ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Penyakit malaria merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit
malaria, suatu protozoa darah genus plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina
yang terinfeksi. Tes diagnostik cepat untuk malaria berpotensi dapat digunakan di fasilitas ritel
obat perifer swasta. Mereka sensitif dan dapat digunakan dengan pelatihan minimal. Di sektor
publik formal, menggantikan ini untuk diagnosis klinis (non-tes) dalam pengaturan periferal tanpa
akses ke laboratorium umumnya mengarah ke penargetan yang lebih baik. Surveilans
epidemiologi terhadap penyakit dapat menentukan penilaian situasi suatu penyakit, di antaranya
malaria. Pengamatan yang terus menerus atas distribusi dan kecenderungan penyakit malaria
melalui pengumpulan data yang sistematis sangat diperlukan untuk penentuan penanggulangan
yang terbaik dan tepat sasaran.
METODE : Pada artikel ini digunakan 2 jurnal Randomize Controll Trial mengenai Uji
Rapid Diagnostic Test (RDT) malari untuk mengetahui spseifitas dan sensitivitas dari uji
diagnostic tersebut. Penilaian spesifitasdan sensitivitas kami lakukan secara manual menggunakan
table tradisional 2x2.
DISKUSI : Penelitian uji diagnostic Rapid Diagnostic Test (RDT) jika dibandingakan
dengan standart baku yaitu Blood Smear, menunjukkan sensitivitas dan spesifitas yang sangat
baik.
sebesar 96%, yang berarti kemampuan untuk mikroskop, 1030 (86%) dinyatakan
untuk mendiagnosis malaria dengan negatif untuk malaria dan 174 orang
Hal yang ditunjukkan pada penelitian ini antimalaria. Dari 1193 pasien yang diacak
Rapid Diagnostic Test (RDT) sebagai 1005 (84%) dinyatakan negative dan 188
diagnostic test untuk memberikan hasil tahun dengan tes diagnostik cepat negatif
negatif pada mereka yang tidak menderita lebih mungkin diresepkan obat
malaria sebesar 70%. Hal ini berarti antimalaria dibandingkan dengan mereka
Pada jurnal berikutnya yang di tulis (Reyburn, 2007). Namun hanya 1193
oleh tim peneliti Hugh Reyburn pada orang yang dilakukan pemeriksaan Rapid
tahun 2015 yang berjudul “Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Blood Smear
Berdasarkan data tersebut kita malaria sebesar 68%. Hal ini berarti
dapat menyajikan data menggunakan spesifitas uji diagnostic Rapid Diagnostic
table tradisional 2x2 berikut dapat di Test (RDT) dapat di dijadikan
hitung spesifitas dan sensitifitas dari uji pertimbangan dan rujukan.
diagnostic yang dilakukan oleh peneliti.
Spesifitas : D
Pemeriksaa Slide Tota B+ D
n Positive Negativ l = 111
e
52+111
RDT 998 52 1050
Positive (false
= 111
positive 163
) = 0,68 (68%)
RDT 63 111 174
Negative (false PEMBAHASAN
negative
) Menemukan cara realistis untuk
Total 1061 163 2641 meningkatkan kualitas perawatan
Probabilitas bahwa hasil uji akan kesehatan di rumah sakit di seluruh dunia,
positif bila uji itu dilakukan pada orang terutama di negara maju adalah prioritas.
yang sesunggungnya mempunyai Walaupun literatur tentang peningkatan
penyakit. resep di negara maju sangat luas, tinjauan
Sensitivitas : A WHO baru-baru ini mengidentifikasi
A +C hanya 36 percobaan strategi untuk
= 998 meningkatkan perilaku resep di negara
998+52 berkembang, di antaranya enam
= 758
memasukkan resep antimalaria sebagai
1102
= 0,935 (93.5%) hasil utama.
sebesar 93.5%, yang berarti kemampuan demam adalah penting tetapi tidak akan
sebesar 68%, yang berarti kemampuan yang sudah berlangsung lama oleh
diagnostic test untuk memberikan hasil daya yang terbatas, tetapi pengalaman
negatif pada mereka yang tidak menderita dari Eropa dalam mengubah perilaku
resep antibiotik menunjukkan bahwa