Anda di halaman 1dari 9

179

RAPID DIAGNOSTIC TEST (RDT) DALAM DETEKSI MALARIA


(Literature Review)

I Made Dwija Suarjana*, Muhammad Nauval**


Rumah Sakit Umum Daerah Bangli – Bali
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Penyakit malaria merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit
malaria, suatu protozoa darah genus plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina
yang terinfeksi. Tes diagnostik cepat untuk malaria berpotensi dapat digunakan di fasilitas ritel
obat perifer swasta. Mereka sensitif dan dapat digunakan dengan pelatihan minimal. Di sektor
publik formal, menggantikan ini untuk diagnosis klinis (non-tes) dalam pengaturan periferal tanpa
akses ke laboratorium umumnya mengarah ke penargetan yang lebih baik. Surveilans
epidemiologi terhadap penyakit dapat menentukan penilaian situasi suatu penyakit, di antaranya
malaria. Pengamatan yang terus menerus atas distribusi dan kecenderungan penyakit malaria
melalui pengumpulan data yang sistematis sangat diperlukan untuk penentuan penanggulangan
yang terbaik dan tepat sasaran.
METODE : Pada artikel ini digunakan 2 jurnal Randomize Controll Trial mengenai Uji
Rapid Diagnostic Test (RDT) malari untuk mengetahui spseifitas dan sensitivitas dari uji
diagnostic tersebut. Penilaian spesifitasdan sensitivitas kami lakukan secara manual menggunakan
table tradisional 2x2.
DISKUSI : Penelitian uji diagnostic Rapid Diagnostic Test (RDT) jika dibandingakan
dengan standart baku yaitu Blood Smear, menunjukkan sensitivitas dan spesifitas yang sangat
baik.

Kata Kunci : Malaria, Rapid Diagnostic Test , Blood Smear.

PENDAHULUAN malaria serebral, dapat terjadi kejang-


Terdiri dari kata mal dan area yang kejang, koma hingga kematian.,
berarti udara yang busuk, diambil dari (Braunwald, 208).
kondisi yang terjadi yaitu suatu penyakit Batas dari penyebaran malaria
yang banyak diderita masyarakat yang adalah 64°LU (Rusia) dan 32°LS
tinggal di sekitar rawa-rawa yang (Argentina) dengan ketinggian yang
mengeluarkan bau busuk., (Dorland, dimungkinkan adalah 400 meter di bawah
2006). permukaan laut (Laut mati) dan 2600
Penyakit malaria merupakan meter di atas permukaan laut (Bolivia).
infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax mempunyai distribusi
malaria, suatu protozoa darah genus geografis yang paling luas, mulai dari
plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk daerah beriklim dingin, subtropik sampai
anopheles betina yang terinfeksi. Manusia ke daerah tropik. Plasmodium Ovale pada
yang terjangkit malaria akan mengalami umumnya dijumpai di Afrika di bagian
gejala demam tinggi, disertai fase yang beriklim tropik, kadang-kadang
menggigil dan fase berkeringat. Malaria dijumpai di Pasifik Barat., (Sudoyo,
juga dapat menyebabkan nyeri kepala, 2010).
rasa lemas hingga icterus. Pada kasus

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
180

Di Asia negara-negara yang mengidentikfikasi apakah seseorang yang


termasuk wilayah endemi malaria adalah : masih asimtomatik menderita suatu
Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, penyakit atau tidak. Tanpa skrining,
Maldives, Myanmar, Nepal, Srilanka dan diagnosis suatu penyakit hanya bisa
Thailand., (WHO, 2012). ditegakkan setelah muncul tanda dan
Di Indonesia penyakit malaria gejala, padahal sebuah penyakit telah ada
tersebar di seluruh pulau dengan derajat jauh sebelum tanda dan gejala muncul
endemisitas yang berbeda-beda dan dapat yang sebenarnya dapat diketahui kalau
berjangkit di daerah dengan ketinggian kita melakukan skrining. Waktu antara
sampai 1800 meter di atas permukaan kemungkinan terdeteksi secara awal lewat
laut. Penduduk yang paling berisiko skrining dan deteksi kemudian setelah
terkena malaria adalah anak balita, wanita munculnya tanda dan gejala disebut
hamil dan penduduk non imun yang “Detectable Pre-Clinical Phase” atau
mengunjungi daerah endemik malaria. DPCP., (Siswosudarmo, 2017).
Angka API di pulau Jawa dan Bali pada Tes diagnostik cepat untuk malaria
tahun 2000 ialah 0,81 per 1000 penduduk berpotensi dapat digunakan di fasilitas
turun menjadi 0,15 per 1000 penduduk ritel obat perifer swasta. Mereka sensitif
pada tahun 2004. Sedangkan di luar Jawa- dan dapat digunakan dengan pelatihan
Bali angka AMI tetap tinggi yaitu 31,09 minimal. Di sektor publik formal,
per 1000 penduduk pada tahun 2000, menggantikan ini untuk diagnosis klinis
turun menjadi 20,57 per 1000 penduduk (non-tes) dalam pengaturan periferal
tahun 2004. Spesies yang terbanyak tanpa akses ke laboratorium umumnya
dijumpai adalah Plasmodium falciparum mengarah ke penargetan yang lebih baik.,
dan Plasmodium Vivax, Plasmodium (Whitty, 2015).
Malaria banyak dijumpai di Indonesia Untuk membandingkan tes
bagian Timur sedangkan Plasmodium diagnostik cepat Rapid Diagnostic Test
Ovale pernah ditemukan di Irian dan (RDT) untuk malaria dengan mikroskopi
Nusa Tenggara Timur., (Kemenskes RI, rutin dalam memandu keputusan
2011) pengobatan untuk pasien yang demam.
Test diagnostik adalah sebuah cara Sensitifitas dan Spesifitas Rapid
(alat) untuk menentukan apakah Diagnostic Test (RDT) merupakan fokus
seseorang menderita penyakit atau tidak, utama literature review yang kami buat
berdasar adanya tanda dan gejala pada saat ini.
orang tersebut. Test skrining adalah
sebuah cara untuk mengetahui atau METODE

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
181

Pada artikel ini digunakan 2 jurnal Surveilans Epidemiologi terhadap


Randomize Controll Trial mengenai Uji penyakit dapat menentukan penilaian
Rapid Diagnostic Test (RDT) malari situasi suatu penyakit, di antaranya
untuk mengetahui spseifitas dan malaria. Pengamatan yang terus menerus
sensitivitas dari uji diagnostic tersebut. atas distribusi dan kecenderungan
Penilaian spesifitasdan sensitivitas kami penyakit malaria melalui pengumpulan
lakukan secara manual menggunakan data yang sistematis sangat diperlukan
table tradisional 2x2. Journal yang kami untuk penentuan penanggulangan yang
gunakan menggunakan metode double- terbaik dan tepat sasaran.
read yang berarti sample darah satu Masyarakat cenderung
pasienakan dilakukan pemeriksaan menggunakan obat anti malaria secara
dengan metode Blood Smear (Gold berlebihan. Mereka lebih memilih obat
Standart) dan Rapid Diagnostic Test Over-The-Counter untuk mengobati
(RDT). gejala yang mereka anggap sebagai gejala
malaria. Hal ini dapat meingkatkan
DISKUSI resistensi parasite malaria terhadap obat
Tes diagnostik cepat untuk malaria anti-malaria secara luas.
berpotensi dapat digunakan di fasilitas Pengobatan malaria yang tidak
ritel obat perifer swasta. Mereka sensitif tepat dapat menyebab resistensi, sehingga
dan dapat digunakan dengan pelatihan menyebabkan meluasnya malaria dan
minimal. Di sektor publik formal, meningkatnya morbiditas. Untuk itu
menggantikan ini untuk diagnosis klinis WHO telah merekomendasikan
(non-tes) dalam pengaturan periferal pengobatan malaria secara global dengan
tanpa akses ke laboratorium umumnya penggunaan regimen obat Artemisin
mengarah ke penargetan yang lebih baik Combination Therapy (ACT) dan telah
secara lebih baik dari antimalaria dan disetujui oleh Depkes RI sejak tahun 2004
lebih sedikit resep., (Whitty, 2015). sebagai obat lini I diseluruh Indonesia.
Basis bukti untuk mendukung Pengobatan dengan ACT harus disertai
perubahan kebijakan yang signifikan ini dengan kepastian ditemukannya parasit
lemah dengan sedikit data yang dapat malaria secara mikroskopik atau
diandalkan dari Afrika di luar studi sekurang-kurangnya dengan pemeriksaan
observasional, dan beberapa data yang Rapid Diagnostic Test (RDT).,
kurang menggembirakan dari latar Asia (Kemenskes RI, 2011).
Tenggara yang sangat berbeda., (Whitty, Pemeriksaan Gold Standart untuk
2015). mendiagnosis malaria adalah dengan

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
182

pemeriksaan hapusan darah (Blood penelitian. Semua 2.719 klien


Smear). Namun terdapat beberapa mengunjungi toko di komunitas
kekurangan dalam pemeriksaan ini. Salah intervensi diuji untuk malaria dengan
satunya adalah waktu pengambilan Rapid Diagnostic Test (RDT). Dari
sample yang baik. Blood smear memiliki jumlah tersebut, 1368 (50,3%) dilaporkan
sensitifitas yang sangat tinggi (highly negatif, dan 1351 (49,7%) positif. Dari
sensitive) hingga > 95% jika waktu 2641 klien dalam kelompok Rapid
pengambilannya tepat. Pengambilan Diagnostic Test (RDT) yang memiliki
sample yang baik adalah pada saat parasit hasil slide darah penelitian yang valid, 29
malaria sedang aktif di malam hari dan yang dites negatif dengan Rapid
menimbulkan gejala. Jika tidak terjadi Diagnostic Test (RDT) ditemukan positif
gejala atau parasite tidak aktif maka oleh slide penelitian. Sensitivitas
angka false negative pemeriksaan akan operasional Rapid Diagnostic Test (RDT)
sangat tinggi. seperti yang digunakan oleh penjual
Pemeriksaan Rapid Diagnostic bahan kimia oleh karena itu 96% dan
Test (RDT) malaria menggunakan metode spesifisitas 70% dinilai terhadap Gold
immune assay, yang dapat mendeteksi Standar Slide penelitian double-read.,
antigen malaria. Hal ini berarti bahwa (whitty, 2015).
dalam keadaan parasite yang inaktif, Berdasarkan data tersebut kita
dorman, atau dala periode bebas gejala dapat menyajikan data menggunakan
RDT masih dapat di gunakan. table tradisional 2x2 berikut dapat di
Pada Jurnal “The impact of hitung spesifitas dan sensitifitas dari uji
providing rapid diagnostic malaria tests diagnostic yang dilakukan oleh peneliti.
on fever management in the private retail
Pemeriks Slide Total
sector in Ghana: a cluster randomized aan Positiv Negativ
trial” yang di tulis oleh Prof. Christopher e e
RDT 758 559 1317
Whitty et al pada tahun 2015, di dapatkan Positive (false
Dari 4748 klien (2719 intervensi, 2029 positive
)
kontrol) yang terdaftar dalam penelitian RDT 29 1295 1324
ini, 4603 (97%) dimasukkan dalam Negative (false
negati
analisis dengan 145 (44 hasil Rapid ve)
Diagnostic Test (RDT) negatif, 34 Total 787 1854 2641
positif ) hasil tes diagnostik, 67 kontrol) Probabilitas bahwa hasil uji akan positif
tidak dapat dinilai karena sampel darah bila uji itu dilakukan pada orang yang
hemolisis atau bekuan untuk slide sesunggungnya mempunyai penyakit.

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
183

Sensitivitas : A microscopy for guiding outpatient


A +C treatment of febrile illness in Tanzania:
= 758 randomised trial” pada tahun 2007.
758+29 Di dapatkan data Dari 7589
= 758
konsultasi rawat jalan, 2425 (32%) yang
787
= 0,96 (96%) dilakukan memiliki tes malaria yang

Nilai sensitivitas didapatkan diminta.  Dari 1204 pasien yang diacak

sebesar 96%, yang berarti kemampuan untuk mikroskop, 1030 (86%) dinyatakan

untuk mendiagnosis malaria dengan negatif untuk malaria dan 174 orang

Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk (14%) dinyatakan postif; 523 (51%) di

memberikan hasil positif sangat tinggi. antaranya diobati dengan obat

Hal yang ditunjukkan pada penelitian ini antimalaria. Dari 1193 pasien yang diacak

memperkuat dasar penggunaan untuk menjalani tes diagnostik cepat,

Rapid Diagnostic Test (RDT) sebagai 1005 (84%) dinyatakan negative dan 188

saran screening utama infeksi malaria. orang (14%) dinyatakan positif; 540

Pada penilaian spesifitas (54%) di antaranya dirawat karena

didapatkan Nilai spesifitas didapatkan malaria (rasio odds 1,13, interval

sebesar 70%, yang berarti kemampuan kepercayaan 95% 0,95-1,34; P =

mendiagnosis malaria dengan rapid 0,18). Anak-anak berusia di bawah 5

diagnostic test untuk memberikan hasil tahun dengan tes diagnostik cepat negatif

negatif pada mereka yang tidak menderita lebih mungkin diresepkan obat

malaria sebesar 70%. Hal ini berarti antimalaria dibandingkan dengan mereka

spesifitas uji diagnostic Rapid Diagnostic yang menggunakan slide negatif (P =

Test (RDT) dapat di 0,003). Pasien dengan tes negatif dengan

pertanggungjawabkan (reliable). metode apa pun lebih mungkin


diresepkan antibiotik (rasio odds 6,42,
Spesifitas : D
4,72 hingga 8,75; P <0,001). Lebih dari
B+ D
= 1295 90% resep untuk obat antimalaria dalam
559+ 1295 pengaturan transmisi rendah-sedang
= 1295
adalah untuk pasien yang tesnya diminta
1854
= 0,70 (70%) oleh dokter negatif untuk malaria.,

Pada jurnal berikutnya yang di tulis (Reyburn, 2007). Namun hanya 1193

oleh tim peneliti Hugh Reyburn pada orang yang dilakukan pemeriksaan Rapid

tahun 2015 yang berjudul “Rapid Diagnostic Test (RDT) dan Blood Smear

diagnostic tests compared with malaria secara bersamaan.

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
184

Berdasarkan data tersebut kita malaria sebesar 68%. Hal ini berarti
dapat menyajikan data menggunakan spesifitas uji diagnostic Rapid Diagnostic
table tradisional 2x2 berikut dapat di Test (RDT) dapat di dijadikan
hitung spesifitas dan sensitifitas dari uji pertimbangan dan rujukan.
diagnostic yang dilakukan oleh peneliti.
Spesifitas : D
Pemeriksaa Slide Tota B+ D
n Positive Negativ l = 111
e
52+111
RDT 998 52 1050
Positive (false
= 111
positive 163
) = 0,68 (68%)
RDT 63 111 174
Negative (false PEMBAHASAN
negative
) Menemukan cara realistis untuk
Total 1061 163 2641 meningkatkan kualitas perawatan
Probabilitas bahwa hasil uji akan kesehatan di rumah sakit di seluruh dunia,
positif bila uji itu dilakukan pada orang terutama di negara maju adalah prioritas. 
yang sesunggungnya mempunyai Walaupun literatur tentang peningkatan
penyakit. resep di negara maju sangat luas, tinjauan
Sensitivitas : A WHO baru-baru ini mengidentifikasi
A +C hanya 36 percobaan strategi untuk
= 998 meningkatkan perilaku resep di negara
998+52 berkembang, di antaranya enam
= 758
memasukkan resep antimalaria sebagai
1102
= 0,935 (93.5%) hasil utama.  

Nilai sensitivitas didapatkan Menegakkan diagnosis penyakit

sebesar 93.5%, yang berarti kemampuan demam adalah penting tetapi tidak akan

untuk mendiagnosis malaria dengan mudah. Pertama-tama tergantung pada

Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk peningkatan fasilitas diagnostik sehingga

memberikan hasil positif sangat tinggi. dokter dapat mengandalkan tes

Pada penilaian spesifitas diagnostik, tetapi kemudian pada

didapatkan Nilai spesifitas didapatkan perubahan dalam perilaku diagnostik

sebesar 68%, yang berarti kemampuan yang sudah berlangsung lama oleh

mendiagnosis malaria dengan rapid dokter. Keduanya sulit dengan sumber

diagnostic test untuk memberikan hasil daya yang terbatas, tetapi pengalaman

negatif pada mereka yang tidak menderita dari Eropa dalam mengubah perilaku
resep antibiotik menunjukkan bahwa

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
185

mendorong perubahan dalam perilaku keberlanjutan pengobatan kombinasi


dokter akan menjadi lebih sulit dari artemisinin di Afrika kemungkinan akan
keduanya. gagal kecuali jika ada cara yang dapat
Tantangan untuk laboratorium menyebabkan perubahan besar dalam
diagnostik di Afrika, yang meliputi perilaku peresepan saat ini.
mikroskop yang rusak, daya terputus- Meskipun tes diagnostik cepat dan
putus, bahan habis pakai yang buruk, dan hasil slide sama-sama mengecewakan
waktu yang terbatas untuk memeriksa dalam memandu pengobatan antimalaria,
slide, telah diketahui dengan baik.  fakta bahwa mereka berdua tampaknya
Meningkatkan laboratorium rumah sakit mempengaruhi keputusan untuk
ke titik di mana hasil mereka seakurat tes meresepkan antibiotik berpotensi
diagnostik cepat tidak mudah dan tidak mendorong mengingat meningkatnya
mudah dipertahankan.  Tes diagnostik kesadaran akan pentingnya penyakit
cepat adalah satu-satunya alat baru yang bakteri sebagai penyebab kematian bayi
ditawarkan untuk meningkatkan diagnosis dan anak-anak. Namun, dokter dengan
malaria baik di sektor formal dan di mana tes positif untuk malaria, sangat tidak
diagnosis saat ini bersifat sindrom, dan mungkin untuk meresepkan apa pun
mereka memiliki potensi yang cukup kecuali obat antimalaria; ini tidak selalu
besar untuk meningkatkan tepat, karena infeksi ganda terjadi pada
diagnosis. Dalam penelitian ini, tes semua umur.
diagnostik cepat lebih akurat daripada tes Ada tiga alasan mengapa penelitian
slide rutin, dan baik pasien maupun yang kami bahas ini mungkin tidak
dokter melaporkan mencerminkan kenyataan mengenai
menyukainya. Memperkenalkan mereka penaganan malaria di negara berkembang,
ke perawatan rutin, gratis dan setelah khususnya afrika dan mungkin salah
memberikan pelatihan yang ditargetkan, mengarah pada kesan bahwa
bagaimanapun, tidak berdampak pada menggunakan tes diagnostik cepat tanpa
penggunaan obat antimalaria secara intervensi tambahan utama akan memiliki
berlebihan. Mengenakan biaya tes dan dampak terbatas. 
kemudian meresepkan obat antimalaria Pertama, resep mungkin telah
untuk pasien dengan hasil negatif mengubah praktik normal mereka sebagai
merupakan hasil terburuk yang mungkin hasil penelitian (Efek
secara ekonomi. Penempatan tes Hawthorne); namun, jika ada, ini lebih
diagnostik cepat atau tes diagnostik cenderung mendorong mereka untuk
lainnya untuk mempromosikan

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
186

mengikuti kebijakan nasional dan Di Indonesia, terdapat berbagai


mempertimbangkan hasil pengujian.  kendala yang mungkin mirip dengan yang
Kedua, tingkat Over - Diagnosis terjadi di afrika. Pencatatan
tidak lazim, tetapi semua bukti yang administrative dan evaluasi terapi yang
tersedia menunjukkan bahwa temuan kurang baik masih sering terjadi. Kami
over-diagnosis sepenuhnya tipikal rumah berharap kedepannya penelitian serupa
sakit di seluruh benua. ini dikelola dengan atau yang leibh baik dapat di lakukan di
baik, rumah sakit yang ditunjuk Indonesia. Sehingga kualitas diagnosis
pemerintah di daerah yang stabil, dengan dan terapi yang di terima oleh bangsa
staf yang telah menerima pelatihan khas Indonesia bisa menjadi lebih baik.
untuk penyedia layanan kesehatan di
Afrika.  DAFTAR PUSTAKA
Ketiga, pelatihan yang disediakan Braunwald et al. 2018 in Harrison
dalam uji coba tidak memadai, tetapi principles of internal medicines 17 th
ed., 2017. The McGraw-Hill
karena pelatihan ini jauh lebih intensif
company- New York.
dan disesuaikan dengan pengaturan
Dorland, Newman W., 2012, Kamus Saku
individu daripada yang mungkin Kedokteran Dorland Edisi 28,
dilakukan dalam peluncuran nasional, ini EGC: Jakarta.
tampaknya tidak mungkin menyebabkan Kementrian kesehatan RI RI, 2012.
bias terhadap tes diagnostik cepat. Fakta Epidemiologi dan penanganan
malaria di Indonesia.
bahwa tes diagnostik cepat adalah
Professor C. J. Whitty, 2015. The impact
teknologi yang baru diperkenalkan
of providing rapid diagnostic
mungkin telah memengaruhi malaria tests on fever management
penggunaannya baik secara positif in the private retail sector in
maupun negatif, tetapi kami menemukan Ghana: a cluster randomized trial.
Published : british medical journal
bahwa kecenderungan untuk (BMJ).
menghormati tes diagnostik cepat negatif
Reyburn , et. Al. 2007. Rapid diagnostic
tidak berbeda dengan durasi uji coba. tests compared with malaria
Meskipun dari berbagai kendala microscopy for guiding outpatient
treatment of febrile illness
dalam penegakan diagnosis dan
inTanzania: randomised trial.
penanganan malaria yang terjadi sat ini. Published : british medical journal
Diagnosis yang akurat dari pemeriksaan (BMJ).
uji diagnostic yang valid akan mengubah Siswosudarmo, Risanto , 2017.
arah dari terapi pasien. Diagnostic Test. Fakultas
kedokteran UGM. Yogyakarta.

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890
187

Sudoyo, AW, Setiyohadi B, Alwi I,


Simadibrata M, Setiati S. Buku
Ajar Ilmu. Penyakit Dalam Jilid II
edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
World health Organization. 2012. Malaria
in International travel and health
Chapter &.

Jurnal Kedokteran p-ISSN 2460-9749


Vol. 05 No.01 Desember 2019 e-ISSN 2620-5890

Anda mungkin juga menyukai