Anda di halaman 1dari 19

BERITA ACARA PENETAPAN TATA TERTIB

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) AIMERE


TIMUR
TAHUN 2021

Pada hari ini senin tanggal dua puluh tiga bulan Agustus tahun
dua ribu dua puluh satu bertempat di ruangan rapat BPD, kami
anggota badan permusyawaratan desa Aimere Timur telah
membahas, merumuskan serta menetapkan Peraturan Tata Tertib
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Aimere Timur Tahun
2021.
Adapun hasil Penetapan Tata Tertib badan permusyawaratan desa
(BPD) aimere timur tahun 2021 terlampir.

Anggota BPD Desa Aimere Timur:

N NAMA JABATAN TANDA


o. TANGAN

1. ALOYSIUS DEA KETUA 1………


2. YOAKIM RESI WAKIL 2…
MOI …….
3. ELISABETH ILO, SEKRETA 3……….
S. Pd RIS
4. FELIKSITA RAGA ANGGOTA 4…
……

5. YULIANA LEDO ANGGOTA 5……….


6. BEATO VARINO ANGGOTA 6
DOSI ………

7. PATRIANUS DUA ANGGOTA 7……….


BAE

1
Demikian Berita Acara Hasil penetapan Tata Tertib Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Aimere Timur Tahun 2021.
Aimere, 23 Agustus
2021
Mengetahui,

Ketua BPD

ALOYSIUS DEA

2
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA AIMERE TIMUR
NOMOR 05/BPD/AIM/2015
TENTANG

TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA


AIMERE TIMUR
KECAMATAN AIMERE - KABUPATEN NGADA

Menimban : a. Bahwa dalam rangka perwujudan


g demokrasi dan peningkatan fungsi
dan wewenang Badan
Permusyawaratan Desa dengan
keputusan Badan Permusyawaratan
Desa terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa, pembangunan dan
peminatan kemasyarakatan di desa,
maka perlu pengaturan tentang Tata
Tertib Badan Permusyawaratan
Desa.
b. Bahwa dengan di tetapkan peraturan
Badan Permusyawaratan Desa ini,
maka setiap anggota Badan
Permusyawaratan Desa wajib
mentaatinya sebagai dasar dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b perlu membentuk peraturan
Badan Permusyawaratan Desa
Aimere Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor ‘69 Tahun


1958 Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-
Daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur.
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

3
1999 tentang Penyelenggara Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diibah dengan
U.idang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
4. Undang-Undang Nomor 6 tahun 2004
tentang Desa
Pasal 200 sampai dengan Pasal 216
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-

4
Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku. tentang
Undang-Undang Nomor 34 Tahun
2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 127, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4439);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 29 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pembentukan dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan
Desa
6. Peraturan daerah Kabupaten Ngada
nomor 25 Tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa( lembaran
daerah Kabupaten Ngada Tahun 2006
nomor 26 seri E nomor 10).
7. Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
8. Peraturan daerah Kabupaten Ngada
Nomor 7 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Pembentukan dan
Mekanisme Penyusunan Peraturan
Desa.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BADAN PERMUSYAWARATAN


DESA AIMERE TIMUR TENTANG TATA
TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
AIMERE TIMUR.

5
Pasal 1
Lampiran Peraturan Badan Permusyawaratan Desa Aimere
Timur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.;

Pasal 2
Setiap anggota Badan Permusyawaratan Desa Aimere
Timur wajib mematuhinya dan sebagai acuan dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenang ;

Pasal 3
Peraturan Badan Permusyawaratan Desa Aimere
Timur ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkannya.

Ditetapkan di aimere pada tanggal 23 september 2021

PIMPINAN BADAN PERMUSYAWARATAN


DESA AIMERE

MENGETAHUI,
KETUA

ALOYSIUS DEA

DIUNDANGKAN DI AIMERE TIMUR,


PADA TANGGAL 23 AGUSTUS 2021
SEKRETARIS BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
AIMERE

ELISABETH ILO

6
LAMPIRAN : TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA AIMERE TIMUR KECAMATAN AIMERE -
KABUPATEN NGADA

A.HAK DAN KEWAJIBAN BPD


1. Anggota BPD Mempunyai Hak

a. mengajukan rancangan Peraturan Desa;


b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan/atau pendapat;
d. memilih dan dipilih; dan
e. mendapat tunjangan biaya rapat BPD

2. Anggota BPD Mempunyai Kewajiban

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,


melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan
gender dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta
keutuhan NKRI
d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat Desa;
e. Memproses pemilihan Kepala Desa
f. Mendahulukan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat
masyarakat Desa; dan
g. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan
lembaga kemasyarakatan Desa
h. Menyampaikan informasi hasil kinerja BPD kepada
masyarakat

B. KEDUDUKAN , FUNGSI DAN WEWENANG BPD

1.BPD Berkedudukan :

7
a. Sebagai Unsur penyelenggara Pemerintah Desa;
b. Dalam penyelenggaraan pemerintah desa, BPD
merupakan wahana perwujudan dekokrasi di desa.

2. BPD mempunyai fungsi:


a. Merumuskan dan menetapkan peraturan desa bersama
Kepala Desa;
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
c. Mengayomi dan menjaga kelestarian adat istiadat yang
hidup dan berkembang di desa.
d. Melakukan pengawasan Kinerja Kepala Desa
3. BPD Mempunyai Wewenang/ tugas :
a. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala
Desa;
b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan desa dan peraturan kepala desa
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian
kepaladesa
d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
e.  Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan
dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
f. Menyusun Tata Tertib BPD’
g. Menyelenggarakan masyarakat di Desa khusus untuk
pemilihan Kepala Desa antar waktu

C. LARANGAN BAGI BPD

1. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan


merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan perangkat
desa lainnya,
2. Merugikan kepentingan umum, meresahkan kelompok
masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan
masyarakat lainnya;
3. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme dan menerima
uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang
mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
4. Menyalagunakan wewenang
5. Melanggar sumpah/janji jabatan •Subagas Pelalesa parry oe
& Dec cartas Politik

8
6. Sebagai pelaksana proyek di Desa
7. Menjadi anggota atau pengurus partai politik
8. Menjadi anggota organisai terlarang

D.PEMBERHENTIAN DAN MASA KEANGGOTAAN BPD

1. Jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun


2. Anggota BPD berhenti karena;
a.Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan
3. Anggota BPD diberhentikan karena;
a. Berakhir masa jabatan dan telah dilantiknya anggota
BPD yang baru;
b. Tidak melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam)
kali dalam satu tahun anggaran baik rapat internal BPD
dan rapat bersama pemerintah desa
c. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagai anggota BPD
d. Dinyatakan melanggar sumpah atau janji anggota BPD
e. Tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota BPD.
f. Melanggar larangan bagi anggota BPD

E. PENGGANTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD

1. Pimpinan dan anggota BPD dapat diganti apabila;


a. Meninggal dunia
b. Mengajukan permintaan sendiri
c. Tidak lagi tinggal di desa yang bersangutan
2. Jabatan BPD yang lowong karena pergantian dan
pemberhentian, harus diisi oleh anggota BPD dari unsur
yang bersangkutan dengan tetap memperhatikan nomor urut
dari daftar calon yang telah ditetapkan berikutnya pada saat
pemilihan BPD
3. Apabila terjadi kekosongan jabatan pimpinan BPD, segera
diadakan pengisian lowongan melalui mekanisme rapat
pemilihan pimpinan BPD.

9
4. Pimpinan rapat untuk memilih Pimpinan BPD berhalangan
tetap, maka pimpinan rapat dipegang oleh anggota tertua
dan termuda.
5. Apabila semua pimpinan BPD berhalangan tetap, maka
pimpinan rapat dipegang oleh anggota tertua dan termuda

F. RAPAT-RAPAT BPD

1. Rapat internal BPD diadakan sekurang-kurangnya 12 (dua


belas) kali dalam setahun yaitu;

a.Rapat BPD untuk mendengarkan keterangan


pertanggungjawaban Kepala Desa (LKPJ) mengenal
pelaksanaan tugas dalam 1 (satu) tahun anggaran.
b.Rapat Pembahasan RAPBDes ( Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa ) pada setiap permulaan
tahun anggaran.
c.Rapat Pembahasan dan Penetapan Rancangan Kegiatan
‘dan Anggaran (RKA) pada setiap permulaan tahun
anggaran.
d.Rapat BPD untuk menetapkan Anggaran Penetapan dan
Belanja Desa (APBDes) pada setiap permulaan tahun.
anggaran.
e.Rapat-rapat khusus BPD yang diadakan sesuai dengan
kebutuhan
f.Rapat BPD untuk mendengarkan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Desa pada akhir masa
jabatan.

2. Rapat internal BPD dilaksanakan pada setiap hari


kerja( pada hari senin minggu pertama)

3. Sebelum rapat dimulai, setiap anggota BPD wajib


menandatangani daftar hadir yang telah disediakan oleh
Sekretaris BPD.

4. Rapat dibuka oleh Pimpinan Rapat, jika daftar hadir telah


ditandatangani oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota
BPD.

10
5. Rapat BPD terbuka untuk umum

6. Rapat BPD dipimpin oleh Ketua BPD

7. Apabila Ketua BPD berhalangan, maka rapat dipimpin


oleh wakil ketua
8. Apabila Ketua dan Wakil Ketua berhalangan, rapat
dipimpin oleh salah seorang anggota BPD setelah
dimusyawarakan untuk menentukan siapa yang yang akan
memimpin rapat.
9. Jika pada waktu yang telah ditentukan untuk pembukaan
rapat, jumlah anggota yang hadir belum mencapai 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah anggota BPD, maka pimpinan ‘rapat
mengundurkan waktu rapat paling lambat 1 (satu) jam.

10. Pengumuman penundaan rapat selama 1 (satu) jam harus


disampaikan kepada seluruh anggota dengan menyebutkana
alasan-alasannya.
11. Jika akhir waktu pengunduran tersebut telah berakhir, dan
jumlah anggota yang hadir belum juga mencapai 2/3 (dua
pertiga) maka Pimpinan Rapat dapat menunda rapat paling
lambat 3 (tiga) hari.
12. Penundaan rapat selama 3 (tiga) hari harus diumumkan
dalam rapat BPD kepada anggota BPD yang hadir dengan
menyebutkan alasannya.
13. Apabila sesudah penundaan selama 3 (tiga) hari, ternyata
jumlah anggota BPD yang hadir juga tidak mencapai 2/3
maka rapat tetap dibuka untuk pembahasan materi rapat
yang telah diajuhkan Kepala Desa,

G. MEKANISME RAPAT BPD

1. Setiap anggota BPD sebelum rapat harus menandatangani


daftar hadir yang telah disediakan oleh sekretaris BPD.
2. Penandatanganan daftar hadir adalah untuk mengetahui
kuorum guna menentukan sah tidaknya rapat BPD tersebut.
3. Berdasarkan daftar hadir yang ada, Sekretaris BPD
menyampaikan kepada Pimpinan rapat BPD bahwa saat

11
pembukaan rapat telah tiba dan jumlah anggota BPD yang
telah hadir telah memenuhi kuorum.
4. Berdasarkan penyampaian Sekretaris BPD, pimpinan rapat
BPD meminta anggota BPD dan undangan/peninjau lainnya
untuk hadir dalam ruangan rapat.
5. Setelah seluruh anggota BPD yang menandatangani daftar
hadir memasuki ruangan rapat, pembawa acara meminta
petunjuk dari pimpinan rapat, apabila rapat bisa dimulai
atau tidak. Apabila pimpinan rapat mengatakan bahwa rapat
bisa dimulai, maka pembawa acara segera melakukan kata
sapaan dan pengantar lalu membacakan acara berikutnya
yaitu lapaoran Sekretaris BPD tentang kehadiran anggota
BPD
6. Apabila berdasarkan laporan kehadiran anggota ternyata
memenuhi 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota BPD,
maka pimpinan rapat membuka rapat BPD.
Kata Pengantar Pembukaan Rapat:

"Saudara-saudara anggota BPD yang saya hormati,


berdasarkan laporan kehadiran anggota BPD yang
disampalkan oleh sekretaris, ternyata lengkap, maka dengan
memohon berkat Tuhan Yang Maha Pengasih, rapat BPD
kali ini saya nyatakan dibuka dengan resmi dan terbuka
untuk umum" (disusul dengan pengetukan palu pimpinan
rapat sebanyak 3 (tiga) kali).

Apabila jumlah kehadiran anggota BPD tidak mencapai


2/3, maka pimpinan rapat membuat keputusan dengan
unkapan kalimat sebagai berikut:

"Berdasarkan laporan kehadiran yang disampaikan oleh


sekretaris BPD, ternyata anggota BPD yang hadir tidak
mencapai 2/3, maka rapat ditunda selama 1 (satu) jam
(disusul dengan pengetukan palu tiga kali).
7. Setelah membuka rapat selanjutnya pimpinan rapat
membacakan susunan acara rapat seluruhnya untuk
meminta persetujuan anggota BPD. Setelah susunan acara
rapat yang ditawarkan tersebut disetujui oleh anggota, atau
setelah ada perubahan susunan acara berdasarkan
keputusan/kesepakatan bersama, maka pembawa acara

12
selanjutnya membacakan susunan acara berikutnya
berdasarkan hasil keputusan bersama tersebut.
8. Susunan Acara BPD sebagai berikut:
a. Laporan Sekretaris BPD tentang tentang kehadiran
anggota BPD
b. Sambutan Kepala Desa
c. Sambutan Pimpinan PBD
d. Penyampaian Materi Rapat oleh Kepala Desa
e. Materi rapat, anatara lain:
 Laporan keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Desa
 Laporan Keuangan Desa
 Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa
 Pembahasan anggaran pendapatan dan belanja
desa
 Rancangan peraturan desa dan keputusan desa di
luar anggaran pendapatan dan belanja desa
 Materi rapat disesuaikan dengan kebutuhan rapat
f. Pembahasan materi rapat
g. Kesimpulan rapat
h. Penetapan rapat
i. Penutup

o Sambuatan camat (kalau ada)


o Sambuatan Pimpinan Rapat/BPD sekaligus
menutup rapat dengan resmi.

H. TATA TERTIB RAPAT

1. Anggota yang telah menandatangani daftar hadir apabila


hendak meninggalkan ruangan rapat harus seilin pimpinan
rapat.

2. Setiap anggota diberikan kesempatan berbicara setelah


dipersilahkan oleh pimpinan rapat

3. Apabila Pimpinan rapat hendak berbicara dengan


menggunakan hak sebagai anggota, maka ia harus
menyerahkan rapat kepada pimpinan rapat yang lain dan

13
untuk sementara meninggalkan tempat duduknya pada meja
pimpinan rapat dan berpindah ke tempat duduk anggota.
4. Seorang pembicara tidah boleh diganggu (diinterupsi)
sewaktu sedang berbicara menyampaikan pendapatnya.
5. Pimpinan rapat dapat membuat ketentuan mengenai lamanya
para anggota berbicara dengan persetujuan rapat.
6. Apabila pembicara melampaui batas waktu yang ditetapkan,
pimpinan rapat memperingatkan kepada pembicara supaya
mengakhiri pembicaraanya dan pembicara yang bersangkutan
harus mentaati permintaan tersebut.
7. Sebelum berbicara, para pembicara harus mendaftarkan diri
terlebih dahulu kepada pimpinan rapat
8. Anggota yang belum mendaftarkan namanya, tidak berhak
berbicara, kecuali jika menurut pendapat pimpinan rapat ada
alasan-alasan yang dapat diterima, maka yang belum
mendapat giliran dapat diberi kesempatan untuk berbicara
pada gelombang /sesi berikutnya.

9. Giliran berbicara diberikan menurut urutan


prioritas/urutan nomor
10.Seorang anggota yang berhalangan menyampaikan
pendapatnya pada saat gilirannya berbicara, dapat diganti
oleh pembicara lainnya
11.Pembicara yang menyimpang dari pokok masalah yang
sedang dibahas tidak diperkenankan. Apabila seorang
pembicara menyimpang dari pokok masalah yang sedang
dibahas, maka pimpinan rapat memberikan peringatan dan
meminta supaya pembicara tersebut kembali kepada pokok
masalah yang sedang dibahas.
12. Apabila dalam rapat para pembicara menggunakan kata-kata,
kalaimat atau ungkapan yang tidak layak/ tidak sopan,
mengganggu ketertipan, mengandung ajakan untuk
melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan Menyinggung nama
baik seseorang, maka pemimpin rapat dapat memberikan
nasihat dan peringatan kepada pembicara supaya tertip dalam
berbicara dalam mengungkapkan pendapatnya. Dalam hal
demikian, pemimpin rapat dapat memberikan kesempatan
bagi pembicara yang bersangkutan untuk menarik kembali

14
pendapat dan ungkapan yang menyebabkan ia diberikan
peringatan. Dan jika pembicara yang bersangkutan menerima
peringatan pimpinan rapat tersebut menarik kembalai
pendapatnya maka kata-kata atau kalimat ungkapan yang
disampaikan sebelumnya itu tidak akan dimuat dalam risalah
rapat karena dianggap tidak pernah disampaikan dalam rapat.

13. Apabila pembicara tidak mematuhi peringatan pimpinan


rapat dan mengulangi pelanggaran tersebut di atas, pimpinan
rapat melarang pembicara tersebut untuk meneruskan
pembicaraannya. Dan jika dianggap perlu,pimpinan rapat
dapat memberikan skorsing kepada pembicara tersebut untuk
tidak terlibat dalam pembicaraan rapat yang membahas
tentang persoalan yang bersangkutan.

14. Jika anggota tersebut tidak menerima putusan rapat tersebut,


maka anggoga yang bersanggkutan dapat diberi kesempatan
selama 10 menit untuk berbicara memberikan penjelasan
seperlunya tentang apa yang hendak ia sampaikan, dengan
ketentuan bahwa rapat tidak akan mediskusikan atau
membahas pokok penjelasan tersebut dan pimpinan rapat
langsung mengambil keputusan tentang boleh tidaknya
anggota yang bersangkutan menghadiri rapat.

15. Apabila seorang anggota melakukan perbuatan yang


mengganggu ketertiban rapat, maka pimpinan rapat
memperingatkan agar yang bersangkutan menghentikan
perbuatan tersebut. Jika peringatan tersebut tidak diindahkan
pimpinan rapat dapat meminta anggota tersebut untuk
meninggalkan ruangan rapat, dan atas perintah pimpinan
rapat tersebut, anggota tersebut dapat dikeluarkan dari
ruangan rapat dengan paksaan.

16. Jika pembahasan materi rapat tidak dapat diselesaikan pada


hari itu, pimpinana rapat dapat menunda rapat. Lamanya

15
penundaan rapat tidak boleh melebihi satu kali dua puluh
empat jam.

17. Dalam hal pimpinan rapat berpendapat bahwa suatu masalah


yang dibahas telah cukup untuk menentukan suatu
kesimpulan maka pimpinan rapat mengusulkan kepada
anggota yang hadir, bahwa pembahasan telah selesai. Apabila
usulan rapat telah disetujui oleh anggota yang hadir, maka
pimpinan rapat menyampaikan pokok pokok kesimpulan
rapat dan apabila pokok-pokok kesimpulan dimaksud telah
disepakati, maka acara pembahasan telah selesai.

18. Setelah rapat selesai, sekretaris BPD segerah menyusun


risalah rapat yang memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Susunan acara rapat

b. Daftar hadir anggota

c. Pokok-pokok masalah yang dibahas

d. Pokok-pokok pengarahan kepala desa

e. Pokok-pokok pembicaraan anggota BPD

f. Pokok-pokok kesimpulan rapat.

Risalah rapat tersebut dijadikan dasar penetapan keputusan


rapat dan merupakan lampiran yang tidak dipisahkan dari
keputusan rapat, dan tertuang dalam berita acara rapat.

19. Para undangan dan pemimpin rapat harus mentaati sebaga


ketentuan mengenal tata tertib rapat yang diadakan oleh
pimpinan BPD dan tidak berhak untuk ikut menyatakan
setuju atau tidak setuju terhadap pokok pokok permasalahan
yang dibahas atau pokok-pokok rapat BPD baik dengan
pembatalan maupun dengan cara lain. Para undangan dan

16
peninjau tidak berhak untuk berbicara dalam rapat BPD,
kecuali apabila pimpinan rapat dan anggota BPD
menghendaki adanya penjelasan atau suatu persoalan yang
sedang dibahas. Berkaitan dengan hal tersebut, demi
ketertiban rapat maka para undangan dan peninjau diberi
tempat khusus/tersendiri.
20. Keputusan rapat ditetapkan secarah musyawarah mufakat
yang harus mencerminkan keinginan dan aspirasi masyarakat
desa yang bersangkutan serta tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DESA

Rancangan keputusan desa baru dapat ditetapkan menjadi


keputusan desa apabila :

1. Dua pertiga (2/3) dari jumlah anggota BPD seluruhnya, hadir


dan menyatakan setujuh atas rancangan tersebut.
2. Seluruh anggota BPD yang hadir dalam rapat menyatakan
setuju atas rancangan tersebut.
Penjelasan: Ketentuan 2/3 (dua pertiga) yang menyatakan setuju
berlaku kalau anggota BPD seluruhnya hadir dalam rapat
tersebut. Jika jumlah anggota BPD yang hadir hanya mencapai
dua pertiga dari jumlaha nggota seluruhnya, maka keputusan
rapat diambil jika seluruh anggota yang hadir tersebut
menyatakan setuju.

J. RUANGAN RAPAT

1. Rapat BPD adalah rapat yang terhormat karena di dalam


rapat tersebut masyarakat melalui wakil-wakilnya yang
duduk di BPD berapat guna menentukan maju tidaknya
pembangunan desa ke depan. Oleh karena itu, ruangan
rapat harus diatur sedemikian rupa baik dari pengaturan
meja pimpinan rapat, tempat duduk para anggota BPD
maupun para undangan dan peninjau lainnya, sehingga
memberikan kesan bahwa rapat BPD sungguh berwibawa
dan dihargai.

17
2. Dena meja rapat adalah sebagai berikut:

PIMPINAN RAPAT SEKRETARIS BPD


BPD
‘’’’’’’’'SEKRETARIS

KEPALA
DESA
ANGGOT
DAN
A BPD
APARAT
DESA

PARA UNDANGAN, PENINJAU DAN UNDANGAN


MASYARAKAT LAINNYA

18
ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA AIMERE
TIMUR
PERIODE 2021 - 2027

N NAMA JABATAN TANDA


o. TANGAN

1. ALOYSIUS DEA KETUA 1………


2. YOAKIM RESI WAKIL 2…
MOI …….
3. ELISABETH ILO, SEKRETA 3……….
S. Pd RIS
4. FELIKSITA RAGA ANGGOTA 4…
……

5. YULIANA LEDO ANGGOTA 5……….


6. BEATO VARINO ANGGOTA 6
DOSI ………

7. PATRIANUS DUA ANGGOTA 7……….


BAE

Aimere, 23 Agustus
2021
Mengetahui,

Ketua BPD

ALOYSIUS DEA

19

Anda mungkin juga menyukai