net/publication/332808353
CITATIONS READS
8 4,601
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
The Development of Avian Influenza antiviral drugs from the extract of Garcinia Atroviridis Through Receptor Inhibition of Neuraminidase View project
All content following this page was uploaded by Febrina Saputri on 23 August 2019.
ABSTRAK. Banyak masyarakat yang menggunakan obat tradisional baik untuk pengobatan maupun perawatan. Secara umum, obat
tradisional yang dikenal masyarakat adalah jamu. Dalam perkembangannya, ada produsen yang menambahkan bahan kimia obat
(BKO) ke dalam jamu. Penelitian ini dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penggunaan obat
tradisional di masyarakat. Data diperoleh dari 34 responden dan hasilnya menunjukkan bahwa 88,2% masyarakat mengenal jamu, 29,4%
mengetahui obat herbal terstandar dan hanya 3% yang mengetahui fitofarmaka. Walaupun mayoritas masyarakat mengenal jamu, hanya
17,6% yang mengetahui kalo ada jamu yang ditambahkan BKO. Hasil ini dapat berkorelasi dengan dengan tingkat penggunaan obat
tradisional di masyarakat, karena hanya 20,5% yang mengkonsumsi jamu. Hasil studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa perlunya
pemerataan dan penyampaian informasi secara langsung kepada masyarakat agar masyarakat dapat lebih memahami dan berhati-hati.
ABSTRACT. Many people use traditional medicine for both treatment and care. Generally, Jamu is one of a traditional medicine
that known of people. Recently, the chemical drug is added to jamu to increase the therapeutic effect. This study was conducted as a
preliminary study to determine the level of knowledge and the use of traditional medicine in the community. The data were obtained from
34 respondents and the results show that 88.2% of respondents know a herbal medicine, 29.4% know a standardized herbal medicine
and only 3% of respondents know a fitofarmaka. Although the majority of people know jamu, but only 17.6% who know if there is a
chemical drug was added to jamu. These results correlated with the level of traditional drug use in the community that show only 20.5%
of respondents who consume herbal medicine. This preliminary study indicates that the equity and the direct transfer of information are
needed to the community so that people can be more understand and careful.
ini yaitu dalam bentuk interaksi langsung dengan objek umum (92%) masyarakat menyatakan bahwa mereka
peneliti untuk memperoleh data survey pengetahuan dan mengetahui tentang obat tradisional, namun ketika
penggunaan obat tradisional pada masyarakat. Tindak ditanya lebih spesifik mengenai golongan obat tradisional,
lanjut dari data-data yang diperoleh adalah dengan mayoritas masyarakat (88,2%) mengenal jamu sedangkan
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai obat yang mengetahui jenis obat herbal terstandar hanya 29,4%
tradisional. Penelitian dilakukan di Desa Hegarmanah, dan yang mengenal fitofarmaka hanya 3%. Hasil ini
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Pemilihan menunjukkan bahwa informasi mengenai penggolongan
lokasi ini didasarkan pada asumsi bahwa masyarakat obat tradisional atau obat bahan alam Indonesia belum
di Jatinangor belum begitu mengenal mengenai obat tersebar merata.
tradisional. Asumsi ini diperkuat dengan hasil wawancara Penggolongan obat tradisional diatur dalam
ke pihak Desa yang menyatakan bahwa umumnya Keputusan Kepala BPOM RI No. HK. 00.05.4.2411
masyarakat hanya mengenal istilah jamu. Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan
Obat Bahan Alam Indonesia. Dalam keputusan tersebut,
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan
dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia
Demografi Responden dikelompokkan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar,
Responden merupakan Ibu-ibu PKK yang ditentukan dan Fitofarmaka.
berdasarkan perwakilan dari setiap RT yang aktif di Desa Jamu harus aman dan memenuhi persyaratan mutu
Hegarmanah. Data dalam riset diperoleh melalui kuisioner yang berlaku. Klaim khasiat jamu sesuai dengan pembuktian
kepada 34 responden. Mayoritas responden berusia 40-49 tradisional dan berdasarkan data empiris. Kelompok jamu
tahun (47%) dengan mayoritas pekerjaan adalah sebagai harus mencantumkan logo dan tulisan “JAMU”. Logonya
Ibu Rumah Tangga (Tabel 1). berupa ranting daun terletak dalam lingkaran. Pada produk
Obat Herbal Tersandar (OHT), bahan baku yang digunakan
Tabel 1. Data demograri responden
harus memenuhi persyaratan mutu yang berlaku dan klaim
Persentase Persentase khasiatnya telah dibuktikan secara ilmiah/pra klinik. Logo
No Usia Pekerjaan
(%) (%) pada OHT berupa jari-jari daun (3 pasang) terletak dalam
1. 30-39 32,35% Ibu Rumah 82,35% lingkaran. Pada fitofarmaka, bahan baku dan produk jadi
Tangga
telah distandarisasi dan keamanan serta khasiatnya secara
2. 40-49 47,05% Wiraswasta 5,88% ilmiah telah dibuktikan secara praklinik dan klinik. Logo
3. 50-59 20,6% Tidak bekerja 11,77% pada fitofarmaka berupa jari-jari daun (yang kemudian
Hasil Tingkat Pengetahuan Masyarakat mengenai membentuk bintang) terletak dalam lingkaran.
Obat Tradisional
Informasi mengenai tingkat pengetahuan masyarakat 4. Apakah anda mengetahui memilih obat tradisional yang
aman?
BKO?
seputar obat tradisional. Kuisioner dibuat menjadi 2 2. Apakah anda mengetahui jenis jamu yang mungkin
mengandung BKO?
bagian yaitu Bagian pertama mengenai pengetahuan
obat tradisional dan penggolongannya dan Bagian kedua
1. Apakah anda mengetahui ada jamu yang ditambahkan
bahan kimia obat (BKO)?
Bahan kimia obat merupakan bahan kimia aktif jamu dan lebih memilih berobat ke dokter untuk
sebagai bahan utama pembuatan obat kimia. BKO ini mengobati penyakit. Hasil ini dapat berkorelasi dengan
sering ditambahkan ke dalam jamu untuk meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai obat tradisional
efek terapeutik jamu sehingga memberikan efek “ces (Gambar 1 dan Gambar 2) karena masyarakat jarang
pleng” bagi masyarakat atau dengan kata lain jamu menggunakan obat tradisional, sehingga masyarakat
ini bisa menyembuhkan hanya dengan sekali minum. kurang mengetahui update informasi mengenai obat
Berbeda dengan obat sintetik atau obat kimia yang hanya tradisional.
mengandung satu zat aktif, jamu merupakan ramuan
herbal yang terdiri dari beberapa kandungan zat aktif dari
13. Apakah anda sering mengunjungi toko/tempat langganan membeli jamu
12. Apakah Anda mengkonsumsi jamu produksi luar, seperti jamu
Cina, India, Korea
bahan alam. Penggunaan jamu hanya didasarkan pada 11. Apakah Anda pernah minum jamu yang langsung menyembuhkan dalam
sekali minum
data empiris atau turun temurun sedangkan obat kimia 10. Apakah Kesehatan Anda membaik setelah minum jamu
9. Apakah Anda meminum jamu untuk mengobati sakit berat
Pertanyaan
jamu menjadi berbahaya karena kualitas, keamanan, dan 7. Apakah Anda meminum jamu untuk pemeliharaan kesehatan/menjaga
kebugaran
6. Apakah Anda lebih memilih mengkonsumsi jamu dibanding obat-obatan
efikasi jamu tersebut belum terbukti secara ilmiah tetapi dokter
5. Apakah Anda menganjurkan kepada orang lain untuk meminum jamu
hanya berdasarkan data-data empiris yang diperoleh 4. Apakah Anda lebih memilih mengkonsumsi produk jamu (jamu
gendong, jamu sachet, dsb) daripada jamu buatan sendiri
contoh jamu yang ditambahkan BKO, diantaranya yaitu Gambar 3. Grafik tingkat penggunaan obat tradisional
jamu pegal linu, encok, rematik, pelangsing, obat kuat, di masyarakat Desa Hegarmanah
penambah nafsu makan, diabetes, dan sesak nafas. Obat tradisional dapat digunakan sebagai alternatif
Agar terhindar dari bahaya BKO pada jamu, ada dalam sistem pengobatan (Galabuzi, Agea, Fungo, &
beberapa cara untuk memilih obat tradisional yang aman Kamoga, 2010)spiritual counseling (23%. Selain sebagai
diantaranya yaitu: alternatif, obat tradisional juga dapat dipakai sebagai
1. Pastikan obat tradisional tersebut memiliki nomor pelengkap atau komplemen terhadap konsumsi obat
ijin edar. Nomor ijin edar adalah nomor registrasi sintesis maupun sebagai suplemen untuk menjaga
yang diberikan oleh BPOM untuk produk yang kesehatan tubuh (Othman & Farooqui, 2015). Hasil tingkat
telah di daftarkan (BPOM, 2005). Konfirmasi penggunaan obat tradisional ini menunjukkan bahwa tidak
nomor registrasi tersebut dapat juga dilakukan semua masyarakat menggunakan jamu untuk pengobatan
secara online melalui website BPOM (https:// walaupun secara umum saat ini terdapat juga masyarakat
cekbpom.pom.go.id/). yang memilih pengobatan tradisional.
2. Hindari produk dengan indikasi berlebihan seperti
mengobati berbagai macam penyakit dan tanpa SIMPULAN
efek samping Tingkat pengetahuan dan penggunaan obat tradisional di
3. Komposisi bahan dan dosis penggunaan ditulis masyarakat belum sepenuhnya merata. Walaupun era saat
secara jelas ini memudahkan masyarakat mendapatkan informasi,
4. Tanggal kadaluarsa tertera dengan jelas namun tidak berarti masyarakat sudah tahu dan paham
5. Pastikan tertera nama produsen dengan alamat mengenai informasi yang beredar. Penyampaian informasi
yang jelas secara langsung kepada masyarakat masih diperlukan agar
tidak terjadi kesalahan arti pada informasi yang ada.
Hasil Tingkat Penggunaan Obat Tradisional di
Masyarakat UCAPAN TERIMA KASIH
Informasi mengenai penggunaan obat tradisional
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas
di masyarakat Desa Hegarmanah diperoleh dari hasil
Padjadjaran atas dana Pengabdian kepada Masyarakat
kuisioner sama seperti informasi yang diperoleh pada
(PPM 2018) yang telah diberikan sehingga dihasilkan
tingkat pengetahuan masyarakat. Pertanyaan yang diaju-
publikasi ini.
kan meliputi pertanyaan seputar penggunaan jamu di
masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Hasil kuisioner tingkat penggunaan jamu menun-
jukan bahwa hanya sekitar 20,5% yang meminum jamu Andriati, & Wahjudi, R. M. T. (2016). Tingkat penerimaan
dan 11,7 % yang meminum jamu untuk mengobati sakit penggunaan jamu sebagai alternatif penggunaan
ringan serta hanya 2,9 % yang meminum jamu untuk obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-
mengobati sakit berat. Hasil tersebut menggambarkan menengah dan atas. Masyarakat, Kebudayaan
bahwa masyarakat di Desa Hegarmanah jarang meminum Dan Politik, 29(3), 133–145.
100 Tingkat Pengetahuan dan Penggunaan Obat Tradisional di Masyarakat: Studi Pendahuluan pada Masyarakat
di Desa Hegarmanah, Jatinangor, Sumedang
BPOM. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Persyaratan Mutu Obat Tradisional (2014).
dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. Indonesia.
00.05.4.2411. Tentang Ketentuan Pokok Penge-
BPOM. (2017). Siaran Pers Aksi Peduli Kosmetika Aman
lompokkan dan Penandaan Obat Bahan Alam
dan Obat Tradisional Bebas Bahan Kimia Obat.
Indonesia (2004). Indonesia.
Retrieved from http://www.pom.go.id/mobile/
BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat index.php/view/pers/391/SIARAN-PERS--
dan Makanan Republik Indonesia Nomor: AKSI-PEDULI-KOSMETIKA-AMAN--DAN-
HK.00.05.41.1384 Tentang Kriteria dan Tata OBAT-TRADISIONAL-BEBAS-BAHAN-
Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat KIMIA-OBAT.html
Herbal Terstandar dan Fitofarmaka (2005).
Galabuzi, C., Agea, J. G., Fungo, B. L., & Kamoga, R. M.
Indonesia.
N. (2010). Traditional medicine as an alternative
BPOM. (2006). Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) yang form of health care system: A preliminary case
Dibubuhkan Kedalam Obat Tradisional (Jamu). study of nangabo Sub-county, central Uganda.
Retrieved from http://www.pom.go.id/mobile/ African Journal of Traditional, Complementary
index.php/view/berita/144/BAHAYA-BAHAN- and Alternative Medicines, 7, (1), 11–16s. https://
KIMIA-OBAT--BKO--YANG-DIBUBUHKAN- doi.org/10.4314/ajtcam.v7i1.57224
KEDALAM-OBAT-TRADISIONAL--JAMU-.
Othman, C. N., & Farooqui, M. (2015). Traditional and
html
Complementary Medicine. Procedia - Social and
BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Behavioral Sciences, 170, 262–271. https://doi.
Makanan Republik Indonesia No. 12 tentang org/10.1016/j.sbspro.2015.01.036