsur masyarakat Desa.

Pasal 91

(1) Kriteria unsur masyarakat desa dan Jumlah peserta Musyawarah Desa
dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu diatur dengan
Peraturan Desa dengan berpedoman pada Peraturan ini.
(2) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Penjabat Kepala Desa kepada Camat paling lambat 3
(tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.

Pasal 92

(1) Unsur Masyarakat adalah warga Desa yang bertempat tinggal tetap di
desa bersangkutan, paling singkat 6 (enam) bulan dan memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP) dan bukan sebagai unsur Pemerintah Desa dan
BPD.
(2) Unsur Masyarakat Peserta Musyawarah Desa dalam rangka Pemilihan
Kepala Desa antarwaktu terdiri dari:
a. Tokoh Adat;
b. Tokoh Agama;
c. Tokoh Pendidikan;
d. Tokoh Perempuan;
e. Tokoh Masyarakat; dan
f. Unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat.
Pasal 93

Ketentuan mengenai jumlah Peserta Musyawarah Desa dalam rangka


pemilihan Kepala Desa Antar Waktu meliputi :
a. 1 (satu) orang Tokoh adat dari setiap wilayah RT.
b. 1 (satu) orang Tokoh Agama dari setiap wilayah RT.
c. 1 (satu) orang tokoh Pendidikan dari setiap wilayah RT.
d. 1 (satu) orang tokoh perempuan dari setiap wilayah RT.
e. 1 (satu) orang Tokoh Masyarakat dari setiap wilayah RT.

Pasal 94

(1) Penentuan nama-nama unsur masyarakat desa dari setiap RT


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 melalui Musyawarah RT yang
dipimpin oleh Ketua RT, dihadiri Ketua RW dan unsur BPD dan unsur
Pemerintahan Desa yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan.
(2) Waktu pelaksanaan musyawarah penentuan nama-nama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh panitia pemilihan dengan
mempertimbangkan kehadiran dari unsur BPD dan panitia pemilihan
dengan berpedoman pada tahapan dan jadwal yang ditetapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (3).
(3) Hasil musyawarah RT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diumumkan
di RT masing-masing yang dituangkan dalam Berita Acara disertai daftar
hadir.
(4) Ketua RT menyampaikan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) kepada Panitia Pemilihan untuk ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

BAB VII
TAHAPAN PENCALONAN

Paragraf 1
Pengumuman dan Pendaftaran Bakal
Calon Kepala Desa

Pasal 95

(1) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon Kepala Desa Antar Waktu
oleh Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui papan
pengumuman, selebaran, radio komunitas, dan/atau media informasi
lainnya yang mudah diakses oleh masyarakat Desa setempat yang paling
sedikit memuat tempat dan waktu pendaftaran.
(3) Dalam hal bakal calon kepala Desa yang mencalonkan diri sampai dengan
batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kurang dari 2 (dua) orang, Panitia Pemilihan memperpanjang waktu
pendaftaran selama 7 (tujuh) hari.
Pasal 96

(1) Sebagai upaya untuk mencegah munculnya gejala KKN (Kolusi, Korupsi
dan Nepotisme) dalam Pemilihan Kepala Desa, Panitia Pemilihan dapat
menolak bakal calon yang mempunyai hubungan keluarga sangat dekat
dengan bakal calon lainnya dalam satu pemilihan.
(2) Hubungan keluarga sangat dekat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ialah:
a. Suami dan istri yang terikat perkawinan sah;
b. Ayah/Ibu dan anak kandung.

Pasal 97

(1) Calon Kepala Desa Antar Waktu wajib memenuhi persyaratan:


a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama
atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi kepala Desa;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. berkelakuan baik;
k. berbadan sehat;
l. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan; dan
m. lulus seleksi ujian tertulis.
(2) Bakal Calon Kepala Desa Antar Waktu menyampaikan Surat Kesediaan
dicalonkan menjadi Kepala Desa Antar Waktu kepada Panitia Pemilihan
dan memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi sebagai berikut:
a. surat keterangan sebagai bukti sebagai Warga Negara Indonesia dari
pejabat tingkat Kabupaten yang berwenang;
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang ditulis
tangan oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai
cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika yang ditulis tangan oleh
yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;
d. ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir
yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
e. akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir yang dilegalisasi
pejabat tingkat kabupaten yang berwenang;
f. surat keterangan tidak sedang menjalani pidana penjara dari kepala
kejaksaan negeri atau pejabat yang ditunjuk;
g. surat keterangan Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih dari ketua pengadilan
negeri atau pejabat yang ditunjuk, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
h. surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dari Ketua Pengadilan Negeri atau pejabat yang ditunjuk.;
i. surat keterangan catatan kepolisian dari Polres Karawang;
j. surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari tim dokter
pemerintah daerah kabupaten;
k. Surat keterangan tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama
3 (tiga) kali masa jabatan baik secara berturut-turut atau tidak secara
berturutturut dari pemerintah daerah kabupaten yang dikeluarkan
oleh Kepala SKPD yang membidangi Pemerintahan Desa;
l. Surat pernyataan tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama
3 (tiga) kali masa jabatan yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas
kertas segel atau bermaterai cukup;
m. Surat ijin tertulis bagi bakal calon yang berasal dari PNS, TNI, atau
POLRI;
n. Surat cuti bagi bakal calon Kepala Desa yang berasal dari perangkat
Desa atau anggota BPD.

Bagian Kedua
Pengumuman Nama Calon
Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 98

Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh Panitia


Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari.

Pasal 99
(1) Penetapan Calon Kepala Desa Antar Waktu oleh Panitia Pemilihan paling
sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon.
(2) Dalam hal jumlah calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
memenuhi persyaratan lebih dari 3 (tiga) orang, panitia melakukan seleksi
tambahan.
(3) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas:
a. memiliki pengalaman mengenai pemerintahan Desa;
b. tingkat pendidikan; dan/atau
c. usia.
(4) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud ayat (3), maka Panitia
Pemilihan melakukan seleksi tambahan berupa Pengalaman Kerja
dibidang Pemerintahan Desa, Tingkat Pendidikan dan usia dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Bobot penilaian pengalaman bekerja dilembaga pemerintahan desa yaitu :
a. Pengalaman bekerja 1 s/d 5 tahun :3
b. Pengalaman bekerja 6 s/d 10 tahun :5
c. Pengalaman bekerja 11 s/d 15 tahun : 7
d. Pengalaman bekerja 16 s/d 20 tahun : 9
e. Pengalaman bekerja 21 s/d 25 tahun : 11
2. Bobot penilaian tingkat pendidikan, yaitu :
a. Jenjang pendidikan SMP/Sederajat :4
b. Jenjang pendidikan SMA/Sederajat :8
c. Jenjang pendidikan Diploma : 12
d. Jenjang pendidikan Strata S1 : 16
e. Jenjang pendidikan Pasca Sarjana : 20
3. Bobot penilaian usia, yaitu :
a. Usia dari 25 tahun – 30 tahun :8
b. Usia dari 31 tahun – 60 tahun : 10
c. Usia dari 60 tahun keatas :5
(5) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
penentuan nomor urut melalui undian secara terbuka oleh Panitia
Pemilihan.
(6) Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) diumumkan kepada masyarakat paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal penetapan.
(7) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimintakan pengesahan
Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa yang
berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
(8) Pengesahan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dalam Musyawarah
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) oleh Musyawarah Desa melalui
musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara.

Pasal 100
(1) Untuk mengantisipasi pelaksanaan pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
dilakukan berdasarkan suara terbanyak, Panitia Pemilihan
mempersiapkan surat suara sebanyak jumlah peserta musyawarah desa
ditambah paling sedikit 10% (sepuluh persen) surat suara cadangan,
kotak suara dan perlengkapan lain yang mendukung pelaksanaan
pemungutan suara.
(2) Tanda Gambar dalam surat suara yang digunakan dalam pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa menggunakan Foto berwarna setengah badan
Calon Kepala Desa, mengenakan pakaian bebas rapi dan sopan tidak
boleh mengenakan pakaian dinas yang beratribut, dengan latar belakang
menggunakan warna yang sama dari masingmasing calon.
(3) Surat Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat masing-masing
nomor urut calon, foto calon, dan nama asli calon.
(4) Posisi Nomor Urut dan Foto Calon dalam surat suara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), berjajar dari kiri ke kanan dengan urutan sebagai
berikut : a. Nomor Urut 1, Foto Berwarna Calon, Nama Calon Kepala
Desa; b. Nomor Urut 2, Foto Berwarna Calon, Nama Calon Kepala Desa;
atau c. Nomor Urut 3, Foto Berwarna Calon, Nama Calon Kepala Desa.
(5) Ketentuan mengenai bentuk nomor urut dan foto Calon Kepala Desa
dalam surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam Peraturan
Bupati ini.

BAB VIII
TAHAPAN PEMILIHAN

Bagian Kesatu
Kesepakatan

Pasal 101

(1) Peserta Musyawarah Desa menyepakati mekanisme pengambilan


keputusan musyawarah pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
berdasarkan :
a. musyawarah mufakat; atau
b. suara terbanyak.
(2) Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
Berita Acara Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu.

Bagian Kedua
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Berdasarkan Musyawarah Mufakat

Pasal 102

(1) Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu berdasarkan musyawarah mufakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (1) huruf a adalah
pengesahan Calon Kepala Desa terpilih hasil Musyawarah Desa secara
aklamasi atau kesepakatan seluruh peserta Musyawarah Desa yang hadir.
(2) Pengesahan Calon Kepala Desa terpilih oleh Musyawarah Desa
dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani seluruh peserta
musyawarah Desa yang hadir.
(3) Pelaporan hasil pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah
Desa oleh Panitia Pemilihan kepada BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari setelah Musyawarah Desa mengesahkan Calon Kepala Desa terpilih.
Bagian Ketiga
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Berdasarkan Suara Terbanyak

Pasal 103

(1) Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu berdasarkan suara terbanyak


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 ayat (1) huruf b diambil apabila
keputusan berdasarkan musyawarah mufakat sudah tidak terpenuhi
karena adanya pendirian peserta Musyawarah Desa yang tidak dapat
dipertemukan lagi dengan pendirian peserta Musyawarah Desa yang lain.
(2) Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu berdasarkan suara terbanyak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dengan pemungutan suara
dengan cara memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor,
foto dan nama calon Kepala Desa Antar Waktu.
(3) Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan
mencoblos salah satu Calon Kepala Desa Antar Waktu pada kartu suara
di dalam bilik suara yang disediakan oleh Panitia Pemilihan.
(4) Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
diwakilkan.

Pasal 104
(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pemilihan
melakukan kegiatan :
a. membuka kotak suara, memperlihatkan kepada peserta musyawarah
Desa bahwa kotak suara dalam keadaan kosong, menutup kembali,
mengunci dan menyegelnya serta meletakkannya di tempat yang telah
ditentukan;
b. pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan;
c. memberikan selembar kartu suara kepada masingmasing peserta
musyawarah Desa melalui pemanggilan berdasarkan nomor urut
kehadiran;
d. mengarahkan peserta Musyawarah Desa yang telah menerima surat
suara untuk menyerahkan surat undangan Musyawarah Desa yang
bersangkutan dan menandatangani tanda terima surat suara;
e. mengarahkan peserta Musyawarah Desa untuk menuju bilik suara
dan memberikan suaranya.
(2) Peserta Musyawarah Desa berhak meminta surat suara baru apabila surat
suara dalam keadaan cacat atau rusak setelah menyerahkan kembali
surat suara yang cacat atau rusak.
(3) Pemilih memasukkan surat suara yang telah dicoblos dalam bilik suara ke
dalam kotak suara.
(4) Pemilih yang telah memasukkan surat suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), sebelum meninggalkan tempat pemungutan suara wajib
mencelupkan salah satu jari tangan ke bak tinta yang telah disediakan.
Pasal 105

(1) Penghitungan suara dilakukan oleh panitia musyawarah setelah


pemungutan suara berakhir.
(2) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dan
selesai di tempat Musyawarah Desa oleh Panitia Pemilihan dan dapat
dihadiri oleh Peserta Musyawarah Desa.
(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
dengan cara yang memungkinkan peserta Musyawarah Desa yang hadir
dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.
(4) Suara untuk pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila:
a. surat suara ditandatangani dan distempel basah oleh panitia;
b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
memuat satu calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang
memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan;atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak
segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon;atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang
memuat nomor, foto, dan nama calon.
(5) Segera setelah selesai penghitungan suara, panitia Musyawarah Desa
membuat berita acara hasil penghitungan suara berdasarkan surat suara
yang ada di dalam kotak suara yang ditandatangani oleh Ketua dan
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota panitia.
(6) Hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sebagai
bahan pengesahan calon Kepala Desa terpilih oleh Musyawarah Desa.
(7) Pengesahan Calon Kepala Desa terpilih oleh Musyawarah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dituangkan dalam berita acara yang
ditandatangani paling sedikit 50 (lima puluh) persen ditambah 1 (satu)
peserta Musyawarah Desa yang hadir.
(8) Pelaporan hasil pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah
Desa oleh Panitia Pemilihan kepada BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh)
hari setelah Musyawarah Desa mengesahkan Calon Kepala Desa terpilih.

Pasal 106

Dalam hal terjadi perolehan suara terbanyak yang sama maka dilakukan
pemilihan ulang terhadap calon dengan perolehan suara terbanyak yang sama.
BAB IX
TAHAPAN PENETAPAN

Pasal 107

(1) Pelaporan Calon Kepala Desa terpilih hasil musyawarah desa oleh Ketua
BPD kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan
dari panitia pemilihan.
(2) Penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan pengangkatan Calon
Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
laporan dari BPD.

(3) Pelantikan Kepala Desa oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk paling
lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Keputusan pengesahan
pengangkatan Calon Kepala Desa terpilih dengan urutan acara pelantikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pemilihan kepala desa antarwaktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81
huruf b, dilaksanakan dalam hal kepala desa berhenti dengan sisa masa
jabatan lebih dari 1 (satu) tahun, terhitung pada saat tanggal penetapan
pemberhentian berdasarkan keputusan bupati.
(5) Pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan melalui musyawarah desa.
(6) Musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak kepala
desa diberhentikan.

Pasal 108

(1) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa terpilih


bersumpah/berjanji.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
“Demi Allah/Tuhan, saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-baiknya,
sejujur-jujurnya dan seadiladilnya, bahwa saya akan selalu taat dalam
mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar Negara, dan
bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta melaksanakan segala
peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku
bagi Desa, Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Pasal 109
Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa, Bupati
menyelesaikan perselisihan dengan memperhatikan pertimbangan Camat.
BAB X
PELAPORAN

Pasal 110

(1) Bupati melaporkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa kepada Gubernur


dan Menteri Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan
Desa.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. laporan persiapan Pemilihan Kepala Desa paling lama 14 (empat belas)
hari sebelum pelaksanaan tahapan pemungutan suara dan
penghitungan suara; dan
b. laporan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa setelah pelaksanaan
tahapan pelantikan kepala desa terpilih.

BAB XI
PEMBIAYAAN

Pasal 111

(1) Biaya pemilihan kepala desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Merangin dan APBDes.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya test
kesehatan, test narkoba, pengurusan perlengkapan dan persyaratan
berkas calon kepala desa.
(3) Biaya Pemilihan Ulang Kepala Desa dibebankan pada APBDes.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 112

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati
Merangin Nomor 47 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa Serentak (Berita Daerah kabupaten Merangin Tahun 2017 Nomor
47) dan Peraturan Bupati Merangin Nomor 51 Tahun 2020 tentang Tata Cara
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Melalui Musyawarah Desa (Berita Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 2020 Nomor 51) dicabut dinyatakan tidak berlaku
lagi.

Pasal 113

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Merangin.

Ditetapkan di Bangko.
Pada tanggal 11 Februari 2022

BUPATI MERANGIN,

ttd
MASHURI

Diundangkan di Bangko.
Pada tanggal 14 Februari 2022

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MERANGIN,

ttd
FAJARMAN
BERITA DAERAH KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2022 NOMOR 60

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM

ADITYA SANJAYA, SH.,MH


NIP. 198211072010011016
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MERANGIN
NOMOR : 60 TAHUN 2022
TANGGAL : 11 – 02 – 2022
TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA.

I. CONTOH- CONTOH SURAT YANG DISIAPKAN OLEH PANITIA


1. Surat Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang berakhirnya masa jabatan
Kepala Desa.
2. Surat Keputusan BPD tentang Pembentukan Panitia Pilkades.
3. Berita Acara Rapat Pembentukan Panitia Pilkades.
4. Daftar Hadir Rapat.
5. Surat Keputusan Panitia tentang Program dan Tahapan Pilkades.
6. Berita Acara Rapat Panitia Pilkades.
7. Surat Keputusan Panitia tentang RAB Pilkades.
8. Surat Usulan Pengajuan Biaya Pilkades.
9. Pengumuman Pendaftaran Calon Bakal Kepala Desa.
10. Berita Acara Pembukaan Pengumuman.
11. Contoh Surat Permohonan menjadi Calon Kepala Desa.
12. Berita Acara Penutupan Pengumuman.
13. Berita Acara Klarifikasi berkas kelengkapan administrasi bakal calon.
14. Laporan Hasil Penjaringan.
15. Pengembalian berkas.
16. Laporan hasil penyaringan Bakal Calon Kepala Desa.
17. Surat Keputusan Penetapan Calon dan Nomor Urut Calon.
18. Berita Acara Penetapan Calon dan Nomor Urut Calon.
19. Pernyataan bersama.
20. Surat Pernyataan sebagai warga negara Republik Indonesia.
21. Surat Pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
22. Surat Pernyataan sanggup memegang teguh Pancasila dan UUD 1945.
23. Surat Pernyataan bersedia mencalonkan diri sebagai Kepala Desa.
24. Surat Keterangan tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara.
25. Surat Keterangan tidak pernah dijatuhi pidana penjara.
26. Surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilih.
27. Surat Keterangan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali.
28. Surat Keterangan tidak pernah dihukum secara adat.
29. Surat Keterangan tidak pernah terlibat sebagai pengguna /pengedar narkoba.
30. Surat Pernyataan jika terpilih menjadi Kepala Desa sanggup bertempat tinggal
diwilayah desa.
31. Surat Pernyataan jika terpilih sanggup tidak mengundurkan diri.
32. Surat Pernyataan tidak akan melakukan politik uang.
33. Surat Pernyataan siap menerima kekalahan/kemenangan.
34. Surat Pernyataan sanggup dan bersedia memahami terhadap nilai-nilai ketentuan
hukum yang menjadi kearipan lokal desa setempat.
35. Surat Keterangan dapat mengaji dari KUA.
36. Format hasil rekapitulasi penghitungan suara.
37. Contoh Surat Suara.
FORMAT-FORMAT SURAT DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA

1. Surat Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa


Form.1

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN


KECAMATAN .........................................
LOGO BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, DESA ..........................................
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

………….., ….. ………………. 20...

Nomor : / /BPD/ /20.... Kepada Yth.


Sifat : Penting Sdr. Kepala Desa ……………….
Lampiran : ……. (……………) berkas di -
Perihal : Pemberitahuan akan berakhirnya Tempat
Masa Jabatan Kepala Desa ………………….

Berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, BPD memberitahukan kepada Kepala Desa
mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 (enam) bulan
sebelum masa jabatannya berakhir.

Sehubungan hal tersebut diatas, dengan memperhatikan Berita Acara


Pelantikan Kepala Desa ........... tertanggal ................ diberitahukan bahwa masa jabatan
Saudara sebagai Kepala Desa ............. akan berakhir pada tanggal ........................

Oleh karena itu diminta kepada Saudara untuk segera menyiapkan dan
menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban akhir masa jabatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.

BADAN PERMUSYARATAN DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..

Tembusan :
1. Yth. Bupati Merangin di Bangko
2. Yth. Camat …………………. di ……………………
2. Keputusan BPD tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Form.2

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN


KECAMATAN .........................................
LOGO BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, DESA ..........................................
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

KEPUTUSAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA .................


NOMOR: ........../BPD/......./20....
TENTANG
PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .........................
KECAMATAN ................. KABUPATEN MERANGIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ………………………

Menimbang : a. bahwa dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa .............. dan dalam rangka
Pemilihan Kepala Desa ........... Tahun 20.... perlu membentuk Panitia Pemilihan
Kepala Desa .................................;
b. bahwa sebagai bahan pertimbangan sebagaimana dmaksud huruf a perlu
ditetapkan dengan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa, Desa ....................

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom


Kebupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 25) sebgaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana
telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Pembentukan atas Undang-Undang 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor81
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor .... Tahun ...... tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin Tahun .....
Nomor ….);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman
dan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin tahun 2016 Nomor 5);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ....... Tahun 20........ tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20..... (Lembaran
Daerah Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor ........);
11. Peraturan Bupati Merangin Nomor ....... Tahun 20...... tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20...... (Berita Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor .......);
12. Peraturan Bupati Merangin Nomor ………….. Tahun 20..... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Merangin Tahun
20... Nomor……….)

Memperhatikan : Rapat Khusus Badan Permusyawaratan Desa ................ hari ...................... tanggal
..................20... bertempat di ............................ tentang Pembentukan Panitia Pemilihan
Kepala Desa ..................Program Tahun 20...

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa ............... Tahun 20..... dengan susunan
personalia sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Panitia sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU keputusan ini mempunyai
tugas, wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut :
a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan
semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui
Camat;
c. melakukan pengumuman akan diadakannya pemilihan Kepala Desa;
d. Melakukan pendaftaran pemilih, meneliti, menetapkan dan mengumumkan
dalam daftar pemilih sementara, daftar pemilih tambahan maupun daftar
pemilih tetap;
e. melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa;
f. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;
g. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
h. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
i. menyiapkan undangan sesuai dengan daftar pemilih yang telah
ditetapkan;
j. menentukan rencana tempat dan pelaksanaan pemungutan suara
pemilihan Kepala Desa;
k. menyiapkan surat suara dan pembuatan kotak suara;
l. menyediakan peralatan, perlengkapan dan tempat pemungutan suara;
m. menjamin pelaksanaan pemilihan Kepala Desa berjalan dengan tertib,
lancar, aman, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil;
n. melaksanakan pemungutan suara dan penghitungan suara;
o. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan hasil
pemilihan;
p. menetapkan calon Kepala Desa terpilih;
q. membuat berita acara pemilihan Kepala Desa yang meliputi berita acara
jalannya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan berita acara hasil
perhitungan suara;
r. melaporkan calon Kepala Desa terpilih disertai berita acara dimaksud huruf p,
kepada BPD untuk ditetapkan dengan keputusan BPD sebagai calon Kepala
Desa terpilih dan diusulkan penetapannya kepada Bupati melalui Camat;
s. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
kepada BPD.
KETIGA : Panitia sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU keputusan ini dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Badan Permusyawaratan Desa
................
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Merangin Tahun Anggaran
20......, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa .................. Tahun Anggaran 20......,
Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan berakhir setelah Kepala
Desa terpilih dilantik oleh Bupati Merangin.

Ditetapkan di Bangko
Pada tanggal, 20......

BADAN PERMUSYARATAN DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
LAMPIRAN : KEPUTUSAN BADAN PERMUSYARAWATAN DESA
DESA………………………………………………………………
NOMOR : ........../BPD/......./20.....
TANGGAL : ……………………….. 20.....

SUSUNAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ……………………………………………………….
KECAMATAN …………………………………………..
TAHUN 20....

1. KETUA : ........................... (Unsur Kelembagaan Desa .........................)


2. SEKRETARIS : ........................... (Unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan dan Tokoh masyarakat............. ........................)
3. BENDAHARA : ........................... (Unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan dan Tokoh masyarakat............. ........................)
4. ANGGOTA : ........................... (Unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan dan Tokoh masyarakat............. ........................)
BADAN PERMUSYARATAN DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
3. Berita Acara Rapat Khusus BPD tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Form.3

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN


KECAMATAN .........................................
LOGO BADAN PERMUSYAWARATAN DESA, DESA ..........................................
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

BERITA ACARA RAPAT


PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Pada hari ini .................. tanggal ................ bulan ............... tahun ................ bertempat di Desa
...................... Kecamatan .......................... Kabupaten Merangin telah dilaksanakan Rapat Pembentukan
Panitia Pemilihan Kepala Desa.......................... Tahun 20......

Rapat dipimpin oleh Ketua BPD dan dihadiri oleh para Anggota BPD, Kepala Desa, Perangkat
Desa, Unsur Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, Unsur Tokoh Masyarakat dan dari pihak
Kecamatan ...................(bila dihadiri) (daftar hadir terlampir).

Rapat membahas tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa ............. dan dihasilkan
beberapa kesepakatan antara lain :

Menunjuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari :


a. Sdr. ........................
b. Sdr. ........................
c. Sdr. ........................
d. dst..........................
Demikian Berita Acara Rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIMPINAN RAPAT
BADAN PERMUSYARATAN DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
4. Daftar Hadir Rapat BPD
Form.4

DAFTAR HADIR RAPAT


HARI :
TANGGAL :
JAM :
TEMPAT :
ACARA : Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa ...................

NO. NAMA UNSUR TANDA TANGAN


1. BPD 1.
2. Kepala Desa 2.
3. Perangkat Desa 3.
4. Kepala Dusun 4.
5. LPM Desa 5.
6. Ketua RT/RW 6.
7. Karang Taruna 7.
8. Tokoh Masyarakat 8.
9. dst. dst. 9.

BADAN PERMUSYARATAN DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
5. Surat Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa tentang Penyusunan Program
dan Tahapan Pemilihan Kepala Desa
Form.5

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .................


NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20.....
TENTANG
PROGRAM DAN TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA .........................
KECAMATAN ................. KABUPATEN MERANGIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk suksesnya pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
......................... Tahun 20....... perlu disusun Program dan Tahapan Pemilihan Kepala
Desa .........................;
b. bahwa sebagai bahan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Desa ....................

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom


Kebupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 25) sebgaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana
telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Pembentukan atas Undang-Undang 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor81
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman
dan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin tahun 2016 Nomor 5);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor .... Tahun ...... tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin Tahun .....
Nomor ….);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ....... Tahun 20........ tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20..... (Lembaran
Daerah Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor ........);
11. Peraturan Bupati Merangin Nomor ....... Tahun 20...... tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20...... (Berita Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor .......);
12. Peraturan Bupati Merangin Nomor ………….. Tahun 20.... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Merangin Tahun
20.... Nomor……….)

Memperhatikan : Rapat Khusus Badan Permusyawaratan Desa ................ hari ...................... tanggal
..................20...... bertempat di ............................ tentang Pembentukan Panitia
Pemilihan Kepala Desa .................. Tahun 20.....

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Program dan Tahapan Pemilihan Kepala Desa ........ Tahun 20....
sebagimana tertera dalam Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Program dan tahapan sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU keputusan ini
merupakan pedoman dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa ...........
Kecamatan .................... Kabupaten Merangin;
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Merangin Tahun Anggaran
20....., Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa .................. Tahun Anggaran 20..... dan
sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………………………..
Pada tanggal, 20......
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
LAMPIRAN : KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA………………………………………………………………
NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20.....
TANGGAL : ……………………….. 20......

PROGRAM DAN TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ……………………………………………………….
KECAMATAN …………………………………………..
TAHUN 20.....

JLH PELAKSANAAN
No. URAIAN KEGIATAN KET.
HARI TGL s/d TGL
1 2 3 4 5
A. TAHAPAN PERSIAPAN

6 (enam) bulan sebelum akhir


Pemberitahuan BPD kepada Kepala
1. jabatan Kepala Desa sesuai TPM BPD
Desa tentang akhir masa jabatan
Pelantikan
Pembentukan Panitia Pemilihan 10 (sepuluh) hari setelah
2. BPD
Kepala Desa pemberitahuan
Pembentukan Tim Pengawas
3. Menyesuaikan BPD
Pemilihan Kepala Desa
Laporan Akir Masa Jabatan Kepala 1 (satu) bulan setelah
4. Kepala Desa
Desa kepada Bupati pemberitahuan BPD
Penyusunan Program dan Tahapan
5. Menyesuaikan Panitia Pemilihan
Pemilihan Kepala Desa
Penyusunan dan Pengajuan Rencana
Biaya Pemilihan dan Pengawasan 30 (tiga puluh) hari setelah Panitia Pemilihan dan
6.
Pemilihan Kepala Desa kepada pembentukan Panitia Tim Pengawas
Bupati
Sosialisasi pelaksanaan Pemilihan Seksi (seksi yang
7.
Kepala Desa bersangkutan)
8. Pendaftaran Pemilih:
Seksi (seksi yang
a. Pemutakhiran DPT/DPS
bersangkutan)
Seksi (seksi yang
b. Pengumuman DPS
bersangkutan)
Seksi (seksi yang
c. Pendaftaran Pemilih Tambahan
bersangkutan)
d. Pengumuman Daftar Pemilih Seksi (seksi yang
Tambahan bersangkutan)
Seksi (seksi yang
e. Penetapan Daftar Pemilih Tetap
bersangkutan)
f. Pengumuman Daftar Pemilih Seksi (seksi yang
Tetap bersangkutan)

B. TAHAPAN PENCALONAN

1. Penjaringan Bakal Calon


a. Pengumuman dan Pendaftaran Menyesuaikan (20 hari setelah Seksi (seksi yang
Bakal Calon pembentukan panitia) bersangkutan)
b. Penelitian kelengkapan adminis-
Seksi (seksi yang
trasi, klarifikasi dan penetapan
bersangkutan)
bakal calon:
JLH PELAKSANAAN
No. URAIAN KEGIATAN KET.
HARI TGL s/d TGL
1 2 3 4 5
- Penelitian Kelengkapan
Administrasi
- Melengkapi berkas adminis-
trasi yang kurang
- Pengumuman Bakal Calon
2. Penyaringan Calon:
a. Seleksi Tambahan (jika bakal
Panitia pemilihan
calon yang memenuhi
kabupaten
persyaratan lebih dari 5 orang)
b. Penetapan calon (disertai penen-
Seksi (seksi yang
tuan nomor urut dan nama
bersangkutan)
calon)
c. Pengumuman calon kepala desa Seksi (seksi yang
yang berhak dipilih bersangkutan)

C. TAHAPAN PENCALONAN

Penugasan panitia di TPS (bila TPS


1. Panitia Pemilihan
lebih dari 1 TPS)
Panitia Pemilihan dan
2. Pencetakan surat suara
Tim Pengawas
Pengadaan perlengkapan dan
3. Panitia Pemilihan
peralatan pemungutan suara
Penyampaian Visi, Misi dan Program BPD di bantu Panitia
4. 1 (satu) hari sebelum kampanye
Kerja Calon Kepala Desa Pemilihan
Calon Kepala Desa,
5. Kampanye Panitia Pemilihan dan
Tim Pengawas
Pengampaian undangan kepada Paling lama 7 hari sebelum hari Seksi (seksi yang
6.
pemilih pemungutan suara bersangkutan)
7. Masa tenang
Minimal 1 hari sebelum hari
8. Pembuatan TPS Panitia Pemilihan
pemungutan suara
Hari Pemungutan dan Penghitungan
9. Panitia Pemilihan
suara
Penetapan Calon Kepala Desa Minimal 1 hari setelah hari
10. Panitia Pemilihan
terpilih pemungutan suara

D. PENETAPAN KEPALA DESA

Laporan Panitia Pemilihan kepada


Paling lama 7 hari setelah penetapan Panitia pemilihan dan
1. BPD tentang penetapan Calon
calon kepala desa terpilih BPD
Kepala Desa terpilih
Laporan BPD kepada Bupati tentang
Paling lama 7 hari setelah menerima
2. usul pengesahan dan penetapan BPD
laporan dari panitia pemilihan
Kepala Desa Terpilih
Pengesahan dan penetapan kepala
Paling lama 30 hari setelah
3. desa terpilih menjadi Kepala Desa Bupati Merangin
menerima laporan dari BPD
oleh Bupati
Paling lama 30 hari setelah
4. Pelantikan Kepala Desa terpilih Bupati Merangin
Penerbitan Keputusan Bupati

E. PENYELESAIAN SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN KEPALA DESA (jika ada)

1. Penyelesaian di Tingkat Desa:


JLH PELAKSANAAN
No. URAIAN KEGIATAN KET.
HARI TGL s/d TGL
1 2 3 4 5
a. Penyampaian keberatan calon 1 hari setelah calon kepala desa
Calon dan BPD
kepada BPD terpilih ditetapkan oleh panitia
BPD dibantu panitia,
b. Penyelesaian oleh BPD Tim Pengawas dan
Muspika
Penyelesaian oleh Bupati
2.
Merangin:
a. pengajuan keberatan calon
7 hari setelah menerima laporan Tim Penyelesaian
kepada Bupati c.q. Tim
dari BPD Sengketa
Penyelesaian Sengketa
b. Penyelesaian oleh Tim Tim Penyelesaian
Penyelesai Sengketa

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA……………………..
Ketua,

………………………………………
6. Berita Acara Rapat Panitia Pemilihan Kepala Desa
Form.6

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

BERITA ACARA RAPAT


PENYUSUNAN PROGRAM DAN TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA

Pada hari ini .................. tanggal ................ bulan ............... tahun ...................... bertempat di
.................... Desa .................. Kecamatan .......... Kabupaten Merangin telah dilaksanakan Rapat Panitia
Pemilihan Kepala Desa.............. Tahun 20.....

Rapat dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dihadiri oleh para Anggota Panitia, BPD
dan Tim Pengawas. (daftar hadir terlampir).

Rapat membahas tentang Penyusunan Program dan Tahapan Pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa ....... tahun 20......, dengan hasil pembahasan sebagaimana daftar terlampir.

Demikian Berita Acara Rapat ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PESERTA RAPAT
NO. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.

PIMPINAN RAPAT
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
7. Keputusan Panitia Pemilihan Tentang Rencana Biaya Pemilihan Kepala Desa
Form.7

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .................


NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20.....
TENTANG
RENCANA ANGGARAN BIAYA PEMILIHAN KEPALA DESA .........................
KECAMATAN .................................... KABUPATEN MERANGIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ...........
Program Tahun 20.... perlu disusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pemilihan
Kepala Desa ………………..............;
b. bahwa sebagai bahan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa....................

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom


Kebupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 25) sebgaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana
telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Pembentukan atas Undang-Undang 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor81
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor .... Tahun ...... tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin Tahun .....
Nomor ….);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman
dan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin tahun 2016 Nomor 5);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ....... Tahun 20........ tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20..... (Lembaran
Daerah Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor ........);
11. Peraturan Bupati Merangin Nomor ....... Tahun 20...... tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20...... (Berita Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor .......);
12. Peraturan Bupati Merangin Nomor ………….. Tahun 20... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Merangin Tahun
20..... Nomor……….)

Memperhatikan : Rapat Panitia Pemilihan Kepala Desa ................ hari ...................... tanggal ..................
20....... bertempat di ............................ tentang Penyusunan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) Pemilihan Kepala Desa ................................... Tahun 20.....

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pemilihan Kepala Desa ....................
Program Tahun 20.... sebagimana tertera dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya keputusan ini dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Merangin Tahun Anggaran
20....., Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa .................. Tahun Anggaran 20.....,
Sumbangan Para Calon Kepala Desa dan sumbangan pihak ketiga yang tidak
mengikat.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………………………..
Pada tanggal, 20......

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
LAMPIRAN : KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA………………………………………………………………
NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20....
TANGGAL : ……………………….. 20....

RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ……………………………………………………….
KECAMATAN …………………………………………..
TAHUN 20.....

HARGA
No. URAIAN KEGIATAN VOLUME SATUAN JUMLAH KET.
SATUAN
1 2 3 4 5 6 7
1. HONORARIUM
a. Honorarium Panitia:
- Ketua (1 org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Wakil Ketua (1 org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Sekretaris (1 org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Bendahara (1 org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Seksi-seksi (…… org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
b. Honorarium Petugas Keamanan:
- Petugas Linmas (1 org x 3 bln) Rp. ……………….. Rp. ………………..
Jumlah Honorarium Rp. ………………..
2. BIAYA PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
a. Belanja Rutin:
- ATK LS Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Makan Minum Rapat Kali Rp. ……………….. Rp. ………………..
- Konsultasi, Koordinasi dan
Kali Rp. ……………….. Rp. ………………..
Verifikasi
b. Pendaftaran Pemilih, Cetak dan
Penggandaan:
- DPS Pemilih Rp. ……………….. Rp. ………………..
- DP Tambahan Pemilih Rp. ……………….. Rp. ………………..
- DPT Pemilih Rp. ……………….. Rp. ………………..
c. Pengadaan Format dan Alat peraga Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
d. Cetak Surat Suara (tambah cadangan
Lembar Rp. ……………….. Rp. ………………..
10 % dari DPT)
e. Pengadaan Kotak Suara Buah Rp. ……………….. Rp. ………………..
f. Pembuatan TPS TPS Rp. ……………….. Rp. ………………..
g. Pengadaan Perlengkapan dan
peralatan pendukung lainnya.
Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
(spanduk, paku, tinta, bantalan dan
lain-lain)
h. Sewa Peralatan (sound sistem, kursi,
Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
dll)
i. Dokumentasi Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
j. Pelaporan Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
Jumlah Biaya Perlengkapan dan Peralatan Rp. ………………..
HARGA
No. URAIAN KEGIATAN VOLUME SATUAN JUMLAH KET.
SATUAN
1 2 3 4 5 6 7
3. BIAYA PENGAWASAN
a. ATK LS Rp. ……………….. Rp. ………………..
b. Makan Minum Rapat Kali Rp. ……………….. Rp. ………………..
c. Makan Minum Pelaksanaan Kali Rp. ……………….. Rp. ………………..
d. Konsultasi dan Koordinasi Kali Rp. ……………….. Rp. ………………..
e. Pelaporan dan Dokumentasi Paket Rp. ……………….. Rp. ………………..
Jumlah Biaya Pengawasan Rp. ………………..
Jumlah Total Rp. ………………..

Menyetujui,
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA…………………….. DESA……………………..
Ketua, Ketua,

……………………………………… ………………………………………

Mengetahui,
CAMAT …………………………………..

…………………………………..
8. Surat Pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa
Form.8

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

………….., ….. ………………. 20.....

Nomor : ........../PANPILKADES/......./20.... Kepada Yth.


Sifat : Penting BAPAK BUPATI MERANGIN
Lampiran : ……. (……………) berkas c.q CAMAT …………………………..
Perihal : Usulan/Pengajuan RAB di -
Pemilihan Kepala Desa …………………. Tempat

Dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Desa …………….....


Kecamatan ...................... Kabupaten Merangin Tahun 20...., dengan hormat disampaikan
usulan/pengajuan Rincian Anggaran Biaya Pemilihan Kepala Desa .................... sebesar
Rp. ...................... (.........................................................).

Sebagai pertimbangan Bapak, bersama ini kami sampaikan bahan-bahan


sebagai berikut:
1. Keputusan Panitia Pemilihan Nomor ...................... tanggal ..............tentang
Rencana Anggaran Biaya pemilihan Kepala Desa ....................
2. Keputusan Panitia Pemilihan Nomor ............ tanggal .............. tentang Program
dan Tahapan Pemilihan Kepala Desa .................

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..

Tembusan :
1. Yth. Ketua BPD Desa……………….. di ………………………..
2. Yth. Kepala Desa …………….………. di ……………………
9. Surat Pengumuman Panitia Pemilihan Kepala Desa tentang Pendaftaran Bakal Calon
Kepala Desa
Form.9

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

PENGUMUMAN
NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20......

Berdasarkan Keputusan Badan Permusyawaratan Desa ................ NOMOR : ........../


BPD/......./20..... tanggal ................ tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa .....................
bahwa di Desa ................ Kecamatan ............... Kabupaten Merangin akan dilaksanakan Pemilihan Kepala
Desa, maka dengan ini diumumkan kepada seluruh warga Desa …………… Kecamatan …………. bahwa
telah dibuka pendaftaran untuk menjadi Bakal Calon Kepala Desa.
Adapun persyaratan untuk menjadi calon Kepala Desa .......... adalah sebagai berikut :
1. Surat pernyataan sebagai warga Negara Republik Indonesia;
2. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. Surat pernyataan memegang teguh mengamalkan Pancasila, Melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinika Tunggal Ika;
4. Photo copy ijazah/STTP yang dimiliki dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
5. Photo copy surat keterangan akta kelahiran atau bukti lainnya yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
6. Photo copy KTP dan KK yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
7. Surat pernyataan bersedia menjadi calon Kepala Desa;
8. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
9. Surat pernyataan fakta integritas;
10. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima)
tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka
kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah di pidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
11. Surat keterangan berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari pejabat
yang berwenang;
12. Surat keterangan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan baik di
dalam wilayah Kabupaten Merangin maupun di daerah lain dalam Negara Republik Indonesia;
13. Surat keterangan berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK);
14. Surat keterangan tidak pernah dihukum secara adat dengan hukuman minimal kambing 1 (satu)
ekor dan beras 20 (dua puluh) gantang oleh masyarakat dalam wilayah Kabupaten Merangin
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
lembaga adat desa atau kecamatan dan diketahui oleh lembaga adat Kabupaten;
15. Surat keterangan tidak pernah terlibat sebagai pengguna/pengedar Narkoba;
16. Surat pernyataan tidak menjadi pengurus dan anggota partai politik jika terpilih menjadi kepala
desa;
17. Surat pernyataan apabila terpilih menjadi kepala desa sanggup bertempat tinggal diwilayah desa
setempat selama menjabat sebagai kepala desa;
18. Surat pernyataan jika terpilih menjadi kepala desa sanggup tidak akan mengundurkan diri dari
jabatan kepala desa;
19. Surat pernyataan tidak akan melakukan politik uang dan siap menerima kekalahan dan
kemenangan serta mengakui proses pemilihan kepala desa dengan sadar dan penuh tanggung
jawab;
20. Surat keterangan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian derah bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) danketentuan yang ada dilingkup TNI/Polri bagi anggota TNI/Polri yang mencalonkan
diri sebagai calon Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
21. Surat keterangan sanggup dan bersedia memahami terhadap nilai-nilai ketentuan hukum adat
yang menjadi kearifan lokal desa setempat;
22. Surat keterangan cuti bagi kepala desa yang akan mencalonkan diri kembali sebagai calon kepala
desa dari Bupati;
23. Surat keterangan cuti bagi perangkat desa yang mencalonkan diri sebagai calon Kepala Desa dari
Camat;
24. Surat keterangan cuti bagi Pimpinan dan/atau anggota BPD yang mencalonkan diri sebagai calon
Kepala Desa dari Camat;
25. Surat keterangan dapat mengaji (lancar membaca Al-qur’an) dari Kantor Kementerian Urusan
Agama kecamatan/KUA bagi calon kepala desa yang beragama Islam;
26. Pas photo terbaru ukuran 4 x 6;
27. Naskah visi dan misi Calon Kepala Desa;
28. Daftar Riwayat Hidup;
29. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak.
Bagi masyarakat Desa …………… yang berminat untuk menjadi Calon Kepala Desa ……………
dapat mengajukan permohonan secara tertulis diatas kertas bermaterai 6000,- kepada Ketua BPD
....... melalui Panitia Pemilihan Kepala Desa .............. dengan dilampiri persyaratan administrasi
sebagaimana tersebut diatas.
Surat permohonan beserta lampirannya dimasukan ke dalam map/amplop besar tertutup
dan ditulis nama Bakal Calon sebanyak 3 (tiga) rangkap.
Pengumuman dibuka selama 9 (sembilan) hari dan mulai berlaku sejak tanggal .....................
tepat Pukul 09.00 WIB dan ditutup pada tanggal ............. Pukul 15.30 WIB sesuai jam di Sekretariat
Panitia Pemilihan. Keterangan lebih lanjut supaya menghubungi Panitia Pemilihan di Sekretariat
Panitia Pemilihan.
Berkas permohonan/lamaran Bakal Calon Kepala Desa segera disampaikan kepada Panitia
Pemilihan sebelum Pengumuman dinyatakanditutup.
Keterangan lebih lanjut dan pengambilan formulir pendaftaran supaya menghubungi Panitia
Pemilihan di Sekretariat Panitia Pemilihan.
Demikian Pengumuman ini dibuat untuk diketahui dan disebarluaskan kepada warga
desa/masyarakat Desa ………… Kecamatan ……………

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
10. Berita Acara Pembukaan Pengumuman Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
Form.10

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

BERITA ACARA
PEMBUKAAN PENGUMUMAN

Pada hari ini .................. tanggal ................ bulan ............... tahun ......................, bertempat di
Sekretariat Panitia Pemilihan, telah diadakan Rapat Panitia Pemilihan membahas Pembukaan
Pengumuman Pendaftaran Calon Kepala Desa ……………........
Rapat dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dihadiri oleh para Anggota Panitia
Pemilihan dan dalam Rapat Panitia Pemilihan tersebut telah diperoleh suatu kesepakatan, antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada yang berminat melamar/mendaftar
sebagai Calon Kepala Desa ………........, Pengumuman Pendaftaran Calon dibuka selama 9
(sembilan) hari, mulai berlaku sejak hari ............. tanggal ................. tepat pukul 09.00 WIB dan
ditutup pada hari ............. tanggal pukul 15.30 WIB sesuai jam di Sekretariat Panitia Pemilihan.

2. Untuk dapat diketahui oleh masyarakat luas, terutama yang berminat melamar/mendaftar
sebagai Calon Kepala Desa …………......, makaPengumuman tersebut diletakkan/ditempelkan
ditempat-tempat umum.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapatnya dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ....................
No. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1. Ketua 1.
2. Wakil Ketua 2.
3. Sekretaris 3.
4. Bendahara 4.
5. Koord. Seksi………………….. 5.
6. Koord. Seksi………………….. 6.
7. dst. dst. 7.
11. Surat Permohonan Bakal Calon Kepala Desa
Form.11

………….., ….. ………………. 20.......

Kepada Yth.
Ketua BPD Desa ……………………..
Lampiran : 3 (tiga) berkas Melalui
Perihal : Permohonan Menjadi Calon Kepala Desa Ketua Panitia Pilkades
Pada Pemilihan Kepala Desa …………………. Desa ……………………………………….
di -
Tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ……………………………… RT/ RW ……/……… Dusun ……………………..
Desa ……………………………… Kecamatan ………………………………
Kabupaten Merangin

Dengan ini mengajukan permohonan untuk menjadi Calon Kepala Desa ........... Kecamatan
……………………… Kabupaten Merangin dalam Pemilihan Kepala Desa ……………………… Tahun 20....... .
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan beberapa persyaratan administrasi yang telah
ditentukan, sebagai berikut :
1. Surat pernyataan sebagai warga Negara Republik Indonesia;
2. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. Surat pernyataan memegang teguh mengamalkan Pancasila, Melaksanakan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinika Tunggal Ika;
4. Photo copy ijazah/STTP yang dimiliki dan dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
5. Photo copy surat keterangan akta kelahiran atau bukti lainnya yang disahkan oleh pejabat yang
berwenang;
6. Photo copy KTP dan KK yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
7. Surat pernyataan bersedia menjadi calon Kepala Desa;
8. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
9. Surat pernyataan fakta integritas;
10. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima)
tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka
kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah di pidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
11. Surat keterangan dari Pengadilan Negeri tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
12. Surat keterangan berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari pejabat
yang berwenang;
13. Surat keterangan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan baik di
dalam wilayah Kabupaten Merangin maupun di daerah lain dalam Negara Republik Indonesia;
14. Surat keterangan berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK);
15. Surat keterangan tidak pernah dihukum secara adat dengan hukuman minimal kambing 1 (satu)
ekor dan beras 20 (dua puluh) gantang oleh masyarakat dalam wilayah Kabupaten Merangin
selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
lembaga adat desa atau kecamatan dan diketahui oleh lembaga adat Kabupaten;
16. Surat keterangan tidak pernah terlibat sebagai pengguna/pengedar Narkoba;
17. Surat pernyataan tidak menjadi pengurus dan anggota partai politik jika terpilih menjadi kepala
desa;
18. Surat pernyataan apabila terpilih menjadi kepala desa sanggup bertempat tinggal diwilayah desa
setempat selama menjabat sebagai kepala desa;
19. Surat pernyataan jika terpilih menjadi kepala desa sanggup tidak akan mengundurkan diri dari
jabatan kepala desa;
20. Surat pernyataan tidak akan melakukan politik uang dan siap menerima kekalahan dan
kemenangan serta mengakui proses pemilihan kepala desa dengan sadar dan penuh tanggung
jawab;
21. Surat keterangan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian derah bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) danketentuan yang ada dilingkup TNI/Polri bagi anggota TNI/Polri yang mencalonkan
diri sebagai calon Kepala Desa sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;
22. Surat keterangan sanggup dan bersedia memahami terhadap nilai-nilai ketentuan hukum adat
yang menjadi kearifan lokal desa setempat;
23. Surat keterangan cuti bagi kepala desa yang akan mencalonkan diri kembali sebagai calon kepala
desa dari Bupati;
24. Surat keterangan cuti bagi perangkat desa yang akan mencalonkan diri dari camat sebelum
mendaftarkan diri sebagai bakal calon kepala desa;
25. Surat keterangan izin bagi anggota BPD dari Camat dan surat pernyataan pengunduran diri
sebagai anggota BPD apabila sudah ditetapkan sebagai calon kepala desa.
26. Surat keterangan dapat mengaji (membaca Al-qur’an) dari Kantor Kementerian Urusan Agama
kecamatan/KUA bagi calon kepala desa yang beragama Islam;
27. Pas photo terbaru ukuran 4 x 6;
28. Naskah visi dan misi Calon Kepala Desa;
29. Daftar Riwayat Hidup;
30. Foto copy Nomor Pokok Wajib Pajak.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perkenan dan kebijaksanaannya diucapkan
terima kasih.

Pemohon,

materai 10.000
………………………..
12. Berita Acara Penutupan Pengumuman Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
Form.12

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

BERITA ACARA
PENUTUPAN PENGUMUMAN

Pada hari ini .................. tanggal ................ bulan ............... tahun.................., bertempat di Sekretariat
Panitia Pemilihan, telah diadakan Rapat Panitia Pemilihan membahas Penutupan Pengumuman
Pendaftaran Calon Kepala Desa ……………........
Rapat dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan dan dihadiri oleh para Anggota Panitia
Pemilihan dan dalam Rapat Panitia Pemilihan tersebut telah diperoleh suatu kesepakatan, antara lain
sebagai berikut:
1. Pengumuman Pendaftaran Calon Kepala Desa ... ..................... ditutup pada hari ........, tanggal ... .... .....
20....., pukul : 15.30 WIB
2. Sampai dengan penutupan Pengumuman tersebut diatas, Bakal Calon Kepala Desa .......................
yang telah mendaftarkan diri sebanyak ……(.......) orang yakni atas nama :
a. Sdr. ....................
b. Sdr. ....................
c. Sdr. ....................
d. dst............
3. Berdasarkan hasil Pengumuman dengan pertimbangan jumlah Bakal Calon Kepala Desa yang
telah mendaftar .....(..... *), maka setuju dilanjutkan dengan penyaringan yakni kegiatan penelitian
dan klarifikasi kelengkapan persyaratan administrasi berkas permohonan bakal calon.
atau
(....kurang dari 2 (dua) orang ......*), maka sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
Tahapan Pencalonan Pemilihan Kepala Desa diperpanjang sampai dengan ..... (..........) hari/tidak
dapat dilanjutkan. Sehingga dilaporkan kepada BPD untuk dilanjutkan kepada yang terhormat
Bupati Merangin.

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapatnya dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ....................
No. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1. Ketua 1.
2. Wakil Ketua 2.
3. Sekretaris 3.
4. Bendahara 4.
5. Koord. Seksi………………….. 5.
6. Koord. Seksi………………….. 6.
7. dst. dst. 7.
13. Berita Acara Penelitian dan Klarifikasi Berkas Kelengkapan Persyaratan Administrasi
Bakal Calon Kepala Desa
Form.13

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

BERITA ACARA
PENELITIAN DAN KLARIFIKASI BERKAS KELENGKAPAN
PERSYARATAN ADMINISTRASI BAKAL CALON KEPALA DESA

Pada hari ini …………… tanggal …………. bulan …………. tahun ..................... bertempat di Desa
……………….. Kecamatan …………… Kabupaten Merangin telah dilaksanakan penelitian dan klarifikasi
berkas kelengkapan persyaratan administrasi permohonan Bakal Calon Kepala Desa sebanyak
……(…….) berkas yang terdiri …… (……….) Calon
Rapat dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilhan dan dihadiri para anggota panitia pemilihan dan
Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa ………… dst .. (daftar hadir terlampir)
Berdasarkan penelitian dan klarifikasi berkas kelengkapan persyaratan administrasi
permohonan Bakal Calon Kepala Desa dihasilkan :
1. Sebanyak …….. berkas (sebagaimana terlampir), atas nama :
1. Sdr. ………………
2. Sdr. ………………
3. dan seterusnya ...............
Telah memenuhi persyaratan administratif formal sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah
Kabupaten Merangin Nomor ….. Tahun 20.. berikut petunjuk pelaksanaannya;
2. Sebanyak …….. berkas (sebagaimana terlampir), atas nama :
1. Sdr. ………………
2. Sdr. ………………
3. dan seterusnya ...............
Ditolak karena tidak memenuhi persyaratan administratif formal sesuai dengan ketentuan
Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ….. Tahun 20.. berikut petunjuk pelaksanaannya;
3. Dari hasil penelitian dan klarifikasi berkas kelengkapan persyaratan administrasi permohonan
Bakal Calon :
(....karena yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang ...), maka tahapan pencalonan di
perpanjang selama .... (....) hari / tidak dapat dilanjutkan.....*). ..... atau....
(....karena yang memenuhi persyaratan sebanyak .......(.......) orang ... (2 - 5 orang)....), maka kepada
masing-masing bakal calon dinyatakan memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Calon Kepala
Desa yang berhak dipilih dalam Pemilihan Kepala Desa yang ditetapkan dengan Keputusan
Panitia Pemilihan Kepala Desa...*) .... atau...
(....karena yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima) orang ...), maka kepada masing-masing
bakal calon diberikan seleksi tambahan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ….. Tahun 20.. berikut petunjuk
pelaksanaannya dan bakal calon yang dinyatakan lulus dalam seleksi tambahan ditetapkan
sebagai Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dalam Pemilihan Kepala Desa yang ditetapkan
dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa.....*) ....... dan dilaporkan kepada BPD untuk
dilanjutkan kepada yang terhormat Bupati Merangin melalui Camat .......
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapatnya dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ....................
No. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1. Ketua 1.
2. Wakil Ketua 2.
3. Sekretaris 3.
4. Bendahara 4.
5. Koord. Seksi………………….. 5.
6. Koord. Seksi………………….. 6.
7. dst. dst. 7.
14. Surat Laporan Penjaringan Bakal Calon Kepala Desa
Form.14

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

………….., ….. ………………. 20.....

Nomor : ........../PANPILKADES/......./20..... Kepada Yth.


Sifat : Penting Ketua BPD Desa ……………………..
Lampiran : ……. (……………) berkas di -
Perihal : Laporan Hasil Penjaringan Tempat
Bakal Calon Kepala Desa

Merujuk Keputusan Badan Permusyawaratan Desa ................ NOMOR : ........../


BPD/......./20.... tanggal ................ tentang Pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa
....................., dengan hormat dilaporkan hal-hal sebagai berikut:
I. Panitia pemilihan Kepala Desa telah melakukan Penjaringan Bakal Calon
Kepala Desa dengan membuka Pengumuman dari tanggal …………………. s/d
………………..
II. Bakal calon yang mendaftar kepada Panitia Pemilihan Pemilihan sebanyak
…..(.........) orang, dengan rincian sebagai berikut :
1. persyaratan yang tidak lengkap dan dikembalikan sebanyak ....(........)
orang;
2. persyaratan yang lengkap dan diterima sebanyak .....(........)orang.

III. Sehubungan dengan hal tersebut pada angka 2, maka panitia pemilihan akan
melanjutkan pada penyaringan Bakal Calon..... (jika bakal calon lebih dari 2
orang ......*) atau bakal calon kurang dari 2 orang, maka akan diperpanjang
pendaftaran bakal calon selama …...(…....) hari / tidak dapat dilanjutkan..*).

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
15. Surat Pengembalian Berkas Bakal Calon Kepala Desa
Form.15

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

………….., ….. ………………. 20.....

Nomor : ........../PANPILKADES/......./20..... Kepada Yth.


Sifat : Penting Sdr/i ………..…………………..
Lampiran : ……. (……………) berkas di -
Perihal : Pengembalian Berkas Tempat

Berdasarkan hasil rapat panitia pemilihan dalam proses Penyaringan Bakal


Calon dengan penelitian dan klarifikasi berkas kelengkapan persyaratan administrasi
permohonan Bakal Calon Kepala Desa pada hari ............. tanggal .................... .
diberitahukan kepada saudara bahwa berkas pendaftaran saudara selaku pendaftar
bakal calon Kepala Desa .................. dikembalikan karena tidak memenuhi syarat.

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
16. Surat Laporan Penyaringan Bakal Calon Kepala Desa
Form.16

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

………….., ….. ………………. 20.....

Nomor : ........../PANPILKADES/......./20..... Kepada Yth.


Sifat : Penting Ketua BPD Desa ……………………..
Lampiran : ……. (……………) berkas di -
Perihal : Laporan Hasil Penyaringan Tempat
Bakal Calon Kepala Desa

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat laporan hasil penyaringan bakal
calon Kepala Desa....... sebagai berikut :
1. Terhadap berkas bakal calon Kepala Desa sebanyak .....(.......) orang telah
dilakukan penelitian dan klarifikasi berkas kelengkapan persayaratan
administrasi.
2. Sebanyak ……(....….) berkas dinyatakan tidak memenuhi persyaratan
administratif formal, yakni atas nama :
a. Sdr. ...............
b. Sdr. ..............
3. Berkas yang dinyatakan tidak memenuhi syarat administrasi sebagaimana pada
angka 2, telah dikembalikan pada yang bersangkutan (sebagaimana surat
terlampir).
4. Sebanyak ..... (........) berkas telah dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi
formal dan ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dengan Keputusan
Panitia Pemilihan, yakni atas nama :
a. Sdr. ...............
b. Sdr. ...............
c. Sdr. ...............
5. Sebagai bahan pendukung sebagaimana berkas terlampir.

Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.


PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
Catatan :
Jika bakal calon yang memenuhi persyaratan administrasi formal lebih dari 5 (lima) orang, Panitia
Pemilihan mengajukan seleksi tambahan kepada Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten
Merangin.
17. Keputusan Panitia Pemilihan Tentang Penetapan Calon dan Nomor Urut Calon Kepala
Desa yang Berhak Dipilih
Form.17

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA .................


NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20.....
TENTANG
PENETAPAN CALON DAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA YANG BERHAK DIPILIH DALAM
PEMILIHAN KEPALA DESA ......................... KECAMATAN .................................... KABUPATEN MERANGIN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA

Menimbang : a. bahwa bahwa dengan selesainya penyaringan Bakal Calon Kepala Desa yakni
dengan penelitian dan klarifikasi berkas kelengkapan persyaratan administrasi,
perlu menetapkan Calon dan nomor urut Calon Yang berhak dipilih dalam
Pemilihan Kepala Desa;
b. bahwa sebagai bahan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Desa ....................

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom


Kebupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 25) sebgaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2755);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana
telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Pembentukan atas Undang-Undang 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor81
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tetang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan
Kepala Desa ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 4);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor .... Tahun ...... tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin Tahun .....
Nomor ….);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pedoman
dan Tata cara Pencalonan, Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Merangin tahun 2016 Nomor 5);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor ....... Tahun 20........ tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20..... (Lembaran
Daerah Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor ........);
11. Peraturan Bupati Merangin Nomor ....... Tahun 20...... tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 20...... (Berita Daerah
Kabupaten Merangin Tahun 20..... Nomor .......);
12. Peraturan Bupati Merangin Nomor ………….. Tahun 20... tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Berita Daerah Kabupaten Merangin Tahun
2017 Nomor……….)

Memperhatikan : Rapat Panitia Pemilihan Kepala Desa ................ hari ...................... tanggal
..................20..... , bertempat di ............................ tentang Penetapan Calon dan Nomor
Urut Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dalam Pemilihan Kepala Desa
.................. Tahun 20..... .
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Menetapkan Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dalam Pemilihan Kepala Desa
........ Periode Tahun 20...... sebagimana tertera dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU berhak mengikuti
Pemilihan Kepala Desa di Desa …………… Kecamatan ……………… Kabupaten Merangin.
KETIGA : Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dalam mengikuti
Pemilihan Kepala Desa, patuh dan taat terhadap ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di …………………………..
Pada tanggal, 20......
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA ………………………….
Ketua,

………………………..
LAMPIRAN : KEPUTUSAN PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA………………………………………………………………
NOMOR : ........../PANPILKADES/......./20....
TANGGAL : ……………………….. 20......

NAMA-NAMA CALON DAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA


YANG BERHAK DIPILIH DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA
DESA …………………………………………… KECAMATAN …………………………………………
TAHUN 20......

NOMOR
TEMPAT PENDI-
No. NAMA L/P PEKERJAAN ALAMAT URUT
TGL LAHIR DIKAN
CALON
1 2 3 4 5 6 7
1.

2.

3.

4.

5.

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA……………………..
Ketua,

………………………………………
18. Berita Acara Penetapan Calon Dan Nomor Urut Calon Kepala Desa Yang Berhak Dipilih
Form.18

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

BERITA ACARA
PENETAPAN CALON DAN NOMOR URUT CALON KEPALA DESA YANG BERHAK DIPILIH

Pada hari ini …………… tanggal …………. bulan …………. tahun ................bertempat di Desa
……………….. Kecamatan …………… Kabupaten Merangin telah dilaksanakan Rapat Panitia Pemilihan
membahas Penetapan Calon dan Nomor Urut Calon Kepala Desa yang berhak dipilih dalam Pemilihan
Kepala Desa ...................
Rapat dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilhan dan dihadiri para anggota panitia pemilihan dan
Tim Pengawas Pemilihan Kepala Desa, Bakal Calon………… dst…. .. (daftar hadir terlampir)
Dalam rapat telah disepakati bakal Calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan
administrasi formal ditetapkan menjadi Calon Kepala Desa yang berhak dipilih sekaligus
penenetapan nomor urut calon melalui undian.
Adapun nama-nama calon beserta nomor urut calon yang berhak dipilih adalah sebagai
berikut :
1. Sdr. ............................ , dengan Nomor Urut .......... (.....)
2. Sdr. ............................ , dengan Nomor Urut .......... (.....)
3. Sdr. ............................ , dengan Nomor Urut .......... (.....)
4. dst.....................

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapatnya dipergunakan
sebagaimana mestinya.
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA ....................
No. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1. Ketua 1.
2. Wakil Ketua 2.
3. Sekretaris 3.
4. Bendahara 4.
5. Koord. Seksi………………….. 5.
6. Koord. Seksi………………….. 6.
7. dst. dst. 7.
19. Surat Pernyataan Bersama Antara Panitia dan Calon Kepala Desa
Form.19

PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA


DESA………………… …………………
KECAMATAN ……………………………………
Jalan ................................................... Telepon ..................... Fax..............................

PERNYATAAN BERSAMA
ANTARA PANITIA DAN CALON KEPALA DESA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


1. Nama : …………………………………..
Kedudukan/Status : Calon Kepala Desa ……………………..
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama para pendukung saya;

2. Nama : …………………………………..
Kedudukan/Status : Calon Kepala Desa ……………………..
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama para pendukung saya;

3. Nama : …………………………………..
Kedudukan/Status : Calon Kepala Desa ……………………..
Bertindak untuk diri sendiri dan atas nama para pendukung saya;

4. Nama : …………………………………..
Kedudukan/Status : Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa ……………………..
Bertindak untuk dan atas nama penyelenggara Pemilihan Kepala Desa…………………………;
4. Nama : …………………………………..
Kedudukan/Status : Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa ……………………..

Pada hari ini ............. tanggal, .... ........... tahun ..................................... bertempat di Desa......,
disaksikan oleh BPD Desa ………………… serta Camat ........ dan Anggota Forpimka ........, bersama-sama
menyatakan bahwa :
a. Kami ( para calon ) :
1. Menjamin pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa berjalan Lancar, Tertib, Aman, dan Nyaman.
2. Akan menjunjung tinggi azas : Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,Jujur, Adil (LUBER JURDIL)
dan tidak akan ada kecurangan, karena kami telah diberi kesempatan seluas-luasnya oleh
Panitia Pemilihan untuk berperan aktif dan terlibat langsung pada setiap program dan
tahapan kegiatan Pemilihan Kepala Desa.
3. Siap mengendalikan para pendukung dan bersedia untuk diambil tindakan oleh pihak yang
berwajib apabila terjadi gangguan dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ..........
b. Kami (Ketua dan para Anggota Panitia) benar-benar siap melaksanakan tugas secara mandiri
dan tidak memihak serta menjamin Pemilihan Kepala Desa ........ berjalan Lancar, Tertib, Aman,
dan Nyaman, karena para Calon Kepala Desa ....... dan pendukungnya benar-benar telah berperan
aktif dan terlibat langsung pada setiap program dan tahapan kegiatan Pemilihan Kepala Desa.
Demikian pernyataan bersama ini dibuat tanpa paksa dari pihak manapun, apabila
dikemudian hari ternyata tidak sesuai dengan pernyataan ini, kami siap bersedia diberi tindakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
KAMI YANG MENYATAKAN :
No. NAMA UNSUR / JABATAN TANDA TANGAN
1. Calon Kepala Desa 1.
2. Calon Kepala Desa 2.
3. Calon Kepala Desa 3.
4. Ketua Panitia 4.
5. dst. dst. 5.

DISAKSIKAN OLEH :
No. NAMA UNSUR / JABATAN TANDA TANGAN
1. (Ketua BPD Desa ………………) 1.
2. (Camat …………………………….) 2.
3. (Danramil ………………………..) 3.
4. (Kapolsek ………………………..) 4.
5. dst. dst. 5.
20. Surat Pernyataan Sebagai Warga Negara Republik Indonesia
Form.20

SURAT PERNYATAAN
SEBAGAI WARGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa saya benar sebagai warga Negara Republik Indonesia
dengan KTP No…………………………………………….. KK No……………………………………………..
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata pernyataan ini
tidak benar, saya siap dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
21. Surat Pernyataan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Form.21

SURAT PERNYATAAN
BERTAKWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama yang saya anut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata
pernyataan ini tidak benar, saya siap dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
22. Surat Pernyataan Sanggup Memegang Teguh dan Mengamalkan
Pancasila, Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta Mempertahankan dan Memelihara
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika
Form.22

SURAT PERNYATAAN
SANGGUP MEMEGANG TEGUH DAN MENGAMALKAN PANCASILA, MELAKSANAKAN
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 SERTA
MEMPERTAHANKAN DAN MEMELIHARA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA DAN BHINNEKA TUNGGAL IKA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya Sanggup Memegang Teguh dan Mengamalkan
Pancasila, Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Mempertahankan dan Memelihara Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata pernyataan ini
tidak benar, saya siap dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
23. Surat Pernyataan Bersedia Mencalonkan Diri Menjadi Kepala Desa
Form.23

SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENCALONKAN DIRI MENJADI KEPALA DESA

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya Bersedia Mencalonkan Diri Menjadi


Kepala Desa .................... Kecamatan ................ Kabupaten Merangin dalam Pemilihan Kepala Desa .........
Tahun 20.......
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata pernyataan ini
tidak benar, saya siap dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
24. Surat Keterangan Tidak Sedang Menjalani Hukuman Pidana Penjara dari
Pejabat yang Berwenang
Form.24

PENGADILAN NEGERI BANGKO

LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
TIDAK SEDANG MENJALANI HUKUMAN PIDANA PENJARA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
NIP :
Jabatan :
Alamat :

Dengan ini menerangkan bahwa:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat :

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang namanya tersebut diatas Tidak Sedang
Menjalani Hukuman Pidana Penjara.
Demikian keterangan ini diberikan sebagai syarat pendaftaran calon Kepala Desa, Desa
........................ Kecamatan..................... Kabupaten Merangin tahun 20.......

Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20.....
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
25. Surat keterangan tidak pernah di jatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau
lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah di pidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-
ulang dari pejabat yang berwenang;(Pengadilan)
Form.25

PENGADILAN NEGERI BANGKO

LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
TIDAK PERNAH DIHUKUM KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
NIP :
Jabatan :
Alamat :

Dengan ini menerangkan bahwa:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat :

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa yang namanya tersebut diatas Tidak Pernah Dijatuhi
Hukuman Pidana Penjara Paling Singkat 5 (Lima) Tahun atau Lebih Berdasarkan Putusan
Pengadilan Yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap.
Demikian keterangan ini diberikan sebagai syarat pendaftaran calon Kepala Desa, Desa
........................ Kecamatan..................... Kabupaten Merangin tahun 20...... .

Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
26. Surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dari pejabat yang
berwenang
Form.26

SURAT KETERANGAN
TIDAK SEDANG DICABUT HAK PILIHNYA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa saya benar–benar tidak sedang dicabut hak pilih
berdasarkan Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20...... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
27. Surat keterangan tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan baik di dalam wilayah Kabupaten Merangin maupun di daerah lain
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh Camat
Form.27

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN


KECAMATAN .........................................
LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
Nomor : ......../.........../ 20......

Yang bertanda tangan dibawah ini, Camat ................................... Kabupaten Merangin


dengan ini menerangkan bahwa :
Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Adalah benar penduduk Desa .................. Kecamatan ............... Kabupaten Merangin dan menurut
sepengetahuan kami bahwa yang bersangkutan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa
selama 3 (tiga) Kali Masa Jabatan Kepala Desa.
Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan sebagai persyaratan pendaftaran
Calon Kepala Desa ........................ dalam Pemilihan Kepala Desa .................................
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunaan sesuai
keperluannya.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
CAMAT ………………………….

…………………………………….
NIP.
28. Surat keterangan tidak pernah dihukum secara adat dengan hukuman
minimal kambing 1 (satu) ekor dan beras 20 (dua puluh) gantang oleh
masyarakat dalam wilayah Kabupaten Merangin selama kurun waktu 5
(lima) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat keterangan dari
Lembaga Adat Desa atau Kecamatan dan diketahui oleh Lembaga Adat
Kabupaten
Form.28

LEMBAGA ADAT DESA


DESA ......................................... KECAMATAN .........................................
LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
Nomor : ......../.........../ 20.......

Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Lembaga Adat Desa ............Kecamatan ...............
Kabupaten Merangin dengan ini menerangkan bahwa:
Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Sepengetahuan saya bahwa yang namanya tersebut diatas benar tidak pernah dihukum
secara adat dengan hukuman minimal kambing 1 (satu) ekor dan beras 20 (dua
puluh) gantang oleh masyarakat dalam wilayah Kabupaten Merangin selama kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan sebagai persyaratan pendaftaran
Calon Kepala Desa ........................ dalam Pemilihan Kepala Desa .................................
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunaan sesuai
keperluannya.
Dibuat di
……………………..………
Pada tanggal,
20.....
Diketahui Oleh : Diketahui Oleh : LEMBAGA ADAT DESA
LEMBAGA ADAT KECAMATAN LEMBAGA ADAT KABUPATEN DESA…………………….
Ketua Ketua

……………………………………. ……………………………………. …………………………………….


29. Surat keterangan Tidak Pernah Terlibat Sebagai Pengguna/Pengedar
Narkoba
Form.29

KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA


RESORT MERANGIN
LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
Nomor : ......../.........../ 20.....

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
NRP :
Jabatan :

dengan ini menerangkan bahwa:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Sepengetahuan saya bahwa yang namanya tersebut diatas benar tidak pernah terlibat
sebagai pengguna Narkoba/pengedar Narkoba.
Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan sebagai persyaratan pendaftaran
Calon Kepala Desa ........................ dalam Pemilihan Kepala Desa .................................
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunaan sesuai
keperluannya.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20.....
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
30. Surat Pernyataan Apabila Terpilih Menjadi Kepala Desa Sanggup Bertempat
Tinggal Diwilayah Desa Setempat Selama Menjabat Sebagai Kepala Desa
Form.30

SURAT PERNYATAAN
APABILA TERPILIH MENJADI KEPALA DESA SANGGUP BERTEMPAT TINGGAL
DIWILAYAH DESA SETEMPAT SELAMA MENJABAT SEBAGAI KEPALA DESA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa Apabila Saya Terpilih Menjadi Kepala Desa Sanggup
Bertempat Tinggal Diwilayah Desa Setempat Selama Menjabat Sebagai Kepala Desa.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20..... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
31. Surat Pernyataan Jika Terpilih Menjadi Kepala Desa Sanggup Tidak Akan
Mengundurkan Diri Dari Jabatan Kepala Desa
Form.31

SURAT PERNYATAAN
JIKA TERPILIH MENJADI KEPALA DESA SANGGUP TIDAK AKAN MENGUNDURKAN DIRI
DARI JABATAN KEPALA DESA

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa Apabila Saya Terpilih Menjadi Kepala Desa Sanggup Tidak
Akan Mengundurkan Diri Dari Jabatan Kepala Desa.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20...... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20.....
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
32. Surat Pernyataan Tidak Akan Melakukan Politik Uang
Form.32

SURAT PERNYATAAN
TIDAK AKAN MELAKUKAN POLITIK UANG

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan Bahwa Dalam Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Saya Tidak
Akan Menggunakan Politik Uang, Barang dan lain sebagainya yang sifatnya Bertujuan
Mempengaruhi Masyarakat Dalam Penentuan Pilihannya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20...... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
33. Surat pernyataan Siap Menerima Kekalahan/Kemenangan Serta
Mengakui Proses Pemilihan Kepala Desa Dengan Sadar Dan Penuh
Tanggung Jawab.
Form.33

SURAT PERNYATAAN
SIAP MENERIMA KEKALAHAN/KEMENANGAN SERTA MENGAKUI PROSES PEMILIHAN
KEPALA DESA DENGAN SADAR DAN PENUH TANGGUNG JAWAB

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa saya siap menerima kekalahan/kemenangan serta


mengakui proses pemilihan kepala desa dengan sadar dan penuh tanggung jawab.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20..... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20.......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
34. Surat pernyataan Sanggup Dan Bersedia Memahami Terhadap Nilai-Nilai
Ketentuan Hukum Adat Yang Menjadi Kearifan Lokal Desa Setempat
Form.34

SURAT PERNYATAAN
SANGGUP DAN BERSEDIA MEMAHAMI TERHADAP NILAI-NILAI KETENTUAN HUKUM ADAT
YANG MENJADI KEARIFAN LOKAL DESA SETEMPAT

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menyatakan bahwa saya Sanggup dan Bersedia Memahami Terhadap Nilai-
Nilai Ketentuan Hukum Adat Yang Menjadi Kearifan Lokal Desa Setempat.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya sebagai syarat pendaftaran calon
Kepala Desa, Desa ...................... Kecamatan...................... Kabupaten Merangin tahun 20...... , dan apabila
ternyata pernyataan ini tidak benar, saya sanggup dituntut sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20......
Yang Menyatakan,

materai 10.000
………………………..
35. Surat Keterangan Dapat Mengaji (Membaca Al-Qur’an) Dari Kantor
Kementerian Urusan Agama Kecamatan/KUA
Form.35

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA


KECAMATAN………………………… KABUPATEN MERANGIN
LOGO
Jalan .................................................................... Telepon: ..................... Fax: .....................

SURAT KETERANGAN
Nomor : ......../.........../ 20.....

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :
NIP :
Jabatan :

dengan ini menerangkan bahwa:


Nama :
Tempat/Tgl Lahir :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Agama :
Alamat : Jalan ………………………………………. RT/ RW : ……/………
Dusun …………………………………….. Desa …………………………………….
Kecamatan ……………………………… Kabupaten Merangin

Dengan ini menerangkan Bahwa Yang Namanya Tersebut Diatas Benar Dapat Membaca
AL’QURAN Dengan Baik.
Surat keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan sebagai persyaratan pendaftaran
Calon Kepala Desa ........................ dalam Pemilihan Kepala Desa .................................
Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunaan sesuai
keperluannya.
Dibuat di ……………………..………
Pada tanggal, 20.....
Yang Menyatakan,

Materai 10.000
………………………..
36. Format hasil rekapitulasi penghitungan suara
Form.36

REKAPILTULASI : HASIL PENGHITUNGAN SUARA


DESA ............................................
KECAMATAN .............................
KABUPATEN ..............................

NO NAMA CALON TPS1 TPS2 TPS3 TPS dst JUMLAH


1 2 3 4 5 6 7

1.

2.

3.

4.

5.

DESA......................,........................202...
PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

1. ..............................
2. ..............................
3. ..............................
4. ..............................
5. dst
KARTU SUARA
PEMILIHAN KEPALA DESA

1. Kartu suara menggunakan kertas dengan ukuran minimal ½ (setengah) folio.


A. Halaman dalam berisi :
- Setengah halaman bagian atas untuk tulisan : KARTU SUARA
- Setengah halaman untuk bagian bawah : Nomor, Foto dan Nama Calon

SURAT SUARA PANITIA PEMILIHAN


KEPALA DESA
PEMILIHAN KEPALA DESA

DESA .................
DESA KECAMATAN ..........
…………………… KABUPATEN MERANGIN

KECAMATAN KETUA
……………….
Stempel (ditandatangani )
KABUPATEN MERANGIN .................................

1 2 3 4 5

GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR GAMBAR

NAMA NAMA NAMA NAMA NAMA

B. Halaman luar berisi :


- Seper tiga dari setengah halaman bagian atas kiri untuk tulisan : KARTU SUARA
- Seper tiga dari setengah halaman bagian atas tengah untuk tulisan : PANITIA PEMILIHAN
DENAH LOKASI PEMILIHAN SUARA
DAN RINCIAN TUGAS PANITIA PEMILIHAN

TEMPAT DUDUK PAPAN PENGHITUNGAN SUARA


CALON

BILIK BILIK BILIK BILIK BILIK

KOTAK
SUARA

MEJA

7 8

MASUK KELUAR
2 1

MEJA MEJA

Keterangan :
1. Meja 1 : Ketua Panitia
2. Meja 2 : Wakil Ketua
3. Meja 3 : Anggota ( petugas pencocok undangan / panggilan )
5. Nomor 4 : Ruang tunggu pemilih
6. Nomor 5 : Anggota ( mengatur pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya )
7. Nomor 6 : Anggota ( Petugas di Kotak suara )
8. Nomor 7 : Petugas keamanan pintu masuk
9. Nomor 8 : Petugas keamanan pintu keluar

Anda mungkin juga menyukai